Anda di halaman 1dari 6

SOAL UJIAN ACHIR SMESTER

OBSTETRI GYNEKOLOGIE REGULER SMESTER 4

PROFESI KEBIDANAN UNIVERSITAS FOET DE KOC

Nama : Revina

Nim : 1815301325

Kelas : Profesi Bidan Reguler Akt'18

Dosen : Hj. Indreswati, S. ST. M. Keb

- Baca soal dg teliti dan pahami

- Tidak di benar kan kopi paste punya teman, kalau kedapatan kopi paste dan bahasa yg sama
lembaran jawana tidak dinilai

1. tolng jelas kan tentang proses kehamilan dimulai dari pertemuan sperma dan sel telor.

11.KASUS

Ny. Betty 22 tahun, aminorhoe 10 mg , test pack + , datang ke BPM dengan keluhan rasa mual yang
sangat hebat sejak 1 hari yang lalu. Rasa mual disertai dengan muntah berisi cairan. Pasien mengaku,
sudah muntah sebanyak 12 kali. Saat ini pasien mengeluh kesulitan untuk makan dan minum. Pasien
muntah setiap kali ada makanan/minuman masuk.

Saat ini pasien merasa lemas dan keluar keringat dingin. Pasien terakhir buang air kecil sejak 3 jam yang
lalu. Pasien mengaku air kencingnya sedikit dan berwarna kuning pekat.

Dari pemeriksaan fisik didapatkan, pasien tampak lemas, cenderung apatis. Tekanan darah 80/50
mmHg. Mukosa tampak kering. Turgor kulit jelek,frekuensi nadi 110 kali per menit, napas 24 kali per
menit, suhu 36,5 oc . Nyeri tekan epigastrium positif. Akral dingin. Rahim tidak teraba pada palpasi
abdomen. Tidak terdapat pembesaran kelenjar tiroid.

apa diagnosa ny Betty


bagaimana penatalaksanaan nya.
apa pengobatan /Therapi ny. Betty
111..Tolong sebut kan perobahan2 fisiologis yang terjadi pada persalinan

!V.Tolong jelas kan komplikasi kehamilan yg berhungan lansung dengan kehamilan

V. Sebutkan macam2 kompliksi pada masa nifas dan penatalakswanaan nya.


Jawaban :

1. Proses terjadinya kehamilan

Proses ini diawali pada saat Anda berhubungan seksual dengan pasangan. Beruntunglah bila laki-laki
dapat orgasme karena orgasme ini memiliki fungsi biologis yang penting. Pada laki-laki, orgasme akan
mendorong semen (dari ejakulasi) yang kaya sperma ke dalam vagina dan naik ke leher rahim, sekitar 10
ml per jam. Kekuatan ejakulasi inilah yang memberi sperma awal yang baik dalam perjalanannya menuju
sel telur. Setelah itu, sperma masuk ke dalam tubuh perempuan, dan sperma mencari sel telur untuk
dibuahi. Proses ini merupakan perjalanan yang panjang bagi sperma dan tidak mudah untuk dilewati.

Tantangan yang harus dilalui sperma sebelum mencapai sel telur:

Pertama, lingkungan asam pada vagina perempuan membuat sperma tidak mampu hidup lama di
vagina, sehingga banyak sperma yang tak sanggup melaluinya, mati di tengah jalan.

Kedua, sperma akan menghadapi lendir serviks yang menghambat sperma menuju sel telur. Hanya
sperma yang punya kemampuan berenang paling kuat yang bisa menembus dan melalui lendir serviks
ini.

Ketika sperma sudah mampu melalui jaring-jaring dari lendir serviks, ia kemudian harus berenang sekitar
18 cm dari serviks menuju ke rahim, lalu ke tuba falopi, sampai akhirnya mencapai sel telur. Saat melalui
itu, sperma juga bisa tersesat alias nyasar ke tuba falopi yang salah, bahkan banyak juga yang mati
sebelum bertemu sel telur. Sperma yang mampu berenang sangat cepat untuk bertemu sel telur
biasanya mencapai waktu selama 45 menit atau jika tidak, dapat memakan waktu sampai 12 jam.

Proses terjadinya kehamilan saat sperma bertemu sel telur

Saat rombongan sperma berhasil mencapai sel telur, masing-masing sperma akan mencoba menerobos
masuk ke dalam sel telur. Tapi hanya sperma terkuat yang dapat memasuki sel telur sampai ke
intinya.Ketika salah satu sperma berhasil mencapai inti sel telur, maka sel telur akan membentuk
pertahanan diri sehingga mencegah sperma lainnya masuk. Akhirnya, terjadilah pembuahan yang
nantinya akan tumbuh dan berkembang didalam rahim sebagai janin.

2.KASUS

Jawaban :

a. Diagnosa Ny. Betty

Berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan yang dilakukan pada Ny. Betty mengalami Hiperemesis
Gravidarum.
b. Penatalaksanaan.

penatalaksanaan hiperemesis gravidarum, saat ibu dirawat , adalah merehidrasi ibu, memperbaiki
gangguan elektrolit dan hematologis lain, mencegah komplikasi dan memindahkan ibu ke rumah segera,
meskipun banyak wanita memiliki angka yang tinggi untuk masuk kembali ke rumah sakit. Penyebab
muntah yang terjadi secara berlebihan harus diidentifikasi, bukan semata-mata untuk membuat
diagnosis banding, tetpai juga mempertimbangkan factor lain seperti psikologis, yang dapat menambah
keparahan ibu. Tindakan pertama yang harus dilakukan jika ibu menjadi tidak sehat secara patologis
adalah bahwa “ia hatus dipindahkan dari lingkungan yang penuh stres”. Akan tetapi, penting untuk
mengkaji dampak dirawat pada ibu dan keluarganya dan mempertimbangkan dirawat pada implikasi
pananganan kondisinya sebagai orang yang dirawat inap. Bagi beberapa orang, distres dan kekerasan
dalam rumah tangga yang disebabkan oleh paksaan untuk masuk ke bangsal antenatal mungkin tidak
produktif bagi manfaat penatalaksanaan medis.

c. Therapy/pengobatan

(a) Obat-obatan

Pemberian obat pada hiperemesis gravidarum sebaiknya berkonsultasi dengan dokter sehingga dapat
dipilih obat yang tidak bersifat teratogenik (dapat menyebabkan kelainan kongenital atau cacat bawaan
bayi). Komponen (susunan obat) yang dapat diberikan adalah :

a) Sedatif ringan (fernobarbital [Luminal] 30 mg, Valium)

b) Anti-alergi (anthistamin, Dramamine, Avomin)

c) Obat antimual/anti-muntah (Mediamer B6 (30 mg), Emetro

Selain itu ada beberapa cara:

-Makan dalam porsi kecil, tetapi sering. Meski mual, ibu tetap harus melakukannya, demi tercukupinya
asupan nutrisi sang buah hati.

-Hindari semua hal yang memicu stres.

-Pilih menu makanan dengan rasa yang hambar.

-Tunggu hingga mual mereda, baru mulai makan.

3.Perubahan fisiologis yang terjadi pada persalinan

Jawaban:

-Tekanan darah

-Metabolisme
-Suhu

-Denyut Nadi

-Perubahan pada ginjal

-Perubahan sistem pencernaan

-Perubahan Hematologi

4.Komplikasi kehamilan yang berhubungan langsung dengan kehamilan

Jawaban:

1.)Hiperemesis gravidarum

Hiperemesis gravidarum mirip dengan morning sickness, namun dengan gejala yang lebih berat. Mual
dan muntah pada hiperemesis gravidarum akan berlangsung lebih lama, bahkan bisa sampai trimester
kedua atau ketiga. Keluhannya pun lebih parah, hingga membuat ibu hamil mengalami dehidrasi dan
sulit untuk makan atau minum. Penyebab pasti hiperemesis gravidarum belum diketahui secara pasti,
namun salah satu penyebabnya diduga peningkatan kadar hormon selama kehamilan. Upaya
pencegahan pun belum dapat dilakukan karena penyebab pasti kondisi ini tidak diketahui. Untuk
mencegah dehidrasi dan kekurangan nutrisi yang bisa membahayakan janin, saat Anda mengalami mual
dan muntah yang cukup parah, segeralah periksakan diri ke dokter. Bila perlu, dokter akan menyarankan
ibu hamil yang mengalami hiperemesis gravidarum untuk diinfus dan dirawat di rumah sakit.

2.)Keguguran

Keguguran diartikan sebagai kematian janin di dalam kandungan saat usianya belum mencapai 20
minggu. Kondisi ini dapat ditandai dengan perdarahan melalui vagina, perut terasa kram atau sangat
nyeri, sakit menjalar hingga ke punggung, tubuh terasa lemas, dan kadang disertai demam.Sebagian
besar keguguran terjadi akibat kelainan pada kromosom atau komponen genetik yang berujung pada
gangguan pertumbuhan janin. Hal lain yang juga bisa menyebabkan keguguran adalah gangguan
hormon, kelainan respons kekebalan tubuh (autoimun), terlalu lelah, merokok, mengonsumsi alkohol,
kelainan rahim, dan kelemahan leher rahim. Risiko keguguran juga akan meningkat pada ibu hamil yang
memiliki penyakit tertentu, seperti diabetes, gangguan tiroid, dan tekanan darah tinggi.

3.)Perdarahan

Sekitar 25-40% wanita hamil mengalami perdarahan di trimester pertama. Walau demikian, tidak semua
perdarahan saat hamil adalah hal yang berbahaya. Perdarahan ini dapat disebabkan oleh proses
menempelnya sel telur yang telah dibuahi pada dinding rahim atau melakukan hubungan seksual
dengan cukup kuat. Namun, perdarahan saat hamil bisa menjadi kondisi serius bila diikuti dengan gejala
keguguran, seperti nyeri dan kram perut yang hebat. Selain itu, perdarahan yang terjadi akibat
kehamilan ektopik atau pertumbuhan janin abnormal, seperti pada hamil anggur, juga perlu diwaspadai.
Maka dari itu, perdarahan saat hamil tetap tidak boleh diremehkan, meski hanya berupa bercak-bercak
darah yang jumlahnya sedikit. Saat mengalaminya, segeralah periksakan diri ke dokter kandungan untuk
mendapat penanganan yang tepat.

4.)Kurang cairan ketuban

Di dalam rahim, janin berdiam dalam kantung berisi cairan ketuban. Fungsi cairan ini adalah melindungi
janin dari benturan dan infeksi, menjaga suhu rahim stabil, serta membantu organ-organ janin untuk
berkembang. Jumlah cairan ini akan terus berkurang mulai usia kehamilan 36 minggu hingga akhirnya
janin lahir. Namun hati-hati, turunnya volume cairan ketuban yang terlalu cepat bisa menyebabkan
komplikasi kehamilan, seperti bayi sungsang dan bayi lahir prematur.

5.komplikasi masa nifas dan penatalaksanaan nya

Jawaban:

1) Perdarahan postpartum

Dengan tanda dan gejala secara umum sebagai berikut:

Perdarahan yang membutuhkan lebih dari satu pembalut dalam waktu satu atau dua jam, sejumlah
besar perdarahan berwarna merah terang tiap saat setelah minggu pertama pascapersalinan.
Perdarahan post partum adalah perdarahan lebih dari 500-600 ml dalam masa 24 jam setelah anak lahir.
Menurut waktu terjadinya dibagi atas dua bagian yaitu: Perdarahan Postpartum Primer (early
postpartum hemorrhage) yang terjadi dalam 24 jam setelah anak lahir dan perdarahan postpartum
sekunder (late postpartum hemorrhage) yang terjadi setelah 24 jam, biasanya antara hari ke-5 sampai
ke-15 postpartum.

Penanganan: Penanganan Umum perdarahan postpartum:

a) Ketahui dengan pasti kondisi pasien sejak awal

b) Pimpin persalinan dengan mengacu pada persalinan bersih dan aman (termasuk upaya pencegahan
perdarahan postpartum)

c) Lakukan observasi melekat pada 2 jam pertama pascapersalinan dan lanjutkan pemantauan terjadwal
hingga 4 jam berikutnya

d) Selalu siapkan keperluan tindakan darurat

e) Segera lakukan penilaian klinik dan upaya pertolongan apabila dihadapkan dengan masalah dan
komplikasi
f) Atasi syok

g) Pastikan kontraksi berlangsung baik (keluarkan bekuan darah, lakukan pijatan uterus, beri uterotonika
10 IU IM dilanjutkan infus 20 IU dalam 500 cc NS/RL dengan tetesan per menit).

h) Pastikan plasenta lahir dan lengkap, eksplorasi kemungkinan robekan jalan lahir.

i) Bila perdarahan terus berlangsung, lakukan uji beku darah.

j) Pasang kateter menetap dan pantau masuk keluar cairan.

k) Cari penyebab perdarahan dan lakukan tindakan spesifik

Anda mungkin juga menyukai