REPUBLIK INDONESIA
KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN
Gedung Manggala Wanabakti, Jalan Gatot Subroto
Jakarta 10270, Kotak Pos 6505
Telepon : 5730191, Faximile : 5738732
Kepada Yth.
1. Direktur Utama Perum Perhutani;
PRPS Posey
Sdr. Pemegang HGU bidang Perkebunan;
Sdr. Pemegang IUPHHK-HA;
Sdr. Pemegang IUPHHK-HTI;
Sdr. Pemegang IUPHHK-RE;
‘Sdr. Pemegang IUPHHBK-HA;
Sdr. Pemegang IUPHHBK-HTI;
Sdr. Pemegang IUPIL;
Sdr. Pemegang Izin Perhutanan Sosial;
Seluruh Indonesia
SURAT EDARAN
Nomor ; s€- 2./MenLk- seti€h/ Roum /Pp(-4 2/2020
TENTANG
ANTISIPASI PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN KEBAKARAN HUTAN DAN
LAHAN TAHUN 2020
A. Memperhatikan :
)
Arahan Presiden Republik Indonesia pada Rapat Koordinasi Nasional Pengendalian
Kebakaran Hutan dan Lahan Tahun 2020 pada tanggal 6 Februari 2020 di Istana
Negara Jakarta, sebagai berikut :
a. Tingkatkan kewaspadaan dan antisipasi dini, segera padamkan api bila terjadi
kebakaran dan jangan biarkan kebakaran meluas.
b. Penataan Ekosistem Gambut agar pembasahan lahan gambut terus terjaga melalui
Pembuatan kanal, terutama di daerah gambut yang mengalami penurunan muka
air secara drastis dimusim kemarau. "Sekat kanal, timbun kanal, embung, sumur
bor juga penataan ekosistem gambut harus terus dilanjutkan secara konsisten.
¢. Perusahaan pemilik konsesi pemanfaatan hutan dan perkebunan di lahan gambut
diminta lebih waspada mencegah kebakaran dilahan konsesinya dari karhutla, jika
sampai terjadi karhutla sanksinya harus tegas.
d. Patroli lapangan (ground checking), terutama di wilayah yang rawan kebakaran
ditingkatkan, dan dimulai sedini mungkin sebagai antisipasi. Kerjasama semua
pihak dari aparat pemerintah, penegak hukum dan masyarakat harus diteruskan
dan ditingkatkan dalam upaya pengendalian karhutla.
. Mencarikan solusi yang lebih permanen untuk upaya pembakaran hutan dan lahan
yang sengaja untuk motif ekonomi.
Pantauan Hotspot Satelit NOAA dan Terra/Aqua periode bulan Januari s.d Maret 2020
terjadi peningkatan titik panas di Pulau Sumatera meliputi Provinsi Sumatera Utara,
Riau, Jambi, Sumatera Selatan dan di Pulau Kalimantan meliputi Provinsi Kalimantan
Timur dan Kalimantan Selatan.
3) Wilayah...a
3) Wilayah kerja di Provinsi yang memiliki lahan gambut seperti di Pulau Sumatera dan
Kalimantan karena berpotensi menimbulkan bencana kabut asap.
. Maksud dan Tujuan
Maksud Surat Edaran ini adalah untuk memberikan arahan kepada pemegang Hak Guna
Usaha Perkebunan, IUPHHK, IUPHHBK, IUPJL seluruh Indonesia dan Hak Pengelola
(Perum Perhutani) serta Izin Perhutanan Sosial dalam rangka mengantisipasi pencegahan
dan pengendalian kebakaran hutan dan lahan Tahun 2020.
Tujuan Surat Edaran ini adalah untuk Pencegahan dan Penanggulangan kejadian
kebakaran hutan dan lahan Tahun 2020.
Ruang Lingkup
. Pemegang Hak Guna Usaha Perkebunan;
. Pemegang Hak Pengelolaan;
. Pemegang IUPHHK-HA;
|. Pemegang IUPHHK-HT;
. Pemegang IUPHHK-RE;
Pemegang IUPHHBK-HA;
|. Pemegang IUPHHBK-HT;
|. Pemegang IUPIL.
Pemegang Izin Perhutanan Sosial;
Dasar
1, Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan sebagaimana telah
diubah dengan Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2004 tentang Penetapan
Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang
Perubahan atas Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan
menjadi Undang-Undang;
2. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2007 tentang Tata Hutan dan Penyusunan
Rencana Pengelolaan Hutan serta Pemanfaatan Hutan sebagaimana telah diubah
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2008;
3. Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2014 tentang Perlindungan dan Pengelolaan
Ekosistem Gambut sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 57
Tahun 2016;
4. Instruksi Presiden No 11 Tahun 2015 tentang Peningkatan Pengendalian Kebakaran
Hutan dan Lahan;
5. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor P.18/MenLHK-II/2015
tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Kehutanan;
6. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia Nomor :
P.32/MenLHK/Setjen/ Kum.1/3/2016 tentang Pengendalian Kebakaran Hutan Dan
Lahan.
. Surat Keputusan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor :
‘SK.224/MENLHK/PPI/PPI1.4/5/2018 tentang Penanganan Khusus Krisis Kebakaran
Lahan/Hutan dalam Lingkup Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan.
Fe>paocH
N
:. Kepada pemegang Pemegang Hak Guna Usaha Perkebunan, Pemegang Hak Pengelolaan,
Pemegang IUPHHK-HA, Pemegang IUPHHK-HT, Pemegang IUPHHK-RE, Pemegang
TUPHHBK-HA, Pemegang IUPHHBK-HT, Pemegang IUPJL diminta untuk :
1. Melaksanakan Sosialisasi "Pembukaan Lahan Tanpa Bakar” dengan sasaran
masyarakat di dalam dan sekitar areal kerja.
2. Melaksanakan....2. Melaksanakan patroli terpadu bersama Satgas Karhutla pada daerah-daerah rawan
kebakaran hutan dan lahan seperti lahan gambut, areal kerja yang berdekatan dengan
masyarakat, sehingga dapat menekan kesempatan masyarakat untuk melakukan
pembakaran dalam pembukaan lahannya.
3. Melakukan pemantauan Hotspotsetiap hari baik melalui website sjpongi.menthk.go.id
dan modis-catalog./apan.go.id, yang kemudian ditindaklanjuti dengan pemeriksaan
lapangan terhadap indikasi titik api (ground check hotspot), Tinggi Muka Air Tanah
(TMAT), dan Indeks Standar Pencemaran Udara (ISPU). Menggunakan pola
kelembaban lahan untuk pembasahan dalam mengantisipasi terjadinya kebakaran
hutan dan lahan
4. Menyediakan dan menyiapkan Sarana - Prasarana serta sumber daya manusia dan
anggaran yang memadai dengan berpedoman pada Peraturan Menteri Lingkungan
Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia Nomor : P.32/MenLHK/Setjen/
Kum.1/3/2016 tentang Pengendalian Kebakaran Hutan Dan Lahan. Pada lahan
gambut agar dibangun sekat kanal, timbun kanal, embung tahan musim kemarau
sedangkan pada daerah tanah mineral agar dibangun sumur bor.
5. Meningkatkan kewaspadaan khususnya terhadap api yang bersumber baik dari dalam
areal kerja konsesi maupun yang berada di sekitar areal kerja konsesi (lahan
masyarakat). Apabila terjadi kebakaran agar segera dipadamkan secepatnya dan
jangan menunggu kebakaran semakin meluas. Berperan aktif membantu pemadaman
kebakaran hutan dan lahan pada lahan masyarakat maupun areal izin perhutanan
sosial di sekitar areal kerjanya.
F. Kepada para Pemegang Izin Perhutanan Sosial diminta untuk :
Melakukan pembukaan lahan maupun penyiapan lahan tanpa bakar pada areal
perhutanan sosial.
. Waspada terhadap api yang bersumber baik dari dalam areal perhutanan sosial
maupun dari luar areal perhutanan sosial dan apabila ada api segera padamkan jangan
membiarkan kebakaran meluas dan agar berkoordinasi untuk pemadaman api dengan
pemegang izin di sekitarnya.
Saling berkoordinasi antar pemilik izin perhutanan sosial dan berkoordinasi dengan
Satgas Karhutla dalam melaksanakan Pencegahan dan Penanggulangan Kebakaran
Hutan dan Lahan.
Demikian untuk diperhatikan dan dilaksanakan.
Ditetapkan di : Jakarta
Pada Tanggal : 5 Maret 202
teri Lingkungan Hidup dan
N
»
Tembusan
1. Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (sebagai laporan);
2. Gubernur seluruh Provinsi di Indonesia;
3. Pejabat Eselon I Lingkup Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan;
4. Kepala Dinas Provinsi Yang Membidangi Kehutanan seluruh Indonesia;
5. Kepala Balai Pengelolaan Hutan Produksi seluruh Indonesia;
6. Kepala Balai Perhutanan Sosial dan Kemitraan Lingkungan seluruh Indonesia;
7. Kepala Kesatuan Pengelolaan Hutan Produksi seluruh Indonesia;
8. Ketua Asosiasi Pengusaha Hutan Indonesia (APHI).