Anda di halaman 1dari 41

PEMBIAYAAN SATUAN PENDIDIKAN

SMK PENERBANGAN PBD MEDAN

MINI RISET

Di Susun Oleh :

Nama : Jamal Thahir Karo-Karo


NIM : 8196131002
PRODI : S2/ADMINISTRASI PENDIDIKAN II/A
Dosen Pengampu : Dr. Eka Daryanto, M.T.

PASCA SARJANA

ADMINISTRASI PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2020
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Pendidikan mempunyai peranan yang penting dalam peningkatan kualitas sumber
daya manusia. Pendidikan mempengaruhi secara penuh pertumbuhan ekonomi suatu bangsa.
Hal ini bukan saja karena pendidikan akan berpengaruh terhadap produktivitas, tetapi juga
akan berpengaruh terhadap fertilitas masyarakat. Pendidikan menjadikan sumber daya
manusia lebih bisa cepat mengerti dan siap dalam menghadapi perubahan di lingkungan
kerja.
Sekolah sebagai lembaga pendidikan memiliki peran yang sangat besar sebagai agen
perubahan (agent of change), sekaligus untuk menyiapkan peserta didik melalui kegiatan
bimbingan, pengajaran dan latihan, agar siap memasuki era global yang penuh persaingan.
Pemerintah serius dalam menangani bidang pendidikan sebab dengan pendidikan yang baik
diharapkan muncul generasi penerus bangsa yang berkualitas, unggul dan kompetitif. Untuk
menciptakan pendidikan yang maju dan berkualitas diperlukan manajemen yang baik dan
dukungan guru yang berkualitas.
Dalam upaya setiap pencapaian tujuan pendidikan, biaya pendidikan memiliki
peranan yang sangat menentukan. Oleh karena itu, pendidikan tanpa dukungan biaya yang
memadai, proses pendidikan di sekolah tidak akan berjalan sesuai dengan harapan. Keuangan
dan pembiayaan merupakan salah satu sumber daya yang secara langsung menunjang
efektivitas dan efisiensi pengelolaan pendidikan. Hal tersebut lebih terasa lagi dalam
implementasi MBS, yang menuntut kemampuan sekolah untuk merencanakan,
melaksanakan, dan mengevaluasi serta mempertanggungjawabkan pengelolaan dana secara
transparan kepada masyarakat dan pemerintah.
Pengelolaan pembiayaan pendidikan merupakan pengelolaan semua bentuk keuangan
baik usaha memperoleh atau mengumpulkan modal untuk membiayai aktifitas atau kegiatan
program pendidikan yang secara langsung maupun tidak langsung untuk menunjang
penyelenggaraan pendidikan. Dalam penyelenggaraan pendidikan, keuangan dan pembiayaan
merupakan potensi yang sangat menentukan dan merupakan bagian yang tak terpisahkan
dalam kajian manajemen pendidikan.
Sekolah menengah kejuruan (SMK) Sebagai salah satu lembaga pencetak tenaga
trampil yang mampu mengubah peradapan kehidupan. Untuk itu penyelenggaraan pendidikan
SMK harus menghasilkan lulusan yang memenuhi tuntutan masyarakat dan dunia kerja.
Penyelenggaraan pendidikan di SMK harus didukung dengan biaya pendidikan yang sepadan
dengan keterampilan yang akan diperoleh lulusan SMK. Dengan mengacu pada Surat Edaran
Direktur Pembinaan SMK Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 8275/D5.3/KR/2016 tentang Spektrum Keahlian
Pendidikan Menengah Kejuruan salah satunya yaitu teknologi dan rekayasa udara
(penerbangan ). Peneliti memilih sekolah SMK Penerbangan PBD Medan selain memiliki
relasi karena merupakan guru disekolah tersebut, oleh karena itu peneliti tertarik menganalisi
pembiayaan pendidikan disekolah SMK Penerbangan PBD Medan.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan uraian diatas, maka penulis merumuskan permasalahan dalam penelitian
ini sebagai berikut :
1. Apa saja pembiayaan pendidikan di SMK Penerbangan PBD Medan ?
2. Bagaimana pembiayaan pendidikan di SMK Penerbangan PBD Medan ?

1.3 Tujuan Penelitian


Adapun tujuan penelitian sebagai berikut :
1. Untuk mendeskripsikan apa Apa saja pembiayaan pendidikan di SMK Penerbangan
PBD Medan.
2. Unduk mendeskripsikan bagaimana pembiayaan pendidikan di SMK Penerbangan
PBD Medan.

1.4 Manfaat
1.4.1 Manfaat Praktis
a. Bagi Peneliti. Pertama, sebagai pengetahuan awal yang memberikan nuansa tersendiri
dalam upaya pengembangan potensi diri baik secara intelektual maupun akademis.
Kedua, Untuk menambah wawasan dan sebagai sebuah pengalaman berharga dalam
ilmu pengetahuan serta bersifat responsif, kreatif utamanya dalam bidang Manajemen
Pembiayaan.
b. Bagi Lembaga. Dapat dijadikan sebagai dasar untuk terampil dalam mengelola
pembiayaan pendidikan.
c. Bagi Masyarakat. Hasil penelitian ini berguna bagi semua lapisan masyarakat
pendidikan dan diharapkan mampu untuk menambah wawasan dan kesadaran
masyarakat pembiayaan pendidikan .
1.4.2 Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan mampu memberikan kontribusi yang bermanfaat bagi
perkembangan ilmu pendidikan bidang manajemen khususnya mengenai pembiayaan sekolah
di SMK.
BAB II

KAJIAN TEORI

2.1 Konsep pembiyaan pendidikan


Menurut Muljani (2011: 1) pembiayaan (costing) lebih menyangkut persoalan
estimasi dan perencanaan kebutuhan biaya yang diperlukan untuk mendukung proses
pendidikan, sedangkan pendanaan (funding/financing) lebih berkaitan dengan persoalan
bagaimana, siapa, dan seberapa mendanai pendidikan. Pengertian lain menurut Mulyono
(2010: 78) : Pembiayaan pendidikan adalah sebuah analisis terhadap sumber-sumber
pendapatan (revenue) dan penggunaan biaya (expenditure) yang diperuntukkan sebagai
pengelolaan pendidikan secara efektif dan efisien dalam rangka mencapai tujuan yang telah
ditentukan.
Berdasarkan pendapat diatas dapat disimpulkan pembiayaan pendidikan adalah
analisis terhadap kebutuhan biaya, pengalokasian biaya, dan sumber-sumber dana yang
diperlukan untuk penyelenggaraan pendidikan. Menurut Dadang Suhardan, Riduwan, & Enas
(2012: 22) “Biaya pendidikan adalah total biaya yang dikeluarkan baik oleh peserta didik,
keluarga yang menyekolahkan anak, warga masyarakat perorangan, kelompok masyarakat
maupun yang dikeluarkan oleh pemerintah untuk kelancaran pendidikan”.
Menurut Harsono (2007: 9) biaya pendidikan adalah semua pengeluaran yang
memiliki kaitan langsung dengan penyelenggaraan pendidikan. Pengeluaran yang tidak
memiliki kaitan langsung dengan penyelenggaraan pendidikan dapat disebut sebagai
pemborosan, atau pengeluaran yang mestinya dapat dicegah.
Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa biaya pendidikan adalah
pengeluaran yang dilakukan oleh peserta didik, orang tua, masyarakat, dan pemerintah untuk
menyelenggarakan pendidikan. Peraturan Pemerintah Nomor 48 Tahun 2008 tentang
Pendanaan Pendidikan Pasal 3 menggolongan biaya pendidikan menjadi tiga jenis, yaitu: 1)
Biaya satuan pendidikan terdiri dari: a) Biaya investasi yang terdiri atas ; (1) Biaya investasi
lahan pendidikan; (2) Biaya investasi selain lahan pendidikan. b) Biaya Operasional yang
terdiri atas: (1) Biaya personalia; (2) Biaya nonpersonalia; c) Bantuan biaya pendidikan yaitu
dana pendidikan yang diberikan kepada peserta didik yang orang tua atau walinya tidak
mampu membiayai pendidikannya. d) Beasiswa adalah bantuan dana pendidikan yang
diberikan kepada peserta didik yang berprestasi.
Dadang Suhardan, Riduwan, & Enas (2012: 23-26) menyebutkan ada enam jenis
biaya pendidikan sebagai berikut: 1. Biaya Langsung (direct cost) merupakan biaya
penyelenggaraan pendidikan yang dikeluarkan oleh sekolah, siswa dan keluarga siswa. Biaya
langsung berwujud dalam bentuk pengeluaran uang yang secara langsung digunakan untuk
membiayai penyelenggaraan PBM, penelitian dan pengabdian masyarakat, gaji guru dan
pegawai lainnya, buku, bahan perlengkapan, dan biaya perawatan. 2. Biaya Tidak Langsung
(Indirect Cost) merupakan biaya hidup yang menunjang kelancaran pendidikannya.
Misalnya ongkos angkutan, pondokan, biaya makan sehari-hari, biaya kesehatan, biaya
belajar tambahan adalah biaya seperti pendapatan yang hilang ketika siswa belajar.
3. Private Cost merupakan keseluruhan biaya yang dikeluarkan keluarga, atau segala
biaya yang harus ditanggung dan dikeluarkan oleh keluarga anak untuk keberhasilan belajar
anaknya. Misalnya keluarga membayar guru les privat supaya anaknya pandai bahasa inggris
dan matematika, keluarga juga mengeluarkan uang tambahan supaya anak pandai
menggunakan komputer. 4. Social Cost merupakan biaya yang dikeluarkan oleh masyarakat,
baik perorangan maupun terorganisasi untuk membiayai segala keperluan belajar. 5.
Monetery Cost Selain pengeluaran dalam bentuk uang atau materi, ada juga biaya yang harus
dikeluarkan tidak dalam bentuk seperti itu melainkan berbentuk jasa, tenaga, dan waktu,
biaya semacam ini dapat diuangkan atau dinilai dan disetarakan dengan nilai uang. Biaya
yang dikeluarkan untu keperluan semacam ini disebut biaya moneter atau disebut “Monetery
Cost”.
Dari pemaparan diatas disimpulkan bahwa biaya pendidikan dapat dikelompokkan
menjadi tiga yaitu biaya satuan pendidikan, biaya penyelenggaraan pendidikan, dan biaya
personal. Biaya satuan pendidikan terdiri Biaya Investasi, Biaya Operasi, bantuan biaya
pendidikan, dan beasiswa. Biaya penyelenggaraan pendididikan meliputi Biaya Investasi dan
Biaya Operasi. Biaya Investasi meliputi Biaya Investasi Lahan Pendidikan dan Biaya
Investasi Selain Lahan Pendidikan. Biaya Operasi meliputi Biaya Operasi Personalia (gaji
pendidik dan tenaga kependidikan) dan Biaya Operasi Nonpersonalia. Biaya pendidikan
dapat bersifat pribadi dan sosial tergantung pihak yang mengeluarkan biaya.
Biaya pendidikan yang berkaitan langsung dengan pendidikan disebut biaya langsung
dan biaya pendidikan yang tidak berkaitan langsung dengan pendidikan disebut biaya tidak
langsung. Biaya langsung dan tidak langsung, serta biaya pribadi dan biaya sosial dapat
berbentuk uang dan bukan uang. Sumber Pendanaan Pendidikan Peraturan Pemerintah
Nomor 48 Tahun 2008 tentang Pendanaan Pendidikan Pasal 51 menyebutkan bahwa
pendanaan pendidikan bersumber dari Pemerintah, pemerintah daerah, dan masyarakat. Dana
pendidikan yang bersumber dari Pemerintah daerah dapat bersumber dari: 1) Anggaran
pemerintah; 2) Anggaran pemerintah daerah; 3) Bantuan pihak asing yang tidak mengikat; 4)
Sumber lain yang sah.
Menurut Dedi Supriadi (2003: 5) biaya pendidikan pada tingkat makro (nasional)
berasal dari: 1) Pendapatan negara dari sektor pajak (yang beragam jenisnya); 2) Pendapatan
dari sektor non-pajak; 3) Keuntungan dari ekspor barang dan jasa; 4) Usaha-usaha negara
lainnya, termasuk dari divestasi saham pada perusahaan negara (BUMN); 5) Bantuan dalam
bentuk hibah (grant) dan pinjaman luar negeri (loan) baik dari lembaga-lembaga keuangan
internasional (seperti Bank Dunia, ADB, IMF, IDB, JICA) maupun pemerintah baik melalui
kerjasama multilateral maupun bilateral.
Harsono (2007: 9-10) mengelompokkan biaya pedidikan berdasarkan sumbernya
menjadi 4 jenis yaitu: 1) Biaya pendidikan yang dikeluarkan oleh pemerintah; 2) Biaya
pendidikan yang dikeluarkan oleh masyarakat orang tua/wali siswa; 3) Biaya pendidikan
yang dikeluarkan oleh masyarakat bukan orang tua/ wali siswa, misalnya sponsor dari
lembaga keuangan dan perusahaan; 4) Lembaga pendidikan itu sendiri.
Dari pemaparan diatas disimpulkan bahwa sumber biaya pendidikan ada tiga yaitu
pemerintah, pemerintah daerah, dan masyarakat. Biaya pendidikan yang bersumber dari
pemerintah dapat berasal dari pendapatan negara dari sektor pajak, pendapatan dari sektor
non-pajak, keuntungan dari ekspor barang dan jasa, dan usaha-usaha negara lainnya. Biaya
pendidikan yang bersumber dari pemerintah daerah dapat berasal dari anggaran pemerintah,
anggaran pemerintah daerah, bantuan pihak asing yang tidak mengikat, dan sumber lain yang
sah.
Dari pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa Biaya Satuan Pendidikan
dikelompokkan menjadi dua, yaitu biaya satuan pendidikan di tingkat sekolah dan biaya
satuan per peserta didik. Biaya satuan di tingkat sekolah yaitu biaya pendidikan yang
dikeluarkan sekolah untuk penyelenggaraan pendidikan pada satu tahun pelajaran. Biaya
satuan per peserta didik yaitu biaya pendidikan yang ditanggung oleh per peserta didik dalam
menempuh pendidikan di sekolah pada satu tahun pelajaran. Biaya satuan per peserta didik
diperoleh dengan cara membagi jumlah pengeluaran sekolah dengan jumlah peserta didik
pada tahun yang bersangkutan.
2.2 Pembiyaan Satuan Pendidikan

Biaya pendidikan merupakan sumber daya keuangan yang disediakan untuk


menyelenggarakan dan mengelola pendidikan. Pembiayaan pendidikan merupakan
penyediaan sumberdaya keuangan yang diperlukan untuk penyelenggaraan dan pengelolaan
pendidikan. Sistem pembiayaan pendidikan merupakan proses dimana pendapatan dan
sumber daya tersedia digunakan untuk memformulasikan dan mengoperasionalkan sekolah.
Pembiayaan pendidikan menjadi tanggung jawab bersama antara Pemerintah, Pemerintah
Daerah, dan Masyarakat. Pemerintah yang dimaksud dalam pembiayaan pendidikan adalah
Pemerintah Pusat, sedangkan Pemerintah Daerah yang dimaksud dalam pembiayaan jenjang
pendidikan menengah adalah Pemerintah Provinsi, sebagaimana yang tertuang dalam
Lampiran UU Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah.
Masyarakat yang dimaksud dalam konteks ini adalah orang tua wali peserta didik,
peserta didik, serta pihak lain yang mempunyai perhatian dan peranan dalam bidang
pendidikan. Selanjutnya pembiayaan tambahan untuk penyelenggaran pendidikan dapat
bersumber dari bantuan pihak asing yang tidak mengikat dan atau sumber lain yang sah.
Proses pembelajaran untuk mengembangkan potensi peserta didik, membutuhkan berbagai
sumber daya untuk penyelenggaraannya seperti pendidik, tenaga kependidikan, sarana dan
prasarana serta peran serta masyarakat. Faktor lain yang menjadi penentu keberhasilan
pendidikan adalah dana pendidikan. Dana pendidikan adalah sumber daya keuangan yang
disediakan untuk menyelenggarakan dan mengelola pendidikan.
Di dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2013 Tentang
Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional
Pendidikan, dinyatakan bahwa Standar Pembiayaan adalah kriteria mengenai komponen dan
besarnya biaya operasi satuan pendidikan yang berlaku selama satu tahun. Biaya operasi
satuan pendidikan adalah bagian dari dana pendidikan yang diperlukan untuk membiayai
kegiatan operasi satuan pendidikan agar dapat berlangsungnya kegiatan pendidikan yang
sesuai Standar Nasional Pendidikan secara teratur dan berkelanjutan. PP Nomor 48 Tahun
2008 pada pasal 3 ayat 2 mengklasifikasikan biaya satuan pendidikan menjadi biaya
investasi, biaya operasi, bantuan biaya pendidikan, dan beasiswa. Selanjutnya biaya investasi
terdiri atas biaya investasi lahan pendidikan dan biaya investasi selain lahan pendidikan, dan
biaya operasi terdiri atas biaya personalia dan biaya non personalia.
Biaya Operasi Personalia Menurut Panduan Penghitungan Biaya Operasional Satuan
Pendidikan (2011: 11), Biaya Operasi Personalia meliputi gaji dan tunjangan (yang melekat
pada gaji, fungsional, profesi) untuk pendidik dan tenaga kependidikan sebagai berikut: 1)
Untuk pendidik, berupa: a) Gaji Pokok dan Tunjangan yang melekat pada gaji untuk guru
yang merangkap sebagai Kepala Sekolah dan Wakil Kepala Sekolah. b) Gaji Pokok dan
Tunjangan yang melekat pada gaji untuk guru lainnya (yang tidak merangkap sebagai Kepala
Sekolah dan Wakil Kepala Sekolah). c) Tunjangan fungsional untuk guru termasuk yang
merangkap sebagai Wakil Kepala Sekolah (tidak termasuk guru yang merangkap sebagai
Kepala Sekolah). d) Tunjangan profesi untuk guru termasuk yang merangkap sebagai Kepala
Sekolah dan Wakil Kepala Sekolah. 2) Untuk Tenaga Kependidikan, berupa: a) Tunjangan
Kepala Sekolah (berupa tunjangan fungsional dan tunjangan lain jika ada) dan Wakil Kepala
Sekolah. b) Gaji Pokok dan Tunjangan yang melekat pada gaji untuk Laboran, Pustakawan,
Teknisi Sumber Belajar, Tenaga TU, Tenaga Kebersihan.
Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen mengelompokkan
biaya pegawai menjadi dua kelompok yaitu: 1) Gaji pokok serta tunjangan yang melekat pada
gaji; 2) Penghasilan lain yang terdiri dari: a) Tunjangan profesi adalah tunjangan yang
diberikan kepada guru yang telah memiliki sertifikat pendidik yang diangkat oleh
penyelenggara pendidikan/satuan pendidikan yang diselenggarakan oleh masyarakat.
Besarnya tunjangan setara dengan satu kali gaji pokok. b) Tunjangan fungsional adalah
tunjangan yang diberikan kepada guru yang diselenggarakan oleh Pemerintah dan pemerintah
daerah. Besar tunjangan mengikuti subsidi yang dialokasikan Pemerintah dan pemerintah
daerah. c) Tunjangan khusus Tunjangan khusus adalah tunjangan yang diberikan guru yang
bertugas didaerah khusus. d) Maslahat tambahan adalah tambahan kesejahteraan yang
diperoleh dalam bentuk tunjangan pendidikan, asuransi pendidikan, beasiswa, dan
penghargaan bagi guru serta kemudahan untuk memperoleh pendidikan bagi putra putri
guru, pelayanan kesehatan, atau bentuk kesejahteraan lain.
Biaya operasi non personalia untuk SMK merupakan biaya yang dibutuhkan satuan
pendidikan SMK dalam rangka pelaksanaan operasional sekolah selain gaji dan tunjangan
pegawai. Permendikbud Nomor 69 Tahun 2009 tentang Standar Biaya mengklasifikasikan
biaya operasi non personalia menjadi 11 kelompok biaya yaitu : biaya untuk pengadaan alat
tulis sekolah yang dibutuhkan untuk pengelolaan sekolah dan proses belajar. Biaya alat dan
bahan habis pakai adalah biaya untuk pengadaan alat-alat dan bahan-bahan praktikum IPA,
alat-alat dan bahan-bahan praktikum IPS, alat-alat dan bahan-bahan praktikum bahasa, alat-
alat dan bahan- bahan praktikum komputer, alat-alat dan bahan-bahan praktikum ketrampilan,
alat-alat dan bahan-bahan olah raga, alat-alat dan bahan- bahan kebersihan, alat-alat dan
bahan-bahan kesehatan dan keselamatan, tinta stempel, toner/tinta printer, dan lain-lain yang
habis dipakai dalam waktu satu tahun atau kurang.
Biaya pemeliharaan dan perbaikan ringan adalah biaya untuk memelihara dan
memperbaiki sarana dan prasarana sekolah/madrasah untuk mempertahankan kualitas sarana
dan prasarana sekolah/madrasah agar layak digunakan sebagai tempat belajar dan mengajar.
Biaya daya dan jasa merupakan biaya untuk membayar langganan daya dan jasa yang yang
mendukung kegiatan belajar mengajar di sekolah/madrasah seperti listrik, telepon, air, dan
lain-lain. Biaya transport/perjadin adalah biaya untuk berbagai keperluan perjalanan dinas
pendidik, tenaga kependidikan, dan peserta didik baik dalam di kota maupun ke luar kota.
Biaya konsumsi adalah biaya untuk penyediaan konsumsi dalam kegiatan sekolah/madrasah
yang layak disediakan konsumsi seperti rapat-rapat sekolah/madrasah, perlombaan di
sekolah/madrasah, dan lain-lain. Biaya asuransi adalah biaya membayar premi asuransi untuk
keamanan dan keselamatan sekolah/madrasah, pendidik, tendik, dan peserta didik, dan lain-
lain. Biaya pembinaan siswa/ekstrakurikuler adalah biaya untuk menyelenggarakan kegiatan
pembinaan siswa melalui kegiatan ekstrakurikuler seperti Pramuka, Palang Merah Remaja
(PMR), Unit Kesehatan Sekolah (UKS), Kelompok Ilmiah Remaja (KIR), olah raga,
kesenian, lomba bidang akademik, perpisahan kelas terakhir, pembinaan kegiatan
keagamaan, dan lainlain.
Biaya uji kompetensi adalah biaya untuk penyelenggaraan ujian kompetensi bagi
peserta didik SMK yang akan lulus. Biaya praktik kerja industri (prakerin) adalah biaya untuk
penyelenggaraan praktik industri bagi peserta didik SMK. Biaya pelaporan adalah biaya
untuk menyusun dan mengirimkan laporan sekolah/madrasah kepada pihak yang berwenang.
Selanjutnya dalam memberikan layanan pendidikan, SMK mengintegrasikan kesebelas
rincian biaya operasi non personalia tersebut ke dalam dalam 8 Standar Nasional Pendidikan
dalam Rencana Kerja Anggaran Sekolah (RKAS). Kedelapan standar nasional tersebut yaitu:
1) Standar Isi; 2) Standar Proses; 3) Standar Penilaian; 4) Standar Kompetensi Lulusan; 5)
Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan; 6) Standar Sarana dan Prasarana; 7) Standar
Pengelolaan; dan 8) Standar Pembiayaan.
Biaya Investasi menurut BSNP (2006: 32-33) terdiri dari biaya bahan, bangunan
sekolah, peralatan pendidikan, media pendidikan, buku teks yang lama penggunaannya
diperkirakan lebih dari satu tahun dan perlengkapan lainnya. Penentuan harga peralatan
pendidikan yaitu: a) Alat pembelajaran (alat peraga, komputer, laboratoriun, dll) Ditentukan
berdasarkan standar harga yang berlaku di beberapa supplier peralatan pendidikan sesuai
spesifikasi teknis dari Depdiknas. b) Perabotan (meubelier) Harga ditentukan berdasarkan
standar harga yang berlaku. c) Investasi tenaga kependidikan: pendidikan dan pelatihan guru
Pengembangan personil meliputi tenaga kependidikan berikut: (i) kepala sekolah, (ii) wakil
kepala sekolah, (iii) guru PNS, (iv) guru tetap yayasan, (v) guru honorer, (vi) guru
diperbantukan (Dpk), (vii) staf tata usaha, (viii) pesuruh sekolah, (ix) satpam, (x) tenaga
laboratorium/ bengkel, (xi) pegawai perpustakaan, (xii) pengurus komite sekolah.
Pengembangan personel/ SDM meliputi lokakarya, seminar, magang, pelatihan,
penataran, dan pendidikan untuk personel/SDM. Mestinya, biaya pengembangan personel/
SDM termasuk biaya investasi/capital/modal karena penggunaan atau pemanfaatan hasil
pengembangan SDM bukan hanya untuk satu tahun, melainkan lebih dari satu tahun. Namun,
karena biaya pengembangan SDM ada setiap tahun dalam nilai riil yang relatif sama maka
biaya pengembangan SDM ini dapat diklasifikasikan sebagai biaya operasi.
d) Buku referensi/ tambahan Ditentukan berdasarkan harga pasar eceran yang berlaku
di beberapa toko buku besar diIndonesia. Suharto (http:
drssuharto.wordpress.com/2008/03/04/ pokokpokok- pikiran-dalam-merancang-biaya-satuan-
pendidikan/) menjelaskan bahwa Biaya Investasi Satuan Pendidikan meliputi biaya
penyediaan sarana dan prasarana, pengembangan sumberdaya manusia, dan modal kerja
tetap. Anggaran Biaya Investasi Selain Lahan Satuan Pendidikan yang dikembangkan
menjadi bertaraf internasional dan/atau berbasis keunggulan lokal harus merupakan bagian
integral dari anggaran tahunan satuan pendidikan yang diturunkan dari rencana kerja tahunan
yang merupakan pelaksanaan dari rencana strategis satuan pendidikan.
Biaya Investasi memerlukan dana yang relatif besar, antara lain berupa: a) Bangunan
sekolah meliputi ruang belajar, ruang kepala sekolah, ruang guru, ruang laboratorium, ruang
perpustakaan, lapangan olahraga, tanah dan yang sejenis, biaya pembangunannya termasuk
biaya investasi karena umur bangunan lebih dari satu tahun. b) Alat peraga, alat praktik,
sumber belajar, buku-buku, media belajar, yang pada umumnya dapat dipakai lebih dari satu
tahun, misalnya alat praktik bisa mencapai 10 tahun, buku bisa mencapai 5 tahun c)
Pengadaan tenaga pendidik dan kependidikan.
Dari pemaparan diatas dapat disimpulkan bahwa Biaya Investasi Selain Lahan
Pendidikan adalah biaya yang dikeluarkan untuk keperluan pengadaan barang dan jasa selain
lahan pendidikan (tanah) yang mempunyai manfaat lebih dari satu tahun untuk
penyelenggaraan pendidikan. Biaya Investasi Selain Lahan Pendidikan antara lain pengadaan
alat, bangunan, dan buku.
Seiring dengan tuntutan dunia usaha dan dunia industri (DUDI) yang memasuki era
industri 4.0, pihak SMK tidak bisa hanya mengikuti panduan pembiayaan operasional yang
telah ditentukan Pemerintah. SMK harus kreatif untuk mendesain dan menyusun pembiayaan
operasional yang dapat mengakomodir kebutuhan penyelenggaraan pendidikan di era industri
4.0 sehingga dapat menghasilkan lulusan unggul dan siap memenangi persaingan dunia kerja.
tanggung jawab Pemerintah Pusat mencakup layanan pendidikan minimal
terpenuhinya standar nasional pendidikan, yang selanjutnya dikenal dengan Bantuan
Operasional Sekolah (BOS). Untuk saat ini Tahun 2018 besarnya jumlah BOS untuk siswa
SMK adalah Rp. 1.400.000,00 per siswa per tahun yang diperuntukkan untuk membiayai
kebutuhan minimal operasional siswa. Dalam rangka meningkatkan layanan pendidikan
dalam rangka menghasilkan lulusan SMK yang siap bersaing di dunia kerja, SMK berhak
mencari pembiayaan tambahan dari sumber-sumber lain yang tidak mengikat.
. Untuk mewujudkan tugas pemerintah menyelenggarakan pendidikan yang bermutu,
pemerintah telah mengeluarkan program yang diberi nama Bantuan Operasional Sekolah
(BOS) yaitu salah satu dari program pemerintah yang pada dasarnya adalah untuk penyediaan
pendanaan biaya operasi non personalia bagi satuan pendidikan dasar sebagai pelaksana
program wajib belajar 9 tahun. Adapun tujuan khusus BOS pada jenjang pendidikan
menengah adalah: 1. Membantu biaya operasional sekolah non personalia; 2. Menaikkan
Angka Partisipasi Kasar (APK); 3. Mengurangi angka putus sekolah; Memberi peluang yang
setara untuk siswa miskin untuk memperoleh layanan pendidikan yang terjangkau serta
berkualitas; 4. Meningkatkan kualitas proses pembelajaran di sekolah. Agar penggunaan uang
BOS tepat guna dan tepat sasaran maka disusunlah Petunjuk Teknis Penggunaan uang BOS.
Selanjutnya untuk tanggung jawab Pemerintah Daerah yang dalam hal pembiayaan
operasional SMK adalah Pemerintah Provinsi, sistem pembiayaan bersifat melengkapi
pembiayaan Pemerintah Pusat yang disesuaikan dengan karakteristik dan potensi di masing-
masing Provinsi.
Selanjutnya untuk peran serta masyarakat, salah satunya dengan dibentuknya komite
sekolah dimana memiliki kontribusi besar dalam mendukung layanan pendidikan. Komite
sekolah adalah Lembaga mandiri yang beranggotakan orangtua/wali peserta didik, komunitas
sekolah, serta tokoh masyarakat yang peduli pendidikan. Komite sekolah berkedudukan di
sekolah, yang beberapa fungsinya juga terkait dengan pembiayaann sekolah. Berikut adalah
beberapa fungsi komite sekolah yang terkait dengan pembiayaan operasional sekolah: 1.
Memberikan pertimbangan dalam penentuan dan pelaksanaan kebijakan pendidikan terkait
Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Sekolah (RAPBS) dan Rencana Kerja dan
Anggaran Sekolah (RKAS). 2. Menggalang dana dan sumber daya pendidikan lainnya dari
masyarakat baik perseorangan/organisasi/dunia usaha/dunia industri maupun pemangku
kepentingan lainnya melalui upaya kreatif dan inovatif.
Untuk dapat mengoptimalkan sumber pembiayaan operasional SMK, komite sekolah
harus dapat menjalankan fungsinya secara maksimal agar dapat memberikan kontribusi bagi
pembiayanan SMK. Sumber pembiayaan selanjutnya adalah bantuan pihak asing yang tidak
mengikat dan sumber lain yang sah. Bantuan pihak asing ini dapat berupa Corporate Social
Responsibilty (CSR) langsung pada SMK, dan juga bantuan lainnya yang bebas dari berbagai
kepentingan seperti golongan, politik dan sebagainya. Dalam memberikan layanan
pendidikan yang bermutu dan berkualitas, pihak SMK seharusnya dapat merancang berbagai
kebutuhan dan kegiatan yang dapat menghasilkan lulusan siap bersaing di dunia kerja
sehingga dapat diketahui prediksi total pembiayaan di SMK tersebut. Selanjutnya SMK harus
memikirkan dan mencari cara upaya apa yang harus dilakukan untuk memenuhi total
pembiayaan pendidikan yang diperlukan, yang tentu saja setelah dikurangi dengan bantuan-
bantuan yang diberikan seperti BOS Pemerintah Pusat, BOS Provinsi, dan Komite Sekolah.
SMK dengan berbagai bidang keahliannya, diharapkan dapat melakukan pengukuran
biaya pendidikan dengan melakukan analisis kebutuhan pembiayaan pada delapan standar
nasional pendidikan. Analisis kebutuhan ini tentu saja harus dilakukan sesuai dengan
kebutuhan setiap bidang, program dan kompetensi keahlian dalam rangka menghasilkan
lulusan SMK yang siap bersaing. Berikut ini akan diuraikan identifikasi kebutuhan pada
delapan standar nasional pendidikan.
Standar isi pada satuan pendidikan SMK merupakan kriteria mengenai ruang lingkup
materi dan tingkat Kompetensi untuk mencapai Kompetensi lulusan pada jenjang pendidikan
menengah dan jenis pendidikan kejuruan. Berikut ini adalah contoh beberapa kegiatan yang
dapat dilakukan oleh SMK yang terkait dengan standar isi: 1. Penyusunan Silabus, dan RPP;
2. Pengembangan Silabus; 3. Penyusunan program Layanan Pengembangan; 4. Lokakarya
Pengembangan Bahan Ajar; 5. Lokakarya Pengembangan Muatan Lokal; 6. Pelaksanaan
Evaluasi Diri Sekolah
Dalam implementasinya, pihak SMK diharapkan bukan hanya melakukan kegiatan
rutin penyusunan dan pengembangan silabus serta RPP saja, tetapi lebih menekankan pada
content dari silabus dan RPP yang dihasilkan agar dapat mendesain pembelajaran yang sesuai
dengan bidang, program, dan kompetensi keahlian yang dibutuhkan dunia usaha dunia
industri. Kegiatan tersebut yang selanjutnya mendasari analisis kebutuhan pembiayaan SMK
untuk pembiayaan standar isi. Pembiayaan ini dapat berupa pembiayaan untuk konsumsi dan
ATK kegiatan.
Standar proses pada satuan pendidikan SMK merupakan kriteria mengenai
pelaksanaan pembelajaran untuk mencapai standar kompetensi lulusan SMK. Standar ini
merupakan standar inti dari satuan pendidikan SMK, karena pendidikan kejuruan memiliki
ciri pembelajaran yang berbeda dimana pembelajaran tidak hanya berfokus pada
pembelajaran teori tetapi juga pada pembelajaran praktik sesuai dengan bidang keahliannya
masing-masing. Dalam melakukan analisis kebutuhan pembiayaan pada standar proses, pihak
SMK dapat melakukan beberapa kegiatan sebagai berikut: 1. Pelaksanaan proses
pembelajaran ; a. Implementasi pembelajaran scientific / inquiry / discovery / project based
learning /workshop / learning factory untuk mata pelajaran teori yang dilakukan di dalam
sekolah; b. Pembelajaran praktik kerja industri (Prakerin) atau magang untuk mata pelajaran
praktik yang dilakukan di luar sekolah; c. Penyelenggaraan perpustakaan yang mendukung
program literasi sekolah; d. Kegiatan ekstrakurikuler; e. Kegiatan pertandingan dan
perlombaan di luar sekolah. 2. Pengawasan proses pembelajaran; a. Supervisi oleh kepala
sekolah; b. Supervisi oleh pengawas sekolah. Dari beberapa kegiatan tersebut, SMK
diharapkan tidak hanya melakukan kegiatan proses pembelajaran rutin, tetapi bagaiamana
pihak sekolah dapat mendesain pembelajaran teori dan praktik yang sesuai dengan tuntutan
dunia usaha dunia industri.
Standar penilaian pada satuan pendidikan SMK adalah kriteria mengenai mekanisme,
prosedur, dan instrumen penilaian hasil belajar peserta didik. Penilaian yang dimaksud
adalah: 1. Penilaian untuk tiap tiap kompetensi dasar; 2. Penilaian tengah semester; 3.
Penilaian akhir semester; 4. Uji kompetensi keahlian produktif; 5. Uji coba Ujian Nasional; 6.
Ujian Nasional; 7. Ujian Tulis Sekolah; 8. Ujian Praktik Penilaian kompetensi dasar,
penilaian tengah semester, penilaian akhir semester dan ujian tulis sekolah merupakan
penilaian yang dirancang oleh guru yang bersangkutan.
Analisis kebutuhan pada standar penilaian ini diharapkan bukan hanya berupa
konsumsi, transport, honor dan penggandaan soal semata, tetapi lebih kepada bagaimana
pembiayaan yang telah dikeluarkan dapat merancang dan menghasilkan instrumen penilaian
yang berkualitas. Dengan demikan penilaian kompetensi dasar, penilaian tengah semester,
penilaian akhir semester dan ujian tulis sekolah dapat menjadi ajang latihan bagi peserta didik
dan memudahkan peserta didik dalam menghadapi ujian nasional. Kondisi yang terjadi
dibeberapa SMK selama ini adalah peserta didik memperoleh nilai yang bagus dalam
penilaian yang dilakukan oleh guru, tetapi mendapatkan nilai yang kurang bagus saat ujian
nasional. Kondisi seperti inilah yang harus dijadikan catatan saat melakukan analisis
kebutuhan pembiayaan pada standar penilaian.
Standar kompetensi lulusan pada satuan pendidikan SMK adalah kriteria mengenai
kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan peserta
didik pada bidang, program dan kompetensi keahlian tertentu. Berikut ini adalah beberapa
kegiatan yang dapat dilakukan oleh SMK yang terkait dengan standar kompetensi lulusan:
1. Kegiatan keagamaan; 2. Penyuluhan tentang hidup sehat; 3. Kegiatan ekstrakurikuler; 4.
Lokakarya bedah SKL; 5. Workshop pendidikan karakter dan soft skill siswa; 6. Lokakarya
penyusunan program life skill; 7. Ceramah tentang motivasi berprestasi; 8. Analisis standar
kelulusan ujian nasional; 9. Pengembangan kejuaraan lomba bidang akademik dan non
akademik
Terkait dengan standar kompetensi lulusan, pihak SMK diharapkan dapat
memfokuskan pada hard skil dan soft skil yang akan dimiliki oleh lulusannya. Lokakarya
bedah SKL dan analisis standar kelulusan ujian nasional merupakan dua kegiatan yang dapat
dioptimalkan pembiayaannya. Bukan hanya dengan menggunakan dana untuk konsumsi dan
transport, tetapi bagaimana isi materi dari kegiatan lokakarya bedah SKL dapat menggunakan
narasumber yang mumpuni di bidang keahliannya.
Standar pendidik dan tenaga kependidikan pada satuan pendidikan SMK merupakan
kriteria mengenai pendidikan prajabatan dan kelayakan fisik maupun mental, serta
pendidikan dalam jabatan pada pendidikan kejuruan. Pembiayaan yang dimaksud dalam
standar ini adalah pembiayaan untuk peningkatan kompetensi dan keprofesian pendidik
tenaga kependidikan, di luar gaji tenaga pendidik dan kependidikan. Berikut ini adalah
beberapa kegiatan yang dapat dilakukan oleh SMK terkait dengan standar kompetensi
pendidik dan tenaga kependidikan: 1. Pelatihan Scientific Learning; 2. Pelatihan TPACK; 3.
Peningkatan Kompetensi Guru Melalui MGMP; 4. Peningkatan Kompetensi Kepala Sekolah
Melalui MKKS; 5. Peningkatan Kualifikasi Guru; 6. Peningkatan Profesi Guru Melalui
Pelatihan PTK Dalam satuan pendidikan SMK, guru mata pelajaran diklasifikasikan menjadi
guru mata pelajaran adaptif, normatif, dan produktif.
Adanya peningkatan kompetensi pendidik tentu saja sangat bermanfaat dalam
mendukung terlaksananya proses pembelajaran yang bermutu. Terlebih untuk guru produktif,
sebagai contoh guru produktif pada SMK bidang keahlian teknologi dan rekayasa pada
program keahlian teknik mesin, dapat memiliki enam sertifikat yaitu sertifikat kompetensi
teknik pengelasan, teknik fabrikasi logam, teknik pengecoran logam, teknik permesinan,
teknik pemeliharaan mekanik industri, dan teknik gambar mesin. Guru produktif yang
memiliki sertifkat kompetensi tentu saja akan menghasilkan proses pembelajaran yang
berbeda dengan guru produktif yang tidak memiliki sertifikat kompetensi. Pihak SMK
diharapkan dapat melakukan analisis kebutuhan pembiayaan untuk standar pendidik dan
tenaga kependidikan dengan cermat, tepat, dan sesuai dengan tuntutan dunia usaha dunia
industri.
Standar nasional pendidikan yang selanjutnya pada satuan pendidikan SMK adalah
standar sarana dan prasarana yaitu kriteria mengenai ruang belajar, tempat berolahraga,
tempat beribadah, perpustakaan, laboratorium, bengkel kerja, tempat bermain, tempat
berkreasi dan berekreasi serta sumber belajar lain, yang diperlukan untuk menunjang proses
pembelajaran, termasuk penggunaan teknologi informasi dan komunikasi. Analisis kebutuhan
pembiayaan yang dimaksud pada standar ini bukan untuk pengadaan barang modal dan
inventaris, tetapi berupa kegiata sebagai berikut: 1. Perbaikan sarana dan prasarana; 2.
Pemeliharaan sarana dan prasarana Dalam penyusunan RKAS, pihak SMK diharapkan dapat
mengidentifikasi perbaikan dan pemeliharaan apa yang diperlukan dalam satu tahun pelajaran
sehingga proses pembelajaran akan didukung dengan ketersedian sarana dan prasarana yang
baik.
Standar pengelolaan pada satuan pendidikan SMK merupakan kriteria mengenai
perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan kegiatan pendidikan pada tingkat satuan
pendidikan menengah kejuruan di tingkat provinsi agar tercapai efisiensi dan efektivitas
penyelenggaraan pendidikan. Standar ini sifatnya mendukung terlaksananya layanan
pendidikan yang diberikan SMK kepada peserta didik, walaupun bersifat mendukung pihak
SMK juga harus melakukan analisis kebutuhan pembiayaan secara tepat dan akurat. Bentuk
kegiatan pada standar pengelolaan dapat berupa: 1. Penyusunan RKAS; 2. Pelaksanaan
penerimaan peserta didik baru dan pindahan; 3. Peningkatan hubungan kerja dengan komite
sekolah; 4. Peningkatan hubungan kerja dengan masyarakat Standar pembiayaan merupakan
kriteria mengenai komponen dan besarnya biaya operasi satuan pendidikan SMK yang
berlaku selama satu tahun. Kegiatan yang termasuk dalam standar pembiayaan antara lain: 1.
Pelatihan manajemen keuangan sekolah; 2. Pengelolaan dana komite; 3. Administrasi dan
umum.
Dalam melakukan kegiatan pelatihan manajemen keuangan sekolah, pihak SMK
diharapkan dapat mengidentifikasi analisis kebutuhan yang tepat guna bukan hanya
menghabiskan biaya transport dan konsumsi saja. Begitu pula dalam menguraikan rincian
keperluan administrasi dan umum, yang umumnya terjadi adalah pihak SMK hanya berisikan
file pemakaian bahan habis pakai dari tahun sebelumnya, seharusnya kegiatan pada standar
ini berisikan rincian berbagai keperluan administrasi dan umum yang sesuai dengan
kebutuhan SMK untuk satu tahun pelajaran. Setelah pihak SMK melakukan analisis
kebutuhan pada delapan standar nasional pendidikan, langkah selanjutnya adalah dengan
mengidentifikasi sumber pembiayaan SMK sehingga pihak sekolah mengetahui kekurangan
dan atau kelebihan dana yang dibutuhkan dalam menyelenggarakan pendidikan.
Ketika SMK telah mampu memetakan berbagai kegiatan untuk menunjang
kompetensi lulusan agar sesuai dengan tuntutan dunia di era revolusi industri, seharusnya
sekolah mampu merancang CSA (Cost Structure Analisys) atau yang dikenal sekolah dengan
RKAS untuk menentukan besaran biaya yang dibutuhkan sekolah per siswa per tahun untuk
menentukan biaya operasional non personalia agar dapat menghasilkan lulusan yang sesuai
dengan harapan revolusi industri 4.0.
BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian


Jenis penelitian ini adalah deskriptif dengan pendekatan kuantitatif dan kualitatif.
Penelitian deskriptif dalam penelitian ini untuk menganalisis dan menginterpretasi makna
yang terkandung di dalam data hasil dokumentasi dan observasi (pengamatan) yang telah
dikumpulkan.
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian
Tempat penelitian dilakukan di SMK Penerbangan PBD Medan yang beralamat di
jalan bilal ujung, medan. Waktu penelitian di mulai pada bulan April 2020.
3.3 Subjek Penelitian
Subjek penelitian adalah orang yang dianggap dapat memberikan data mengenai
objek penelitian. Subjek penelitian ini adalah Ketua Tim RKAS, Bendahara, dan Pegawai
Tata Usaha. Objek penelitian ini adalah Biaya Satuan Pendidikan yang meliputi Biaya
Operasi dan Biaya Investasi Selain Lahan Pendidikan.
3.4 Definisi Operasional Variabel
Penelitian ini menggunakan satu variabel yaitu Biaya Satuan Pendidikan per tahun per
peserta didik. Biaya Satuan Pendidikan terdiri dari dua komponen yaitu:
3.4.1 Biaya Operasi
Biaya Operasi adalah biaya yang dikeluarkan untuk membiayai kegiatan operasional
sekolah. Biaya Operasi terdiri dari Biaya Operasi Personalia dan Biaya Operasi
Nonpersonalia. Biaya Operasi Personalia antara lain untuk kesejahteraan pendidik dan tenaga
kependidikan. Biaya Operasi Nonpersonalia antara lain biaya alat tulis sekolah/bahan dan alat
habis pakai, biaya pemeliharaan dan perbaikan ringan, biaya daya dan jasa, biaya
transport/perjalanan dinas, biaya konsumsi, biaya asuransi, biaya pembinaan peserta
didik/ekstrakurikuler, biaya uji kompetensi, biaya prakerin, biaya pelaporan, dan kebutuhan-
kebutuhan operasi lainnya selain gaji dan tunjangan. Apabila sekolah mendapatan Bantuan
Beasiswa dan Pemerintah Kabupaten/Kota memberikan wewenang kepada sekolah untuk
mengolahnya sendiri maka Bantuan Beasiswa dapat ditambahkan ke dalam Biaya Operasi.
Penghitungan Biaya Operasi per peserta didik dengan cara menjumlahkan semua komponen
biaya operasi dibagi dengan jumlah peserta didik.
3.4.2 Biaya Investasi Selain Lahan Pendidikan
Biaya Investasi Selain Lahan Pendidikan adalah biaya yang dikeluarkan sekolah
untuk keperluan pengadaan barang dan jasa selain lahan pendidikan (tanah) yang mempunyai
manfaat lebih dari satu tahun untuk penyelenggaraan pendidikan. Biaya Investasi Selain
Lahan Pendidikan antara lain biaya untuk pengadaan alat, pengadaan bangunan, dan
pengadaan buku. Penghitungan Biaya Investasi Selain Lahan Pendidikan per peserta didik
dengan cara menjumlahkan semua komponen Biaya Investasi Selain Lahan Pendidikan
dibagi dengan jumlah peserta didik.

3.5 Teknik Pengumpulan Data


3.5.1 Dokumentasi
Dokumentasi yaitu dengan mengkaji berbagai dokumendokumen yang terkait dengan
pembiayaan di sekolah. Studi dokumen dilakukan dilakukan dengan bimbingan pihak
sekolah. Dokumen yang dikaji adalah Rencana Kerja dan Anggaran Sekolah (RKAS),
rekapitulasi gaji dan tunjangan PNS, rekapitulasi jumlah peserta didik tahun ajaran
2019/2020.
3.5.2 Observasi (Pengamatan)
Observasi (pengamatan) yaitu dengan cara pengamatan langsung terhadap sarana dan
prasarana seperti ruang kelas, laboratorium, perpustakaan, ruang perkantoran, pembangunan
dan rehab ruang, serta fasilitas lain yang terdapat di SMK Penerbangan PBD Medan.
3.5.3 Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian dengan menggunakan cheklist. Komponen yang akan
didokumentasikan meliputi sarana dan prasarana yang ada di sekolah. Daftar checklist
(daftar cocok) terdapat pada lampiran

3.6 Teknik Analisis Data


Teknik analisis data menggunakan deskriptif secara kuantitatif dan kualitatif. Data
yang bersifat kuantitatif dikumpulkan kemudian melakukan perhitungan Biaya Satuan
Pendidikan. Analisis data dilakukan dengan mendeskripsikan hasil penelitian dan menyajikan
data.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Data Umum SMK Penerbangan PBD Medan


4.1.1 Profil SMK Penerbangan PBD Medan
SMK Penerbangan PBD Medan merupakan salah satu Sekolah Menengah Kejuruan di
Kabupaten Klaten yang berdiri pada tanggal 6 Februari 2013. SMK Penerbangan PBD
beralamat di Jalan Bilal Ujung, Medan. Ada Dua program keahlian di SMK Penerbangan
PBD yaitu Airframe Powerplan/mesin dan rangka pesawat dan elektrical avionik/kelistrikan
pesawat. Kepala sekolah SMK Penerbangan PBD yaitu Bapak Ahmad Suryadi, S.Pd, mulai
dari 10 Februari 2019 sampai sekarang.
4.1.2 Peserta Didik dan Rombongan Belajar
SMK Penerbangan PBD memiliki Dua program keahlian dengan jumlah rombongan
adalah 9 kelas. Berikut rincian rombongan belajar pada masing-masing program keahlian
yaitu ; Airframe Powerplan (AP) tingkat 1 ada 2 kelas berjumlah 62. Tingkat 2 ada 2 kelas
berjumlah 58. Tingkat 3 ada 2 kelas berjumlah 60 sehingga total 180 siswa/i keahlian AP.
Elektical avionik (EA) tingkat 1 ada 1 kelas berjumlah 28, tingkat 2 ada 1 kelas berjumlah 30,
tingkat 3 ada 1 kelas berjumlah 32, sehingga total 90 siswa/i keahlian EA. Sehingga jumlah
seluruh siswa/i keahlian AP dan EA adalah 180 + 90 = 270 siswa/i.
4.1.3 Pendidik dan Tenaga Kependidikan
Jumlah Pendidik di SMK Penerbangan PBD adalah 42 orang yang terdiri dari 22
orang guru tetap honorer dan 10 orang guru tetap Honorer kejuruan. Tenaga Kependidikan
berjumlah 10 orang yang terdiri dari 2 orang pegawai tetap Tata Usaha, 1 pegawai tetap
Bendahara, 1 orang guru bimbingan Konseling (BK), 1 kepala sekolah, 4 wakasek dan 1
orang pegawai kebersihan dan Office boy (OB) .
4.1.4 Sarana dan Prasarana
Sarana dan prasarana merupakan salah satu faktor pendukung dalam menunjang
keberhasilan proses pembelajaran di sekolah. Apabila ketersediaan sarana dan prasarana
memadai akan memperlancar kegiatan belajar mengajar, sebaliknya apabila sarana dan
prasarana tidak memadai maka akan menghambat keberhasilan proses pembelajaran di
sekolah. Berikut sarana dan prasarana yang ada di SMK Penerbangan PBD:
Tabel 1. Sarana dan Prasarana di SMK Penerbangan PBD Medan Tahun Ajaran
2019/2020
No Jenis Sarana dan Prasarana Jumlah
.
1 Ruang Kelas 9
2 Laboratorium Komputer 1
3 Ruang bengkel EA 1
4 Ruang Bengkel AP 1
5 Ruang OSIS 1
6 Ruang Kesiswaan 1
7 Ruang BP/BK 1
8 Ruang Unit Produksi 1
9 Ruang Bisnis Center 1
10 Ruang Kesenian 1
11 Ruang Agama 1
12 Ruang UKS 1
13 Ruang Kantin 2
14 WC dan Kamar Mandi Guru 2
15 WC dan Kamar Mandi Siswa 4
16 Ruang Guru 1
17 Ruang Kepala Sekolah 1
18 Ruang Tata Usaha 1
19 Ruang Wakil Kepala Sekolah 4
20 Ruang Alat Olahraga 1
21 Gudang 1
22 Ruang Penyimpanan dan Instruktur 1
23 Ruang Perbaikan dan Perawatan 1
24 Mushola 1
25 Perpustakaan 1
26 Lapangan 1

4.2 Biaya Operasi


4.2.1 Biaya Operasi Personalia
Biaya Operasi Personalia di SMK Penerbangan PBD Medan
meliputi gaji guru tetap honorer, gaji guru tetap Honorer kejuruan. Gaji pegawai tetap Tata
Usaha, gaji pegawai tetap Bendahara, gaji guru bimbingan Konseling (BK), gaji kepala
sekolah, gaji wakasek dan gaji pegawai kebersihan dan Office boy (OB) dan honor yang
diperoleh selain gaji yaitu tunjangan, kesejahteraan tambahan (maslahat tambahan), dan
biaya pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM). Berikut tabel Rekapitulasi Biaya
Operasi Personalia di SMK Penerbangan PBD Medan Tahun Ajaran 2019/2020:
Tabel 2. Rekapitulasi Biaya Operasi Personalia Penerbangan PBD Medan Tahun
Ajaran 2019/2020
No Komponen Biaya Operasi Personalia
Total Biaya (Rp)
1 Gaji Guru Honorer 35.650. 000.
2 Gaji Tata Usaha Honorer 4.000.000
3 Gaji wakasek sekolah 15.500.000
4 Pengembangan SDM 5.360. 000
5 Gaji kepala sekolah 5.000.000
6 Gaji pegawai kebersihan 1.000.000
Jumlah total 66. 510. 000/bulan x 12 (1 tahun) =
798.120. 000
Sumber: Dokumen RKAS Penerbangan PBD Medan Tahun Ajaran 2019/2020 yang diolah

4.2.2 Biaya Operasi Nonpersonalia


Biaya Operasi Nonpersonalia di Penerbangan PBD Medan meliputi biaya untuk
keperluan alat tulis sekolah dan bahan habis pakai, biaya pemeliharaan dan perbaikan ringan,
biaya daya dan jasa, biaya transportasi, biaya konsumsi, biaya pembinaan peserta didik/
ekstrakurikuler, biaya uji kompetensi, biaya praktek kerja industri (prakerin), biaya
pelaporan, dan biaya lain-lain. Kelompok biaya lain-lain meliputi biaya penyelenggaraan
rapat, biaya manajemen, dan biaya sosial. Berikut tabel Rekapitulasi Biaya Opersi
Nonpersonalia di Penerbangan PBD Medan:
Tabel 3. Rekapitulasi Biaya Operasi Nonpersonalia Penerbangan PBD Medan Tahun
Ajaran 2019/2020
No Komponen Biaya Operasi Personalia Total Biaya (Rp)
1 ATS/BAHP 23. 475.000
2 Perbaikan dan Pemeliharaan Ringan 35.300.000
3 Daya dan Jasa 41.400.000
4 Transportasi/Perjalanan Dinas 5.530.000
5 Konsumsi 3.360.000
6 Pembinaan Pesertadidik/Ekstrakurikuler 37.400.000
7 Uji Kompetensi 3.675.000
8 Praktek Kerja Industri 30.360.000
9 Pelaporan 6.400.000
10 Biaya Lain-Lain 10.600.000
Jumlah total 197.500.000
Sumber: Dokumen RKAS Penerbangan PBD Medan Tahun Ajaran 2019/2020 yang diolah
4.3 Biaya Investasi Selain Lahan Pendidikan
Biaya Investasi Selain Lahan Pendidikan di Penerbangan PBD Medan meliputi (1)
biaya pengadaan alat: pengadaan peralatan olahraga dan seni, Pengadaan LCD proyektor,
pengadaan komputer P4, pengadaan mobil sekolah, pengadaan timbangan harga Digi SM
100, pengadaan price labelling sato, dan pengadaan meja counter dan rak perpustakaan; (2)
bangunan: pembangunan gapura, talut perluasan lapangan upacara, pembuatan resapan air
limbah, rehab ruang belajar rusak, rehab pagar belakang, rehab gudang; (3) buku: pengadaan
bukubuku pelajaran untuk mendukung kurikulum 2013, pengadaan buku-buku referensi dan
buku guru, Pengadaan buku fiksi, dan pengadaan sumber belajar elektronik. Berikut tabel
rekapitulasi Biaya Investasi Selain Lahan Pendidikan:
Tabel 4. Rekapitulasi Biaya Investasi Selain Lahan Pendidikan Penerbangan PBD
Medan Tahun Ajaran 2019/2020
N Komponen Biaya Investasi Selain selain lahan Total Biaya (Rp)
o
1 Pengadaan Alat 59.450.000
2 Bangunan 100.680.000
3 Buku 69.300.000
Jumlah 229.430.000
Sumber: Dokumen RKAS Penerbangan PBD Medan Tahun Ajaran 2019/2020 yang diolah

4.4 Biaya Satuan Pendidikan


Penghitungan Biaya Satuan Pendidikan di Penerbangan PBD Medan Tahun Ajaran
2019/2020 sebagai berikut:
Biaya Satuan Pendidikan = Biaya Operasi+Biaya Investasi Selain Lahan Pendidikan
= Rp995.620.000+Rp229.430.000
= Rp 1.225.050.000
Biaya Satuan Pendidikan Per Peserta Didik = Total Biaya Satuan Pedidikan/Jumlah Peserta
didik
= Rp 1.225.050.000 / 270
= Rp4.537,22
Berdasarkan penghitungan diatas didapatkan jumlah Biaya Satuan Pendidikan per
Sekolah sebesar Rp1.225.050.000 dan Biaya Satuan Pendidikan per Peserta didik
Rp4.537,22.
4.5 Sumber Pendanaan
Sumber pendanaan di SMK Negeri 1 Jogonalan Tahun Ajaran 2014/2015 berasal dari
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) sebesar Rp403.200.000; Sumbangan
Orang Tua/pembinaan pendidikan (SOT/SPP).
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Dari hasil penelitian dapat disimpulkan sekaligus menjawab pertanyaan penelitian
sebagai berikut:
1) Biaya Operasi per peserta didik di Penerbangan PBD Medan Tahun Ajaran 2019/2020
adalah Rp995.620.000.
2) Biaya Investasi Selain Lahan Pendidikan per peserta didik di Penerbangan PBD
Medan Tahun Ajaran 2019/2020 adalah Rp229.430.000.
3) Biaya Satuan Pendidikan per peserta didik di Penerbangan PBD Medan Tahun Ajaran
2019/2020 adalah sebesar Rp1.225.050.000.
4) Sumber pendanaan di Penerbangan PBD Medan (Anggaran Pendapatan dan Belanja
Negara) Rp 403.200.000 dan SOT (Sumbangan Orang Tua).

5.2 Saran
Berdasarkan pada hasil penelitian ini, peneliti memberikan saran kepada beberapa
pihak sebagai berikut:
5.2.1 Bagi Pemerintah
Hasil penelitian dapat digunakan sebagai pertimbangan pemerintah baik pusat
maupun daerah, dalam menetapkan alokasi bantuan pendanaan untuk sekolah karena jumlah
dana dari sumbangan orang tua masih besar. Pemerintah pusat maupun daerah dapat
menyelenggarakan diklat/workshop mengenai penyusunan anggaran Biaya Satuan
Pendidikan untuk Sekolah Menengah Kejuruan pada pengelola keuangan sekolah agar sesuai
standar pemerintah.
5.2.2 Bagi SMK Penerbangan PBD Medan
Penyelenggara pendidikan tingkat menengah kejuruan dapat menggunakan hasil
penelitian ini sebagai bahan kajian dalam penghitungan biaya satuan pendidikan.
Daftar Pustaka

Dadang Suhardan, Riduwan, & Enas. (2012). Ekonomi dan Pembiayaan Pendidikan.
Bandung: Alfabeta

Dedi Supriadi. (2003). Satuan biaya pendidikan dasar dan menengah. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya

Harsono. (2007). Pengelolaan Pembiayaan Pendidikan. Yogyakarta: Pustaka Book Publisher

Muljani A. Nurhadi. (2011). Dilema Kebijakan Pendanaan Pendidikan. Yogyakarta: Nurhadi


Center

Mulyadi. (2010). Akuntansi Biaya. Yogyakarta: UPP-STIM YKPN

Mulyono. (2010). Konsep Pembiayaan Pendidikan. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media


Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan

Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 2008 tentang Standar Sarana dan Prasarana Untuk
Sekolah Menengah Kejuruan

Peraturan Pemerintah Nomor 48 Tahun 2008 tentang Pendanaan Pendidikan

Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2005 tentang Pedoman Penyusunan dan Penerapan
Standar Pelayanan Minimal

Peraturan Pemerintah Nomor 69 Tahun 2009 tentang Standar Biaya Operasi Nonpersonalia
Lampiran 1
ANGKET PEMBIAYAAN SEKOLAH

IDENTITAS RESPONDEN

Nama Responden :
Jabatan responden :
Kab./Kota :
No. Contact :

IDENTITAS SEKOLAH

Jumlah guru :
PNS :
Non PNS :
Jumlah Siswa :
Jumlah Ruang KLS :
Jumlah Rombel :

Petunjuk :
Pilihlan salah satu kondisi yang dapat menggambarkan pembiayaan pendidikan di sekolah
Bapak/Ibu dengan memberikan tanda cheklist (√) pada kolom “Ada” atau “tidak”. Jika Bapak/Ibu
memilih kolom (3) “Ada”, mohon mengisi kolom (5) “ bersaran nominal”.
Komponen Jenis Pembiayaan Pembiayaan
Pembiayaan Sekolah
Ada Tidak
Biaya operasi Gaji dan Tunjangan yang Melekat pada PNS
Tambahan Penghasilan
Gaji Guru Tidak Tetap
Gaji Pegawai Tidak Tetap
Gaji Ke 13 Guru Tidak Tetap
Gaji Ke 13 Pegawai Tidak Tetap
Honor Narasumber Kegiatan
Workshop Kurikulum 2013
Honor Tim Penyusun Analisa Konteks
Honor Tim Pelaksana Analisa Konteks
Honor Tim Penyusun Laporan Analisa Konteks
Honor Tim Penyusun Program Muatan Lokal
Honor Tim Pelaksana Program Muatan Lokal
Honor Tim Penyusun Program Keunggulan
Lokal
Honor Tim Penyempurnaan dan Pengesahan
Kurikulum 2013
Honor Tim Pengeditan dan Pencetakan Silabus
(Puskur)
Honor Tim Penyusun dan Pengkajian Muatan
Lokal
Honor Tim Penyusun Laporan Penyusunan
Muatan Lokal
Honor Tim Penyusunan dan Pengkajian Silabus
Pengembangan Diri
Honor Tim Penyusun Laporan Penyusunan dan
Pengkajian Silabus Pengembangan Diri
Honor Tim Penyusun Program Kegiatan
Pembelajaran di Sekolah
Honor Tim Penyusun Laporan Program Kegiatan
Belajar di Sekolah
Honor Tim Penyusun Program Praktik Kerja
Industri
Honor Tim Penyusun Laporan Program Praktik
Kerja Industri
Honor Tim Penyusun Program kegiatan belajar
sekolah
Honor Tim Penyusun Laporan Kegiatan Belajar
di sekolah
Honor Tim Penyusun Program Kewirausahaan
Honor Tim Penyusun Laporan Program
Kewirausahaan
Honor Tim Penyusun Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP)
Honor Tim Pengembangan Bahan Ajar Cetak
Honor Tim Verifikasi Bahan Ajar Cetak
Honor Tim Penyusun Program Remidiasi
Honor Tim Penyusun Program Penelusuran
Bakat dan minat
Honor Tim Penyusun Program Bimbingan dan
Konseling
Honor Tim Penyusun Progam Perpustakaan
Honor Tim Penyusun Rancangan Pembelajaran
dan Rasio Beban Mengajar dan Kebutuhan Buku
Pelajaran
Honor Tim Penyusunan Program Penjajagan
Institusi Baru
Honor TIM Penyiapan Penyusun Perangkat
Pembelajaran Berbasis TIK
Honor Tim Pengelola Perangkat Jaringan
Informasi Sekolah
Honor Teknisi dan Operator Pengolahan Data
Perpustakaan Elektronik
Honor Guru dalam Melaksanakan Program
Pengayaan dan Remidiasi
Honor Guru dalam Melaksanakan Pembelajaran
Matrikulasi Kurikulum 2013
Honor Guru Tamu Pelaksanaan Prakerin
Honor Tim Pembelajaran Praktik Kewirausahaan
Honor Tim Penyusun Program Pengawasan
Pembelajaran
Honor Pelaksanaan Pengawasan oleh TIM
Internal
Honor Tim Pelaksanaan Program Bimbingan
Konseling & Home Visit
Honor Tim untuk Mengidentifikasi Tenaga
Pendidik untuk Melaksanakan Kegiatan Belajar
Mengajar
Honor Guru Petugas Unit Usaha dan Praktek
Siswa
Honor Tim Pengelola Data Perpustakaan
Elektronik
Insentif Petugas Perpustakaan
Honor Tim Penyusun Draft RKAS
Honor Tim Penyusunan RKAS
Honor Tim Penyempurnaan Dokumen Program
Kerja
Honor Penyusunan Perangkat Operasional
RKAS
Honor TIM Perencanaan,Pelaksana teknis,
Monitoring dan Evaluasi Keterlaksanaan Standar
Mutu Sekolah
Honor Tim Pengembangan Struktur Organisasi
sekolah
Honor QMR (Quality Management
Representatif)
Honor Pelaksana Teknis Administrasi dan
Pengendali Dokumen Rekaman SMM ISO
Honor Tim Perencanaan,Monitoring dan
Evaluasi Keterlaksanaan Kurikulum dan
Pembelajaran
Honor Tim Pelaksana Teknis Keterlaksanaan
kurikulum dan Pembelajaran Koordinator
Normatif &Adaptif
Honor Tim Perencanaan,Monitoring dan
Evaluasi Keterlaksanaan Kurikulum dan
Pembelajaran Kompetensi Keahlian
Honor Tim Pelaksana Teknis Keterlaksanaan
Kurikulum dan Pembelajaran Kompetensi
Keahlian
Honor Wali Kelas untuk Pembinaan dan
Manajemen Kelas
Honor Tim penyusun Kalender Pendidikan
Honor Tim Penyusunan Peraturan Akademik dan
Tata Tertib Pendidik, Tenaga Kependidikan dan
Peserta Didik
Honor Tim Perencana, Monitoring dan Evaluasi
Program Sarpras dan Ketenagaan
Honor Pelaksana Teknis Program Sarana
Prasarana dan Keternagaan
Honor Pengelolalan Laboratorium dan Ruang
Praktik
Honor Tim Penyusun Panduan Pengelolan
Ketenagaan
Honor Tim Penyusun Jadwal Penggunaan dan
Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Pendidikan
Honor Tim Perencana, Monitoring dan Evaluasi
Program Kesiswaan
Honor Tim Perencana, Monitoring dan Evaluasi
Program Organisasi Siswa Intra Sekolah
(Pembina OSIS)
Honor Tim Perencana, Monitoring dan Evaluasi
Program Ekstra kurikuler
Honor Tim Perencana, Monitoring dan Evaluasi
Program Pembinaan Karier dan Bimbingan
Konseling
Honor Tim Penyempurnaan Panduan
Pengelolaan RKJM, RKT, RKAS dsb.
Honor Tim Penyusun Program dan Perangkat
Supervisi dan Evaluasi Diri Sekolah
Honor Tim Pelaksana Supervisi dan Evaluasi
Diri Sekolah
Honor Supervisi dan Evaluasi Diri dari Luar
/Eksternal
Honor Pengelola SIM Sekolah
Honor Tim Penyusun Program Optimalisasi
Penggalian dan Pengelolan Jenis dan Sumber
Biaya Pendidikan
Honor Tim Penyusun RKAS dan RAPBS
Honor Pengelola Administrasi Keuangan
Operasional Sekolah
Honor Pengelola Administrasi Keuangan RAP
dan Sumber Lainnya
Honor Pemungut Uang Sekolah
Honor Bendaharawan Barang
Honor Bendahara Rutin
Honor TIM Pengawas Keuangan Sekolah
Honor Penilaian Akhir Kompetensi Dasar
Honor Penilaian Tengah Semeter Gasal
Honor Penilaian Tengah Semester Genap
Honor Penilaian Akhir Semester Gasal
Honor Penilaian Akhir Semester Genap
Honor Penilaian Akhir Pendidikan (Ujian
Nasional dan Ujian Sekolah)
Honor Uji Kompetensi Keahlian
Honor Penyusun Kisi-Kisi, Soal, Kunci
Jawaban, dan Pedoman Penilaian Akhir
Kompetensi Dasar
Honor Penyusun Kisi-Kisi, Soal, Kunci
Jawaban, dan Pedoman Penilaian Tengah
Semeter Gasal
Honor Penyusun Kisi-Kisi, Soal, Kunci
Jawaban, dan Pedoman Penilaian Tengah
Semester Genap
Honor Penyusun Kisi-Kisi, Soal,Kunci Jawaban,
dan Pedoman Penilaian Akhir Semester Gasal
Honor Penyusun Kisi-Kisi, Soal,Kunci Jawaban,
dan Pedoman Penilaian Akhir Semester Genap
Honor Penyusun Kisi-Kisi, Soal, Kunci
Jawaban, dan Pedoman Penilaian Akhir
Pendidikan (Ujian Nasional dan Ujian Sekolah)
Honor Penyusun Kisi-Kisi, Soal,Kunci Jawaban,
dan Pedoman Uji Kompetensi Keahlian
Honor Assesor Eksternal
Kesejahteraan tambahan
a. Penghargaan Guru Berprestasi dan
Berdedikasi Istimewa
b. Pencintraan Sekolah melalui Pengadaan
Pakaian Dinas (PSH/Lurik)
c. Subsidi pendidikan
d. Penyelenggaraan Keg. outbond
Biaya pengembangan SDM
a. Magang Guru di Industri
b. Studi Banding dan Kunjungan
c. Pengembangan Program MGMP
d. Pelatihan Pengembangan guru melalui
kegiatan PKG & PKB
e. Program Induksi Guru Yunior
f. Workshop Kewirausahaan
g. Diklat Toolman dan Teknisi
h. Diklat Petugas SIM
i. Diklat petugas Keuangan
ATK dan Foto Copy Materi Workshop
Implementasi Kurikulum 2013
ATK dan Foto Copy Naskah Silabus Puskur
ATK dan Foto Copy Naskah Muatan Lokal
ATK dan Foto Copy Naskah Silabus
Pengembangan Diri
ATK dan Foto Copy Naskah Program Kegiatan
Pembelajaran
ATK dan Foto Copy Naskah Kegiatan
Pembelajaran
ATK dan Foto Copy Naskah Pedoman
Pelaksanaan Kegiatan Belajar Mengajar
(Peraturan Akademik)
ATK dan Foto Copy Naskah Kewirausahaan
Penyiapan Alat dan Perangkat Pembuatan RPP
Penggandaan Bahan Ajar Cetak
Bahan dan Perangkat Remidiasi
Penyiapan Perangkat Penelusuran Bakat dan
Minat
Penyiapan Perangkat Program Bimbingan dan
Konseling
Penyiapan Perangkat Program Perpustakaan
Penyiapan Perangkat Rancangan Pembelajaran
dan Rasio Beban Mengajar dan Kebutuhan Buku
pelajaran
Penyiapan Perangkat Penjajagan Institusi Baru
Penyiapan Perangkat Pembelajaran Berbasis TIK
Pengembangan Peralatan Internet Sekolah
Penyiapan Perangkat Pengayaan dan Remidiasi
Penyediaan Perangkat Penunjang Pembelajaran
di Sekolah
Perangkap Prakerin (Jurnal, Presensi,Lembar
Monitoring, Lembar Penilaian, Sertifikat, ATK&
ft copy)
Penyiapan Perangkat Pembelajaran Praktik
Kewirausahaan
Penyiapan Perangkat Pengawasan Pembelajaran
Pengadaan Perlengkapan UKS dan Obat-obatan
Pengadaan Alat Tulis untuk Pembelajaran dan
Handtool
Pengadaan Alat Tulis Kantor
Pengadaan Alat Penunjang dan Media
Pembelajaran
Pengadaan Dokumen Belajar (Buku induk,
Raport, Skill Paspor, Daftar Hadir, Daftar Nilai
dll)
Pengadaan Peralatan Kebersihan
Penggandaan Bahan Cetak 1 Tahun
Pengadaan Perlengkapan SIM Sekolah
Penyediaan ATK dan Foto
Perlengkapan Olahraga
1) Listrik
2) Telpon
3) Internet
4) Air bersih, gas danlainnya
Biaya investasi a. Biaya pembebasan tanah untu k lahan
sekolah
b. Bangunan, meliputi:
Biaya untuk pembangunan ruang kelas baru,
Biaya untuk pembangunan ruang Tata Usaha,
Biaya untuk pembangunan ruang Kepala
Sekolah,
Biaya untuk pembangunan ruang Wakil KS,
Biaya untuk pembangunan ruang Guru,
Biaya untuk pembangunan ruang
Perpustakaan,
Biaya untuk pembangunan bengkel
Biaya untuk pembangunan ruang
Keterampilan,
Biaya untuk pembangunan lapang Olahraga,
Biaya untuk pembangunan ruang Ibadah,
Biaya untuk pembangunan kamar kecil /WC,
Biaya untuk pembanguan ruang
Ekstrakurikuler
Biaya untuk pembangunan ruang BK
Lampiran 2
Lampiran 3

Anda mungkin juga menyukai