A. KarakteristikRuanngan
1. RuangLingkupRuangan
Kenangamerupakanruangrawatinapkhususpenyakitdalam.
Berdasarkanhasilobservasi yang telahdilakukan di ruangan KENANGA RSUD
ArifinAchmadPekanbaru, ruanganinimemiliki 1 orang karu, 2 orang katim, 19
orang perawatpelaksanadanruanganinimemiliki total bed sebanyak 40 bed.
2. Visi RSUD
SebagaiRumahSakitPendidikanMandiridenganPelayananParipurna yang
BerstandarInternasional.
3. Misi RSUD
a. Menyelenggarakanfungsipelayanankesehatansesuaidenganstandarinternasionald
anmenjadipusatrujukanbagirumahsakitlainnya di Provinsi Riau.
b. Melaksanakanfungsisebagairumahsakitpendidikankedokterandanpendidikankes
ehatanlainnya.
c. Melaksanakanfungsiadministrasisecaraprofesional.
4. Motto RSUD
“Kepuasanandaadalahkebahagian kami”
5. JanjiPelayanan
Memberikan pelayanan yang bermutu
Empati terhadap kebutuhan kesehatan
Amanah dengan lingkungan yang bersih dan indah
Waktu yang cepat dan tepat dalam tindakan
Adil dan tidak memihak
Niat yang tulus dan ikhlas
B. StrukturOrganisasi
StrukturorganisasiruangKenanga RSUD ArifinAchmadProvinsi Riau
Kepala Ruangan
Ketua Tim:
Anggota:
Anggota:
1. Ns. Mutia Sari, S.Kep
2. Ns. Reysilnriani, S.Kep 1. Ns. Desi Fitriyanti, S.Kep
3. Hamidah, Amk 2. Sri Wardani, Amk
4. Ozi Risfiani, Amk 3. Rina, Amk
5. Yenrika, Amk 4. Dewi Zulfianti, Amk
6. Nailil Aini, Amk 5. Rika Anggraini, Amk
7. Wardian Sari, Amk 6. Hengki Erizona, Amk
8. Ns. Juli Arisma, S.Kep 7. Ernawati, Amk
9. Yuliati Esa Putri, Amd. Keb 8. Dilla Ardhayani, Amd. Keb
10. Maya Shintia, Amd. Keb 9. Megawati, AMd. Keb
C. Pengumpulan Data
1. Man
a. Pendidikan
1) Akbid
Terdapat 4 orang pelaksana dengan jenjang pendidikan DIII Kebidanan
yang bertugas pada ruangan kenanga.
2) Akper
Terdapat 13 perawat yang memiliki jenjang pendidikan DIII pada ruang
kenanga, dan sebagai perawat pelaksana
3) S1 Keperawatan dan Ners
b. Beban kerja
Ruangan kenangan memiliki dua tim dimana, satu tim terdiri dari 1 ketua
tim dan 2 – 3 perawat pelaksana dengan pasien sekitar 16- 20 orang/tim.Hal ini
tidak efektif kerena tidak sesuai dengan teori yang meyatakan bahwabeban
kasus pasien maksimal 6 pasien untuk 1 perawat pelaksana.
c. Pembagian tugas
d. Jumlah tenaga
Ruang kenanga menggunakan 2 tim yaitu tim penyakit dalam pria (PDP)
dan tim penyakit dalam wanita (PDW). Satu tim terdiri dari 1 ketua tim dan 2-3
perawat pelaksana yang dikarenakan keterbatasan tenaga, dengan jumlah
keseluruhakn perawat pekansana dalam satu tim 9-10 orang. Berdasarkan hasil
observasi yang telah dilakukan, ruangan Kenanga memang telah menerapkan
metode tim untuk asuhan keperawatan dimana setiap tim terdiri dari beberapa
perawat yang bertanggung jawab memberi pelayanan keperawatan pada
beberapa pasien.
Douglas (1984, dalam Swansburg & Swansburg, 1999) menetapkan jumlah
perawat yang dibutuhkan dalam suatu unit perawatan berdasarkan klasifikasi
klien, dimana masingmasing kategori mempunyai nilai standar per shift nya,
yaitu sebagai berikut :
Jadi, dari hasil penjumlahan pada rumus Douglas diatas didapatkan bahwa
jumlah tenaga keperawatan yang harus ada pada ruangan tersebut ialah 24
orang dengan pembagian pershift nya ialah pada shift pagi 12 orang, shift sore
7 orang dan shift malam 5 orang. Penjumlahan tersebut dilakukan dengan
keseluruhan jumlah pasien di ruangan yaitu 4 orang pasien total care dan 36
orang pasien parsial care. Berdasarkan dari sil tersebut tidak sesuai dengan
jumlah perawat yang ada di ruangan dengan jumlah 19 orang pelaksana dan 2
orang tekua tim dengan total 21 orang. Dapat disimpulkan bahwa masih terjadi
kekurangan tenaga keperawatan pada ruangan kenanga tersebut.
e. Sertifikasi
Kepala ruangan mengatakan ada beberapa perawat yang telah mengikuti
pelatihan BTCLS yang merupakan pelatihan dasar bagi seorang perawat.
Beberapa perawat lainnya juga telah mingikuti pelatihan seperti pelatihan
pemberian kemoterapi, pelatihan dalam hal perawatan luka, dll. Kepala ruangan
juga mengatakan bahwa jika ada suatu pelatihan yang dibutuhkan untuk
ruangan kenanga, maka karu akan menunjuk perawat yang belum mengikuti
pelatihan dan memberikan kesempatan pada perawat yang belum pernah
mengikuti pelatihan. Kesempatan untuk mengikuti pelatihan ini tidak hanya
untuk yang sudah PNS saja, numun pegawai kontrak juga diberikan
kesempatan untuk mengikuti pelatihan tersebut.
2) Parsial care : 36 Orang yang tersebar baik dari ruangan Penyakit Dalam
Wanita (PDW) maupun Penyakit Dalam Pria (PDP).
h. Gambaran kasus
Hasil wawancara dengan kepala ruangan didapatkan bahwa, pasien jenis
kelamin laki-laki dirawat di ruangan kiri dengan nama ruangan penyakit dalam
pria (PDP) dan pasien wanita dirawat pada ruangan sebelah kanan dengan nama
ruang penyakit dalam wanita (PDW). Terdapat ruangan khusus untuk pasien
yang infeksi, namun tidak menutup kemungkinan pasien yang tidak memiliki
penyakit infeksi juga dirawat di ruang perawatan khusus tersebut dengan alasan
ruang rawat biasa sudah penuh.
Hasil observasi pada tangga 30 April 2019 didapatkan bahwa pasien
dengan jenis kelamin laki-laki dirawat pada ruangan penyakit dalam wanita
tepatnya di ruang perawatan khusus pennyakit dalam wanita. Menurut kepala
ruangan hal itu tidak menjadi masalah karena ketersediaan ruangan penyakit
dalam pria sudah penuh, dengan syarat 1 kamar tidak boleh rawat gabung
antara pasien pria dengan pasien wanita.
Obat yang diberikan dari depot farmasi dipisahkan antar pasien dan
diantarkan oleh petugas farmasi yang bertanggung jawab pada ruangan kenanga
tersebut, kemudian dipisahkan dan di cek kembali oleh perawat selanjutnya
perawat meletakkan obat pada masing-masing tempat obat pasien yang sudah
disediakan pada setiap kamar tindakan.
i. Komunikasi
Hasil observasi kegiatan overran dari tanggal 29 April 2019 sampai pada
tanggal 02 Mei 2019, overran dilakukan gabung antara PDP dan PDW bagi
semua tenaga pelayanan kesehatan ruang kenanga, focus penyampaian overran
gabung yaitu jumlah pasien yang ada pada ruangan PDP dan PDW serta
permasalahan yang ada terdapat pada di ruangan selama pelayanan asuhan
keperawatan pada shift sebelumnya. Setelah selesai operan gabung,
dilakukannya operan masing-masing timdengan menyampaikan masalah medis,
evaluasi keperawatan dan rencana tindakan medis dan keperawatan pada tiap-
tiap pasien. Hasil observasi, overan tim sudah berjalan sangat baik dengan
penyampaian dokumentasi lengkap. Namun, pada saat overan ke pasien masih
kurangnya pengenalan nama perawat yang dinas pada saat itu kepada pasien
maupun keluarga. Sebaiknya interaksi dengan pasien ada saat overan ke pasien,
minimalnya menayakan keluhan pasien saat ini pada pasien kesadaran penuh.
wawancara dengan kepala ruangan terkait kegiatan supervisi didapatkan bahwa
ruang Kenanga tidak mempunyai jadwal rutin supervisi. Hal ini dikarenakan
kurangnya tenaga perawat untuk dilakukannya supervise
2. Material
a. Lokasi dan denah
Lokasi dan denah Ruangan Kenanga terdiri dari : Ruang PDP (Nurse Station,
Ruang Perawat, Ruang Observasi, Ruang Tindakan, Ruang Isolasi, Kamar 3,
Ruang RPK, WC) dan Ruang PDW (Nurse Station, Ruang Karu, Ruang
Perawat,Ruang Dokter, Ruang Mahasiswa, Ruang Tindakan, Spoel Hock,
Kamar 3, Ruang RPK, WC)
b. Peralatan dan Fasilitas
Daftar peralatan Ruang Kenanga
No Nama alat Alat yang baik Alat yang Jumlah
rusak
1. Trumpf medical 11 - 11
2. Bed 40 - 40
3. Tiang infuse 42 - 42
4. Meja pasien 40 - 40
5. Lemari pasien 40 - 40
6. Trolly tindakan 4 1 5
7. Trolly emergency - - 0
8. Lemar APD 2 - 2
9. Lemari alat 2 - 2
10. Suction portable 2 - 2
11. Nebulizer 2 - 2
12. Timbangan 2 - 2
13. Tabung oksigen 3 - 3
14. Lemari baju pasien 2 - 2
15. Siringe pump 4 - 4
16. Infuse pump 2 - 2
17 Flowmeter 18 - 18
17. Tong sampah infeksi 2 - 2
18. Tong sampah non infeksi 4 - 4
19. Tong sampah botol infus 2 - 2
20. Tong sampah kemoterapi 2 - 2
21. Computer administrasi 2 - 2
22. Kotak darah 2 - 2
23. Kursi roda 4 - 4
24. Lemari pendingin 1 - 1
25. Kotak sampel labor 1 - 1
26. Lampu baca foto rontgen 1 - 1
27. Handrub 18 - 18
28. Tensimeter 1 1 2
29. Rak buku status pasien 4 - 4
30. Rak dokumen 2 - 2
31 Lemari dokumen 1 - 1
32 Laken 60 - 60
33 Sarung bantal 55 - 55
34 Selimut 40 - 40
Dari data diatas didapatkan peralatan di ruang Kenanga cukup lengkap,peralatan
berjumlah 34 buah alat, hanya saja ada peralatan yang tidak ada seperti Trolly
emergency, kemudian tensimeter, kotak sampel labor juga hanya satu yang alat
yang baik, dan ada dua buah alat dengan kondisi rusak yaitu tensimeter dan trolly
tindakan.
Berdasarkan dari data diatas, telah tersedia tempat pembuangan sampah yang
terpisah di Ruang Kenanga, yaitu pembuangan sampah infeksi, tong sampah non
infeksi, tong sampah botol infus dan tong sampah kemoterapi.
c. Administrasi penunjang
1) Buku observasi
2) Buku pembagian tugas
3) Buku laporan
4) Buku inventaris alat
5) Buku ekspedisi
6) Buku jenazah
3. Metode
a. Penerapan MAKP
Model asuhan keperawatan yang digunakan di ruanfan Kenanga adalah model
asuhan keperawatan model tim (MAKP Tim) dimana pelayanan keperawatan
diberikan oleh sekelompok perawat. Ruang Kenanga ini menggunakan 2 Tim yaitu
tim penyakit dalam pria (PDP) dan tim penyakit dalam wanita (PDW). Satu tim
terdiri dari 1 ketua tim dan 2-3 perawat pelaksana yang dikarenakan keterbatasan
tenaga. Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan, ruangan Kenanga
memang telah menerapkan metode tim untuk asuhan keperawatan dimana tim
terdiri dari beberapa perawat yang bertanggungjawab memberi pelayanan
keperawatan pada beberapa pasien. Satu tim terdiri dari 1 ketua tim dan 2-3
perawat pelaksana dengan sekitar 16-20 orang/tim. Hal ini tidak efektif karena
tidak sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa beban kasus pasien maksimal 6
pasien untuk 1 perawat pelaksana.
b. Perencanaan Pulang
Ruang Kenanga tidak ada format untuk perencanaan pulang. Pasien yang dirawat di
Ruangan Kenanga dibolehkan pulang atas izin dokter penanggungjawab dan telah
menyelesaikan administrasi sesuai peraturan Rumah Sakit.
c. Overan
Overan dilakukan gabung semua tenaga pelayanan kesehatan ruang Kenanga, fokus
penyampaian overan gabung yaitu pada jumlah pasien yang ada di ruangan PDP dan
ruangan PDW serta permasalahan yang terdapat diruangan selama pelayanan pada
shift sebelumnya. Setelah selesai overan gabung, dilakukannya operan masing-
masing tim dengan menyampaikan masalah medis, evaluasi keperawatan dan
rencana tindakan medis keperawatan pada tiap-tiap evaluasi keperawatan dan
rencana tindakan medis dengan keperawatan pada tiap-tiap pasien.
d. Supervisi
Terkait untuk kegiatan supervisi didapatkan bahwa ruang Kenanga tidak
mempunyai jadwal rutin supervisi. Hal ini dikarenakan kurangnya tenaga perawat
untuk dilakukannya supervisi. Dari perhitungan untuk tenaga perawat seharusnya
jumlah secara keseluruhan perawat perhari yaitu berjumlah 24 orang dengan
pembagian shift pagi 12 orang, shif sore 7 orang dan shift malam 5 orang.
e. Sentralisasi Obat
Obat yang diberikan dari farmasi dipisahkan antar pasien yang diantar oleh petugas
farmasi yang bertanggungjawab di ruangan Kenanga, kemudian selanjutnya perawat
meletakkan obat pada masing-masing tempat obat pasien yang sudah ada dikamar
tindakan sambil mengecek obat yang diberikan.
f. Ronde Keperawatan
Terkait dengan ronde keperawatan di ruang Kenanga didapatkan bahwa ronde di
ruang Kenanga tidak mempunyai jadwal rutin ronde keperawatan. Hal ini
dikarenakan kurangnya tenaga perawat sehingga tidak dapat dilakukan ronde
keperawatan. Dari perhitungan untuk tenaga perawat seharusnya jumlah secara
keseluruhan perawat perhari yaitu berjumlah 24 orang dengan pembagian shift pagi
12 orang, shif sore 7 orang dan shift malam 5 orang.
g. Dokumentasi keperawatan
Pendokumentasian pasien selalu dilakukan oleh perawat yang diisi sesuai dengan
shift dinas.
4. MONEY
Berdasarkan hasil wawancara, ruangan Kenanga memiliki uang kas bulanan untuk
iuran rutin bulanan perawat misalkan bentuk sosial. Dari segi keuangan dalam
pembayaran sebagian besar pasien menggunakan BPJS kesehatan ataupun
JAMKESDA adanya sebagian kecil biaya sendiri (umum).
5. MARKETING
a. BOR (Bed of Rate) dan TOI (Turn Over Interval )
Selama 3 hari gambaran pemakaian TT; hr 1 40, hr 2 38, hr 3 42. Dengan Jumlah
Tempat Tidur 40, dan hari perawatan dan BOR nya yang didapatkan:
BOR = Jumlah perawatan pasien x 100%
Jumlah TT x Jumlah hari
40 x 3
BOR = 105,8 %
TOI = ( 40 x 3 ) – 12
5
TOI = 21,6
b. Mutu Pelayanan
Ruang kenanga menggunakan 6 sasaran keselamatan pasien sebagai panduan
keamanan dan keselamatan pasien. Adapun 6 sasaran keselamatan pasien yaitu:
a) Identifikasi pasien secara benar dengan cara memastikan gelang identitas pasien
saat melakukan tindakan.
f) Memastikan kebenaran prosedur lokasi operasi, dan pasien yang akan dibedah.
Berdasarkan hasil observasi dari tanggal 29 April 2019, didapatkan bahwa masih
ada beberapa perawat pelaksana yang tidak mengoptimalkan dari beberapa 6
sasaran keselamatan pasien. Hasil observasi pada tanggal 30 April 2019,
ditemukan perawat pelaksana tidak menggunakan APD lengkap dalam pemberian
obat kemoterapi, hanya memakai sarung tangan. Hal ini tidak sesuai dengan 6
sasaran keselamatan pasien dan tidak sesuai standar APD dalam pemberian obat
kemoterapi.
c. Tingkat Kepuasan Pasien
Hasil wawancara dengan kepala ruangan, ruangan memiliki lembar penilaian
kepuasan pasien terhadap dokter, perawat, CS, security. Ruangan Kenanga tidak
mempunyai lembar penilaian kepuasan pasien terhadap pelayanan di ruanganan.
Dari hasil kuesioner tingkat kepuasan pasien yang di isi oleh pasien/keluarga pada
tanggal 01 Mei 2019 di dapatkan hasil persentase tertinggi adalah yang
menyatakan puas yaitu 67.5 % atau sebanyak 27 orang, untuk presentase yang
tidak puas adalah sebanyak 32.5% atau sebanyak 13 orang.
Selama mengikuti dan mengobservasi kegiatan overan dari tanggal 29 April 2019
sampai 02 Mei 2019, overan dilakukan gabung semua tenaga pelayanan kesehatan
ruang Kenanga, fokus penyampaian overan gabung yaitu jumlah pasien yang ada
di ruangan PDP dan PDW serta permasalahan yang terdapat diruangan selama
pelayanan asuhan pada shift sebelumnya. Setelah selesai operan gabung,
dilakukannya operan masing-masing tim dengan menyampaikan masalah medis,
evaluasi keperawatan dan rencana tindakan medis dan keperawatan pada tiap-tiap
pasien. Hasil observasi, overan tim sudah berjalan sangat baik dengan
penyampaian dokumentasi lengkap. Namun, pada saat overan ke pasien masih
kurangnya pengenalan nama perawat yang dinas pada saat itu kepada pasien
maupun keluarga. Sebaiknya interaksi dengan pasien ada saat overan ke pasien,
minimalnya menayakan keluhan pasien saat ini pada pasien kesadaran penuh.
wawancara dengan kepala ruangan terkait kegiatan supervisi didapatkan bahwa
ruang Kenanga tidak mempunyai jadwal rutin supervisi. Hal ini dikarenakan
kurangnya tenaga perawat untuk dilakukannya supervisi.
d. Patient Safety
Hasil observasi ruang Kenanga memiliki properti untuk patient safety berupa
gantungan dan tidak ditemukan label resiko jatuh di ruangan. Dari hasil observasi,
sudah ada gantungan resiko jatuh pada pintu kamar dan beberapa yang diletakkan
di tempat tidur pasien. Namun tidak ditemukan label resiko jatuh di gelang pada
patient safety. Masih ditemukan tempat tidur yang tidak terpasang pagar tempat
tidur pada pasien total care. Hasil observasi ruang Kenanga PDP berdasarkan
tingkat resiko jatuh didapatkan
Keterangan:
Skor ≥ 45 : Tinggi
Skor 25 - 44 : Sedang
Skor 0 – 24 : Rendah
e. ALOS ( Avarage long of Stay )
ALOS ruangan jika, Data dari tanggal 29 April – 10 Mei 2019 selama 12 hari
(jumlah hari perawatan total) dengan jumlah total pasien 127 pasien dan jumlah
pasien keluar 5 pasien.
ALOS = Jumlah hari perawatan pasien
ALOS = 12 hari
6%
Tidak Pernah
Jarang
35% Sering
Selalu
59%
Dari diagram diatas didapatkan bahwa tangggung jawab memberikan askep yang
komprehensif oleh perawat pelaksana yaitu jarang sebanyak 1 orang (5,9%), sering
sebanyak 6 orang (35,3%), dan selalu sebanyak 10 orang (58,8%) dari 17 responden.
E. STRATEGI SWOT
1. MAN
Internal Strengths (S)
Weaknesses (W)
1. Adanya pengembangan staf
1. Jumlah perawat yang
berupa pelatihan yang
dibutuhkan kurang dari
dibutuhkan bagi ruangan
tingkat kebutuhan pasien.
kenanga tersebut.
2. Perawat ruangan kenanga
2. Pembagian tugas perawat
masih banyak yang belum
sudah sesuai dengan job
mengikuti pelatihan.
description.
3. Beban kerja perawat
3. Terjaminnya privasi pasien
masih tidak sesuai dengan
karena ruang rawat pria dan
yang seharusnya.
wanita terpisah.
4. Kurangnya ruangan
4. Beberapa perawat sudah
perawatan pada PDP
mengikuti pelatihan
5. Kurangnya pengenalan
BTCLS, protokol
nama perawat yang
kemoterapi dan pelatihan
bertugas pada saat overran
perawatan luka.
ke pasien.
5. Obat-obatan pasien sudah
6. Kepala ruangan tidak
di periksa sebelumnya oleh
memiliki jadwal rutin
perawat ruangan dan
untuk melakukan
Eksternal disimpan pada lemari obat
supervisi.
masing-masing pasien.
Threat (T) Strategi ST Strategi WT
1. Jika pasien PDP 1. Menambah ruangan rawat 1. Menambah ruangan rawat
melebihi jumlah, maka PDP pada PDP
akan dirawat di ruang 2. Menambah jumlah tenaga
rawat PDW medis sesuai kebutuhan
ruangan.
3. Meningkatkan
kedisiplinan seluruh
tenaga medis dengan cara
selalu memperkenalkan
diri pada saat overran
serta melakukan supervisi
ruangan yang terjadwal.
Opportunity (O) Strategi SO Strategi WO
2. Kepala ruangan 1. Mengirim perawat yang 1. Memilih perawat yang
memberikan peluang belum pernah mengikuti belum mengikuti
bagi perawat yang pelatihan yang dibituhkan pelatihan untuk di kirim
belum pernah mengikuti oleh ruangan untuk sebagai perwakilan
pelatihan baik itu memaksimalkan ruangan dalam pelatihan
pegawai kontrak atau perawatan pasien di tertentu
pun PNS tidak menjadi ruangan. 2. Mengkoordinasi dan
kemungkinan untuk mengkomunikasikan pada
dikirim mengikuti mahasiswa S1 yang
pelatihan yag sedang praktek di ruangan
dibutuhkan oleh untuk meningkatkan dan
ruangan tersebut. memaksimalkan
3. Adanya mahasiswa S1 pelayanan kepada pasien
yang sedang praktek di ruangan.
manajemen keperawatan 3. Memberikan beberapa
di ruangan. tanggung jawab pada
4. Ruang kenanga mahasiswa untuk
memiliki kerjasama memegang pasien.
yang baik antar
mahasiswa program
profesi Ners dengan
perawat klinik.
6. MONEY
7. MARKETING
6%
24%
Tidak pernah
Jarang
Sering
Selalu
47%
24%
29%
Tidak pernah
Jarang
Sering
Selalu
71%
Tidak pernah
41%
Jarang
Sering
Selalu
59%
35%
Tidak pernah
Jarang
Sering
Selalu
65%
12%
24%
Tidak pernah
Jarang
Sering
Selalu
35%
29%
18%
24%
Tidak pernah
Jarang
Sering
Selalu
59%
Dari diagram diatas didapatkan perawat pelaksana memberi masukan ide ke atasan
untuk peningkatan pelayanan yaitu jarang sebanyak 3 orang (18%), sering sebanyak
10 orang (59%) dan selalu sebanyak 4 orang (23%) dari 17 responden.
Menghargai sesama rekan kerja
Tidak pernah
41%
Jarang
Sering
Selalu
59%
Dari diagramdiatas didapatkan menghargai sesama rekan sejawat perawat yaitu sering
sebanyak 7 orang (41%) dan selalu10 orang (59%) dari 17 responden.
Pendokumentasian askep
Tidak pernah
Jarang
47% Sering
53% Selalu
29%
Tidak pernah
Jarang
Sering
Selalu
71%
Dari diagram di atas didapatkan perawat pelaksana yang mengikuti pre dan post
conference yaitu sering 5 orang (29%) dan selalu12 orang (71%) dari 17 responden.
Peluang pengembangan karir
12% 12%
Tidak pernah
Jarang
Sering
Selalu
76%
Dari diagram diatas didapatkan perawat yang mendapat peluang pengembangan karir
yaitu jarang sebanyak 2 orang(12%), sering sebanyak 13 orang (76%) dan selalu 2
orang (12%) dari 17 responden.
Penyelesaian masalah
6%
29%
Tidak pernah
Jarang
Sering
Selalu
65%
Dari diagram didapatkan hasil penyelesaian masalah dibantu oleh atasan yaitu jarang
sebanyak 5 orang (29%), sering 11 orang (65%), dan selalu 1 orang (6%) dari 17
responden.
24%
35%
Tidak pernah
Jarang
Sering
Selalu
41%
6%
18%
24%
Tidak pernah
Jarang
Sering
Selalu
53%
Dari diagram diatas didapatkan perawat yang mengharapkan insentif yaitu tidak
pernah sebanyak 1 orang (6%), jarang sebanyak 4 orang (23%), sering sebanyak 9
orang (53%), dan selalu3 orang (18%) dari 17 responden.
Ronde keperawatan
6%
35%
Tidak pernah
Jarang
Sering
Selalu
59%
Dari diagram diatas perawat yang melaakukan ronde keperawatan yaitu jarang
sebanyak1 orang (6%), sering 10 orang (59%) dan selalu 6 orang (35%) dari 17
responden.
Kompetensi yang dimiliki
Tidak pernah
41%
Jarang
Sering
Selalu
59%
Dari diagram diatas perawat bekerja sesuai kompetensi yang dimiliki yaitu sering
sebanyak7 orang (41%) dan sangat sering 10 orang (59%) dari 17 responden.
Memberi penkes
Tidak pernah
41%
Jarang
Sering
Selalu
59%
Dari diagramdiatas perawat yang memberi penkes yaitu sering sebanyak 10 orang
(59%), dan selalu 7 orang (41%) dari 17 responden.
Motivasi karu
6%
18%
Tidak pernah
Jarang
Sering
Selalu
77%
Dari diagram diatas motivasi dari karu yaitu jarang sebanyak 1 orang (6%), sering 13
orang (76%) dan selalu3 orang (18%) dari 17 responden.
18%
35%
Tidak pernah
Jarang
Sering
Selalu
47%
Dari diagram diatas kepuasan terhadap penghargaan yaitu jarang sebanyak 6 orang
(35%), dan sering 8 orang (47%), selalu 3 orang (18%) dari 17 responden.
Umpan balik penilaian kerja
6%
12%
Tidak pernah
Jarang
Sering
Selalu
82%
Dari diagram diatas umpan balik penilaian penampilan kerja jarang sebanyak 1
orang (6%), sering 14 orang (82%) dan selalu2 orang (12%) dari 17 responden.
2. Kuesioner kepuasan pasien
Bukti fisik
33%
Baik
Buruk
68%
Berdasarkan diagram diatas didapatkan kepuasan pasien terhadap bukti fisik yaitu
baik sebanyak 27 orang (67%), dan buruk sebanyak 13 orang (33%) dari 40
responden.
Handal
Baik
45%
Buruk
55%
Tanggap
33%
Baik
Buruk
68%
25%
Baik
Buruk
75%
Perhatian
37%
Baik
Buruk
63%