Manusia adalah puncak ciptaan yang bersifat personal. Teori evolusi memberi gambaran manusia dari
binatang → Non materi – materi – sel – tumbuhan – binatang – manusia. Dari impersonal existence
menuju personal being.
Setelah tahun1970, Fisika Partikel mengalami kemajuan. Teori Evolusi yang dibantah Pasteur (Biogenesis)
tapi kemudian didorong oleh fisika partikel sehingga yang tadinya tidak mungkin menjadi mungkin
Dr. Adam G Riess, Penerima Nobel Fisika (untuk penemuan ekspansi percepatan dari alam semesta
melalui pengamatan supernova yang berjarak jauh) – dunia makin lama makin membesar tapi kita tidak
bisa detect energi itu.
Teori evolusi dari kacamata orang awam – dari kurva, teori itu jadi kebenaran. Tapi dari sisi scientist tidak,
itu hipotesa ilmuwan. Bagi scientist ketika propose hipotesa, itu menurut kebenaran dia dan dia tidak
katakan itu sebagai kebenaran. Bahayanya ketika diceritakan secara awam kepada kita yang tidak
mengerti teori evolusi yang belum lengkap, belum sah, hitungan- hitungan yang ada, bagian-bagian
keberhasilan dengan narasi yang indah padahal belum lengkap, kita terima sebagai suatu kebenaran.
Banyak orang sudah bertepuk tangan, “ini benar, itu benar”. Karena yang ditawarkan dari teori ini : kita
bebas dari Allah. Karena kalau kita diciptakan oleh suatu Pribadi maka kita harus bertanggung jawab
kepada Pribadi itu.
Kami tidak bertanggungjawab kepada otoritas, hidup kami adalah hidup kami. Saya yang menentukan
hidup saya. Pandangan ini mempengaruhi moral hidup kita, memandang yang dibelakang lebih bodoh dan
tidak mengerti. Evolusi menjadi agama kita bahkan alkitab harus menyesuaikan. Alkitab membawa kita
melihat dari perspektif Sang Pencipta.
Ini 2 iman yang mereka pegang, tidak bisa diganggu gugat karena ini dasar teori evolusi direkonstruksi.
Particular, sesuatu yang bersifat kecil ini bisa menentukan yang besar. Tanpa sadar ini masuk dalam
pikiran kita. Seorang filsuf menulis buku The religion of evolution : evolusi sebagai cara pandang agama
yang membentuk manusia hari ini. Menyatakan apa yang ada pada saya, perasaan saya, menentukan yang
besar kedepan.
Contoh :. Saya jangan dibentak. Karena masa depan saya mempengaruhi seluruh bangsa. Yang penting
bukan alkitab, tapi perasaan yang particular ini, menentukan yang besar. Meski yang saya amati terbatas,
tapi itu cukup. Ini yang menjadi kesombongan kita saat ini.
Maka khotbah kejatuhan manusia, kemerosotan manusia tidak lagi menyentuh hati kita. Karena kita
merasa i'm good, i'm fine, I'm better dari waktu ke waktu. Apa yang saya rasa - kembali ke particular. Ini
yang menjadi dasar hidup ini.
Kisah penciptaan alkitab harus diterima sebagai dasar pemikiran hidup kita, sehingga kita menolak teori
evolusi. Kisah penciptaan menarik kita kembali melihat sumber kita darimana, pertanggungjawaban moral
kita kepada siapa. Hidup kita, kemuliaan, kenikmatannya ada dimana.
Teori evolusi bukan muncul sebagai 1 set kebenaran yang lengkap, ini teori dikepala scientist yang ketika
sampai ke awam menjadi satu agama, world view bagi kita. Kiranya Introduksi ini membawa kita mengerti
posisi teori evolusi ditengah jaman. Dari pemikiran scientist sampai jadi hipotes dan menjadi kebenaran
yang kita jadikan agama.
(Guma)