ARGUMEN KOSMOLOGIS
A posteriori
Alam semesta ini di-‘ada’-kan oleh sesuatu di luar alam semesta itu
sendiri (Argumen First Cause)
Alam semesta ini sifatnya ‘mungkin ada’ (Argumen Contingency)
ARGUMEN TELEOLOGIS
1. Barang-barang ciptaan manusia merupakan hasil satu desain
intelejensi manusia (bertujuan)
2. Alam semesta ini mirip dengan barang-barang ciptaan manusia
tersebut
3. Maka alam semesta ini adalah produk dari satu intelejensi
(bertujuan)
4. Namun alam semesta ini jauh lebih kompleks dan besar
dibandingkan barang ciptaan manusia
5. Berarti ada satu desainer intelek yang sangat kuat dan besar yang
merancang alam semesta
6. Kalau desainer tersebut kita sebut Tuhan, berarti Tuhan memang
ada.
KRITIK DAVID HUME:
Mengapa kita menyimpulkan alam semesta ini tertib dan terdesain
rapi? Berapa banyak yang kita lihat? Disini ada problem berpikir
“dari sebagian” menuju “keseluruhan” atau generalisasi.
Analogi di atas gagal, karena kita tidak memiliki “alam semesta
tandingan”
Analogi di atas membawa kepada adanya satu desainer yang
“manusiawi”, berkarakter manusia karena sumber analoginya
manusia.
Problem kejahatan alam (bencana, tsunami, banjir, dll) apakah juga
contoh harmoni alam?
ARGUMEN ONTOLOGIS
St Anselmus (1033-1109)
“Tuhan“ berarti wujud yang paling agung yang bisa dipahami
manusia
Wujud yang ada dalam pemahaman dan benar-benar ada (di luar
pikiran) jelas lebih besar dibandingkan wujud yang hanya ada
dalam pemahaman saja.
Oleh karena itu, Tuhan pasti “ada” dan “nyata”, tidak sekedar
dalam pikiran manusia.
ARGUMEN TARUHAN
Tuhan ada Tuhan tidak ada
Kebahagiaan abadi, sedikit
Beriman Sedikit kerugian
kesusahan waktu di dunia
Tidak
Kesusahan abadi Sedikit keberuntungan
beriman