Anda di halaman 1dari 2

Siapa yang menciptakan Allah?

Kebanyakan orang kristen berpikir bahwa pertanyaan ini bukanlah pertanyaan yang
relevan, dan merupakan pertanyaan yang tidak perlu ditanyakan. Hal ini terjadi karena
kebanyakan orang menganggap bahwa pertanyaan ini sudah memiliki jawaban yang jelas
yaitu “Allah adalah Allah, dia menciptakan dan bukan ciptaan”
Bahkan seorang atheis terkenal sempat mengkomentari pertanyaan ini. Atheis tersebut
menyatakan komentarnya dengan frasa ini “Jika Allah adalah arstike dari alam semesta maka
siapakah atau apakah yang merancang arsitek itu?”. Namun, perlu ditegaskan, bahwa ini
merupakan pertanyaan yang relevan dan penting bagikita untuk memahaminya. Pertanyaan
ini relevan karena bahkan seorang anak sd dapat mempertanyakan hal tersebut, dan orang
orang yang kritis pasti dapat mempertanyakan hal tersebut.
Ada juga orang orang yang menjawab pertanyaan ini, dengan jawaban seperti “Allah
itu kekal, Ia pencipta yang menciptakan bukan diciptakan”. Jawaban ini sering kali tidak
dapat diterima, karena bagi sebagian orang pernyataan ini terlalu singkat, tidak masuk logika,
dan bersifat terlalu dokmatis, dimana orang orang masa kini membutuhkan jawaban yang
lebih modis.
Untuk menjawab pertanyaan ini, kita dapat membuka dan menyambungkan berbagai
titik informasi yang tersedia bagi kita. Dalam kitab Kejadian 1:1 tertulis bahwa “Pada
mulanya Allah menciptakan langit dan bumi”. Kata kata yang perlu dicermati adalah
“menciptakan langit dan bumi” dimana frasa ini menandakan bahwa Allah menciptakan
semuanya, dan dari konteksnya yang dibicarakan disini adalah alam semesta. Dimana alam
semesta itu biasanya di definisikan sebagai semua alam, waktu, dan ruang yang kita ketahui.
Kata Allah disini memiliki bentuk jamak yaitu “Ellohim” sedangkan kata penciptaan disini
menggunakan bentuk tunggal yaitu “Bara”. Dimana kita bisa mengambil kesimpulan bahwa
Allah yang Esa menciptakan dunia yang Tunggal. Dari sini kita mengetahui bahwa Allah
adalah sebab yang menciptakan dunia ini.
Segala sesuatu dijadikan oleh Dia, dan tanpa dia tidak akan terjadi apapun. Firman
adalah pencipta, Allah menciptakan semuanya menggunakan Firman Allah yaitu Yesus
Kristus. Teologi kristen menyebutkan bahwa Allah yang Esa menjadi sebab dari terciptanya
alam semesta ini, yang merupakan akibat.
Dengan berdasarkan pemikiran di paragraf sebelumnya, ada 2 pendekatan yang dapat
kita gunakan untuk menjawab pertanyaan ini. Pertama, pertanyaan “Siapa menciptakan
Allah” memiliki asumsi yang salah, asumsi yang salah tersebut adalah asumsi bahwa Allah
memiliki sebab. Ini adalah asumsi yang salah, karena dengan pemikiran Sebab – Akibat ini,
semua sebab memiliki akibat. Dimana misal kita menemukan penyebab Allah, maka siapakah
yang menyebabkan penyebab Allah tersebut? Dan seterusnya dimana ini tidak memiliki
batas. Sebenarnya yang kita ingin tahu dari mempertanyakan hal ini adalah, apakah atau
siapakah realitas yang paling awal. Dengan pemahaman bahwa kita mencari apa atau siapa
realitas yang paling awal, ada 3 kemungkinan yang terjadi
Pertama, yaitu dari ketiadaan. Dari ketiadaan menjadi sebuah keberadaan, dari
ketiadaan menjadi alam semesta yang kita tinggali ini. Kedua, realitas yang kedua adalah
realitas yang tidak memiliki pribadi. Tidak memiliki pribadi memiliki arti bahwa realitas itu
tidak memiliki kehendak, keputusan, kehendak, dan tidak memiliki kesadaran. Ketiga, adalah
bahwa realitas yang paling awal adalah keberadaan yang berpribadi, yaitu keberadaan yang
memiliki pikiran, kehendak, dan kesadaran, dan inilah yang kita sebut sebagai Allah. Ketiga
kemungkinan ini dapat menjelaskan tentang realitas yang pertama. Namun meskipun begitu,
tetap ada kesalahan dari setiap kemungkinan tersebut. Kesalahan pada kemungkinan pertama,
yaitu ketiadaan adalah ketiadaan tidak dapat membuat suatu keadaan, karena pada dasarnya
ketiadaan secara mutlak tidak akan menghasilkan apapun. Kesalahan pada kemungkinan
kedua adalah realitas yang tidak berperibadi menciptakan sesuatu yang berpribadi, dimana ini
adalah sesuatu yang tidak bisa. Contoh analogi yang menjelaskan ini lebih dalam adalah
Laptop menciptakan manusia, atau manusia menciptakan laptop, tentu saja manusia
menciptakan laptop, karena laptop tidak berpribadi dan manusia berpribadi maka tidak masuk
akal jika sesuatu yang tidak berpribadi menciptakan sesuatu yang memiliki pribadi. Oleh
karena itu, lebih masuk akal bahwa berpikir tentang realitas yang paling awal adalah realitas
yang berpribadi.
Allah memiliki pemikiran, kesadaran, dan kehendak. Allah menciptakan manusia
yang merupakan gambar ciptaan Allah. Kita berpribadi, karena Allah juga berpirbadi.

Anda mungkin juga menyukai