Mata Kuliah:
Dosen Pembimbing:
Disusun Oleh:
Nama : Revina
Nim : 1815301325
2020
Kata Pengantar
Rasa syukur penulis kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat limpahan rahmat
dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyusun makalah ini yang berjudul “Tata kelola
Pemerintahan Yang Baik dan Bersih ”. Penulis menyadari bahwa didalam pembuatan
makalah ini berkat bantuan dan tuntutan Tuhan Yang Maha Esa dan tidak lepas dari
Penulis mengucapkan terimakasih kepada pihak terkait yang telah membantu kami
dalam menghadapi berbagai tantangan dalam penyusunan makalah ini. Penulis juga
Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat kepada para pembaca
umumnya dan penulis khususnya. Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan baik dari bentuk penyusunan maupun materinya. Kritik dan saran dari
Penyusun
i
Daftar Isi
Kata Pengantar.....................................................................................................................................i
Daftar Isi..............................................................................................................................................ii
Bab I Pendahuluan..............................................................................................................................1
A. Latar belakang.........................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah...................................................................................................................1
C. Tujuan......................................................................................................................................2
BAB II..................................................................................................................................................3
Pembahasan.........................................................................................................................................3
A. Pengertian....................................................................................................................................3
B. Prinsip......................................................................................................................................3
C. Asas Umum Pemerintahan yang Baik Menurut UU No. 28 Tahun 1998............................6
D. Pilar-pilar Tata Kelola Pemerintahan yang Baik..................................................................7
E. Manfaat Tata Kelola Pemerintahan yang Baik.....................................................................8
BAB III.................................................................................................................................................9
PENUTUP............................................................................................................................................9
A. Kesimpulan..............................................................................................................................9
B. Saran.........................................................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................................10
ii
Bab I
Pendahuluan
A. Latar belakang
Indonesia saat ini mengalami krisis ekonomi yang mencakup di segala bidang yang di
antaranya disebabkan tata kelola pemerintahan yang tidak dikelola dengan baik. Kita
dapat menyaksikan pelanggaran kasus-kasus korupsi, kolusi, dan nepotisme serta
penyalahgunaan jabatan pemerintahan. Penegakan hukum yang belum berjalan dengan
sebagaimana mestinya, hukum tumpul ke atas dan tajam ke bawah, dan kualitas
pelayanan masyarakat yang buruk seolah-olah mempersulit atau memberatkan
masyarakat kalangan bawah yang menyebabkan berkurangnya kepercayaan rakyat
terhadap pemerintah.
Tata kelola pemerintahan yang baik merupakan landasan yang harus diambil dalam
kebijakan pemulihan ekonomi, sosial, maupun politik. Dalam perkembangan globalisasi
maupun demokrasi menuntut peran pelaku-pelaku penyelenggaraan pemerintahan.
Pemerintah, yang sebelumnya memegang kuat kendali pemerintahan cepat atau lambat
mengalami pergeseran peran dari posisi mengatur segala kebijakan ke posisi sebagai
fasilitator. Dan sebaliknya masyarakat yang sebelumnya sebagai penerima manfaat,
harus mulai menyadari kedudukannya sebagai pemilik kepentingan yang juga harus
berfungsi sebagai pelaku.
Oleh karena itu, tata kelola pemerintahan yang baik harus segera dilaksanakan agar
segala permasalahan yang timbul dapat segara terselesaikan dan juga proses pemulihan
ekonomi dapat dilaksanakan dengan baik dan lancar. Disadari, mewujudkan tata kelola
pemerintahan yang baik membutuhkan waktu yang tidak singkat dan juga upaya terus
menerus. Di samping itu, perlu juga dibangun kerja sama dari seluruh komponen bangsa
yaitu para aparatur negara, pihak swasta, dan masyarakat madani untuk
menumbuhkembangkan rasa kebersamaan dalam rangka mencapai tata kelola
pemerintahan yang baik.
B. Rumusan Masalah
Adapun Rumusan Masalah berdasarkan Latar belakang yang disebutkan di atas, yaitu:
1. Apa pengertian tata kelola pemerintahan yang baik?
2. Bagaimana membangun tata kelola pemerintahan yang baik?
3. Apa saja prinsip-prinsip tata kelola pemerintahan yang baik?
4. Apa saja pilar-pilar tata kelola pemerintahan yang baik?
5. Apa saja manfaat tata kelola pemerintahan yang baik?
C. Tujuan
1
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini,yaitu:
1) Untuk mengetahui pengertian tata kelola pemerintahan yang baik.
2) Untuk mengetahui cara membangun tata kelola pemerintahan yang baik.
3) Untuk mengetahui prinsip-prinsip tata kelola pemerintahan yang baik.
4) Untuk mengetahui pilar-pilar tata kelola pemerintahan yang baik.
5) Untuk mengetahui manfaat tata kelola pemerintahan yang baik.
2
BAB II
Pembahasan
A. Pengertian
Good Governance atau tata kelola pemerintahan yang baik adalah suatu
penyelegaraan manajemen pembangunan yang solid dan bertanggung jawab yang sejalan
dengan prinsip demokrasi dan pasar yang efisien, penghindaran salah alokasi dana
investasi dan pencegahan korupsi baik secara politik maupun secara administratif
menjalankan disiplin anggaran serta penciptaan legal dan politican framework bagi
tumbuhnya aktifitas usaha.
Good governance pada dasarnya adalah suatu konsep yang mengacu kepada proses
pencapaian keputusan dan pelaksanaannya yang dapat dipertanggungjawabkan secara
bersama. Sebagai suatu konsensus yang dicapai oleh pemerintah, warga negara, dan
sektor swasta bagi penyelenggaraan pemerintahaan dalam suatu negara.
Di sisi lain, World Bank atau Bank Dunia sebagai suatu lembaga yang sering
bersinggungan langsung dengan perekonomian dunia memberikan pemahaman tersendiri
bagi kita terkait apa itu tata kelola pemerintahan yang baik. Ia merupakan suatu
penyelenggaraan sistem pengaturan pembangunan negara yang kuat dan bertanggung
jawab dengan tetap beriringan dengan prinsip demokrasi dan prinsip pasar yang efisien.
Selain itu, dalam tata kelola pemerintah yang baik akan terjadi penghindaran kesalahan
dalam alokasi dana pembangunan dan dicegahnya korupsi di segala bidang. Good
governance juga akan menjalankan anggaran secara disiplin sehingga aktivitas usaha
rakyat dapat tumbuh dengan baik.
B. Prinsip
Terdapat banyak teori dari berbagai sumber ataupun para ahli mengenai prinsip-
prinsip tata kelola pemerintahan yang baik, dan prinsip tersebut setelah diakumulasikan
adalah sebagai berikut:
3
1. Partisipasi
Mendorong setiap warga untuk mempergunakan hak dalam menyampaikan
pendapat dalam proses pengambilan keputusan, yang menyangkut kepentingan
masyarakat, baik secara langsung maupun tidak langsung. Partisipasi bermaksud
untuk menjamin agar setiap kebijakan yang diambil mencerminkan aspirasi
masyarakat. Dalam rangka mengantisipasi berbagai isu yang ada, kedudukan dan
peran pemerintah daerah menyediakan saluran komunikasi agar masyarakat dapat
mengutarakan pendapatnya. Jalur komunikasi ini meliputi pertemuan umum, temu
wicara, konsultasi dan penyampaian pendapat secara tertulis. Bentuk lain untuk
merangsang keterlibatan masyarakat adalah melalui perencanaan partisipatif untuk
menyiapkan agenda pembangunan, pemantauan, evaluasi dan pengawasan secara
partisipatif dan mekanisme konsultasi untuk menyelesaikan isu sektoral.
2. Penegakan Hukum
Mewujudkan adanya penegakan hukum yang adil bagi semua pihak tanpa
pengecualian, menjunjung tinggi HAM, dan memperhatikan nilai-nilai yang hidup
dalam masyarakat. Berdasarkan kewenangannya, pemerintah daerah harus
mendukung tegaknya supremasi hukum dengan melakukan berbagai penyuluhan
peraturan perundang-undangan dan menghidupkan kembali nilai-nilai dan norma-
norma yang berlaku di masyarakat. Di samping itu pemerintah daerah perlu
mengupayakan adanya peraturan daerah yang bijaksana dan efektif, serta didukung
penegakan hukum yang adil dan tepat. Pemerintah daerah, DRPD, maupun
masyarakat perlu menghilangkan kebiasaan yang dapat menimbulkan KKN.
3. Transparansi
Menciptakan kepercayaan timbal-balik antara pemerintah dan masyarakat
melalui penyediaan informasi dan menjamin kemudahan di dalam memperoleh
informasi yang akurat dan memadai. Transparansi (transparency) secara harafiah
adalah jelas (obvious), dapat dilihat secara menyeluruh (able to be seen through)
(Collins, 1986). Dengan demikian transparansi adalah keterbukaan dalam
melaksanakan suatu proses kegiatan perusahaan (Wardijasa, 2001). Tranparansi
merupakan salah satu syarat penting untuk menciptakan tata kelola pemerintahan
yang baik. Dengan adanya transparansi di setiap kebijakan dan keputusan di
lingkungan organisasi, maka keadilan (fairness) dapat ditumbuhkan.
Informasi adalah suatu kebutuhan penting masyarakat untuk berpartisipasi
dalam pengelolaan daerah. Berkaitan dengan hal tersebut pemerintah daerah perlu
proaktif memberikan informasi lengkap tentang kebijakan dan layanan yang
disediakannya kepada masyarakat. Pemerintah daerah perlu mendayagunakan
berbagai jalur komunikasi seperti melalui brosur, leaflet, pengumuman melalui
koran, radio, serta televisi lokal. Pemerintah daerah perlu menyiapkan kebijakan
yang jelas tentang cara mendapatkan informasi. Kebijakan ini akan memperjelas
bentuk informasi yang dapat diakses masyarakat.
4. Kesetaraan
4
Memberi peluang yang sama bagi setiap anggota masyarakat untuk
meningkatkan kesejahteraannya. Tujuan dari prinsip ini adalah untuk menjamin agar
kepentingan pihak-pihak yang kurang beruntung, seperti mereka yang miskin dan
lemah, tetap terakomodasi dalam proses pengambilan keputusan. Perhatian khusus
perlu diberikan kepada kaum minoritas agar mereka tidak tersingkir. Selanjutnya
kebijakan khusus akan disusun untuk menjamin adanya kesetaraan terhadap wanita
dan kaum minoritas baik dalam lembaga eksekutif dan legislatif.
5. Daya Tanggap
Meningkatkan kepekaan para penyelenggara pemerintahan terhadap aspirasi
masyarakat, tanpa kecuali. Pemerintah daerah perlu membangun jalur komunikasi
untuk menampung aspirasi masyarakat dalam hal penyusunan kebijakan. Ini dapat
berupa forum masyarakat, talk show, layanan hotline, dab prosedur komplain.
Sebagai fungsi pelayan masyarakat, pemerintah daerah akan mengoptimalkan
pendekatan kemasyarakatan dan secara periodik mengumpulkan pendapat
masyarakat.
6. Wawasan ke Depan
Membangun daerah berdasarkan visi dan strategi yang jelas dan
mengikutsertakan warga dalam seluruh proses pembangunan, sehingga warga
merasa memiliki dan ikut bertanggungjawab terhadap kemajuan daerahnya. Tujuan
penyusunan visi dan strategi adalah untuk memberikan arah pembangunan secara
umun sehingga dapat membantu dalam penggunaan sumber daya secara lebih
efektif. Untuk menjadi visi yang dapat diterima secara luas, visi tersebut perlu
disusun secara terbuka dan transparan, dengan didukung dengan partisipasi
masyarakat, kelompok-kelompok masyarakat yang peduli, serta kalangan dunia
usaha. Pemerintah daerah perlu proaktif mempromosikan pembentukan forum
konsultasi masyarakat, serta membuat berbagai produk yang dapat digunakan oleh
masyarakat.
7. Akuntabilitas
Meningkatkan akuntabilitas para pengambil keputusan dalam segala bidang
yang menyangkut kepentingan masyarakat luas. Seluruh pembuat kebijakan pada
semua tingkatan harus memahami bahwa mereka harus mempertanggungjawabkan
hasil kerja kepada masyarakat. Untuk mengukur kinerja mereka secara obyektif
perlu adanya indikator yang jelas. Sistem pengawasan perlu diperkuat dan hasil
audit harus dipublikasikan, dan apabila terdapat kesalahan harus diberi sanksi.
8. Pengawasan
Meningkatkan upaya pengawasan terhadap penyelenggaraan pemerintahan
dan pembangunan dengan mengusahakan keterlibatan swasta dan masyarakat luas.
Pengawasan yang dilakukan oleh lembaga berwenang perlu memberi peluang bagi
masyarakat dan organisasi masyarakat untuk berpartisipasi aktif dalam pemantauan,
evaluasi, dan pengawasan kerja, sesuai bidangnya. Walaupun demikian tetap
5
diperlukan adanya auditor independen dari luar dan hasil audit perlu dipublikasikan
kepada masyarakat.
10. Profesionalisme
Meningkatkan kemampuan dan moral penyelenggara pemerintahan agar
mampu memberi pelayanan yang mudah, cepat, tepat dengan biaya yang
terjangkau. Tujuannya adalah menciptakan birokrasi profesional yang dapat efektif
memenuhi kebutuhan masyarakat. Ini perlu didukung dengan mekanisme
penerimaan staf yang efektif, sistem pengembangan karir, dan pengembangan staf
yang efektif, penilaian, promosi, dan penggajian staf yang wajar.
6
memiliki peran memberikan peluang lebih banyak kepada masyarakat dan swasta dalam
pelaksanaan pembangunan.
Kedua, swasta berperan sebagai pelaku utama dalam pembangunan, menjadikan
saham sektor non-pertanian sebagai penggerak pertumbuhan ekonomi wilayah, pelaku
utama dalam menciptakan lapangan kerja, dan kontributor utama penerimaan pemerintah
dan daerah.
Ketiga, masyarakat berperan sebagai pemeran utama (bukan berpartisipasi) dalam
proses pembangunan, perlu pengembangan dan penguatan kelembagaan agar mampu
mandiri dan membangun jaringan dengan berbagai pihak dalam melakukan fungsi
produksi dan fungsi konsumsinya, serta perlunya pemberdayaan untuk meningkatkan
efisiensi, produktivitas dan kualitas produksinya.
Tata kelola pemerintahan yang baik hanya bermakna bila keberadaannya ditopang
oleh lembaga yang melibatkan kepentingan publik. Jenis lembaga tersebut adalah sebagai
berikut:
1. Negara
a. Menciptakan kondisi politik, ekonomi, dan sosial yang stabil;
b. Membuat peraturan yang efektif dan berkeadilan;
c. Menyediakan public service yang efektif dan accountable;
d. Menegakkan HAM;
e. Melindungi lingkungan hidup;
f. Mengurus standar kesehatan dan standar keselamatan publik.
Konsepsi ke pemerintahan pada dasarnya adalah kegiatan kenegaraan atau
pemerintah daerah untuk menjalankan tugas kenegaraan yang bertujuan untuk
menyejahterakan rakyat.
2. Sektor Swasta
a. Menjalankan industri;
b. Menciptakan lapangan kerja;
c. Menyediakan insentif bagi karyawan;
d. Meningkatkan standar hidup masyarakat;
e. Memelihara lingkungan hidup;
f. Menaati peraturan;
g. Transfer ilmu pengetahuan dan teknologi kepada masyarakat;
h. Menyediakan kredit bagi pengembangan UKM.
Pelaku sektor swasta mencakup perusahaan swasta yang aktif dalam interaksi
sistem pasar, seperti: industri pengolahan peradangan, perbankan, dan koperasi,
termasuk kegiatan sektor informal.
3. Masyarakat
a. Menjaga agar hak-hak masyarakat terlindungi;
b. Mempengaruhi kebijakan publik;
c. Sebagai sarana cheks and balances pemerintah;
d. Mengawasi penyalahgunaan kewenangan sosial pemerintah;
e. Mengembangkan SDM;
f. Sarana berkomunikasi antar anggota masyarakat.
7
E. Manfaat Tata Kelola Pemerintahan yang Baik
Jika prinsip-prinsip tata kelola pemerintahan yang baik telah diterapkan maka akan
terlaksana sebuah pemerintahan yang baik, bersih, dan berwibawa. Di antara manfaat dari
tata kelola pemerintahan yang baik sebagai berikut:
a) Berkurangnya secara nyata praktik KKN di birokrasi;
b) Terciptanya sistem kelembagaan dan ketatalaksanaan pemerintahan yang bersih,
efisien, transparan, profesional, dan akuntabel;
c) Terhapusnya peraturan perundang-undangan dan tindakan yang bersifat diskriminatif
terhadap warga negara, kelompok atau golongan masyarakat;
d) Meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pengambilan kebijakan publik;
e) Terjaminnya konsistensi dan kepastian hukum seluruh peraturan perundang-
undangan, baik di tingkat pusat maupun daerah.
8
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Good Governance atau tata kelola pemerintahan yang baik adalah suatu
penyelegaraan manajemen pembangunan yang solid dan bertanggung jawab yang
sejalan dengan prinsip demokrasi dan pasar yang efisien, penghindaran salah alokasi
dana investasi dan pencegahan korupsi baik secara politik maupun secara administratif
menjalankan disiplin anggaran serta penciptaan legal dan politican framework bagi
tumbuhnya aktifitas usaha.
Tata kelola pemerintahan yang baik dan bersih memiliki 9 prinsip ,yaitu;
Partisipasi, Penegakan Hukum ,Transparasi, Kesetaraan ,Daya tanggap , Wawasan ke
depan, Akuntabilitas , Pengawasan, Efektifitas dan efisiensi, Profesionalitas .
B. Saran
Penulis tentunya masih menyadari jika makalah diatas masih terdapat banyak
kesalahan dan jauh dari kesempurnaan. Penulis akan memperbaiki makalah tersebut
dengan berpedoman pada banyak sumber serta kritik yang membangun dari para
pembaca.
DAFTAR PUSTAKA
9
https://bulelengkab.go.id/detail/artikel/pengertian-prinsip-dan-penerapan-good-governance-
di-indonesia-99
https://cerdika.com/tata-kelola-pemerintahan-yang-baik/
https://www.banyumaskab.go.id/read/15538/pelaksanaan-good-governance-di-
indonesia#.XiRgen8zZdh
https://www.slideshare.net/MuhamadYogi6/tata-kelola-pemerintah-yang-baik
https://www.academia.edu/6869198/MAKALAH_GOOD_GOVERNANCE_Disusun_untuk
_memenuhi_salah_satu_tugas_mata_kuliah_KEWARGANEGARAAN
http://digilib.unila.ac.id/10543/9/9-BAB%20II.pdf
https://doc.lalacomputer.com/makalah-tata-kelola-pemerintahan-yang-baik/
10