PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
2011). Diare lebih dominan menyerang balita karena daya tahan tubuh balita
yang masih lemah sehingga balita sangat rentan terhadap penyebaran virus
tetapi hal itu sangat relatif terhadap kebiasaan yang ada pada penderita dan
berlangsung tidak lebih dari satu minggu. Apabila diare berlangsung antara
(Soegijanto, 2002).
escherichia coli, shigella dan salmonella. ada beberapa faktor yang dapat
meningkatkan resiko terjadinya diare pada anak seperti tidak memberikan ASI
susu yang kurang bersih, menyimpan makanan masak pada suhu kamar, air
minum tercemar dengan bakteri tinja, tidak mencuci tangan sesudah buang air
(Nursalam, 2015).
1
maupun meningkatkan risiko rawat inap anak dengan diare. Faktor risiko yang
2016). Begitu juga penelitian Khalili (2019), juga menjelaskan bahwa salah
satu faktor risiko yang menyebabkan pasien diare dirawat di rumah sakit di
dan Riset kesehatan Dasar dari tahun ke tahun diketahui bahwa diare masih
diare terdeteksi pada anak balita usia 1-4 tahun (16,7%) dan merupakan
penyebab tertinggi kematian anak balita usia 12-59 bulan (25,2%). Hal ini
terjadi karena anak dalam kelompok umur ini mulai aktif bermain dan berisiko
terkena infeksi. Masih tingginya angka kesakitan dan kematian karena diare
penurunan angka kematian anak menjadi 2/3 bagian dari tahun 1990 sampai
dengan 2015 merupakan salah satu target yang tertuang dalam Millenium
Pontianak, kasus diare pada tahun 2018 masih banyak terjadi dengan jumlah
kasus sebanyak 2.565 dengan presentase 2,0%. Mengingat hal ini, penyakit
diare masih menjadi penyebab kematian tertinggi pada balita setelah ISPA
2
kontrol penyakit diare sendiri telah lama di upayakan oleh pemerintah
sampai enam bulan, termasuk pendidikan kesehatan spesifik dengan tujuan bisa
diantaranya adalah dengan pemberian Oralit atau LGG serta suplemen Zinc.
oralit formula baru dan suplemen Zinc dalam tata laksana diare sejak tahun
2004. Namun demikian, penatalaksanaan diare dengan Oralit dan Zinc ini
Rumah Sakit Ibu dan Anak Anugrah Pontianak merupakan rumah sakit ibu
dan anak swasta yang ada di Kota Pontianak. Pada bulan Oktober 2019 selama
yaitu di Ruang Anak dan Ruang Perinatology untuk mata ajar stase
keperawatan anak.
Pada bulan Oktober 2019, penulis sedang praktek diruangan anak RSIA
Anugrah Pontianak dan penulis menemukan pasien anak dengan diare yang
berusia 6 bulan. Berdasarkan kasus diare pada bulan November 2019 terdapat 5
3
kasus GEA pada anak/bayi di ruang anak RSIA Anugrah Pontianak.
mengambil kasus asuhan keperawatan anak dengan diare untuk menjadi bahan
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan data diatas, rumusan masalah dalam Karya Ilmiah Akhir ini
C. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Tujuan Umum dari penulisan Karya Ilmiah Akhir ini adalah untuk
2. Tujuan Khusus
4
c. Untuk mendeskripsikan diagnosa keperawatan tentang asuhan
Pontianak.
D. Manfaat Penulisan
Diharapkan hasil penulisan Karya Ilmiah Akhir ini bisa bermanfaat bagi
3. Bagi Pasien
5
4. Bagi Peneliti
Hasil penulisan Karya Ilmiah Akhir ini bisa digunakan penulis selanjutnya
Karya Ilmiah Akhir ini diharapkan dapat menjadi tambahan ilmu bagi
E. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan pada Karya Ilmiah Akhir ini terdiri dari lima (5) bab
dengan sistematika penulisan yaitu pada BAB I Pendahuluan, terdiri dari latar
kemudian terdapat rumusan masalah, tujuan yang terbagi menjadi tujuan umum
dan tujuan khusus, manfaat dan yang terakhir yaitu sistematika penulisan. Pada
BAB II Landasan Teoritis, terdiri dari definisi, etiologi dan konsep masalah,
dengan Diare.
keperawatan yang diberikan kepada klien dengan Diare mulai dari pengkajian
6
yang terdiri dari kesimpulan dari asuhan keperawatan yang telah dilakukan dan
7
BAB II
LANDASAN TEORITIS
1. Definisi Hipovolemia
sehingga jumlah air pada tubuh berkurang. Meskipun yang hilang adalah
B. Definisi Diare
Diare atau Gastroenteritis adalah defekasi encer lebih dari tiga kali sehari
dengan atau tanpa lendir dalam tinja. Diare akut adalah diare yang timbul
secara mendadak dan berlangsung kurang dari 7 hari pada bayi dan anak yang
8
Mufidah (2018), menyatakan bahwa Gastroenteritis merupakan sindrom
bertambahnya frekuensi buang air besar (hingga 3 kali atau lebih dalam
sehari), dengan tinja yang encer berwarna hijau ataupun dapat bercampur
lendir dan darah atau hanya lendir saja. Sedangkan menurut Guyton & Hall
C. Etiologi Diare
a. Faktor Infeksi
dalam usus dan merusak sel mukosa intestinal yang dapat menurunkan
sel mukosa mengalami iritasi dan akhirnya sekresi cairan dan elektrolit
akan meningkat.
9
1) Infeksi virus
tahun,
2) Infeksi parenteral
ensefalitis dan sebagainya. Keadaan ini terjadi pada bayi dan anak di
bawah 2 tahun.
3) Infeksi bakteri
a) Stigella
b) Salmonella
c) Escherichia coli
d) Campylobacter
e) Yersinia Enterecolitica
b. Faktor Malabsorbsi
10
pergeseran air dan elektrolit ke rongga usus yang dapat meningkatkan isi
1) Malabsorbsi karbohidrat
2) Malabsorbsi lemak
c. Faktor makanan
Diare dapat terjadi apabila toksin yang ada tidak mampu menyerap
d. Faktor psikologi
D. Pathogenesis Diare
1. Gangguan osmotik
11
rongga usus. Isi rongga usus yang berlebihan ini akan merangsang usus
2. Gangguan Sekresi
Gangguan ini terjadi karena rangsangan tertentu (missal oleh toksin) pada
E. Klasifikasi Diare
Diare dehidrasi berat adalah diare yang disertai dengan letargis atau
Diare ini mempunyai tanda seperti atau rewel, mata ceung serta
turgor kulit jelek. Penatalaksanaannya berikan ASI lebih sering dan lebih
12
lama untuk setiap kali pemberian, berikan oralit, ajari ibu cara membuat
Diare Tanpa dehidrasi jika hanya ada salah satu tanda pada dehidrasi
berat atau ringan. Penatalaksanaannya berikan ASI lebih sering dan lebih
lama setiap kali pemberian, berikan cairan tambahan yaitu berupa oralit
atau air matang sebanyak bayi mau, ajari ibu cara membuat larutan oralit
tapi sering.
4. Diare Persisten
Diare persisten adalah diare sudah lebih dari 14 hari. Tindakan dan
manajemen balita sakit adalah sebagai berikut atasi diare sesuai dengan
tingkat diare dan dehidrasi, pertahankan kadar gula agar tidak menurun,
5. Disentri
Disentri adalah diare yang disertai darah pada tinja dan tidak ada tanda
diare persisten.
13
F. Manifestasi Klinis Diare
Menurut Nursalam (2018), tanda dan gejala diare adalah sebagai berikut :
1. sering buang air besar dengan konsistensi tinja cair atau encer
14
2. dehidrasi (turgor kulit jelek)
3. demam
6. anoreksia
7. lemah
8. Pucat
9. nyeri abdomen
hal hal yang perlu diperhatikan pada saat menentukan derajat dehidrasi pada
detik kemudian dilepas kembali. Bila kulit kembali normal dalam waktu 1
detik, maka anak menderita dehidrasi ringan bila kembali dalam 1-2 detik,
anak menderita dehidrasi sedang, jika lebih dari 2 detik maka anak
sedang dan skor 7-12 dehidrasi berat. Nilai atau gejala tersebut adalah
3. Pada anak anak dengan ubun ubun besar yang sudah menutup, penilaian
kecil.
G. Komplikasi Diare
15
Diare dapat menimbulkan komplikasi yaitu sebagai berikut :
1. Dehidrasi
2. Hipovolemia
3. Kejang
4. Bakterimia
5. Malnutrisi
6. Hipoglikemia
Menurut Suriyadi dan Yuliani (2005) akibat diare dan kehilangan cairan
H. Penatalaksanaan Diare
Berikan cairan lebih sering dan lebih lama pada setiap kali
pemberian, jika anak memperoleh ASI eksklusif berikan oralit atau air
atau lebih cairan seperti oralit, cairan makanan (kuah, sayur , air tajin)
2. Memberi makanan
16
Saat diare anak harus tetap diberi makanan yang memadai, jangan pernah
pencahar. Bila diare terjadi berulang kali, balita atau anak akan
d. Air seni keluar sedikit dan berwarna gelap, ada kalanya tidak keluar
sama sekali
f. Bayi tanda dehidrasi bisa dilihat dari ubun-ubun yang menjadi cekung
17
a. PH darah dan cadangan dikali dan elektrolit (Natrium, Kalium,
3. Doudenal intubation
Pemeriksaan ini bertujuan untuk mengetahui jasad renik atau parasit secara
J. Pengkajian Diare
kesadaran menurun.
d. Mata meliputi apakah mata anak cekung , kering atau sangat cekung.
e. Mulut : mukosa bibir kering, tidak ada stomatitis dan kondisi lidah
bersih.
18
h. Sistem pencernaan meliputi apakah mukosa mulut kering dan distensi
abdomen
menurun, mual muntah , minum normal atau tidak , minum sedikit atau
tidak.
tidak?
l. Sistem integument meliputi kaji apakah warna kulit pucat, turgor kulit
menurun > 2detik, suhu meningkat > 37, 5 C, akral hangat , akral
dingin (waspada syok), capillary refiil time memanjang > 2detik dan
1) Inspeksi : tidak ada lesi, tidak ada nyeri dan kelainan tulang
19
2) Palpasi : tidak adanya kelainan tulang dan sendi, kekuatan otot 5
Gastroenteritis, yaitu :
a. Pengkajian
gejala yang timbul dan riwayat kesehatan pada pasien diare seperti
sedangkan gejala yang sering muncul pada pasien diare yaitu muntah,
BAB cair, frekuensi BAB lebih dari 3 kali, jumlah dan karakteristik
Tinja yang keluar. Pengkajian fisik yang dilakukan secara umum yaitu
tubuh, turgor, membrane mukosa, air mata dan saliva, bola mata,
b. Identitas
20
ekonomi juga mempengaruhi terutama dilihat dari pola makan dan
perawatanya.
c. Keluhan utama
darah atau lender saja, konsistensi encer, frekuensi lebih dari 3 kali,
waktu pengeluaran 3-5 hari (diare akut), lebih dari 7 hari (diare
i. Riwayat imunisasi
j. Pola eliminasi
21
Pada BAB juga mengalami gangguan karena terjadi peningkatan
lemah
m. Riwayat nutrisi
Kaji apakah pada anak usia toddler makanan yang diberikan seperti
orang dewasa, tanyakan porsi yang diberikan 3 kali setiap hari degan
sebelumnya.
2. Pengkajian Tambahan
a. Pemeriksaan Penunjang
1) Laboratorium meliputi :
22
b) Serum elektrolit meliputi pemeriksaan hiponatremi,
2) Radiologi
diare.
23
K. Patofisiologi Diare
yaitu faktor infeksi, kedua faktor malabsorbsi, dan faktor makanan. Sebagian
besar diare akut di sebabkan oleh infeksi. Banyak dampak yang terjadi karena
infeksi saluran cerna antara lain pengeluaran toksin yang dapat menimbulkan
gangguan sekresi dan reabsorbsi cairan dan elektrolit dengan akibat dehidrasi.
timbulnya diare adalah gangguan osmotik (makanan yang tidak dapat diserap
akan menyebabkan tekanan osmitik dalam rongga usus, isi rongga usus
ketika terdapat gangguan transportasi air dan elektrolit dalam lumen usus.
berupa asidosis metabolic. Asidosis metabolic ini juga bisa disebabkan karena
24
menimbulkan rasa haus, berat badan menurun, mata cekung, turgor kulit
menurun, lidah dan bibi menjadi kering. Gejala ini muncul akibat deplesi air
wajah pucat, ujung ujung ekstremitas menjadi dingin dan sianosis. Tekanan
Tanda awal gejala dehidrasi dapat terjadi pada stadium awal yaitu Na dan
ekstrasel ini mengakibatkan penarikan air dari dalam sel menjadi dehidrasi
( ADH) yang akhirnya menahan cairan dalam ginjal sehingga terjadi oliguria.
Kehilangan cairan dan elektrolit akibat dehidrasi membuat air tidak dapat
pindah dari sel ke dalam vaskuler, yang mengakibatkan cairan dalam vaskuler
1. Diare osmotic adalah suatu kondisi adanya substansi yang tidak dapat
25
berlebih ke dalam usus halus sehingga mengakibatkan berat serta volume
feses.
terjadinya diare.
mekanisme diare diatas, gangguan yang paling serius dari penyakit ini
akibat dehidrasi berat yang serius pada sistem sirkulasi dalam tubuh.
26
L. Diagnosa Keperawatan Pada Diare
M. Intervensi Keperawatan
Tujuan :
Kriteria Hasil:
27
Intervensi Keperawatan yang diberikan :
penambahan cairan
Tujuan :
Kriteria Hasil :
28
Diagnosa Keperawatan Intervensi Keperawatan
Kerusakan integritas kulit 1. Anjurkan pasien untuk
tidur
kemerahan
pemeriksaan laboratorium
Tujuan :
29
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 hari, diharapkan status
nutrisi membaik.
Kriteria hasil :
d. Diare menurun
e. BB membaik
30
Tujuan :
hipertermia membaik.
Kriteria hasil :
a. Menggigil menurun
3. kolaborasikan pemberian
mg
spesialis anak.
Tujuan :
31
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 hari, diharapkan pola
tidur meningkat.
Kriteria hasil :
tenang
Tujuan :
berkurang.
Kriteria hasil :
b. Gelisah menurun
c. Meringis menurun
32
Diagnosa Keperawatan Intervensi Keperawatan
Nyeri berhubungan dengan iritasi 1. Kaji riwayat nyeri
pasien
pada pasien
pasien.
33
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
Bab ini menggambarkan asuhan keperawatan yang diberikan kepada klien An. K,
dilakukan selama 3 hari mulai dari tanggal 28 oktober sampai dengan 30 oktober
2019.
A. Pengkajian
tanggal 27 november 2019. Pada saat masuk ke rumah sakit, kondisi An. A
lemah, rewel dan menangis disertai dengan dehidrasi ringan. Tanda tanda
Keluhan utama An.A pada saat dikaji, keluarga An.A mengatakan An.A
mual, muntah sudah 3 kali disertai dengan BAB cair dengan disertai tinja
berdarah berwarna kehijauan disertai ampas sudah 5 kali dan demam. Klien
sebelumnya pernah dirawat di RSIA Anugrah beberapa hari yang lalu, tetapi
34
a. Kepala : inspeksi : pada pemeriksaan tidak ditemukan adanya lesi, tumor,
terdapat lesi, tidak terdapat tumor, sclera tidak ikterik, pupil isokor,
c. Hidung : inspeksi : kondisi hidung bersih, tidak ada tumor, tidak ada
terdapat luka di mulut, tidak ada tumor di mulut, palpasi : tidak terdapat
nyeri tekan.
baik, tidak ada cairan, nanah yang keluar dari telinga, tidak ada tumor
maupun lesi, palpasi : tidak terdapat nyeri tekan pada telinga anak.
g. Dada : inspeksi : pergerakan dada kanan dan dada kiri simetris, tidak ada
tekan, auskultasi : suara nafas vesikuler, tidak ada suara nafas tambahan,
35
h. Jantung : palpasi : tidak terdapat pembengkakan pada jantung, auskultasi :
pada saat auskultasi terdengar suara normal jantung, tidak terdapat suara
jantung tambahan.
antara ekstremitas bawah dan atas, tidak ada kelainan, tidak ada tumor,
j. Abdomen : inspeksi : tidak ada lesi atau tumor pada perut, palpasi : pada
saat dipalpasi perut anak rewel dan menangis, auskultasi : bising usus
anus, pada saat dilakukan palpasi anak menangis, BAK sering dan BAB
sudah 5 kali.
l. Nutrisi : keluarga klien mengatakan anak A tidak ada nafsu makan, setiap
kali makan dan minum selalu mual dan juga muntah. Keluarga klien
a. Pemeriksaan laboratorium
P : 12 – 16
Hematokrit 31,5 % L : 42 – 52
P : 37 – 47
Trombosit 246 103/ul 150 – 450
36
b. Pemeriksaan laboratorium feses
1) Warna : kehijauan
2) Bau : khas
3) Konsistensi : cair
5) Darah : ada
c. Therapy keperawatan
1) Infus RL 50 Tpm
2) Oralit
4) Dexamethasone (IV)
6) Kandistatum 0,5 ml
7) L – Bro Isach
Evaluasi Keperawatan
1. Diagnosa keperawatan
berdarah dan terdapat ampas, kondisi anak lemah, mata cekung, CRT
37
> 2 detik, cubitan kulit perut kembali lambat, cairan yang keluar ± 600
anus.
kali/hari, anak tampak tidak mau makan, anak rewel dan menangis,
1) Perencanaan
2) Implementasi keperawatan
38
Tindakan yang diberikan kepada An.A adalah memonitoring
3) Evaluasi keperawatan
disertai ampas, klien masih rewel dan lemah, mata masih cekung,
dengan rencana.
1) Perencanaan
hasil suhu tubuh kembali normal, anak tidak gelisah, ttv dalam
39
kompres air hangat kepada klien, kolaborasikan pemberian obat
2) Implementasi
3) Evaluasi Keperawatan
Respons subjektif klien pada akhir masa dinas pukul 20.00 adalah
dan lemah. Respon objektif yang terlihat adalah suhu tubuh 37,9
anus.
1) Perencanaan
40
Tujuan perawatan yang diberikan kepada An.K, setelah
Jaga keadaan kulit agar tetap kering dan bersih, Anjurkan klien
2) Implementasi keperawatan
41
3) Evaluasi keperawatan
rencana.
kali/hari, anak tampak tidak mau makan, anak rewel dan menangis,
1) Perencanaan keperawatan
2) Implementasi keperawatan
42
Intervensi keperawatan yang diberikan kepada An. K adalah
3) Evaluasi keperawatan
rencana.
4)
43
BAB IV
PEMBAHASAN
kompetensi
44
BAB V
A. Kesimpulan
B. Saran
45
DAFTAR PUSTAKA
46
LAMPIRAN
47
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
48