TINJAUAN PUSTAKA
10
melamun, dan sedih, tetapi di lain sisi akan gembira, tertawa, ataupun
marah-marah.
c. Transisi dalam kehidupan social.
Lingkungan social anak semakin bergeser keluar dari keluarga, di mana
lingkungan teman sebaya mulai memegang peranan penting. Pergeseran
ikatan pada temen sebaya merupakan upaya remaja untuk mandiri
(melepaskan ikatan dengan keluarga).
d. Transisi dalam nilai-nilai moral.
Remaja mulai meninggalkan nilai-nilai yang dianutnya dan menuju nilai-
nilai yang dianut orang dewasa. Saat ini remaja mulai meragukan nilai-
nilai yang diterima pada waktu masa anak-anak dan mulai mulai mencari
nilai sendiri.
e. Transisi dalam pemahaman.
Remaja mengalami perubahan kognitif yang pesat sehingga mulai
mengembangkan kemampuan berfikit abstrak.
Menurut Allort (1954) sikap itu terdiri dari 3 komponen pokok, yakni:
a. Kepercayaan (keyakinan).
Artinya, bagaimana keyakina dan pendapat atau pemikiran seseorang
terhadap objek. Seorang remaja memiliki sikap percaya diri terhadap
sesuatu yang diyakininya atau mereka lihat dana pa yang mereka
dapatkan dari setiap pelajaran makan sesuatu yang mereka percaya
dan slalu diingat. Jika mereka beranggapan bahwa kebersihan organ
genitalia adalah sangat penting untuk dijaga dan selalu dibersihkan
dengan baik.
b. Kehidupan emosional atau evaluasi terhadap objek.
Artinya, bagaimana penilaian seseorang tersebut terhadap objek.
Mengevaluasi suatu tindakan dalam membersihkan organ reproduksi
sangatlah penting bagi setiap orang, karena dengan membersihkan
organ reproduksi mereka dapat mengaplikasikan dengan cara
mempratikkan dengan baik.
c. Kecenderungan untuk bertindak.
Artinya, sikap adalah merupakan komponen yang mendahului
tindakan atau perilaku terbuka. Pratik dalam kebersihan organ
genitalia sangat penting dilakukan karena dengan melakukan
kebersihan organ reproduksi dapat mencegah terjadinya keputihan
yang secara berlebih, selain itu dapat meningkatkan rasa nyaman
pada saat melakukan atifitas sehari- hari.
Sikap terdapat dua macam dan dapat bersifat positif dan dapat juga bersifat
negatif (Wawan, A dan Dewi M, 2010)
a. Sikap positif, cenderung tindakan mendekati, menyenangi,
mengharapkan objek tertentu.
b. Sikap negatif, cenderung tindakan untuk menjahui, menghindari,
membenci dan tidak menyukai objek tertentu.
3. Tindakan atau Pratik (practice)
Seperti telah disebutkan diatas bahwa sikap adalah cenderungan
untuk bertindak (Pratik). Sikap belum tentu terwujud dalam tindakan,
sebab untuk terwujudnya dalam tindakan perlu faktor lain yaitu antara
lain adanya fasilitas atau sarana dan prasarana. Oleh sebab itu indicator
praktik kesehatan ini juga mencakup hal-hal sebagai berikut:
1) Tindakan (pratik) sehubungan dengan penyakit.
Tindakan ini mencakup:
a. Pencegahan penyakit, seorang remaja putri dalam
mencegah terjadinya keputihan dengan cara
melakukan kebersihan organ genitalia dengan baik,
selain itu remaja putri harus menggunakan celana
dalam yang dapat menyerap keringat dan tidak
menggunakan antiseptic secara berlebihan.
b. Penyembuhan penyakit, pada saat remaja putri
melakukan kebersihan organ reproduksi dengan
sesuai prosedur maka akan dapat mengurangi
terjadinya keputihan yang sangat berlebih.
2) Tindakan (praktik) pemeliharaan dan peningkatan
kesehatan.
Tindakan ini mencakup antara lain: tindakan yang
dilakukan seorang remaja putri dalam mencegah
terjadinya keputihan adalah dengan cara kembersihkan
daerah kewanitaan dengan teratur pada saat buang air
besar dan buang air kecil dan menggunakan air yang
mengalir.
3) Tindakan (pratik) kesehatan lingkungan.
Tindakan ini antara lain mencakup: buang air besar di
WC, membuang sampah ditempat sampah, menggunakan
air bersih untuk mandi, cuci, masak dan sebagainya.
a. Tindakan kategori baik jika nilainya >50%.
b. Tindakan kategori kurang baik jika nilainya <50%.
Secara umum alat reproduksi wanita dibagi atas dua bagian yaitu alat
kelamin (genetalia) luar dan alat kelamin bagian dalam. Alat kelamin wanita
terdiri dari bagian-bagian dibawah ini:
a. Alat kelamin luar.
Mons veneris disebut juga gunung venus, menonjol kebagian depan
menutup tulang kemaluan.
Labia mayora (Bibir Besar) berasal dari mons veteris, berbentuk
lonjong menjurus ke bawah dan bersatu dibagian bawah. Bagian luar labia
mayora terdiri dari kulit berambut, bagian dalamnya tidak berambut dan
mengandung kelenjar lemak, bagian ini mengandung banyak ujung saraf
sehingga sensitif saat hubungan seks.
Labia minora (Bibir Kecil) merupakan lipatan kecil dibagian dalam
labia mayora. Bagian depannya mengelilingi klitoris. Kedua labia ini
mempunyai pembuluh darah, sehingga dapat menjadi besar saat keinginan
seks bertambah. Labia ini analog dengan kulit skrotum pada pria.
Klitoris mrupakan bagian yang eriktil, seperti penis pada pria,
mengandung banyak pembulu darah dan serat saraf, sehingga sangat sensitif
saat berhubungan seks.
Vestibulum bagian kelamin ini dibasahi oleh kedua labia kanan-kiri dan
bagian atas oleh klitoris serta bagian belakang pertemua labia minora. Pada
bagian vestibulum terdapat muara vagina (liang sanggama), saluran
kencing, kelenjar Bartholin, dan kelenjar sken (kelenjar-kelenjar ini akan
f. Pakailah celana dalam dari bahan katun karena dapat menyerap keringat
dengan sempurna.
g. Menghindari pemakaian celana dalam dari satin ataupun bahan sintetik
lainnya karena menyebabkan organ intim menjadi panas dan lembab.
h. Membersihkan vagina dengan air sebaiknya dilakukan dengan
menggunakan shower toilet. Semprotlah permukaan luar vagina dengan
pelan dan menggosoknya dengan tangan.
i. Gantilah celana dalam sekurang-kurangnya dua sampai tiga kali sehari.
j. Penggunaan pantyliner sebaiknya digunakan antara dua sampai tiga jam.
Penggunaan pantyliner setiap hari ternyata justru dapat mengakibatkan
infeksi bakteri, jamur, serta jerawat atau bisul pada daerah genetalia. Ini
terjadi karena pantyliner membuat daerah kewanitaan makin lembab.
Meskipun lapisan atas pantyiner memiliki daya serap untuk menjaga
higienitas daerah kewanitaan, akan tetapi bagian dasar dari pantyliner ini
terbuat dari plastik, sehingga kulit tidak bisa bernafas lega karena
kurangnya sirkulasi udara. Jadi sebaiknya jangan menggunakan pantyliner
terlalu sering.
k. Sebaiknya tidak menggunakan celana ketat, berbahan nilon, jeans dan
kulit.
l. Saat cebok setelah BAB atau BAK, bilas dari arah depan ke belakang. Hal
ini untuk menghindari terbawanya kuman dari anus ke vagina.
m. Memotong atau mencukur rambut kemaluan sebelum panjang secara
teratur.
n. Memakai handuk khusus untuk mengeringkan daerah kemaluan.
o. Apabila kita menggunakan WC umum, sebaiknya sebelum duduk siram
dulu WC tersebut (di-flishing) terlebih dahulu baru kemudian kita
gunakan.
p. Jangan garuk organ intim segatal apa pun. Membilas dengan air hangat
juga tidak disarankan mengingat cara itu justru bisa membuat kulit di
sekitar Mrs. V bertambah merah dan membuat rasa gatal semakin menjadi-
jadi. Lebih baik kompres vagina dengan air es sehingga pembuluh darah di
wilayah organ intim tersebut menciut, warna merahnya berkurang, dan
rasa gatal menghilang. Alternatif lain, basuh vagina dengan rebusan air
sirih yang sudah didinginkan. Atau gunakan PK yang dicampur dengan air
dingin. Takarannya 1 sendok teh untuk air satu ember ukuran sedang.
Penggunaan PK dengan dosis tidak tepat bisa membakar kulit dan
membuatnya kering berwarna kecoklatan.
q. Bersihkan vagina setiap buang air kecil (BAK) dan buang air besar (BAB).
Air yang digunakan untuk membasuh harus bersih, yakni air mengalir
yang langsung dari keran. Penelitian menguak air dalam bak / ember di
toilet-toilet umum mengandung 70% jamur candida albicans. Sedangkan
air yang mengalir dari keran di toilet umum mengandung kurang lebih 10-
20% jenis jamur yang sama. Kebersihan vagina juga berkaitan erat dengan
trik pembasuhannya. Yang benar adalah dari arah depan (vagina) ke
belakang (anus) dan bukan dari anus ke arah vagina. Cara yang disebut
terakhir itu hanya akan membuat bakteri yang bersarang di daerah anus
masuk ke liang vagina dan mengakibatkan gatal-gatal. Setelah dibasuh,
keringkan Mrs. V dengan handuk lembut agar tidak basah.
r. Sebaiknya pilih pembalut yang berbahan lembut, dapat menyerap dengan
baik, tidak mengandung bahan yang membuat alergi (misalnya parfum
atau gel), dan merekat dengan baik pada pakaian dalam.
jam atau harus ganti sesering mungkin bila sudah penuh oleh darah menstruasi
(Kusmiran Eni, 2011).
II.5 Keputihan
II.5.1 Definisi Keputihan
Keputihan (Leukorea, Flour Albus) nama gejala yang diberikan kepada
cairan yang di keluarkan dari alat-alat genital yang tidak berupa darah. Leukorea
merupakan gejala yang paling sering dijumpai pada penderita ginekologik: adanya
gejala ini diketahui penderita karena mengotori celananya (Prawirohardjo, 2008).
a. Infeksi
Tubuh akan memberikan reaksi terhadap mikroorganisme yangmasuk
ini dengan serangkainreaksi radang.
b. Jamur
jamur yang sering menyebabkan keputihan adalah candida albikan.
Jamur ini merupakan saprofit yang pada keadaan bias tidak
menimbulkan keluhan gejala. Keluhan penyakit ini adalah rasa gatal
atau panas pada alat kelamin, keluarnya lendir yang kental. Putih dan
bergumpal seperti butiran tepung.
c. Bakteri
1) Gonokokus: gejala yang ditimbulkan adalah keputihan yang
berwarna putih kekuningan atau nanah, rasa sakit pada waktu
berkemih maupun saat bersenggama.
2) Klamidia trakomotis: gejala utama yang ditemukan adalah
servisitis.
3) Grandnerella: gejala yang ditimbulkan adalah keputihan yang
berlebihan yang berbau disertai rasa tidak nyaman di perut bagian
bawah.
4) Treponema pallidum
5) Parasit: gejala yang di timbulkan adalah keputihan yang encer
sampai kental, berwarna kekuningan dan agak bebau serta terasa
gatal dan panas.
6) Virus: gejala yang ditandai dengan kondiloma akuminata, cairan
berbau, tanpa rasa gatal.
d. Kelainan alat kelamin didapat oleh bawaan
Fistel vesikovaginalis atau rektovaginalis akibat cacat bawaan, cedera
persalinan dan radiasi kanker genetalia atau kanker itu sendiri.
e. Benda asing
Kondom yang tertinggal dan pesarium untuk penderita hernia atau
prolapse uteri dapat merangsang secret vagina berlebihan.
f. Neoplasma jinak
f. Secret bercampur darah dan disertai bau khas akibat sel-sel mati,
kemungkinan adanya sel-sel kanker pada serviks.
Skema 1
Skema Kerangka Teori
1. faktor predisposisi
a. pengetahuan Kejadian keputihan
b. sikap
c. tindakan/ praktik
2. faktor pemungkin (enabling factors)
a. pelayanan kesehatan
Penyebab keputihan fisiologis Penyebab keputihan
b. sarana dan prasarana
3. faktor penguat (reinforcing factors) patologis
a. Pengaruh sisa estrogen.
a. keluarga a) Infeksi
b. guru b. Pengaruh estrogen yang
b) Jamur
c. teman sebaya meningkat pada saat c) Bakteri
d. lingkungan d) Kelainan alat kelamin
menarche.
didapat oleh bawaan
c. Rangsangan saat koitus. e) Benda asing
d. Adanya peningkatan f) Neoplasma jinak
g) Kanker
kelenjar reproduksi.
h) Fisik
e. Mucus servik yang padat i) menoupouse
pada masa kehamilan.