Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PENDAHULUAN ARTERI KORONER

DI RSUD ULIN BANJARMASIN

Henny Kusuma Wardani 1914901210114

UNIVESITAS MUHAMMADIYAH BANJARMASIN

FAKULTAS KEPERAWATAN DAN ILMU KESEHATAN

PROGRAM STUDI PROFESI NES

BANJARMASIN
LAPORAN PENDAHULUAN

A. Definisi/deskripsi penyakit
Arteri coroner adalah penyempitan adalah penyempitan atau penyumbatan arteri koroner,
arteri yang menyalurkan darah ke otot jantung. Bila aliran darah melambat, jantung tak
mendapat cukup oksigen dan zat nutrisi. Hal ini biasanya mengakibatkan nyeri dada yang
disebut angina. Bila satu atau lebih dari arteri koroner tersumbat sama sekali, akibatnya
adalah serangan jantung (kerusakan pada otot jantung (Muttaqin, 2009).

B. Pathwa
Etiologi:
Arteri coroner adalah penyempitan 1. Trombus tidak oklusif pada plak yang sudah ada
adalah penyempitan atau penyumbatan
2. Obstruksi dinamik (spasme koroner atau
arteri koroner, arteri yang menyalurkan
darah ke otot jantung (Muttaqin, 2009). vasokonstriksi)
Arteri koroner 3. Obstruksi mekanik yang progresif
4. Inflamasi dan atau infeksi

Aliran darah 5. Faktor atau keadaan pencetus


Komplikasi:

1. Gagal Jantung Kongestif 02 & nutrisi


Diagnosa:
2. Syok Kardiogenik
3. Defek Septum Ventrikel 1. Nyeri
Miokad iskemik 2. Gangguan ppertukaran gas
4. Ruptur jantung
3. Intoleransi aktivitas
5. Tromboembolisme 4. Kecemasan
6. Perikarditis Nekrosis (jika > 30 menit) 5. Kurang pengetahuan
7. Aritmia

Infark miokardium
Infark transmural
Infark subendokardial

Iskemia jaringan
Infark pada bagian hipksia, peubahan Metabolism anaerob
papilla dan korda control sarraf otonom, Suplai 02 ke miokard
tandinae, septum gangguann
ventrikel dan metabolism, Produksi asam laktat
gangguan ketidakseimbangan
Seluler hipoksia
pericardium elelktrolite
nyeri
Integritas membrane sel
Komplikasi pasca berubah
Gangguan potensial
infark
aksi
Disfungsi otot papilaris, Peubahan
kontraktifitas Resiko penurunan curah
ventrikel septum defek, elektrofisiologi jantung
rupture jantung aneurisma
ventrikel trombolisme Beban jantung
Resiko aritmia
Mikanisme kompensasi
mempertahankan curah
Gagal jantung kiri jantung dan pefusi perifer

Forward failure Backware failure Reflek simpatis vasontriksi


system retensi Na dan air

COP Bendungan atrim


kiri

Denyut jantung
Suplai 02 cerebral Pe Perfusi perifer Vena pulmonalis daya kontraksi
presure jantung
Pe perfusi coroner
Gangguan
Pe perfusi paru
kesadaran Tekanan
Beban akhir ventrikel
hidrostatik kapiler
kiri daya dilatasi
paru
Hipotensi, asidosis ventrikel kiri
metabolic dan
hipoksemia Tekanan onkotik

Hipertrofi ventrikel
Resiko tinggi Transudasi cairan kiri
gangguan perfusi
jaringan
Edema paru

Syok kardiogenik Pengembanngan paru


tidak optimal
Resiko tinggi
Gangguan Resiko pola nafas
kelebihan volume
ppertukaran gas tidak efektif
cairan

Kelemahan fisik Intoleransi aktivitas

Kondisi dan prognosis


penyakit

Koping individu Resiko tinggi


kecemasan Kurang
tidak efektif ketidak patuhan
pengetahuan
pengobatan
Nyeri akut Ansietas

NOC: NOC:
Pain Level Setelah dilakukan tindakan
Pain control keperawatan klien menunjukkan tanda
Setelah dilakukan tindakan tidak adanya rasa cemas dengan
keperawatan klien menunjukkan tanda kriteria hasil:
penurunan nyeri dengan kriteria hasil: 1. Melaporkan rasa cemas berkurang
1. Menggunakan analgesik yang NIC:
direkomendasikan
2. Melaporkan nyeri berkurang 1. Anjurkan teknik relaksasi nafas
3. Ekspresi wajah menunjukkan nyeri dalam
berkurang 2. Beikan kontak fisik dengan
4. TTV dalam batas normal menyentuh lengan dan tangan klien
3. Libatkan keluarga untuk
NIC: mendampingi klien
Pain Management
1. Lakukan pengkajian nyeri secara
komprehensif.
2. Observasi tanda-tanda nyeri secara
nonverbal
3. Ajarkan penggunaan teknik
nonfarmakologi (relaksasi, terapi
musik, distraksi, kompres
hangat/dingin, dan massage)

Analgesic Administration
1. Cek order medis untuk obat, dosis
dan frekuensi analgesik yang
diberikan
2. Cek adanya alergi obat
3. Dokumentasikan respon klien
terhadap penggunaan analgesik
4. Cek TTV sebelum dan sesudah
pemberian analgesik
Gangguan pertukaran gas Kurang pengetahan

NOC: NOC:

1. Gangguan pertukaran gas adekuat 1. Mampu mengenal masalah


2. Mampu mengontrol penyakitnya

NIC:
NIC: 1. jelaskan pengertian dan gejala
serta penyebab dan akibat dari
1. Anjurkan posisi semi fowler penyakit
2. Beikan oksigen 2. tanyakan kembali tentang
3. Monitor bunyi nafas tambahan pengertian dan gejala serta
penyebab dan akibat dari penyakit
3. berikan pujian yang positif

C. Pemeriksaan Penunjang

No Jenis pemeriksaan Manfaat


1. EKG Adanya elevasi yang merupakan tanda dari iskemi,
gelombag T intervensi atau hilang yang merupakan
tanda dari injuri, dan gelmbang Q yang
mencerminkan adanya nekrosis
2. Enzim Jantung CPK-MB meningkat dalam 4-12 jam, dan
mencapai puncak pada 24 jam. Peningkatan SGOT
dalam 6-12 jam dan mencapai puncak pada 36 jam
3. Elektrolit ketidakseimbangan yang memungkinkan
terjadinya penurunan konduksi jantung dan
kontraktilitas jantung seperti hipo atau
hiperkalemia.
4. Whole Blood Cell leukositosis mungkin timbul pada keesokan hari
setelah serangan. Leukosit ( 10.000 – 20.000 )
biasanya tampak pada hari ke-2 setelah IMA
berhubungan dengan proses inflamasi.

5. Analisa Gas Darah Menunjukan terjadinya hipoksia atau proses


penyakit paru yang kronis atau akut
6. Kolesterol atau mungkin mengalami peningkatan yang
Trigliseid mengakibatkan terjadinya arteriosklerosis
7. Chest X-Ray mungkin normal atau adanya cardiomegali, CHF,
atau aneurisma ventrikiler
8. Echocardiogram Mungkin harus di lakukan guna menggambarkan
fungsi atau kapasitas masing-masing ruang pada
jantung
9. Exercise Stress Test Menunjukan kemampuan jantung beradaptasi
terhadap suatu stress/ aktivitas

D. Penatalaksaan
Secara umum penatalaksanaan pada arteri koroner meliputi :
1. Farmakologis
a. Obat anti trombolitik
Terapi anti trombolitik sangat penting dalam memperbaiki hasil menurunkan
resiko kematian, SKA berulang. Saat ini, kombinasi dari ASA, clopidogrel,
unfactionated heparin (UFH) atau Low Molecular Weight Heparin (LMWH)
dan antagonis reseptor GPIIb/IIIa merupakan terapi yang paling efektif.
b. Obat anti iskemik
Tujuan dari terapi ini adalah mengurangi iskemia dan mencegah terjadinya
kemungkinan yang lebih buruk. Pada keadaan ini, obat-obat anti iskemik
mulai diberikan bersamaan sambil merencanakan strategi pengobatan
definitif. Misalnya : nitrat, Isosorbid dinitrat, dll
- Obat. Analgetik
Tujuan adalah mengurangi rasa sakit akibat nyeri yang hebat, misal
morphin sulfat.
- Statin
Statin telah menunjukkan efek yang menguntungkan pada pasien SKA,
terutama terhadap kadar lipid serum. Sebaiknya statin diberikan segera
setelah onset SKA.
- Revaskularisasi
Revaskularisasi koroner adalah proses memulihkan aliran oksigen dan
nutrisi ke jantung. Untuk mengembalikan aliran darah, pembedahan yang
diperlukan untuk melewati penyumbatan atau hambatan pada arteri
koroner. Setelah dilakukan pembedahan darah akan kembali beredar ke
jantung.
- Terapi oksigen
Terapi oksigen dimulai saat awitan nyeri. Oksigen yang dihirup akan
langsung meningkatkan saturasi darah. Efektifitas terapi oksigen
ditentukan dengan observasi kecepatan dan irama pertukaran pernafasan,
dan pasien mampu bernapas dengan mudah.
2. Non farmakologis
a. Teknik relaksasi
Teknik relaksasi merupakan teknik untuk mengalihkan respon nyeri pada klien.
Ada berbagai macam cara, missal teknik napas dalam, masase, dll.
- Pendidikan kesehatan
Pendidikan kesehatan diperlukan untuk memberikan pemahaman pada
pasien dan keluarga serta untuk mengurangi kecemasan terhadap proses
penyakit yang diderita. Pendidikan kesehatan juga bisa termasuk upaya
discharge planning saat pasien akan pulang (Arif. 2009).
E. Daftar pustaka

Doengoes, Marylin E. 2000. Rencana Asuhan Dan Dokumentasi Keperawatan. Edisi 3.


Jakarta : EGC.
Muttaqin, Arif. 2009. Asuhan Keperawatan Dengan Gangguan Sistem Kardiofaskuler.
Jakatra : Salemba Medika.

Preseptor akademik Preseptor klinik

( Linda, Ns., M.Kep ) (Riannor, S.Kep., Ns)

Anda mungkin juga menyukai