Anda di halaman 1dari 17

NAMA : AL IKHSAN

NIM : 1948201001

ATOM

Sejarah Singkat Teori Atom


Di dalam ilmu fisika dan kimia, pengertian teori atom merupakan teori ilmiah
mengenai sifat materi alam. Teori tersebut mengatakan bahwa materi tersusun dari satuan
diskret yang dinamai sebagai atom.Konsep ini mulai dibahas sejak masa Yunani kuno
dan pertama kali menjadi aliran ilmiah utama pada abad ke-19. Saat diungkap pada ilmu
kimia, membuktikan bahwa materi berperilaku laiknya tersusun dari atom-atom.

Teori Atom Dari Waktu Ke Waktu


Gagasan mengenai materi yang tersusun atas unit diskret sudah muncul sejak masa
lampau. Ada banyak kebudayaan kuno misalnya di India dan Yunani mengenai hal ini.
Ide ini muncul berdasar pada penalaran filosofis serta teologis ketimbang eksperimen dan
bukti ilmiah.Namun, menjelang abad 19, ide ini dipelajari lalu disempurnakan oleh para
ilmuwan. Zaman ini disebut sebagai zaman keemasan ilmu kimia. Pasalnya, bisa
menghasilkan penemuan yang bisa dijelaskan dengan menggunakan konsep teori atom.

Nah, berikut ringkasan teori atom secara lengkap dari para ahli:

1. Teori Atom Dalton


Atom adalah satuan dasar materi yang tersusun atas inti atom dengan elektron
negatif di sekitarnya. Didalam inti atom terdapat campuran proton yang bermuatan positif
serta neutron yang bersifat netral. Elektron terikat dengan inti oleh sebuah gaya
elektromagnetik. Dalton mengungkapkan bahwa atom terlihat seperti bola pejal.

Teori atom Dalton dikenal sebagai teori atom yang paling tua. ia mulai
mempublikasikan teorinya di tahun 1808. Teori ini muncul berdasarkan pada hukum
susunan tetap atau prouts dan juga hukum kekekalan massa atau Lavoisier.

2. Teori Atom Thomson


Model atom Thomson dikemukakan pada tahun 1903. Menurut Thomson, bentuk
atom seperti roti kismis, artinya atom bermuatan positif bertaburan dengan atom negatif
disekitarnya. Konsep Thomson disertai dengan adanya penemuan elektron yang dikenal
dengan teori atom J.J Thomson.

3. Teori Atom Rutherford


Teori ini didasarkan pada eksperimen yang dilakukan oleh Rutherford yaitu
penembakan inti lempengan emas menggunakan partikel alpha (percobaan Geiger-
Marsden).Saat itu, Rutherford menyusun desain rancangan percobaan yang dipancarkan
unsur radioaktif. Hasilnya, sinar radioaktif tersebut dibelokkan, dipantulkan, serta
diteruskan.

4. Teori Atom Bohr


Kelemahan dari teori atom Rutherford disempurnakan oleh teori atom Bohr.
Penemuan Bohr diawali pengamatan Niels Bohr terhadap spektrum dari atom. Ada
spektrum garis yang menunjukkan elektron hanya beredar pada lintasan dengan energi
tertentu.

Teori Atom Mekanika Kuantum


Teori atom ini didasarkan pada dualisme sifat elektron yaitu sebagai partikel dan
gelombang. Menurut De Broglie, cahaya bisa berperilaku sebagai gelombang (dikenal
dengan istilah dualisme gelombang partikel) serta sebagai materi.Sedangkan menurut
Heisenberg, tidak mungkin dapat menentukan kecepatan serta posisi elektron secara
bersamaan. Namun, yang bisa ditentukan hanya kebolehjadian dalam menemukan
elektron pada jarak tertentu.Daerah yang memiliki kemungkinan besar dapat ditemukan
elektron disebut dengan orbital. Bentuk dari orbital adalah awan yang tebal tipisnya akan
menentukan kemungkinan elektron pada daerah itu.Werner Heisenberf mengemukakan
bahwa metode eksperimen yang dipakai untuk menemukan posisi dari partikel bisa
menyebabkan perubahan. Bisa dari posisi, momentum, dan juga keduanya.

Isi Teori Atom Mekanika Kuantum

Teori ini melahirkan konsep atom mekanika kuantum dengan prostulat sebagai berikut:

• Posisi elektron di dalam atom tidak bisa ditentukan dengan pasti


• Atom memiliki kulit elektron
• Pada setiap kulit elektron mempunyai subkulit elektron
• Setiap sub kulit elektro mempunyai sub dari sub kulit elektron.

IKATAN KIMIA

Ikatan kimia adalah ikatan yang terjadi antara atom-atom yang membentuk molekul-
molekul.
1. KESTABILAN UNSUR
1. Kestabilan Unsur Gas Mulia
Atom-atom dapat dikelompokkan menjadi atom logam, nonlogam, metaloid, dan gas
mulia. Atom-atom gas mulia bersifat stabil, sedangkan atom-atom lainnya bersifat tidak
stabil. Atom-atom gas mulia bersifat stabil karena kulit terluarnya terisi penuh oleh
electron.

Tabel 2.1 Elektron Valensi Atom-Atom Gas Mulia


Atom Konfigurasi Elektron Elektron Valensi
₂He 2 2
 ₁₀Ne 28 8
 ₁₈Ar 288 8
 ₃₆Kr 2 8 18 8 8
 ₅₄Xe 2 8 18 18 8 8
 ₈₆Rn 2 8 18 32 18 8 8

2. Cara Atom-atom uang tidak stabil Mencapai Kestabilannya


Agar setiap atom itu stabil, atom harus berjumlah 8.
Golongan IA melepas 1 elektron
Golongan IIA melepas 2 elektron
Golongan IIIA melepas 3 elektron
Golongan IVA menerima 4 elektron
Golongan VA menerima 3 elektron
Golongan VIA menerima 2 elektron
Golongan VIIA menerima 1 elektron
Golongan VIIIA Stabil
3. Simbol Lewis (Kaidah oktet)
Untuk memudahkan kita dalam mempelajari ikatan kimia antar atom,dengan
digunakannya simbol Lewis yang menggambarkan elektron valensi suatu atom. Cara
penulisannya adalah:

1. Tuliskan simbol atomnya


2. Tempatkan titik mengelilingi simbol atomnya maksimum sampai dengan 4
titik. Titik selanjutnya ditempatkan dengan titik sebelumnya sampai mencapai
konfigurasi oktet (8 elektron)
3. Setiap titik mewakili 1 elektron yang ada pada kulit terluar atom tersebut.
Tanda titik (.) bisa diganti oleh tanda silang (x), lingkaran (o) dsb.
Ikatan kimia terdir iatas Ikatan Kimia Ion dan Kovalen.
Unsur yang melepas e⁻ : Unsur yang elektron valensi 1,2,3 (+)
Contoh:
₁₁Na : 2 8 1 = Na⁺ + e⁻

₁₂Mg : 2 8 2 = Mg²⁺ + 2e⁻

₁₃Al : 2 8 3 = Al³⁺ + 3e⁻

Unsur yang menerima e⁻ : Unsur yang elektron valensi 4,5,6,7 (-)


Contoh:
₆C : 2 4 =  C + 4 e⁻ -> C⁴⁻

₇N : 2 5 = N + 3 e⁻ -> N³⁻

= O + 2 e⁻ -> O²⁻

₁₇Cl : 2 8 7 = Cl + e⁻ -> Cl⁻

Contoh pembentukan ion:


1. Na dengan Cl

₁₁Na : 2 8 1

₁₇Cl : 2 8 7

Na -> Na⁺+ e⁻ + Cl + e⁻ -> Cl⁻

Hasilnya: Na + Cl -> Na⁺ + Cl⁻ = NaCl

Pada ikatan kovalen tunggal

Ikatan kovalen pada H2


Ikatan kovalen pada F2

Pada ikatan kovalen rangkap dua

Pada ikatan kovalen rangkap dua, ditunjukkan oleh garis rangkap dua (=), yang artinya
terdapat dua pasangan elektron ikatan, contohnya pada ikatan rangkap dua pada
molekul CO2.

Pada ikatan ion

Ikatan ion pada NaCl


Atom Na memberikan 1 elektronnya pada atom Cl, sehingga Na bermuatan positif dan Cl
bermuatan negatif. Keduanya telah memenuhi kaidah oktet.

Ikatan ion pada MgO


Atom Mg memberikan 2 elektronnya pada atom O, sehingga Mg bermuatan positif 2 dan
O bermuatan negatif 2. Keduanya telah memenuhi kaidah oktet.

Penggambaran

Langkah – langkah dalam menggambarkan struktur Lewis:


1. Menghitung valensi atom yang akan dibuat struktur Lewisnya, contoh NH3.

2. Membuat kerangka strukturnya, di mana atom pusatnya biasanya adalah atom


pertama dalam rumus kimia molekultersebut.
3. Menempatkan satu elektron pada sisi di mana terdapat atom lain. Jika terdapat sisa
elektron, letakkan elektron-elektron tersebut secara berpasangan.

4. Menulis semua elektron valensi dari atom-atom yang terlibat dengan


menggunakan lambang titik (•).

5. Melengkapi bentuk duplet atau oktet dari ikatan atom ke atom pusat.

6. Bila atom pusat masih belum memenuhi kaidah oktet maka dapat digunakan
ikatan rangkap agar setiap atom dapat memenuhi oktet.
7. Jika sudah sesuai, ganti setiap pasangan elektron tersebut dengan garis tunggal
(ikatan tunggal). Apabila terdapat dua pasangan elektron, maka ganti dengan garis
rangkap dua (ikatan rangkap dua). Jika terdapat 3 pasangan elektron, ganti dengan
garis rangkap tiga (ikatan rangkap tiga).
Ikatan Kovalen Koordinasi

  Adalah ikatan yang terbentuk dengan cara penggunaan bersama pasangan elektron
yang berasal dari salah 1 atom yang berikatan [Pasangan Elektron Bebas (PEB)],
sedangkan atom yang lain hanya menerima pasangan elektron yang digunakan bersama.
Pasangan elektron ikatan (PEI) yang menyatakan ikatan dativ digambarkan dengan tanda
anak panah kecil yang arahnya dari atom donor menuju akseptor pasangan elektron.
Contoh 1: Terbentuknya senyawa BF3-NH3

Rumus Lewis

Struktur kimia
Contoh 2: Terbentuknya senyawa NH4+
STEREOKIMIA
A.      PENGERTIAN
Stereokimia adalah susunan ruang dari atom dan gugus fungsi dalam molekul
umumnya, molekul organik dalam obyek tiga dimensi yang merupakan hasil hibridisasi
dan ikatan secara geometri dari atom dalam molekul. Artinya bagaimana atom-atom
dalam sebuah molekul diatur dalam ruang satu terhadap ruang yang lainnya. Stereokimia
berkaitan dengan bagaimana penataan atom-atom dalam sebuah molekul dalam ruang
tiga dimensi.
Adapun tiga aspek yang mencakup dari stereokimia ini ialah :
·        Konformasi molekul: Berkaitan dengan bentuk molekul dan bagaimana bentuk
molekul itu   diubah akibat adanya putaran bebas disepanjang ikatan C-C tunggal.
·        Konfigurasi berkaitan dengan Kiralitas molekul: Bagaimana penataan atom-atom
disekitar atom karbon yang mengakibatkan terjadinya isomer..
·     Isomer Geometrik : Terjadi karena ketegaran (rigit) dalam molekul yang mengakibatkan
adanya isomer.

Isomer adalah senyawa-senyawa karbon yang memiliki rumus molekul sama tetapi
rumus strukturnya berbeda. Pada senyawa hidrokarbon, rumus kimia menunjukkan
jumlah atom karbon dan setiap unsur yang terdapat dalam satu molekul senyawa.
·         Kelompok Isomer:

Terdapat   dua   jenis   isomer,   yaitu  isomer   struktural dan  stereoisomer .
Isomer   struktural   adalah   isomer   yang   berbeda   dari   susunan/urutan   atom-atom
terikat satu sama lain.
1.       ISOMER STRUKTURAL
Variasi dalam struktur senyawa organic dapat disebabkan oleh jumlah atom atau
jenis atom dalam molekul. Tetapi variasi dalam struktur ini dapat juga terjadi Karena
urutan atom yang terikat satu sama lain dalam suatu molekul.
Misalnya untuk rumus molekul C2H6O dapat ditulis dua rumus bangun yang
berlainan. Kedua rumus bangun ini menyatakan dua senyawa yang berlainan yaitu:
dimetil eter, dan etanol. Dimetil eter dan etanol merupakan contoh isomer structural.
Alkana yang mengandung tiga karbon atau kurang tak mempunyai isomer. Dalam tiap
kasus, hanya terdapat satu cara untuk menata atom-atom.
Contoh :
Tak berisomer  :    CH4   C2H6    C 3 H8
   Metana       Etana          Propana
Jadi dapat disimpulkan semakin banyak atom karbonnya, maka makin banyak pula
isomernya.

2.       STEREOISOMER
Merupakan senyawa berlainan yang mempunyai struktur sama, berbeda hanya
dalam hal penataan atom-atom dalam ruangannya saja. Stereoisomer bukanlah isomer
struktur,mereka mempunyai urutan keterkaitan atom-atom yang sama. Stereoisomer
hanya berbeda susunan atom-atomnya dalam ruang. Berdasarkan strukturnya
stereoisomer digolongkan menjadi dua yaitu :
·         Enantiomer adalah yang antara satu sama lain merupakan bayangan cermin
·         Diastereomer adalah yang bukan merupakan bayangan cermin
Berdasarkan mudah tidaknya berubah dari satu stereoisomer ke stereoisomer yang
lain, stereoisomer dikelompokan menjadi dua kelompok, yakni :
·          Isomer-isomer konformasi / konfomer-konfomer yaitu mereka yang dapat
berubah dari satu stereoisomer ke stereoisomer yang lain dengan hanya melalui pemuatan
ikatan tunggal
·          Isomer-isomer konfigurasi yaitu mereka yang hanya dapat berubah dari satu
stereoisomer ke stereoisomer yang lain melalui pemutusan dan penyambungan kembali
ikatan-ikatan kovalen.
Dalam kimia, isomerisme cis-trans atau isomerisme geometrik atau isomerisme
konfigurasi adalah sebuah bentuk stereoisomerisme yang menjelaskan orientasi gugus-
gugus fungsi dalam sebuah molekul. Secara umum, isomer seperti ini mempunyai ikatan
rangkap yang tidak dapat berputar. Selain itu, isomer ini juga muncul dikarenakan
struktur cincin molekul yang menyebabkan perputaran ikatan sangat terbatas.
Istilah "isomerisme geometrik" adalah istilah lama yang sudah tidak digunakan
lagi dan merupakan sinonim dari "isomerisme cis-trans". Ia kadang-kadang juga
merupakan sinonim untuk stereoisomerisme umum (misalnya isomerisme optis); istilah
yang tepat untuk stereoisomerisme non-optis adalah diastereomerisme.
Terdapat dua bentuk isomer cis-trans, yakni cis dan trans. Ketika gugus substituen
berorientasi pada arah yang sama, diastereomer ini disebut sebagai cis, sedangkan ketika
subtituen berorientasi pada arah yang berlawanan, diastereomer ini disebut sebagai trans.
Contoh molekul hidrokarbon yang menunjukkan isomerisme cis-trans adalah 2-butena.                          
Cis-2-butena                                                           Trans-2-butena                        
Senyawa alisiklik juga dapat menunjukkan isomerisme cis-trans. Sebagai contoh
isomer 
geometrik yang disebabkan oleh struktur cincin, yaitu
                                                                                 
            trans-1,2-diklorosikloheksana                      cis-1,2-diklorosikloheksana

Konformasi merupakan penataan atom atau gugus-gugus yang terikat oleh ikatan


sigma dalam ruang secara berlainan akibat rotasi atom/ gugus tersebut mengelilingi
ikatan tersebut.

Kiral adalah senyawa atau ion yang tidak dapat ditindihkan dengan bayangan
cerminnya .Kiral berasal dari bahasa yunani “cheir” yang artinya tangan. Istilah kiral
secara umum digunakan untuk menggambarkan suatu objek yang tidak dapat
bertumpukan secara pas pada bayangannya.

Molekul kiral adalah molekul yang mempunyai bayangan cermin tidak


superimposabel (tidak dapat bertumpukan ). Suatu molekul organik disebut molekul kiral
jika terdapat minimal 1 atom C yang mengikat empat gugus yang berlainan. Molekul-
molekul kiral memiliki sifat optis, yang artinya suatu molekul kiral memiliki kemampuan
untuk memutar bidang cahaya terpolarisasi pada alat yang disebut polarimeter. Perbedaan
antara molekul kiral dan akiral adalah bahwa hanya senyawa kiral yang tidak dapat
berhimpit.

Kiralitas adalah suatu keadaan yang menyebabkan dua molekul dengan struktur


yang sama tetapi berbeda susunan ruang dan konfigurasinya. Atom yang menjadi pusat
kiralitas dikenal dengan istilah atom kiral. Penyebab adanya kiralitas adalah adanya
senyawa karbon yang tidak simetris
contoh :
Kiralitas Asam Amino
·         SIFAT FISIK CIS DAN TRANS
Isomer cis dan isomer trans sering kali memiliki sifat-sift fisika yang berbeda.
Perbedaan antara isomer pada umumnya disebabkan oleh perbedaan bentuk molekul atau
momen dipol secara keseluruhan.
Perbedaan ini dapatlah sangat kecil, seperti yang terlihat pada titik didih alkena
berantai lurus 2-pentena (titik didih isomer trans 36 °C dan isomer cis 37 °C)[1].
Perbedaan isomer cis dan trans juga dapat sangat besar, seperti pada kasus siklooktena.
Isomer cis senyawa ini memiliki titik didih 145 °C[2], sedangkan isomer transnya 75 °C.
[3] Perbedaan yang sangat besar antara kedua isomer siklooktena disebabkan oleh terikan
cincin yang besar untuk trans-siklooktena, yang juga menyebabkannya kurang stabil
dibandingkan isomer cis. Bahkan, kedua isomer asam 2-butenadioat memiliki sifat-sifat
dan reaktivitas yang sangat berbeda sehingga mempunyai nama yang berbeda pula.
Isomer cisnya disebuah asam maleat, sedangkan isomer transnya disebuat asam fumarat
           Dapat dipersingkat bahwa polaritas merupakan faktor kunci yang menentukan titik
didih relatif senyawa karena ia akan meningkatkan gaya antar molekul, sedangkan simetri
merupakan faktor kunci yang menentukan titik leleh relatif karena ia mengizinkan
penataan molekul yang lebih baik pada bentuk padat. Oleh karena itu, trans-alkena yang
kurang polar dan lebih simetris cenderung memiliki titik didih yang lebih rendah dan titik
leleh yang lebih tinggi. Sebaliknya cis-alkena secara umum memiliki titik didih yang
lebih tinggi dan titik leleh yang lebih rendah.

·         NOTASI E/Z
Sistem penamaan isomer cis/trans tidaklah efektif ketika terdapat lebih dari dua
substituen pada ikatan ganda. Kata Z (berasal dari Bahasa Jerman zusammen) berarti
bersama dan berkorespondensi dengan istilah cis; E (berasal dari Bahasa Jerman
entgegen) berarti berlawanan dan berkorespondensi dengan istilah trans.
Sebuah konfigurasi molekul disebut E atau Z tergantung pada kaidah
prioritas Cahn-Ingold-Prelog (nomor atom yang lebih tinggi memiliki prioritas lebih
tinggi). Untuk setiap atom yang melekat pada ikatan ganda, diperlukan penentuan
substituen mana yang memiliki prioritas lebih tinggi. Jika dua substituen berprioritas
lebih tinggi berada pada sisi yang sama, susunan ini disebut Z; sedangkan jika
berlawanan, susunan ini disebut E
.
Adapun syarat untuk menentukan prioritas menurut CIP :
1.      Atom dengan nomor atom lebih tinggi mempunyai prioritas lebih tinggi
F<C<l<Br<I
2.      Isotop dengan nomor massa lebih tinggi menjadi prioritas
3.      contoh :Atom dengan ikatan rangkap 2 atau tiga setara dengan 2 atau 3 kali ikatan
tunggal, lebih tinggi prioritas nya

Gugus fungsional
Gugus fungsi adalah atom substituen atau kelompok atom yang melekat pada
molekul tertentu. Bagian-bagian ini (bagian dari molekul yang dapat ditemukan di
banyak molekul lain juga) bertanggung jawab atas reaksi kimia yang melibatkan molekul
tempat mereka terikat.Gugus fungsi merupakan pengelompokan komponen tertentu di
mana reaksi kimia khas dari molekul-molekul ini bertanggung jawab.Dua molekul yang
memiliki ukuran berbeda tetapi gugus fungsi yang sama akan mengambil bagian dalam
reaksi kimia yang serupa atau persis sama. Kehadiran gugus fungsi dalam molekul
menyiratkan bahwa perilaku dan reaksi kimia dari molekul tersebut dapat diprediksi
secara sistematis.Proses sintesis kimia, di mana reaksi-reaksi kimia sengaja dilakukan
untuk memperoleh senyawa tertentu, dapat dirancang dengan memahami sifat-sifat
berbagai gugus fungsi.

Contoh gugus fungsi


Contoh-contoh gugus fungsi umum termasuk alkohol (-OH), aldehida (-COH), dan nitril
(-CN).

Cara di mana gugus-gugus fungsi memanjakan diri dalam suatu reaksi kimia dapat
dimodifikasi lebih lanjut dengan bantuan gugus fungsi lainnya, dan gugus-gugus ini juga
dapat dipertukarkan.

Beberapa contoh gugus fungsi yang melibatkan karbon diilustrasikan di bawah ini.

Sifat Gugus fungsi


Gugus fungsi adalah gugus yang menunjukkan fitur dan sifat mereka sendiri yang
terpisah dari molekul tempat mereka melekat:

 Ikatan kovalen menghubungkan atom-atom dari gugus fungsi ini dan kelompok
secara keseluruhan dengan molekul.
 Dalam hal polimer, gugus fungsional umumnya melekat pada inti nonpolar dari
atom karbon di setiap unit berulang polimer yang sesuai, yang menanamkan rantai
karbon dengan karakteristik kimia spesifik.
 Beberapa gugus fungsi memiliki muatan ionik pada mereka, seperti yang diamati
pada garam karboksilat yang mengandung gugus -COO – ionik.
 Ketika gugus fungsi ini melekat pada molekul, mereka mengubah molekul
menjadi komplek atau ion poliatomik.
 Dalam kompleks koordinasi, gugus fungsional yang terikat pada atom pusat
dikatakan ligan.

Beberapa kelompok yang lebih fungsional mengandung unsur-unsur seperti nitrogen


dan oksigen yang menampilkan hibridisasi karbon-nitrogen dan ikatan karbon-oksigen
yang berbeda diilustrasikan di bawah ini.

Kehadiran gugus-gugus fungsi dalam suatu molekul juga mempengaruhi kelarutan


dan kecenderungan untuk membentuk kompleks molekul yang dimaksud. Jika gugus
fungsi zat terlarut dan pelarut berinteraksi dengan baik, kelarutan meningkat. Misalnya,
karena gula dan air keduanya mengandung gugus -OH (hidroksil), gula dapat dengan
mudah dilarutkan dalam air.Dalam skenario di mana gugus fungsi yang sangat
elektronegatif melekat pada atom atau molekul yang kurang elektronegatif, polaritas
muncul yang memungkinkan molekul nonpolar awalnya larut dalam air atau lingkungan
berair lainnya.

Peran gugus fungsi


Dalam kimia organik, gugus fungsi adalah gugus atom atau ikatan khusus dalam
suatu senyawa yang bertanggung jawab atas reaksi kimia khas senyawa tersebut. gugus
fungsi yang sama akan berperilaku dengan cara yang sama, dengan menjalani reaksi yang
sama, terlepas dari senyawa yang merupakan bagiannya. Gugus fungsi juga memainkan
peranan penting dalam nomenklatur senyawa organik; menggabungkan nama-nama
gugus fungsi dengan nama-nama alkana induk memberikan cara untuk membedakan
senyawa.

Atom-atom dari gugus fungsi dihubungkan bersama-sama dan ke sisa senyawa dengan
ikatan kovalen. Atom karbon pertama yang menempel pada gugus fungsional disebut
sebagai karbon alfa; yang kedua, karbon beta; yang ketiga, karbon gamma, dll. Demikian
pula, gugus fungsi dapat disebut sebagai primer, sekunder, atau tersier, tergantung pada
apakah ia melekat pada satu, dua, atau tiga atom karbon.

Gugus Fungsional dan Reaktivitas


Gugus fungsi memainkan peran penting dalam mengarahkan dan mengendalikan
reaksi organik. Rantai alkil sering tidak reaktif, dan arah reaksi spesifik-situs sulit; rantai
alkil tak jenuh dengan kehadiran gugus fungsional memungkinkan untuk reaktivitas dan
spesifisitas yang lebih tinggi. Seringkali, senyawa difungsikan dengan kelompok tertentu
untuk reaksi kimia tertentu. Fungsionalisasi mengacu pada penambahan gugus-gugus
fungsi pada suatu senyawa melalui sintesis kimia. Melalui metode sintesis rutin, segala
jenis senyawa organik dapat melekat pada permukaan. Dalam ilmu material,
fungsionalisasi digunakan untuk mencapai sifat permukaan yang diinginkan; gugus
fungsi juga dapat digunakan untuk secara kovalen menghubungkan molekul fungsional
dengan permukaan perangkat kimia.

ALKUNA

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, alkuna merupakan jenis senyawa


hidrokarbon tak jenuh yang memiliki ikatan rangkap tiga. Rumus umum alkuna adalah
CnH2n-n dengan n > 1.

Misalnya:

Jika n = 2, maka C2H2 merupakan suku pertama alkuna.

Jika n = 3, maka C3H4 merupakan suku kedua alkuna.

Jika n = 4, maka C4H6 merupakan suku ketiga alkuna, dan seterusnya.

 Tata nama alkuna berdasarkan IUPAC

Pemberian nama alkuna dibedakan menjadi dua menurut jenis rantainya, yaitu:

1. Rantai lurus

Penamaan alkuna rantai lurus dengan C = 2 dan C = 3 ditulis menurut jumlah atom C


yang menyusunnya dan diakhiri dengan akhiran –una.

Contoh:

C2H2  = etuna.

C3H4  = propuna.

Sementara itu, Penamaan alkuna rantai lurus dengan C ≥ 4 diawali dengan menuliskan
nomor atom C yang memiliki ikatan rangkap tiga diikuti dengan nama alkuna
sesuai dengan jumlah atom C. Penomoran atom C dimulai dari ujung rantai yang paling
dekat dengan ikatan rangkap tiga.

IUPAC : posisi rangkap + nama alkuna

Contoh:

 
2. Rantai bercabang

IUPAC : posisi cabang + nama cabang + posisi rangkap + nama rantai induk

Aturan penamaan:

1. Tentukan rantai utamanya. Rantai utama ini merupakan rantai karbon terpanjang
yang mengandung ikatan rangkap tiga. Contoh:

                        

2. Beri nomor pada setiap atom C yang berada pada rantai


utama. Ingat! Penomoran dimulai dari ujung rantai yang paling dekat dengan ikatan
rangkap tiga. Contoh:

                                                

3. Jika terdapat lebih dari satu cabang yang sama, maka dalam penulisannya diawali
dengan di- (untuk 2 cabang yang sama), tri- (untuk 3 cabang yang sama), tetra- (untuk 4
cabang yang sama), dan seterusnya. Contoh:
                           

Terdapat dua cabang sejenis pada atom C bernomor 4, sehingga nama alkuna tersebut
adalah 4,4 - dimetil - 2 - nonuna.

4. Jika terdapat lebih dari satu cabang yang berbeda, maka dalam penulisannya harus
disusun berdasarkan urutan abjad huruf pertama dari nama cabang
tersebut. Note! Awalan di-, tri-, tetra-, dan sebagainya tidak diperhatikan dalam
penentuan urutan abjad. Contoh:

                                          
Karena etil diawali dengan huruf "e" dan metil diawali dengan huruf "m", maka dalam
penulisannya kita awali dengan etil terlebih dahulu, kemudian diikuti dengan metil, lalu
nama rantai induknya, sehingga nama alkuna tersebut adalah 6 - etil - 4,4 - dimetil - 2 -
nonuna. Perhatikan kalau awalan di- pada metil tidak mempengaruhi penentuan urutan
abjad ya, Squad.

Sejauh ini bagaimana, nih? Kamu paham nggak? Nah, bagi yang belum paham, tulis saja
pertanyaanmu di kolom komentar, ya. Setelah kamu mengetahui apa itu alkuna serta
aturan dalam penamaan alkuna, yuk kita lanjut ke bahasan selanjutnya, yaitu sifat-sifat
alkuna. Tetap simak, ya!

Sifat alkuna dibedakan menjadi dua berdasarkan sifat fisik dan sifat kimia, di antaranya:

1. Sifat fisik

a. Merupakan senyawa nonpolar. Akibatnya, alkuna tidak mudah larut dalam air.

b. Pada suhu kamar:

 Alkuna dengan C2 - C4 berwujud gas.


 Alkuna dengan C5 - C15 berwujud cair.
 Alkuna dengan C16 dan seterusnya berwujud padat.
c. Pada alkuna rantai lurus, semakin panjang rantai C nya, maka akan semakin tinggi
titik didihnya.

d. Pada alkuna rantai bercabang, semakin banyak cabangnya, maka akan semakin


rendah titik didihnya.

2. Sifat kimia

Reaksi adisi

Reaksi adisi adalah reaksi penjenuhan atau pemutusan ikatan rangkap oleh hidrogen


(H2), halogen (X2), atau asam halida (HX). Reaksi adisi pada alkuna membutuhkan
pereaksi dengan jumlah dua kali lipat dari alkena.

Sekarang, coba kita perhatikan beberapa contoh reaksi adisi pada alkuna di bawah ini.

 Reaksi adisi dengan H2

 Reaksi adisi dengan X2 (F2, Cl2, Br2, I2)   

 Reaksi adisi dengan HX (X = F, Cl, Br, I)

Pada reaksi adisi propuna dengan HX, berlaku hukum Markovnikov. Atom H dari asam
akan  berikatan pada atom C ikatan rangkap yang lebih banyak mengikat atom H.

Duh, aku pusing! (sumber: giphy.com)


Tenang, Squad, meskipun reaksi-reaksi di atas terlihat cukup rumit, tapi intinya, pada
reaksi adisi kita ingin mengubah ikatan rangkap pada atom C menjadi ikatan tunggal.
Caranya, dengan menambahkan atom-atom lain, seperti H2, X2, dan HX.

Nah, akhirnya, kita masuk ke bahasan terakhir kita, nih, yaitu manfaat alkuna. Penasaran
apa saja manfaatnya? Yuk, langsung saja kita simak!
Alkuna dapat digunakan sebagai bahan baku pembuat bahan-bahan sintetis, seperti
plastik. Salah satu jenis alkuna yang paling sederhana, yaitu etuna atau lebih dikenal
dengan asetilen banyak digunakan sebagai bahan bakar untuk proses pengelasan,
pemotongan besi dan logam, serta membantu mempercepat pematangan buah.

Anda mungkin juga menyukai