Anda di halaman 1dari 3

Home Profil Album Talirasa Blog Tejotube Macapat Galeri Kontak dan Pesan CD Sujiwotejo

Wayang Durangpo Tahun I (2009 - 2010) search here … Go

Episode 43 Waspadai Angka Keramat 32


Sunday, 13 June 2010 8,632 Views
Wayang Durangpo
…………. ”Angka 32 itu keramat, wingit, karena
diotak-atik dengan cara apa pun tetap punya Episode 157 Halal bil Halal ala
makna. Lihatlah 3 tambah 2 itu lima. Panca Prabu Kresna
Sunday, 19 August 2012
wiwijangan. Indra kita berjumlah lima. Itu yang
wajib kita pertimbangkan. Lalu 3 kali 2 itu enam.
Episode 156 Satrio Boyong
Sad wiwijangan. Itu yang namanya krenteging ati,
Pambukaning Aib
firasat. Itulah tambahan pertimbangan buat kita. Sunday, 12 August 2012
Dan tahukah kamu, Le, bocah sekolah dasar, 32
dibagi 8 sama dengan 4…ada 8 ada 4…8,4 triliun… Episode 155 Bambang Sagara Ari-
itulah yang diusulkan jadi dana aspirasi anggota arimu …
DPR…” ……….. Sunday, 5 August 2012

INI sangat urgent. Mendesak. Sampai-sampai ponokawan Togog dan Mbilung kedungsang-
dungsang datang ke Amerta. Biasanya Togog-Mbilung berdinas menemani dan kasih nasihat
tokoh-tokoh dari dunia hitam. Sekarang mereka malah berkunjung ke Amerta, tempat para
Pandawa. Lha wong Raden Arjuna, penengah Pandawa, sampai sekarang sudah hampir 32 hari
32 malam tidak mau bicara. Bagaimana tidak dianggap urgent?
Blog
Lautan Tangis…Lautan Tangis…
Gareng menduga, Risang Dananjaya itu sudah hampir 32 siang-ratri ndak berkenan ngomong Lautan Tangis
lantaran malu kepada laki-laki serupa Ariel. Ndak gengsi gimana, wong Dananjaya ya Arjuna Thursday, 26 November 2009
sudah kondang dijuluki lelananging jagad, lelakinya dunia. Ternyata di atas langit masih ada
langit, di balik Gayus masih ada ber-Gayus-Gayus. Di muka bumi jagad keblat papat ini ternyata Dongeng Cinta Kontemporer II –
masih ada pejantan yang lebih jos ketimbang dirinya. Sujiwo Tejo
Friday, 6 November 2009

Adik Gareng, Petruk, meredakan suasana. Dia wadul ke Togog. Menurut Petruk, bisa jadi Ndoro Drama Musikal Pengakuan
Kombang Ali-ali itu puasa tanpa sabda sampai nyaris full 32 hari 32 malam bukan karena Rahwana, 6 Desember 2008
kehilangan muka pada lelaki bermuka Ariel. Ndoro Kombang Ali-ali jauh lebih unggul. Monday, 26 November 2007

Ingat Dewi Larasati? Putri Kresna yang keahlian memanahnya jauh lebih unggul ketimbang
Srikandi itu saja sudah tersensus sebagai istri Arjuna yang ke-41. Padahal abis sama Ning Laras,
Cak Kombang Ali-ali ya alias Margono itu masih kawin lagi, kawin lagi. Ah, angka 32 nggak ada
apa-apanya kalau dibanding jumlah istri Arjuna…

”Abdi te’ nyaho’ naon eta’ angka 32 mah?” Mbilung nyahut dalam bahasa Sunda. Maksudnya, dia
ndak mudeng kok dari tadi ribut angka 32 itu kenapa. ”Aku malah pertama dengar angka 32 itu
dari Mas Pramono Anung. Kan pekan lalu di DPR ada sidang Panitia Pengawas Century. Anggota
DPR protes kok laporan Pak KPK, Pak Jaksa, Pak Polisi, ndak beres-beres padahal sudah datang
ke DPR dua kali. Niat apa nggak sih mereka mengusut kasus Century sampai tuntas tas tas
tas…? Nah, Mas Pram yang mimpin sidang bilang, ndak papa toh baru 2 kali, yang penting tidak
sampai 32 kali…”

”Bagong?” Togog sebagai kakak Semar, mewakili Semar meminta pendapat si bungsu
ponokawan Pandawa.

”Wah, Pakde Togog, Ariel itu siapa saya ndak tahu. Biasanya kalau dipanggil Ariel itu nama
aslinya Syahril. Padahal saya ndak tahu Syahril Djohan, SD, sekarang di mana. Dan apakah masih
sungguh-sungguh diperiksa dalam perkara makelar kasus. Yang masih dikuyo-kuyo kan SD yang
lain, Susno Duadji. Terus soal Century saya juga sudah lupa, apa itu. Kesuwen. Kelamaan. Jadi
saya no comment saja, Pakde.”

”Kalau soal angka 32, Gong?”

”Nah, kalau soal angka itu saya inget persis, Pakde. Itulah jumlah tahun ketika Pak Harto
berkuasa. Total jenderal keseluruhannya 32 warsa. Ini kita hitung sejak 1966 sampai 1998.”

***

Atas nama Semar, dari berbagai masukan, Togog menyimpulkan pandangan baru. Raden
Mintaraga alias Arjuna, menurut Togog, tidak prihatin lantaran merasa kalah pamor pada Ariel.
Sang Palguna itu berpuasa bicara selama hampir 32 hari 32 malam lantaran ingin menghayati
betapa kuat dan berwibawanya pemerintahan Pak Harto selama 32 tahun.

Seburuk-buruknya zaman Pak Harto, mana mungkin hakim ndak patheken pada pertimbangan
presiden yang disokong aspirasi masyarakat. Ingat kan? Waktu itu Pak Presiden minta agar
Bibit-Chandra dibebaskan dari kasus dugaan pemerasan terhadap Anggodo. Rakyat mendukung.
Dukungan diperkuat oleh Tim 32 dibagi 4 yaitu Tim 8. Maka pemimpin KPK itu bisa kembali aktif
jadi komandan kesatuan tempur pada korupsi.

Satu-satunya kantor yang digadang-gadang rakyat bisa mengusut kasus Century kan KPK.
Orang-orang sudah ndak percaya kepada kejaksaan dan kepolisian. Eh, sekarang pengadilan
memenangkan Anggodo. Artinya Bibit-Chandra akan diseret kembali ke pengadilan. Kantor KPK
akan kembali kosong. Musnah sudah harapan masyarakat agar kasus Century diusut secara
tuntas tas tas tas….

Tunggu dulu…Limbuk dan Cangik datang tergopoh-gopoh. Pembacaan kesimpulan oleh Togog
terhenti. Ponokawan Limbuk yang disertai emaknya itu menangis lantaran gagal berfoto dengan
Presiden Obama di Indonesia. Dia cuma punya potret bareng Obama di Amrik.

Napas Limbuk masih tersengal-sengal karena tangis, dan kembang-kempis karena berlarian
jauh dari kantornya di Astina.

”Kebangeten Kang Obama itu,” kata Limbuk. ”Sudah dua kali dia mblenjani janji akan datang
menengok saya. Padahal kurang apa saya menjaga perasaan Obama. Saya tahu dia dan para
leluhurnya sangat tergantung fulus Yahudi. Makanya pas Israel menyerang kapal bantuan
kemanusiaan ke Palestina, pas pemimpin negara-negara lain mengutuk Israel, saya nahaaaaan
supaya tidak mengutuk Israel.”

Jeda tangisan. Setelah itu Limbuk berlanjut, ”Saya tidak ngutuk Israel karena saya takut nyakiti
perasaan Obama. Harga diri saya sudah saya gadaikan demi Obama. Eh, masih juga Obama
batal copy darat dengan saya. Dua kali gagal lagi deh cita-cita saya untuk memamerkan foto
saya meluk Obama di Indonesia kepada Pak SBY…hiks..hiks…hiks…”

”Tenang, Mbuk,” hibur Bagong. ”Baru batal 2 kali. Belum 32 kali…”

***

Ternyata berita acara Togog harus diperbaiki. Kedatangan Limbuk meski semula cuma mau
curhat atas batalnya Obama ke Indonesia sebanyak 32 dibagi 16 kali alias 2 kali, ternyata juga
membawa info penting dari juragannya di Astina, Dewi Banuwati. Kekasih gelap Arjuna itu
bilang, sesungguhnya Arjuna menyesal. Kenapa waktu zaman mereka masih hot-hot-nya
pacaran belum musim kamera video. Akibatnya Arjuna nggak bisa pamer bukti.

Jadi bukan soal angka ”32” itu yang biangkerok masalah buat Arjuna. Wong waktu Julio Iglesias
didesas-desuskan pernah tidur dengan 3.000 perempuan, Arjuna juga menter kok. Tenang-
tenang saja. Karena penyanyi dari Amerika Latin itu tak sanggup menunjukkan bukti rekaman
video.

Anehnya, Cangik, sama-sama dari Astina dan dari sumber yang satu, Dewi Banuwati, Permaisuri
Raja Duryudana, punya info penting yang berbeda. Konon menurut Banuwati, kekasih gelapnya
diam saja prihatin selama 32 hari 32 malam karena video porno dipakai untuk mengalihkan
perhatian masyarakat. Sekarang berita-berita tentang rentetan Gayus dan mafia perpajakan
ketutup soal video porno.

Risang Dananjaya, menurut Banuwati, adalah tokoh yang kepekaan sosialnya tinggi sekali.
Dananjaya prihatin, berita-berita penyergapan teroris sudah tak mampu lagi mengalihkan
perhatian masyarakat dari isu-isu ketidakadilan yang lain termasuk soal Century. Maka
dialihkanlah kepedulian masyarakat kepada pornografi. Nanti kalau video porno sudah tidak
mempan lagi mengalihkan perhatian masyarakat pada isu-isu sosial, kita akan memerlukan
pengalihan apa lagi?

Itulah yang membuat Dananjaya prihatin.

***

Keprihatinan orang biasa mungkin tak menimbulkan apa-apa. Lain halnya kalau yang nandang
sungkawa tokoh spiritual sekelas Arjuna. Kahyangan Suralaya geger. Batara Guru penguasa
kahyangan tersebut segera memerintahkan Batara Indra turun ke Mayapada, menemui Arjuna.

Dulu waktu nyambangi Arjuna sebagai Begawan Ciptaning di gua Mintaraga, Batara Indra
menyamar pandita tua, Resi Padya. Sekarang Indra menyamar sebagai murid sekolah dasar
yang sedang kesengsem video porno di telepon genggamnya.

Dulu Resi Padya menguji Arjuna dengan angka-angka. Arjuna disuruh menebak jumlah butir
beras yang digenggam Resi Padya dan apa makna jumlah tersebut. Sekarang, bocah sekolah
dasar samaran Batara Indra pun menggladi Arjuna tentang apa itu angka 32. Ah, Arjuna
menjawabnya dengan tangkas.

”Angka 32 itu keramat, wingit, karena diotak-atik dengan cara apa pun tetap punya makna.
Lihatlah 3 tambah 2 itu lima. Panca wiwijangan. Indra kita berjumlah lima. Itu yang wajib kita
pertimbangkan. Lalu 3 kali 2 itu enam. Sad wiwijangan. Itu yang namanya krenteging ati, firasat.
Itulah tambahan pertimbangan buat kita. Dan tahukah kamu, Le, bocah sekolah dasar, 32 dibagi
8 sama dengan 4…ada 8 ada 4…8,4 triliun…itulah yang diusulkan jadi dana aspirasi anggota
DPR…”

”Hahaha…Jangan guyon, Oom Arjuna,” kata si murid sekolah dasar, lalu matanya kembali ke
video porno di HP-nya.

”Aku serius. Kembali ke 32. Sadarkah kamu, 3 pangkat 2 itu 9. Itulah jumlah lubang pada setiap
insan, babahan hawa sanga, yang harus kita kendalikan saat meditasi. Panca indra dan firasat
harus kita pertimbangkan tapi bukan segala-galanya. Keheningan kalbu saat kita menguasai
babahan hawa sanga justru harus menjadi komandan untuk mengarahkan panca indra dan
firasat dalam menanggapi apa pun termasuk soal video porno. Maka, hei bocah, lewat puasaku
ini aku minta bantuanmu untuk menggugah kesadaran masyarakat agar jembar wawasannya
dalam menanggapi video porno…”

”Ah, Oom Arjuna, aku cuma bocah SD, apa dayaku?”

”Jangan mungkir. Kembali ke 32. Angka 3 dikurangi 2 jadi 1. Itulah satu-satunya wujud yang kini
ada di depanku: Batara Indra.”

Bocah SD ber-HP video porno itu badar jadi aslinya, Batara Indra, dan merangkul Arjuna. (*)

DISADUR SELENGKAPNYA DARI JAWA POS, KOLOM MINGGUAN, WAYANG DURANGPO

© 2018 Sujiwotejo ↑

Anda mungkin juga menyukai