Anda di halaman 1dari 4

Nama: Febry Amellia

NPM : 1813031054

Kelas : B

Pertanyaan : Coba kemukakan disini bagaimana menganalisis kualitas tes dan butir soal, sertakan
contohnya?

Jawaban:

Izin menjawab bu,

Analisis butir soal adalah pengkajian pertanyaan tes agar diperoleh perangkat pertanyaan
yang memiliki kualitas memadai. Analisis yang dilakukan atas dasar uji coba dinamakan analisis
empiris. Sedangkan analisis berdasarkan karakteristik yang tampak pada tes tersebut tanpa uji
coba dinamakan analisis rasional, karena semata-mata dilakukan atas dasar pertimbangan rasio.

Ada beberapa analisis butir soal, yakni analisis tingkat kesukaran soal dan analisis daya pembeda
disamping validitas dan reabilitas. Menganalisis tingkat kesukaran soal artinya mengakaji soal
dari segi kesulitannya sehingga dapat diperoleh soal mana yang termasuk mudah, sedang dan
sukar. Sedang menganalisis daya pembeda artinya mengkaji soal tes dari segi kesanggupan tes
tersebut dalam membedakan siswa yang termasuk kategori kuat/tinggi prestasinya. Sedangkan
validitas dan reabilitas mengkaji kesulitan dan keajegan pertanyaan tes.

Contoh:

1. Tingkat Kesulitan atau Kesukaran

Misalkan suatu tes yang terdiri atas N soal yang diberikan kepada 40 siswa. Dari hasil tes
tersebut, tiap-tiap soal dianalisis taraf kesukarannya. mula-mula hasil tes itu kita susun
kedalam peringkat, kemudian kita ambil 25% (10 lembar jawaban siswa kelompok pandai),
dan 10 lembar jawaban siswa dari kelompok yang kurang pandai. Kemudian kita tabulasikan.
Misalkan dari tabulasi soal kita peroleh hasil sebagai berikut: yang menjawab benar dari
kelompok pandai ada 9 siswa, dan yang menjawab benar dari kelompok kurang pandai ada 4
siswa.
Dengan menggunakan rumus diatas, maka taraf kesukaran atau TK dari soal adalah:

TK =  U + L  =  9 + 4  =  0,65 atau 65%

T             20 

Jadi dapat disimpilkan bahwa nilai dari TK atau tingkat kesukarannya adalah 65%.  

2. Daya Pembeda

Dari hasil tes lomba olimpiade IPS, jumlah siswa yang dites adalah 40 siswa, sedangkan
tes tersebut terdiri dari 20 soal. Setelah hasil tes tersebut diperiksa, kemudian disusun
kedalam peringkat untuk menentukan 25% siswa yang termasuk kelompok pandai (upper
group) dan 25% siswa yang termasuk kelompok kurang (lower group).Kemudian hasil tes
tersebut ditabulasikan dengan menggunakan format tabulasi jawaban tes, kemudian hasil
tabulasi dari kedua kelompok tersebut dimasukkan kedalam format analisis soal tes, sehingga
kita dapat menghitung tingkat kesukaran dan daya pembeda tiap soal yang kita analisis.

Misalkan dari tabulasi soal no. 1 kita peroleh hasil sebagai berikut: yang menjawab benar
dari kelompok pandai ada 10 siswa, dan yang menjawab benar dari kelompok kurang ada 9
siswa. Maka daya pembedanya adalah:

DP  =   U – L

½ T =    10 – 9

     ½ x (20) =      1

        10 =     0,10

Jadi dapat disimpulkan bahwa indeks pembedanya adalah 0,10.

3. Analisis pengecoh (Efektifitas Distraktor )

50 orang peserta didik dites dengan 10 soal bentuk pilihan ganda. Tiap soal memiliki
alternatif jawaban (a, b, c, d, e). Kunci jawaban (jawaban yang benar) no. 8 adalah c.
Setelah soal no.8 diperiksa untuk semua peserta didik, ternyata dari 50 orang peserta
didik, 20 peserta didik menjawab benar dan 30 peserta didik menjawab salah. Idealnya,
pengecoh dipilih secara merata.
Berikut ini adalah contoh soal no.8.

Alternatif jawaban A B C D E

Distribusi jawaban peserta


7 8 20 7 8
didik

IP 93% 107% ** 93% 107%

Kualitas pengecoh ++ ++ ++ ++ ++

          Keterangan:

**   =    kunci jawaban


++   =   sangat baik
+     =   baik
.  =    kurang baik
 _    =    jelek
_ _  =    sangat jelek

Pada contoh diatas, IP butir a, b, c, d, dan e adalah 93%, 107%, 93%, dan 107%.
Semuanya dekat dengan angka 100%, sehingga digolongkan sangat baik sebab semua
pengecoh itu berfungsi. Jika pilihan jawaban peserta didik menumpuk pada satu alternatif
jawaban, misalnya seperti berikut:

Alternatif jawaban A B C D E

Distribusi jawaban peserta didik 20 2 20 8 0

IP 267% 27% ** 107% 0%

Kualitas pengecoh _ - ** ++ _
Dengan demikian, dapat ditafsirkan pengecoh (d) yang terbaik, pengecoh (e) dan (b)
tidak berfungsi, pengecoh (a) menyesatkan, maka pengecoh (a) dan (e) perlu diganti
karena termasuk jelek, danpengecoh (b) perlu direvisikarena kurang baik. adapun kualitas
pengecoh berdasar indeks pengecoh adalah:
Sangat baik    IP  =  76% - 125%
Baik               IP  =  51% - 75%  atau  126% - 150%
Kurang baik   IP  =  26% - 50%  atau  151% - 175%
Jelek               IP  =  0% - 25%  atau  176% - 200%
Sangat jelek   IP  =  lebih dari 200% 

Anda mungkin juga menyukai