Anda di halaman 1dari 4

SOAL

1. Keseimbangan untuk sebuah perekonomian yang memiliki karakteristik sebagai berikut:


a. Konsumsi (C) = 8-2P, Investasi (I) = 10, pengeluaran pemerintah (G) = 20, dan
penawaran agregat (AS) = 2 + P
b. Apa yang terjadi terhadap produksi dan harga jika pemerintah menaikkan
pengeluaran G=35
c. Jelaskan pula apa yang terjadi apabila penawaran agregat (AS) = 15

Jawab:
Rumus:

AS=AD
Y=C+1+G

a. AS=AD AS(Y) =2+P


Y=C+I+G AS(Y) =2+12
2+P=8-2P+10+20 AS(Y) =14
P+2P=38-2
3P=36
P=36/3
P=12

Jadi, keseimbangan akan terjadi ketika harga(p) = 12 dan pendapatan Y = 14

b. Jika G = 35,maka:
AS =AD AS(Y) = 2+P
Y = C+I+G AS(Y) = 2+ 17
2 + P = 8-2P +10 +35 AS(Y) = 19
P + 2P = 53 -2
3P = 51
P = 51/3
P = 17
Jadi, keseimbangan yang akan terjadi ketika pemerintah menaikan pengeluaran yang
akan mengakibatkan terciptanya keseimbangan baru yaitu harga P = 17 dan pendapatan
Y = 19.
c. Jika AS= 15, maka:
AS = 2+ P
15 = 2+ P
15-2 = P
13 = P
Mengakibatkan berubahnya harga barang tersebut dalam keseluruhan dan menyebabkan
keseimbangan berada pada harga P = 13 dengan pendaptan Y = 15
ANALISIS DATA DI LAPANGAN

Rata-rata Harga Eceran Nasional Beberapa Jenis


Jenis Barang (Harga
Barang
Eceran)
2014 2015 2016
Daging Ayam Ras (kg) 34534.5 36695.75 38613.58
Daging Sapi (kg) 93043.83 98460 106565.08
Susu Kental (kaleng
385ml) 9444.08 9806.58 9921.17
Minyak Goreng (kg) 13722.08 13692.33 13858.92
Gula Pasir (kg) 11782.75 12570.75 14516.5
Tepung Terigu (kg) 7780.83 7895.92 8016.25
Cabai Rawit (kg) 35790.58 35986.25 37650.17
Cabai Merah (kg) 30462.75 30305.75 39333.08
Telur Ayam Ras (kg) 17769.08 19648.42 20472.67
Ikan Kembung (kg) 28333.42 30202.83 30924.17

Inflasi (Umum)
Kota Inflasi 2016 2015 2014
Tahunan Tahunan Tahunan
INDONESIA 3.02 3.35 8.36
Sumber : Bandan Pusat Statistik ( BPS )

Berdasarkan inflasi pada tahun 2014-2016, tingkat inflasi mengalami penurunan dari 8,36%
hingga 3,02%. Penurunan tingkat inflasi tersebut merupakan dampak dari kinerja yang cukup
baik dari pemerintah. Meskipun inflasi mengalami penurunan, tetapi harga barang tetap
mengalamai kenaikan. Penurunan inflasi tidak sama dengan penurunan harga, hanya persentase
inflasi saja yang turun dan bukan harga barang. Beberapa harga bahan makanan seperti daging
sapi, daging ayam, telur, dan kebutuhan sembako lainya tetap mengalami kenaikan harga.
Kenaikan harga ini dapat kita lihat misalnya seperti daging sapi yang pada tahun 2014 harga
rata-ratanya adalah Rp. 93043.83 dan mengalami kenaikan pada tahun 2016 menjadi Rp.
106565.08 . Tentu saja tidak hanya pada daging sapi, harga daging ayam juga mengalami
kenaikan yang sebelumnya pada tahun 2014 seharga Rp 34534.5 menjadi Rp. 38613.58 pada
tahun 2016. Hal ini tentu saja berpengaruh terhadap kurva AD-AS. Produsen yang mengetahui
harga naik akan menambah jumlah barang yang ditawarkan, sedangkan konsumen akan
mngurangi jumlah konsumsinya akibat kenaikan harga tersebut. Tentu saja kondisi ini akan
membuat titik keseimbangan yang baru. Namun seharusnya kenaikan harga yang terjadi harus
dibarengi dengan peningkatanan pendapatan oleh masyarakat , sehingga kondisi pasar tetap
stabil. Untuk mengatasi hal tersebut ,pemerintah melakukan kebijakan moneter kontraktif untuk
mengurangi jumlah uang yang beredar agar harga kembali stabil. Kebijakan moneter yang dapat
dilakukan antara lain meningkatkan suku bunga, menaikan cadangan kas minimum bank, pasar
terbuka dengan menjual surat obligasi kepada masayarakat dan pemberian kredit selektif. Hal ini
bertujuan untuk menstabilkan harga yang begitu tinggi dan juga menarik jumlah uang yang
beredar terlalu banyak pada masyarakat.

Kenaikan harga yang disebabkan oleh inflasi akan menyebabkan kurva AD-AS bergeser ke arah
sesuai dengan korelasinya. Agregat demand akan bergeser kekiri apabila menghalami kenaikan
harga, sementara agregat supply akan bergeser ke kanan saat mengalami kenaikan harga.

Anda mungkin juga menyukai