Anda di halaman 1dari 9

FIKIH ZAKAT FITRI

Oleh : Ustadz Abdullah Khidhir, Al.

Definisi

Zakat secara bahasa artinya adalah al-barakah (berkah), al-namaa’


(berkembang), ath-thaharah (pensucian), dan ash-sholah (perbaikan). 1
Sedangkan kata fithr diartikan berbuka puasa, dengan menilik akar kata yang
serupa yaitu “ifthar”. Sementara itu, sebagian ulama menyebut bahwa fithr
berakar dari kata fitrah yang artinya naluri/asal pencipataan. Dinamakan zakat
fitrah karena zakat ini adalah zakat untuk badan dan jiwa. 2

Secara istilah zakat fitri adalah zakat yang diwajibkan lantaran telah
datang waktu ifthar (tidak berpuasa) dari bulan Ramadlan. 3 Dengan kata lain,
zakat fitri adalah zakat yang ditunaikan setelah muslimin selesai menunaikan
puasa di bulan Ramadlan.

Hukum Zakat Fitri

Zakat fitri hukumnya wajib ditunaikan oleh setiap muslim. Dalilnya


adalah:
‫اعا ِم ْن َش ِعي ٍر َعلَى ال َْع ْب ِد‬
ً‫ص‬
ِ ‫ول اللَّ ِه صلى اهلل عليه وسلم َز َكاةَ ال ِْفطْ ِر ص‬
َ ‫ أ َْو‬، ‫اعا م ْن تَ ْم ٍر‬ ً َ ُ ‫ض َر ُس‬َ ‫َف َر‬
‫َّاس إِلَى‬ ِ ‫ين َوأ ََم َر بِ َها أَ ْن ُت َؤدَّى َق ْب َل ُخ ُر‬ ِِ ِ ِ ِ َّ ‫ و‬، ‫الذ َك ِر واألُْنثَى‬
ِ ‫وج الن‬ َ ‫الصغي ِر َوالْ َكبي ِر م َن ال ُْم ْسلم‬ َ َ َّ ‫ َو‬، ‫ْح ِّر‬ ُ ‫َوال‬
)‫الصالَ ِة (متفق عليه‬َّ 4

”Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mewajibkan zakat fitri bagi setiap


muslim yang merdeka maupun budak, laki-laki maupun perempuan, anak kecil
maupun dewasa dengan satu sho’ kurma atau gandum. Rasulullah
memerintahkan untuk menunaikan zakat tersebut sebelum orang-orang keluar
menuju tempat shalat ied (untuk melaksanakan shalat ied).”
Ibnul Mundzir menjelaskan bahwa wajibnya zakat fitri bagi muslimin
merupakan perkara yang disepakati (ijma’) 5

Siapa yang Wajib Membayar Zakat Fitri

Yang wajib membayat zakat fitri ini adalah: (1) setiap muslim (2) yang
mampu mengeluarkan zakat fitri, baik mampu mengeluarkan sendiri maupun

1
Al-Mu'jam al-Wasith: 398
2
al-Mausuah al-Fiqhiyyah: 23/335.
3
Shaih Fiqhis Sunnah: 2/71
4
Shaih al-Bukhari, no. 1503, Shahih Muslim, no. 984.
5
Al-Ijma’: 49.

1
yang berkewajiban memberi nafkah kepadanya, seperti anak kecil yang
nafkahnya ditanggung bapak. Dalilnya sebagaimana dalam hadis yang telah
lewat.

Permasalahannya, apa batasan orang dianggap mampu? Menurut jumhur


ulama, batasan mampu adalah mempunyai kelebihan makanan bagi dirinya dan
yang orang yang dinafkahinya -jika ada- (an yakuna lahu fadlun an qutih wa
quti man fi nafqatih) pada malam hari ied dan siangnya. Apabila keadaan
seseorang seperti ini berarti dia dikatakan mampu dan wajib mengeluarkan
zakat fitri. Misalnya ada seseorang yang hanya memiliki makanan untuk
malam dan siang saja tanpa ada kelebihan (artinya habis untuk dimakan hari
itu), maka dia tidak wajib mengeluarkan zakat fitri. Dalil yang diajukan jumhur
adalah sebutan ghaniy bagi orang yang memiliki makanan yang mecukupinya
untuk sehari semalam. Nabi bersabda:

َ ‫َم ْن َسأ ََل َو ِع ْن َدهُ َما ُي ْغنِ ِيه فَِإنَّ َما يَ ْستَكْثِ ُر ِم َن النَّا ِر » َف َقالُوا يَا َر ُس‬
َ َ‫ول اللَّ ِه َو َما ُي ْغنِ ِيه ق‬
ُ‫ال « أَ ْن يَ ُكو َن لَه‬
)‫ِشبَ ُع َي ْوٍم َول َْيلَ ٍة أ َْو ل َْيلَ ٍة َو َي ْوٍم (رواه ابو داود‬
Artinya
“Barangsiapa meminta-minta, padahal dia memiliki sesuatu yang
mencukupinya, maka sesungguhnya dia telah memperbanyak mengumpulkan
api.” Mereka (para shahabat) bertanya , ”Wahai Rasulullah, bagaimana ukuran
mencukupi tersebut?” Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab,
”Seukuran makanan yang mengenyangkan untuk sehari-semalam. (HR Abu
Dawud) 6
Adapun menurut hanafiyyah, ukuran kemampuan bagi yang wajib
mengeluarkan zakat fitri adalah orang yang memiliki harta 1 nishab. 7

Jika menilik hadis tentang kewajiban zakat, wallahu a’lam pendapat


jumhur adalah yang rajih (kuat), sebab zakat fitri diambil dari semua msulim,
laki-permpuan, merdeka-budak, atau kecil-besar.

Berkaitan dengan ini juga, apakah kepala keluarga berkewajiban


mengeluarkan zakat orang-orang yang ditanggungnya, seperti seorang ayah
menanggung zakat fitrah anak dan suami menanggung istrinya? Ada dua
pendapat. Pertama, menyatakan bahwa orang yang memiliki tanggungan
nafkah juga membayarkan zakat fitrah kepada orang yang ditanggungnya,
seperti bapak membayarkan fitrah anaknya juga. Argumen yang dipakai adalah
riwayat Ibnu Umar:
6
Sunan Abi Dawud, no. 1629.
7
Hasyiah Ibn Abidin: 2/360
.‫ْح ِّر َوال َْع ْب ِد ِم َم ْن تُ َم ِّونُو َن‬ ِ َّ ‫اهلل صلَّى اهلل َعلَي ِه وسلَّم بِص َدقَ ِة ال ِْفطْ ِر َع ِن‬
ُ ‫الصغي ِر َوالْ َكبِي ِر َوال‬ َ َ ََ ْ ُ َ
ِ ‫ول‬ ُ ‫أ ََم َر َر ُس‬
)‫ (رواه البيهقي‬8
Rasulullah memerintahkan untuk membayar zakat fitri bagi anak kecil dan
orang dewasa, yang merdeka dan budak, dari kalangan orang-orang yang
kalian nafkahi.
Dalam hal tanggungan anak-anak kecil, Ibnul Mundzir menukilkan Ijma:

‫ وأوالده األطفال الذين ال‬،‫وأجمعوا على أن صدقة الفطر تجب على المرء إذا أمكنه أداؤها عن نفسه‬
‫أموال لهم‬

Ulama sepakat bahwa zakat fitrah wajib dibayar oleh orang yang mampu, dia
tunaikan untuk dirinya dan anak-anaknya yang masih kecil yang tidak punya
harta." 9
Kedua, menyatakan bahwa setiap orang wajib membayar zakat fitrah
secara mandiri. Pendapat ini diutarakan oleh Ibn Hazm yang berdalil dengan
hadis umum dari Ibnu Umar yang diriwayatkan oleh al-Bukahri dan Muslim
tentang kewajiban zakat kepada setiap muslim yang mampu.

Kapan Seseorang Mulai Berkewajiban Membayar Zakat Fitri

Ulama berbeda pendapat tentang kapan awal waktu wajib membayar


zakat fitri. Perbedaan ini akan menentukan kemudian siapa saja yang wajib
membayar zakat fitri dari segi waktunya.

Menurut madzhab syafiiyyah, hanabilah dan salah satu pendapat


malikiyyah, awal waktu wajib membayar zakat adalah terbenamnya matahari
di hari tekahir Ramadlan (peralihan dari hari tekahir Ramadlan masuk tanggal
1 Syawwal). Jika seseorang mendapati waktu tersebut, maka dia berkewajiban
membayar zakat fitri. Sedangkan menurut hanafiyyah dan salah satu pendapat
malikiyyah, awal waktu wajibnya adalah saat matahari terbit di hari iedul fitri
(1 syawwal). 10

Dampak dari perbedaan tersebut adalah apabila seseorang meninggal satu


menit misalnya, setelah terbenamnya matahari pada akhir bulan Ramadlan
(malam hari raya), maka menurut pendapat pertama dia tidak punya kewajiban
mengeluarkan zakat fitri, dan untuk pendapat kedua dia sudah memiliki
tanggungan kewajiban membayar zakat fitri (dibayarkan oleh ahli warisnya).

8
As- Sunan al-Kubra lil Baihaqiy, no. 7682 & 7685.
9
Al-Ijma', 47
10
Shahih Fiqhis Sunnah: 2/75.
Begitu juga apabila ada bayi yang lahir setelah tenggelamnya matahari maka
tidak wajib dikeluarkan zakat fitri darinya menurut pendapat pertama, dan
wajib mengeluarkan zakatnya menurut pendapat kedua.

Demikian paparan tentang awal waktu wajib zakat fitri yang berdampak
pada siapa yang memiliki tanggungan kewajiban menunaikannya.

Kapan Menunaikan Zakat Fitri?

Menurut ulama, waktu pembayaran zakat fitri ada dua: 1) Waktu afdhol
yaitu mulai dari terbit fajar pada hari Idul Fitri hingga dekat waktu pelaksanaan
shalat ‘ied; 2) waktu yang dibolehkan yaitu satu atau dua hari sebelum ied. 11

Hadis yang menunjukkan waktu afdhol adalah riwayat Ibnu ‘Abbas Ra,
beliau berkata,
‫ (رواه ابو‬.‫ات‬ َّ ‫ص َدقَةٌ ِم َن‬
ِ َ‫الص َدق‬ ِ َّ ‫الصالَ ِة فَ ِهى َز َكاةٌ م ْقبولَةٌ ومن أَدَّاها بع َد‬
َ ‫الصالَة فَ ِه َى‬ َْ َ ْ َ َ ُ َ َ َّ ‫َّاها َق ْب َل‬
َ ‫َم ْن أَد‬
)‫داود وابن ماجه‬ 12

Artinya
“Barangsiapa yang menunaikan zakat fithri sebelum shalat maka zakatnya
diterima dan barangsiapa yang menunaikannya setelah shalat maka itu hanya
dianggap sebagai sedekah di antara berbagai sedekah.” HR Abu /dawud dan
Ibnu Majah.
Sedangkan dalil yang menunjukkan waktu dibolehkan membayar zakat
fitrah satu atau dua hari sebelum ied adalah atsar Ibnu Umar yang disebutkan
dalam Shahih Bukhari dan Muslim,
‫ َو َكانُوا ُي ْعطُو َن َق ْب َل ال ِْفطْ ِر بَِي ْوٍم أ َْو‬، ‫ونها‬
َ ُ‫ين َي ْقبل‬
ِ َّ ِ
َ ‫َو َكا َن ابْ ُن عُ َم َر – رضى اهلل عنهما – ُي ْعط َيها الذ‬
‫ َي ْو َم ْي ِن‬13
Artinya
“Dan Ibnu ‘Umar radhiyallahu ‘anhuma memberikan zakat fithri kepada
orang-orang yang berhak menerimanya dan dia mengeluarkan zakatnya itu
sehari atau dua hari sebelum hari Raya ‘Idul Fithri.”
Ada juga sebagian ulama yang membolehkan zakat fithri ditunaikan tiga
hari sebelum ‘Idul Fithri. Riwayat yang menunjukkan dibolehkan hal ini adalah
dari Nafi’, ia berkata,
‫ث بَِز َك ِاة ال ِْفطْ ِر إِلَى الَّ ِذي تُ ْج َم ُع ِع ْن َدهُ َق ْب َل ال ِْفطْ ِر بَِي ْو َم ْي ِن أ َْو ثَاَل ثٍَة (رواه‬
ُ ‫َن َع ْب َد اللَّ ِه بْ َن عُ َم َر َكا َن َي ْب َع‬
َّ ‫أ‬
)‫ مالك في الموطا‬14
Artinya
11
Minhajul Muslim: 231
12
Sunan Ibn Majah, no. 1827, Sunan Abu Dawud, no. 1609.
13
Shahih al-Bukahri, no. 1511 dan Muslim, no. 986.
14
Al-Muwaththa, no. 3006.
“’Abdullah bin ‘Umar memberikan zakat fitrah atas apa yang menjadi
tanggungannya dua atau tiga hari sebelum hari raya Idul Fitri.” HR Malik
dalam al-Muwaththa’.
Sebagian ulama bahkan berpendapat bahwa zakat fitri boleh ditunaikan
sejak awal Ramadhan. Namun pendapat yang lebih tepat dalam masalah ini,
adalah membayarnya di hari ied, sebab zakat fitri sendiri berkaitan dengan
waktu fitr (Idul Fithri).

Ibnu Qudamah Al Maqdisi mengatakan, “Seandainya zakat fithri jauh-


jauh hari sebelum ‘Idul Fithri telah diserahkan, maka tentu saja hal ini tidak
mencapai maksud disyari’atkannya zakat fithri yaitu untuk memenuhi
kebutuhan si miskin di hari ‘ied. Ingatlah bahwa sebab diwajibkannya zakat
fithri adalah hari fithri, hari tidak lagi berpuasa. Sehingga zakat ini pun disebut
zakat fithri. … Karena maksud zakat fithri adalah untuk mencukupi si miskin
di waktu yang khusus (yaitu hari fithri), maka tidak boleh didahulukan jauh
hari sebelum waktunya.” 15

Jika Menunaikan Zakat Fithri Setelah Shalat ‘Ied

Tidak diperkenankan menunaikan zakat fitri seelah shalat ied, dan jika
hal itu terjadi maka tidak dianggap zakat tapi sedekah biasa. Siapa yang
sengaja mengakhirkan zakat fitri (setelah shalat ied) maka dia berdosa. 16
Ulama menjelaskan bahwa orang yang mengakhirkan zakat fitri sampai setelah
shalat ied tidak gugur kewajiban zakatnya, namun wajib mengqadla/
membayarknya di tahun depan, sebab zakat ini merupakan hak sesama hamba
yang harus ditunaikan. 17

Di sini perlu diperhatikan, terutama bagi Lembaga distribusi zakat.


Jangan sampai mendistribusikannya setelah shalat ied, padahal muzakki telah
menyerahkannya sebelum itu.

Bentuk Zakat Fithri

Barang yang dikeluarkan untuk zakat fitri adalah berupa makanan pokok
seperti kurma, gandum, beras, dan semisalnya. Inilah pendapat yang benar
sebagaimana dipilih oleh ulama madzhab Malikiyah, Syafi’iyah, dan Ibnu
Taimiyah. Semenatara itu, ulama madzhab Hanabilah hanya membatasi macam

15
Al-Mughni:4/301
16
Al-Muasuah al Fiqhiyyah : 34/41
17
Shahih Fiqhis Sunnah: 2/76.
zakat firi berupa kurma dan gandum sebagaimana tertera dalam hadis yang
lalu.

Perlu diketahui bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mewajibkan


zakat fithri dengan satu sho’ kurma atau gandum karena ini adalah makanan
pokok penduduk Madinah. Seandainya itu bukan makanan pokok mereka tetapi
mereka mengkonsumsi makanan pokok lainnya, tentu beliau shallallahu
‘alaihi wa sallam tidak akan membebani mereka mengeluarkan zakat fithri
yang bukan makanan yang biasa mereka makan. Sebagaimana juga dalam
membayar kafaroh diperintahkan seperti ini. Allah Ta’ala berfirman,
‫ين ِم ْن أ َْو َس ِط َما تُط ِْع ُمو َ*ن أ َْهلِي ُك ْم‬ِ ِ
ُ ‫فَ َك َّف َارتُهُ إِط َْع‬
َ ‫ام َع َش َرة َم َساك‬
Artinya
“Maka kafaroh (melanggar) sumpah itu ialah memberi makan sepuluh orang
miskin, yaitu dari makanan yang biasa kamu berikan kepada keluargamu.”
(QS. Al Maidah: 89).
Zakat fithri diibaratkna sebagai kaffarah juga, sebab di antara tujuan
zakat ini adalah untuk menutup kesalahan karena berkata kotor dan sia-sia saat
puasa. 18

Ukuran Zakat Fithri

Tidak ada perbedaan bahwa kadar wajib yang dikeluarkan untuk zakat
fitri adalah satu sho’ dari semua bentuk zakat fitri kecuali untuk burr/qomh
(gandum), sebagian ulama membolehkan dengan setengah sho’ (berdasarkan
Riwayat Tsa’labah dan Amr bin Syuaib dari bapaknya dari datuknya 19 ). Dalil
dari hal ini adalah hadits Ibnu ‘Umar yang telah disebutkan di atas bahwa zakat
fitri itu satu sho’ kurma atau gandum. Dalil lainnya adalah riwayat Abu Sa’id
Al-Khudri Ra. :
‫اعا ِم ْن‬
ً‫ص‬
ِ ‫ أَو ص‬، ‫ُكنَّا نُع ِطيها فِي َزم ِن النَّبِي صلَّى اللَّه علَي ِه وسلَّم صاعا ِمن طَع ٍام‬
َ ‫ أ َْو‬، ‫اعا م ْن تَ ْم ٍر‬
ً َ ْ َ ْ ً َ ََ َْ ُ َ ِّ َ َ ْ
ِ
ٍ ِ‫اعا م ْن َزب‬ ِ 20
)‫يب (رواه البخاري‬ ً‫ص‬ َ ‫ أ َْو‬، ‫َشعي ٍر‬
“Dahulu di zaman Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam kami menunaikan zakat
fithri berupa 1 sho’ bahan makanan, 1 sho’ kurma, 1 sho’ gandum atau 1 sho’
kismis.” HR. Al-Bukhari
Satu sho’ adalah ukuran takaran yang ada di masa Nabi shallallahu
‘alaihi wa sallam. Karena ini takaran, maka untuk mengonversi takaran ini
dalam bentuk timbangan terdapat perbedaan, baik dari ukuran timbangan
18
Shahih Fiqhis Sunnah : 2/73-74
19
Sunan Abu Dawud, no. 1619, Sunan at-Turmudzi, no. 669. Sanad keduanya lemah
(Abu Malik Kamal, Shasih Fiqhis Sunnah: 2/74).
20
Shahih al-Bukhari, no. 1508.:
maupun jenis yang ditimbang. Sebagai missal, 1 sho’ (kita ibaratkan dengan
wadah) kurma dan 1 sho’ tepung tentu berbeda timbangannya. Kurma akan
lebih berat daripada tepung walaupun sama-sama 1 sho’ nya.

Satu sho’ seukuran empat cakupan penuh telapak tangan yang sedang (4
mud). Ukuran satu sho’ jika diperkirakan dengan ukuran timbangan adalah
sekitar 2,157 kg 21, ada yang berpendapat 2,675 kg 22 dan ada beberapa
pendapat lain yang lebih dari 3 kg disandarkan kepada Abu Hanifah
(berdasarkan hitungan 8 ritl Iraq) 23. Di Indonesia masyhur mengeluarkannya
dalam ukuran 2,5 kg, dan itu sudah sah, sebagaimana takaran pendapat
pertama, wallahu a’lam.

Bolehkan Zakat Fitri dengan Uang?

Ulama madzhab Malikiyah, Syafi’iyah dan Hanabilah berpendapat tidak


boleh membayar zakat fitri dengan uang yang senilai dengan zakat. Karena ahl
itu tidak didukung dalil. Sementara itu, ulama madzhab Hanafiyah
membolehkan zakat fitri diganti dengan uang. 24

Pendapat yang rajih -allahu a’lam- dalam masalah ini adalah pendapat
jumhur ulama tentang tidak bolehnya zakat fitri dengan uang.

Abu Daud mengatakan,

ُ ‫اف أَ ْن اَل يُ ْج ِزئَهُ ِخاَل‬


‫ف‬ ُ ‫َخ‬ َ َ‫ص َدقَ ِة ال ِْفطْ ِر – ق‬
َ ‫ أ‬: ‫ال‬ ِ ِ ِ ِ
َ ‫ أُ ْعطي َد َراه َم – َي ْعني في‬: ‫َس َم ُع‬ ْ ‫َح َم َد َوأَنَا أ‬
‫قِ أِل‬
ْ ‫يل‬ َ
ِ
‫صلَّى اللَّهُ َعلَْيه َو َسلَّ َم‬ ِ ِ
ِ ‫ ُسنَّة ر ُس‬.
َ ‫ول اللَّه‬ َ
“Imam Ahmad ditanya dan aku pun menyimaknya, “Bolehkah aku
menyerahkan beberapa uang dirham untuk zakat fitri?” Imam Ahmad
menjawab, “Aku khawatir hal itu tidak sah. Mengeluarkan zakat fithri dengan
uang berarti menyelisihi perintah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam”.
Dalam riwayat lainnya dikisahkan,
‫صلَّى‬ ِ ِ ‫ال ي َدعُو َن َقو َل رس‬ ِ ‫ْخ ُذ بِال ِْق‬
ُ ‫ عُ َم ُر بْ ُن َع ْب ِد ال َْع ِزي ِز َكا َن يَأ‬، ‫ َق ْو ٌم َي ُقولُو َن‬: ُ‫يل لَه‬ ِ
َ ‫ول اللَّه‬ َُ ْ َ َ َ‫ ق‬، ‫يمة‬
َ َ ‫ق‬
‫ فرض رسول اهلل صلى اهلل عليه وسلم – يشير‬:‫ قال ابن عمر‬، ‫ال فُاَل ٌن‬ َ َ‫اللَّهُ َعلَْي ِه َو َسلَّ َم َو َي ُقولُو َن ق‬
)‫( أطيعوا اهلل وأطيعوا الرسول‬:‫إلى الحديث السابق – وقال اهلل تعالى‬.
“Ada yang berkata pada Imam Ahmad, “Suatu kaum mengatakan bahwa
‘Umar bin ‘Abdul ‘Aziz membolehkan menunaikan zakat fithri dengan uang
seharga zakat.” Imam Ahmad menjawab, “ (Apakah anda mengikuti) Mereka
meninggalkan sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, lantas mereka
mengatakan bahwa si fulan telah mengatakan demikian?! Padahal Ibnu ‘Umar
21
Shahih Fiqhussunnah: 2/75
22
Alukah-Zakat al-Fithr
23
Al-Idlahat al-Ashriyyah Lil Maqayis wal Makayil wal Awzan wan Nuqud asy-Syariyyah: 85.
24
Sl-zmsusu’ah al-Fiqhiyyah: 23/344.
sendiri telah menyatakan, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
mewajibkan zakat fithri (dengan satu sho’ kurma atau satu sho’ gandum-
menunjuk pada hadis yang lalu …).” Dan Allah Ta’ala berkalam (yang
artinya), “Ta’atlah kepada Allah dan Rasul-Nya.” 25

Sasaran Zakat Fitri

Siapakah yang berhak menerima zakar fitri ini? Ada dua pendpat yang
masyhur. Pertama; yang berhak menerimanya adalah 8 golongan sebagaimana
disebutkan dalam surat At Taubah ayat 60, pendapat ini diwakili oleh jumhur.
Kedua, ulama madzhab Malikiyah, Imam Ahmad dalam salah satu
pendapatnya berpendapat bahwa zakat fithri hanyalah khusus untuk fakir

miskin saja. Pendapat inilah yang kuat sebab sesuai dengan hadis: ... *ً‫طُ ْع َمة‬

‫( لِل َْم َساكِي ِن‬sebagai makanan untuk orang-orang miskin). Ibnul Qayyim
mengungkapkan bahwa termasuk dari petunjuk Nabi shallallahu ‘alaihi wa
sallam menyalurkan zakat fitri khusus pada orang-orang miskin dan beliau
sama sekali tidak membagikannya pada 8 golongan penerima zakat satu per
satu. Beliau pun tidak memerintahkan untuk menyerahkannya pada 8 golongan
tersebut, demikian tidak seorang sahabat pun berikut orang-orang setelah
mereka yang melakukan itu. 26

Alasan lainnya adalah zakat fitri itu serupa dengan kaffarah, dan maklum
bahwa kaffarah yang berupa memberi makan tidak sah kecuali untuk orang-
orang yang berhak menerimanya dari kalangan orang miskin. 27

Zakat kepada orang tua?

Selanjutnya, apakah boleh menyalurkan zakat kepada orang yang


harusnya kita nafkahi? Semisal suami kepada istri, ayah kepada anak, atau
anak yang sudah bekerja kepada orang tua? Ulama menjelaskan bahwa hal
tersebut tidak diperkenankan. Sebab, jika menyalurkan zakat kepada mereka,
maka hal itu sama dengan menggugurkan nafkah yang menjadi kewajiban
orang yang menafkahi. Dengan kata lain, ia seperti menyalurkan zakat kepada
dirinya sendiri (manfaat zakat Kembali kepada dirinya sebagai nafkah).

Ibnul Mundzir menyatakan:


25
Al-Mughni: 4/295
26
Zadul Ma’ad: 2/21
27
Shahih Fiqhis Sunnah: 2/76.
‫ فى الحال التي يجبر الدافع إليهم على النفقة‬،‫ الوالدين‬:‫وأجمعوا على أن الزكاة ال يجوز دفعها إلى‬
‫ وهي غنية بغناه‬،‫ وأجمعوا على أن الرجل ال يعطي زوجته من الزكاة؛ ألن نفقتها عليه‬... ‫عليهم‬
Para ulama sepakat bahwa zakat tidak boleh diberikan kepada kedua orang tua,
pada keadaan di mana zakat itu akan menutupi kewajiban muzakki untuk
memberikan nafkah kepada mereka.… Para ulama sepakat bahwa seorang
suami tidak boleh memberikan zakat kepada istrinya. Karena nafkah istri
menjadi kewajiban suami. Dan istri dianggap kaya, dengan kekayaan suami. 28

Orang Kafir (Non-Muslim) Tidak Berhak mendapat Zakat

Ibnu Qudamah menyatakan,


‫ﻻ ﻧﻌﻠﻢ ﺑﻴﻦ ﺃﻫﻞ ﺍﻟﻌﻠﻢ ﺧﻼﻓﺎ ﻓﻲ ﺃﻥ ﺯﻛﺎﺓ ﺍﻷﻣﻮﺍﻝ ﻻ ﺗﻌﻄﻰ ﻟﻜﺎﻓﺮ ﻭﻻ ﻟﻤﻤﻠﻮﻙ‬
“Kami tidak mengetahui adanya khilaf dari ahli ilmu bahwa zakat harta tidak
boleh diberikan kepada orang kafir dan budak.” 29

An-Nawawi juga menyatakan:

‫ﺟﻤﺎﻫﻴﺮ ﺃﻫﻞ ﺍﻟﻌﻠﻢ ﺳﻠﻔﺎً ﻭﺧﻠﻔﺎً ﺇﻟﻰ ﺃﻧﻪ ﻻ ﻳﺠﻮﺯ ﺩﻓﻊ ﺷﻲﺀ ﻣﻦ ﺍﻟﺰﻛﺎﺓ ﻟﻠﻔﻘﻴﺮ ﺃﻭ ﺍﻟﻤﺴﻜﻴﻦ ﺍﻟﻜﺎﻓﺮ‬
“Jumhur ulama salaf (dahulu) dan khalaf (sekarang) berpendapat tidak boleh
memberikan zakat kepada fakir atau miskin dari orang kafir.” 30
Namun apabila tinggal di daerah kafir, dan tidak tidak ada orang muslim
miskin di sana, menurut ulama boleh memberikannya kepada non-muslim,
Ibnu Abi Syaibah menukilkan Riwayat dari Mujahid:
‫ﻻ ﺗﺼﺪﻕ ﻋﻠﻰ ﻳﻬﻮﺩﻱ ﻭﻻ ﻧﺼﺮﺍﻧﻲ ﺇﻻ ﺃﻥ ﻻ ﺗﺠﺪ ﻏﻴﺮﻩ‬
“Jangan berikan zakat kepada Yahudi atau Nashrani kecuali tidak engkau
temui yang lainnya (dari kaum muslimin)” 31

28
Shahih Fiqhis Sunnah: 2/76.
29
Al-Mughni: 2/487
30
Al-Majmu’: 6/228
31
Al-Mushannaf : 2/401

Anda mungkin juga menyukai