Anda di halaman 1dari 9

ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY.

R DENGAN POST SECTIO


CAESAREA HARI KE-1 ATAS INDIKASI CEPHALOPELVIC
DISPROPORTION ( P3A0 ) DI RUANG JADE RSU dr.SLAMET
GARUT

KARYA TULIS ILMIAH

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Dalam Menyelesaikan


Program Pendidikan Diploma III Keperawatan Di Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan Karsa Husada Garut

Disusun Oleh :
ANISA EKA RAHMAWATI
NIM. KHG.A17008

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KARSA HUSADA GARUT


PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN
TAHUN 2020
BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Angka kematian ibu ( AKI ) mengacu pada jumlah kematian ibu yang

terkait dengan masa kehamilan persalinan, dan nifas. Berdasarkan WHO

tahun 2017 Angka kematian ibu ( AKI ) 500.000 pertahunnya meninggal

saat hamil dan bersalin.

Berdasarkan Laporan World Bank Tahun 2017, dalam sehari ada 4 ibu

di Indonesia yang meninggal akibat melahirkan. Angka ini menempatkan

Indonesia sebagai Negara dengan angka kematian tertinggi kedua di Asia

Tenggara. Urutan pertama di tempati oleh Laos dengan angka kematian 357

per 100 ribu. ( WHO, 2017 )

Berdasarkan data survey demografi kesehatan Indonesia ( SDKI ) tahun

2017 menyebutkan bahwa angka kematian ibu mencapai 359 per 100.000

kelahiran hidup dan angka kematian bayi 32 per 1000 kelahiran hidup.

Sedangkan target dalam Millenium Development Goals ( MDGs ) yaitu

sebesar 102 pada tahun 2015.

Pada umumnya kematian ibu terjadi pada saat melahirkan (60,87%),

waktu nifas (30,43%) dan waktu hamil (8,70%). Berdasarkan Profil

Kesehatan 2017 jumlah kematian ibu maternal yang terlapor sebanyak 696
orang ( 76.03 – 100.000 KH ) jumalah ini mengalami penurunan

dibandingkan tahun 2016, kematian ibu sebanyak 799 orang. Jumlah

kematian ibu dengan proporsi kematian pada ibu hamil 183 orang ( 19,9 /

100.000 KH ), pada ibu bersalin 224 orang ( 24,47 / 100.000 KH ), dan

pada ibu nifas 289 orang ( 31,57 / 100.000 KH ). ( Profil Kesehatan 2017 )

Tabel 1.1

Jumlah Kematian Ibu di Provinsi Jawa Barat

Tahun 2012 – 2017

No Tahun Jumlah Angka Kematian


1 2012 804
2 2013 781
3 2014 748
4 2015 825
5 2016 799
6 2017 696
Sumber : Profik Kesehatan Tahun 2017

Angka kematian ibu di Jawa Barat ternyata masih menjadi salah satu

provinsi teratas sebagai provinsi tertinggi dengan angka kematian ibu dan

bayi di Indonesia. Menurut laporan Dinas Kesehatan Jawa Barat di tahun

2015 disampaikan bahwa jumlah kasus kematian ibu melahirkan karena

kehamilan, persalinan, dan nifas meningkat cukup tajam dari 748 kasus di

tahun 2014 menjadi 823 kasus di tahun 2015 ( Dinkes Jabar, 2015 )

Angka kematian ibu di Kabupaten Garut menempati urutan ketiga

terbanyak untuk kasus AKI di Jabar. Tahun lalu kasus AKI di Garut
mencapai 55 kasus. 29 % penyebab kematian ibu itu akibat kasus

perdarahan pasca persalinan ( Dinkes Kabupaten Garut, 2018 )

Kasus perdarahn sebagai penyebab utama kematian ibu dapat terjadi

pada masa kehamilan, persalinan, dan masa nifas. Diantaranya adalah pre-

eklamsia dan eklamsia ( tekanan darah tinggi, abortus, infeksi, partus lama

dan lain – lai. Menurut Manuaba ( 2010 ) menjelaskan bahwa Perdarahan

Antepartum adalah perdarahan pervagina pada kehamilan di atas 28 minggu

atau lebih. Karena perdarahan Antepartum terjadi pada umur kehamilan di

atas 28 minggu maka sering disebut atau di golongkan Trimester ketiga

( Aspiani, 2017 ). Salah satu penyebab perdarahan yang terjadi adalah

Cephalo Pelvic Disproportion.kematian ( CPD ) ( Prawirohardjo, 2010 ).

CPD adalah ukuran lingkar panggul ibu tidak sesuai dengan ukuran

lingkar kepala janin yang dapat menyebabkan ibu tidak dapat melahirkan

secara alami ( Aspiani, 2017 ). Mengingat hal tersebut CPD masih

menyebabkan angka kematian ibu tertinggi, sehingga salah satu kebijakan

pemerintah untuk meminimalkan angka kematian dengan meningkatkan

kualitas pelayanan ditingkat primer dan rumah sakit, memperkuat jejaring

rujukan, meningkatkan akses dan pembiayaan jaminan kesehatan. Salah

satu cara alternatife dalam menangani CPD yaitu dengan tindak sectio

caesarea. ( Kemenkes, 2015 )


Sectio Caesarea menurut Amru Sofian 2012 adalah suatu cara

melahirkan janin dengan membuat sayatan pada dinding uterus melalui

dinding depan perut ( Amin & Hardhi, 2013 ). WHO memperkirakan angka

persalinan dengan bedah Caesar adalah sekitar 10 % sampai 15 % dari

semua proses persalinan di negara-negara berkembang dibandingkan

dengan 20 % di Brintania Raya dan 23 % di Amerika Serikat ( Purwoastuti,

DKK, 2015 ).

Di Indonesia sectio caesarea umumnya dilakukan bila ada indikasi

medis tertentu, sebagai mengakhiri kehamilan dengan komplikasi. Selain

itu, sectio caesarea juga menjadi alternative persalinan tanpa indikasi medis

karena dianggap lebih mudah dan nyaman. Hal ini membuktikan bahwa

sectio caesaria merupakan masalah kesehatan dimana besarnya masalah

sectio caesaria dapat dilihat dari tingginya presentase Angka Kematian Ibu (

AKI ) dan Angka Kematian Bayi ( AKB ). ( RISKESDAS,2016 ).

Berdasarkan hal tersebut maka penulis tertarik untuk melaksanakan

asuhan keperawatan komprehensif pada klien post operatif section caesarea

dengan menggunakan proses keperawatan dan didokumentasikan dalam

bentuk Karya Tulis Ilmiah dengan judul : “ Asuhan Keperawatan Pada

NY.R Dengan Post Sectio Caesarea Hari Ke-1 Atas Indikasi Cephalo

Pelvic Disproportion ( P3A0 ) Di Ruang Jade RSU dr. Slamet Garut”.


B. Tujuan Penulisan

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka penulis menyusu

tujuan sebagai berikut :

1. Tujuan umum

Memperoleh pengalaman secara nyata dalam melaksanakan Asuhan

Keperawatan pada ibu dengan post Sectio Caesarea atas indikasi

Cephalo Pelvic Disproportion ( CPD ) secara langsung dan

komprehensif meliputi Bio-Psiko-Sosial dan Spiritual.

2. Tujuan Khusus

a. Mampu melakukan pengkajian pada Ny.R dengan post operasi

Sectio Caesarea hari ke-1 atas indikasi Cephalo Pelvic

Disproportion di Ruang Jade RSU dr. Slamet Garut.

b. Mampu merumuskan diagnose keperawatan pada pada Ny.R

dengan post operasi Sectio Caesarea hari ke-1 atas indikasi

Cephalo Pelvic Disproportion di Ruang Jade RSU dr. Slamet

Garut.

c. Mampu membuat rencana tindakan keperawatan pada Ny.R

dengan post operasi Sectio Caesarea hari ke-1 atas indikasi

Cephalo Pelvic Disproportion di Ruang Jade RSU dr. Slamet

Garut.
d. Mampu melaksanakan tindakan keperawatan pada Ny.R dengan

post operasi Sectio Caesarea hari ke-1 atas indikasi Cephalo

Pelvic Disproportion di Ruang Jade RSU dr. Slamet Garut.

e. Mampu mengevaluasi hasil tindakan keperawatan pada Ny.R

dengan post operasi Sectio Caesarea hari ke-1 atas indikasi

Cephalo Pelvic Disproportion di Ruang Jade RSU dr. Slamet

Garut.

C. Metode Penulisan

Dalam penyusunan karya tulis ini menggunakan metode

deskriptif dalam bentuk studi kasus dengan menggunakan pendekatan

proses keperawatan yang meliputi pengkajian, diagnose, perencanaan,

pelaksanaan, dan evaluasi

Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan adalah sebagai

berikut

1. Observasi Langsung, yaitu pengumpulan data melalui inspeksi,

palpasi, perkusi, dan auskultasi.

2. Wawancara,

Diperoleh dengan cara mengadakan tanya jawab dengan klien,

keluarga klien serta tenaga kesehatan lain untuk mendapatkan

keterangan
3. Study Dokumentasi

Diperoleh dengan mempelajari buku catatan medik serta hasil

pemeriksaan yang ada

4. Study kepustakaan

Dengan mendapatkan informasi dari teori-teori yang relevan dari

literature buku dan internet yang berhubungan dengan kasus sebagai

dasar acuan dari penulisan karya tulis ilmiah ini.

5. Partisipasi Aktif Klien

Penulis melaksanakan sendiri asuhan keperawatan pada klien yang

dibantu oleh petugas kesehatan lain (perawat) di ruanagan.

D. Sistematika Penulisan

Dalam penulisan karya tulis ini, penulis membagi kedalam 4 BAB, yaitu :

1. BAB I : Yang berisikan latar belakang masalah, tujuan umum dan

khusus, metode penulisan dan sistematika penulisan.

2. BAB II : Yang berisikan tinjauan teoritis bersifat konsep dasar Cephalo

Pelvic Disproportion ( CPD ), konsep dasar post sectio caesarea, konsep

dasar post partum, serta konsep asuhan keperawatan maternitas.

3. BAB III : Menjelaskan tentang laporan asuhan keperawatan, yang

meliputi pengkajian, analisa data, diagnosa keperawatan, proses

keperawatan, dan catatan perkembangan serta pembahasan yang


berisikan ulasan naratif dari setiap tahapan proses keperawatan yang

dilakukan.

4. BAB IV : Berisi tentang kesimpulan dan rekomendasi penulis terhadap

pelaksanaan asuhan keperawatan yang dilakukan.

DAFTAR PUSTAKA

Lampiran - lampiran

Anda mungkin juga menyukai