Disusun Oleh :
ANISA EKA RAHMAWATI
NIM. KHG.A17008
Mengesahkan,
Penguji I Penguji II
Mengetahui,
Latar belakang dilakukannya penulisan karya tulis ilmiah ini karena jumlah
kematian ibu melahirkan, dan nifas di Jawa Barat sebanyak 684 kasus pada tahun
2019. Kasus perdarahan sebagai penyebab utama kematian ibu dapat terjadi pada
masa kehamilan, persalinan, dan masa nifas. Salah satu penyebab perdarahan yang
terjadi adalah Cephalo Pelvic Disproportion (cetak miring). Untuk menghindari
hal tersebut perlu tindakan yang tepat yaitu dengan tindakan Sectio Caesarea. Pada
data riset kesehatan dasar,2018 angka kejadian persalinan section caesarea
terdapat 15,3 %. Namun tindakan section caesarea memiliki resiko yang dapat
membahayakan bagi ibu yaitu infeksi puerperal ( nifas ), perdarahan, luka
kandung kemih, emboli paru dan keluhan kandung kemih bila reperitonealisasi
terlalu tinggi, kemungkinan rupture uteri spontan pada kehamilan mendatang
Adapun tujuan penulisan karya tulis ilmiah ini adalah mampu melaksanakan
asuhan keperawatan secara langsung dan komprehensif meliputi aspek bio-psiko-
sosial-spiritual dengan pendekatan proses keperawatan pada klien post Op SC atas
indikasi cephalo pelvic disproportion. Metode penulisan yang digunakan adalah
metode deskriptif yang berbentuk studi kasus. Diagnosa yang muncul pada Ny.R
adalah Nyeri Akut, Hambatan Mobilitas Fisik, Resiko Tinggi Infeksi, Resiko
Ketidakefektifan Pemberian ASI, Defisit Perawatan Diri. Untuk intervensi dan
rasional sebagian besar diambil dari konsep dasar pada BAB II. Hasil evaluasi
yang dilakukan selama penulis melaksanakan asuhan keperawatan sejak tanggal
12-15 November 2019, dari 5 masalah yang muncul 2 masalah teratasi dan 3
masalah teratasi sebagian. Secara umum dapat disimpulkan bahwa penulis dapat
melakukan asuhan keperawatan secara langsung dan komprehensif, yang meliputi
aspek bio-psiko- sosial dan spiritual.
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan
karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan penyusunan karya tulis ini dengan judul
bimbingan, bantuan dan saran dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada
1. Bapak Dr. (Hc) H. Amas Setiana selaku Ketua Pembina Yayasan Dharma
Husada Garut.
4. Ibu K. Dewi Budiarti, M.Kep, selaku ketua prodi DIII Keperawatan STIKes
ini yang senantiasa memberikan arahan dan saran dengan penuh kesabaran.
5. Staff dosen DIII Keperawatan STIKes Karsa Husada Garut, beserta perawat
dan bidan serta petugas administrasi ruang Jade RSU dr.Slmaet Garut yang
i
telah memberikan begitu banyak ilmu pengetahuan dan keterampilan yang
6. Ny.R dan keluarga yang telah bersedia memberikan informasi dan kerja
7. Dua insan sederhana yang sangat hebat dan sangat luar biasa. Mamah dan
moril maupun materil yang tentunya tidak terbatas dan tidak bisa terbalas.
terimakasih banyak!
10. Buat anak-anak read up squad terimakasih telah menjadi teman curhat,
teman gila-gilaan, teman ngebuli dan teman yang selalu ada di saat sedih
11. Sahabat penghilang rasa jenuh, Citra Apriliani dan Diani Rahmah
ii
12. Buat Sri Mulyati dan Widi Dzakiyah Widayanti terimakasih telah membantu
13. Buat anak-anak kelas 3A DIII Keperawatan yang tak bisa di sebutkan satu-
seperjuangan, banyak cerita canda tawa sedih duka dan lain-lain yang kita
Garut yang telah memberikan banyak kenangan yang akan selalu terukir di
hati sanubari.
miliki baik dari segi ilmu pengetahuan serta kemampuan. Oleh karena itu, dalam
pembuatan karya tulis ini masih banyak kekurangan dan kesalahan. Penulis sangat
Akhir kata tiada gading yang tak retak. Penulis selalu berharap agar karya
tulis ini dapat bermanfaat bagi semua pihak serta selalu mendapatkan ridho-Nya.
Amin.
Penulis
iii
DAFTAR ISI
LEMBAR PERSETUJUAN
LEMBAR PENGESAHAN
ABSTRAK
DAFTAR ISI................................................................................................... iv
DAFTAR TABEL..........................................................................................vii
DAFTAR BAGAN................ ......................................................................... viii
DAFTAR LAMPIRAN ........ ......................................................................... ix
BAB I PENDAHULUAN
b. Etiologi ..................................................................................... 8
c. Patofisiologi ............................................................................. 8
e. Prognosa ................................................................................... 10
f. Komplikasi ............................................................................... 11
iv
2. Konsep Dasar Sectio Caesarea
a. Pengertian SC........................................................................... 11
b. Etiologi SC ............................................................................... 11
c. Patofisiologi SC ....................................................................... 12
e. Manifestasi SC ......................................................................... 16
3. Post Partum
1. Pengkajian ...................................................................................... 31
2. Diagnosa......................................................................................... 45
3. Perencanaan.................................................................................... 47
4. Implementasi .................................................................................. 55
5. Evaluasi .......................................................................................... 56
6. Dokumentasi .................................................................................. 57
v
BAB III TINJAUAN KASUS DAN PEMBAHASAN
A. Tinjauan Kasus
1. Pengkajian ...................................................................................... 58
3. Diagnosa Keperawatan................................................................... 71
B. Pembahassan
3. Tahap Perencanaan......................................................................... 92
A. Kesimpulan .......................................................................................... 97
B. Rekomendasi ........................................................................................ 98
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN – LAMPIRAN
vi
DAFTAR TABEL
.......................................................................................................................... 53
vii
DAFTAR BAGAN
viii
DAFTAR LAMPIRAN
ix
1
BAB 1
PENDAHULUAN
Angka kematian ibu (AKI) mengacu pada jumlah kematian ibu yang
Angka kematian ibu ( AKI ) 500.000 pertahunnya meninggal saat hamil dan
Laos dengan angka kematian 357 per 100 ribu. ( WHO, 2017 )
tercatat angka kematian ibu mencapai 305 per 100.000 kelahiran hidup.
Artinya bahwa dalam 100.000 peristiwa kelahiran telah terjadi 305 peristiwa
kematian ibu yang disebabkan oleh beberapa factor. Angka ini masih jauh dari
tahun 2030 ( Kemenkes RI, 2018 ). Setiap bahasa/istilah inggris harus dicetak
miring
Angka kematian ibu di Jawa Barat pada tahun 2019 mencapai 684 kasus.
Penyebabnya yaitu perdarahan sekitar 226 kasus, hipertensi sekitar 218 kasus,
Indonesia,
Kasus perdarahan sebagai penyebab utama kematian ibu dapat terjadi pada
masa kehamilan, persalinan, dan masa nifas. Salah satu penyebab perdarahan
ibu tidak sesuai dengan ukuran lingkar kepala janin yang dapat menyebabkan
CPD dapat berisiko terhadap ibu dan janin. Bahaya pada ibu dapat berupa
partus lama yang dapat menimbulkan dehidrasi serta asidosis, dan infeksi
kepala janin dengan tulang panggul. Sedangkan bahaya pada janin dapat
tulang kepala janin bahkan bisa menimbulkan fraktur os parietalis ( Reza, dkk,
caesarea terdiri dari indikasi absolut dan relatif. Setiap keadaan yang membuat
(Prawirohardjo, 2016).
melalui operasi section caesarea. Komplikasi yang sering terjadi pada ibu
emboli paru dan keluhan kandung kemih bila reperitonealisasi terlalu tinggi,
2017
).
Tulis Ilmiah dengan judul : “ Asuhan Keperawatan Pada NY.R P3A0 Dengan
Post Sectio Caesarea Hari Ke-1 Atas Indikasi Cephalo Pelvic Disproportion
sebagai berikut :
1. Tujuan umum
2. Tujuan Khusus
dengan post operasi Sectio Caesarea hari ke-1 atas indikasi Cephalo
dengan post operasi Sectio Caesarea hari ke-1 atas indikasi Cephalo
dengan post operasi Sectio Caesarea hari ke-1 atas indikasi Cephalo
dengan post operasi Sectio Caesarea hari ke-1 atas indikasi Cephalo
f. Mampu mendokumentasikan
C. Metode Penulisan
2. Wawancara,
keterangan
3. Study Dokumentasi
4. Study kepustakaan
D. Sistematika Penulisan
Dalam penulisan karya tulis ini, penulis membagi kedalam 4 BAB, yaitu :
1. BAB I : Yang berisikan latar belakang masalah, tujuan umum dan khusus,
DAFTAR PUSTAKA
Lampiran – lampiran
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
CPD adalah ukuran lingkar panggul ibu tidak sesuai dengan ukuran
lingkar kepala janin yang dapat menyebabkan ibu tidak dapat melahirkan
adalah ketidak sesuaian antara ukuran janin dan ukuran pelvis, itu terjadi
dikarenakan janin terlalu besar atau panggul yang terlalu sempit, sehingga
a. Faktor Ibu
b. Faktor Janin
2) Kelainan janin
3) Hydramnion
3. Patofisiologi
apakah persalinan akan berjalan aman atau tidak untuk ibu. Kesempitan
panggul dapat ditentukan pada satu bidang atau lebih, hal ini bisa
yakni bidang yang melalui apex dari acus publis, spina ischiadica, dan
( Oxom, 2010 )
3) Dapat terjadi rupture uteri apabila his menjadi terlalu kuat dalam
1) Partus lama lebih dari 20 jam atau kala II yang lebih dari 3 jam
sebelum waktunya.
5. Prognosa
a. Bentuk panggul
f. His
janin yang cukup bulan yang dapat lahir dengan selamat pervaginam
2. Etiologi Operasi SC
Stress atau gawat janin, mal presentasi dan mal posisi kedudukan
3. Patofisiologi
berat diatas 500 gram dengan sayatan pada dinding uterus yang masih
utuh. Indikasi dilakukan tindakan ini untuk ibu yaitu distorsi kepala
lain-lain. Sedangkan untuk janin adalah gawat janin. Janin besar dan
Oleh karena itu perlu diberikan antibiotic dan perawatan luka dengan
prinsip steril. Nyeri adalah salah satu utama karena insisi yang
lahir dengan keadaan upnoe yang tidak dapat diatasi dengan mudah.
sendiri yaitu terhadap tonus uteri berupa atonia uteri sehingga darah
banyak yang keluar. Untuk pengaruh terhadap nafas yaitu jalan nafas
yang tidak efektif akibat secret yang berlebihan karena kerja otot nafas
yang ada dilambung akan menumpuk maka reflek untuk batuk juga
juga
berakibat pada perubahan pola eliminasi yaitu kontipasi (Aspiani,
2017).
Sectio Caesara
Distensi kandung
kemih
Merangsang area
sensori Proteksi Kurang
Penurunan
sensitivitas &
sensasi kandung
kemih
Invasi bakteri
Gangguan rasa nyaman
Gangguan
Nyeri Resiko Infeksi eliminasi Urine
Penurunan Psikologi
prosenteron dan
estrogen
Penambahan
Anggota Baru
Kontraksi Merangsang
Uterus pertumbuhan
kelenjar susu &
Tuntutan anggota baru
pertumbuhan
Involusi tidak Peningkatan hormone Bayi menangis
adekuat prolaktinin
Gangguan pola
Perdarahan Merangsang laktasi tidur
oksitosin
Hb menurun
Ejeksi ASI
Efektif
Kurang O2
Nutrisi Bayi terpenuhi
Kelemahan
Kurang informasi
tentang
perawatan
Defisit
perawatan diri
Deficien
pengetahuan
Insisi ini dibuat pada korpus uteri, pembedahan ini yang lebih
yang banyak.
uteri berat.
1) Atonia uteri
2) Plasenta accrete
3) Mioma uteri
2) Panggul sempit.
3) CPD
7) Distosia serviks.
b. Pada Janin
1) Letak lintang
2) Letak bokong
5) Gemeli
6. Komplikasi
Komplikasi yang sering terjadi pada ibu dengan SC menurut Aspiani (
2017 ), yaitu :
2) Antonia uteri
c. Luka kandung kemih, emboli paru dan keluhan kandung kemih bila
7. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penunjang menurut Nuratif dan Kusuma ( 2015 ), yaitu :
a. Pemantauan janin terhadap kesehatan janin
b. Pemantauan EKG
c. Elektrolit
d. Hemoglobin / Hematokrit
e. Golongan darah
f. Urinalisis
8. Penatalaksanaan Medis
yaitu :
a. Analgesi
Wanita dengan ukuran tubuh rata-rata dapat disuntik 75 mg
serupa
10 mg morfin.
b. Tanda-tanda Vital
darah, nadi dan jumlah urin serta jumlah darah yang hilang dan
hari kedua.
bising usus masih lemah, dan usus baru aktif kembali pada hari
ketiga.
e. Ambulasi
pertolongan.
f. Perawatan Luka
g. Laboratorium
hypovolemia.
h. Perawatan payudara
Post partum adalah masa setelah plasenta lahir dan berakhir ketika
sampai alat-alat reproduksi pulih sebelum hamil dan secara normal masa
Masa Nifas atau Puerperium adalah masa setelah partus selesai sampai
masa mulai pulih kembali, mulai dari persalinan selesai sampai alat-alat
yaitu :
dan suhu.
tidak berbau busuk, tidak demam, ibu cukup mendapat makanan dan
a. Uterus
1000 gram.
2) Pada saat akhir uri lahir, TFU teraba dua jari dibawah pusat
350 gram.
berat 50 gram
gram.
b. Lochea
dan dalam uterus. Proses keluarnya darah nifas atau lochea terdiri
Lochea ini muncul pada hari ke-1 sampai hari ke-4 masa post
3) Lochea Serosa
c. Endometrium
hari ke tiga.
d. Serviks
dilalui satu jari, setelah empat minggu rongga bagian luar kembali
normal.
pulih sembuh 6-7 hari tanpa infeksi. Oleh karena itu vulva hygiene
perlu dilakukan.
f. Mamae / payudara
g. Sistem pencernaan
Konstipasi terjadi karena psikis takut BAB karena ada luka jahit
perineum.
h. Sistem perkemihan
Pelvis ginjal teregang dan dilatasi selama kehamilan,
i. Sistem Muskuloskeletal
j. Sistem Endokrin
1) Suhu tubuh saat post partum dapat naik 0,5ºC, setelah 2 jam post
partum normal.
2) Nadi dan pernafasan, nadi dapat bradikardi kalau takikardi
albicans )
Ketika otot rectus abdomen makin terpisah dan linea alba makin
mulur ke samping dan menjadi sangat tipis, pemisah otot ini disebut
diastasis
1) Fase Taking in
perhatian ibu terutama pada dirinya sendiri. Pada fase ini, ibu lebih
baik.
3) Fase Letting Go
a. Nyeri (sumber)
Biasanya dirasakan pada daerah abdomen akibat luka operasi.
puasa apabila ibu belum flatus dan bising usus belum terdengar
cairan, maka klien diberikan cairan infus RL, apabila klien sudah
minum 1 sendok tiap jam kemudian setelah itu dicoba untuk diet
c. Aktivitas
d. Personal Hygiene
membersihkan
rambut, dan membersihkan vulva. Manfaat pemenuhan kebutuhan
e. Eliminasi urine
dehidrasi.
f. Emosi
g. Istirahat tidur
distraksi seperti latihan nafas dalam, tidur miring kiri dan kanan.
( 2015 ).
D. Pendekatan Proses Asuhan Keperawatan
dan dokumentasi. Setiap tahap dari proses keperawatan saling terkait dan
1. Pengkajian
a. Identitas klien
b. Riwayat kesehatan
1) Keluhan Utama
bawah.
a) Keluhan Haid
kandungan.
b) Perkawinan
sekarang
c) Kehamilan
c. Pemeriksaan Fisik
1) Keadaan umum
2) Tanda-tanda vital
(a) Mata
Inspeksi, kedua mata klien simetris, tidak ada oedema pada
seperti apa?
b) Hidung
c) Telinga
bantu pendengaran
4) Leher
a) Jantung
tambahan/mur-mur )
perubahan?
b) Paru-paru
dan kiri
c) Payudara
d i t e m u k a n s t r i a e d a n l i n e a ? Kaji keaadaan
Palpasi, TFU 2 jari dibawah pusat, adanya nyeri pada luka post
7) Genetalia
kayak data pasien bukan data secara teori) dan vagina terlihat
8) Ekstremitas
tekan.
e. Aspek psikologis, sosial, dan spiritual
1) Pola Nutrisi
sampai
3 hari disebabkan karena tonus otot usus menurun dan juga akan
4) Personal hygiene
5) Pola aktivitas
Mencakup kegiatan klien sebelum dan sesudah dirawat di RS.
g. Data penunjang
meningkat.
pembekuan darah.
hormone estrogen.
h. Analisa Data
Analisa Data
DO:
- Keterbatasan
rentang gerak,
keterbatasan
kemampuan untuk
melakukan
keterampilan
motoric halus atau
kasar.
- ADL dibantu oleh
keluarga
Sumber : Nuratif ( 2015 )
Ganti semua analisa data karena data yang di buat diambil dari data
khusus klien. ( Doengoes, 2012 ). Menurut potter & perry (2013), ada 3
masalah kesehatan.
b. Diagnosis Risiko, yaitu menggambarkan respons klien terhadap
caesarea
partum
h. Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan kelemahan fisik,
adanya nyeri.
3. Perencanaan
caesarea
2) Kriteria :
manajemen nyeri
tanda nyeri )
No Intervensi Rasional
1 Lakukan pengkajian nyeri Dengan dikaji tingkat nyeri
secara komprehensif termasuk diharapkan dapat mengetahui
lokasi, karakteristik, durasi, sejauh mana rasa nyeri
frekuensi, kualitas, dll menyebar atau tidak
2 Anjurkan tentang non Dengan menganjurkan klien
farmakologi relaksasi dengan berlatih teknik relaksasi dengan
cara nafas dalam dan teknik cara nafas dalam dan teknik
distraksi dengan cara distraksi diharapkan tidak
mengalihkan klien dari rasa berfokus pada nyeri dan bisa
nyeri teralihkan pada orang lain
3 Anjurkan posisi sesuai dengan Dengan mengatur posisi sim
kebutuhan untuk mengurangi kiri dan sim kanan akan
rasa nyeri memungkinkan klien terbebas
dari rasa sakit dan
meningkatkan sirkulasi darah
dengan mengurangi tekanan
pada luka.
4 Kolaborasi dengan dokter Analgetik mampu menahan
untuk pemberian analgetik saraf nyeri sehingga rasa nyeri
berkurang
Sumber : Nuratif ( 2015 )
a) Klien bebas dari tanda dan gejala infeksi ( Tidak ada tanda-
infeksi
Tabel 2.3
Infeksi
No Intervensi Rasional
1 Observasi tanda-tanda vital Dapat diketahui tanda-tanda
vital pada klien dan keadaan
umum klien
2 Lakukan perawatan luka Dapat mencegah kuman ke luka
dengan menggunakan teknik insisi sehingga dapat
aseptic dan antiseptic mempercepat proses
penyembuhan luka.
3 Cuci tangan sebelum dan Menghindari kontaminasi
sesudah melakukan tindakan kuman dari luar
4 Kolaborasi dengan dokter Dapat menghindari terjadinya
untuk pemberian terapi infeksi dapat berfungsi untuk
antibiotic membunuh kuman dan
melemahkan kuman secara
sistematik
Sumber : Nuratif ( 2015 )
c. Gangguan eliminasi urin berhubungan dengan penurunan sensivitas
2) Kriteria :
Tabel 2.4
Eliminasi Urine
No Intervensi Rasional
1 Lakukan penilaian kemih Mengetahui kemampuan
yang komprehensif berkemih untuk melakukan
pengobatan
2 Pantau asupan dan keluaran Mengetahui jumlah cairan yang
cairan masuk dan keluar
3 Pantau tingkat distensi Mengetahui adanya
kandung kemih dengan penumpukkan cairan pada
palpasi dan perkusi kandung kemih
Sumber : Nuratif ( 2015 )
2) Kriteria :
a) Kebutuhan tidur terpenuhi
Tabel 2.5
Istirahat Tidur
No Intervensi Rasional
1 Ciptakan lingkungan yang Dengan menciptakan
nyaman dan tenang lingkungan yang nyaman dan
tenang klien diharapkan dapat
tidur dengan nyaman, tidak ada
yang mengganggu proses tidur
klien.
2 Kurangi cahaya lampu yang Dengan lampu yang terlalu
terlalu terang pada malam hari terang dapat membuat silai dan
mata berakomodasi secara terus
menerus dan merangsang RS
diplomation retikulasi sebagai
akibat klien untuk tidur dengan
mengurangi cahaya klien dapat
tidur
3 Atur posisi senyaman Dengan mengatur posisi klien
mungkin untuk mengurangi dengan posisi semi fowler
rasa nyeri diharapkan akan membuat rasa
nyaman dan rileks sehingga
mendukung untuk beristirahat
Sumber : Nuratif ( 2015 )
2) Kriteria :
Tabel 2.6
Diri
No Intervensi Rasional
1 Bantu keluarga untuk Dapat menimbulkan perasaan
memandikan klien nyaman dank lien akan merasa
segar
2 Anjurkan pada keluarga untuk Kebersihan pakaian
mengganti baju klien setiap menimbulkan perasaan
hari nyaman, mencegah gatal-gatal
dan keadaan luka yang dapat
mengganggu kenyamanan klien
3 Jelaskan pentingnya Klien dapat mengerti dan
kebersihan diri mengetahui perawatan dirinya,
sehingga klien terbiasa menjaga
kebersihan dirinya dan
lingkungannya.
4 Lakukan vulva hygiene Klien akan merasakan nyaman
dan menghindari terjadinya
kontaminasi oleh kuman
Sumber : Nuratif ( 2015 )
f. Ketidakefektifan pemberian ASI berhubungan dengan kurang
dengan benar
Tabel 2.7
Pemberian ASI
No Intervensi Rasional
1 Berikan pendidikan kesehatan Agar klien mengerti dan
tentang perawatan payudara mengetahui tentang perawatan
payudara
2 Beri motivasi kepada klien Klien akan mengerti dan akan
tentang perawatan payudara termotivasi untuk melakukan
perawatan payudara
Sumber : Nuratif ( 2015 )
partum.
2) Kriteria :
Tabel 2.8
No Intervensi Rasional
1 Berikan penjelasan tentang Diharapkan klien dapat
makanan untuk kesehatan dan mengerti pemberian makanan
penyembuhan luka jaringan sangat diperlukan bagi tubuh
2 Sajikan makanan dalam Makan dalam keadaan hangat
bentuk hangat dan variasi dan bervariasi akan
merangsang nafsu makan
3 Monitor lingkungan selama Mengetahui factor yang dapat
makan menurunkan selera makan klien
Sumber : Nuratif ( 2015 )
2) Kriteria :
No Intervensi Rasional
1 Kaji tingkat kemampuan klien Mengetahui tingkat
untuk beraktivitas kemandirian klien.
2 Motivasi klien untuk Meningkatkan keinginan dalam
melakukan pergerakan secara memenuhi kemampuan dan
bertahan ambulasi
3 Bantu klien untuk memenuhi Status darah dalam pembuluh
kebutuhan sehari-hari peripheral memungkinkan klien
untuk tromboplebitis
4 Tingkatkan aktivitas secara Memberikan rasa tenang dana
bertahap man pada emosional klien
5 Evaluasi perkembangan Mengistirahatkan klien secara
kemampuan klien melakukan optimal
aktivitas
Sumber : Nuratif ( 2015 )
4. Implementasi
5. Evaluasi
a. Evaluasi Formatif
b. Evaluasi Sumatif
layanan.
6. Dokumentasi
diberikan kepada pasien yang berguna bagi pasien, perawat dan tim
A. Tinjauan Kasus
1. Pengkajian
a. Identitas
1) Identitas Klien
Nama : Ny. R
Umur : 36 tahun
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
No. CM : 012042**
Cephalopelvic Disproportion
Gravida : P3A0
Nama : Ny. A
Umur : 37 tahun
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
b. Riwayat Kesehatan
1) Keluhan Utama
meringis.
3) Riwayat Kesehatan Dahulu
hipertensi.
penyakit seperti yang klien alami. Dikeluarga klien juga tidak ada
a) Riwayat Menstruasi
HPHT
b) Riwayat Pernikahan
kali.
Bayi lahir pada pukul 10.25 WIB dengan jenis kelamin laki-
laki, panjang badan 41 cm, berat badan 2730 gram. Sejak lahir
c. Pemeriksaan fisik
1) Keadaan umum
2) Tanda-tanda Vital
Nadi : 95x/menit
Respirasi : 22x/menit
Suhu : 36,90C
3) Kepala
dengan bahu kiri, bentuk kepala bulat, tidak ada benjolan, kulit
b) Mata
c) Hidung
d) Telinga
serumen.
e) Mulut
4) Leher
klien diberi minum klien dapat menelan dengan baik, tidak ada
5) Dada
bercak darah disekitar perban, terdapat striae livide dan linea nigra.
Kulit klien berwarna sawo matang, kulit tampak kotor dan lengket,
turgor kulit klien baik terbukti pada saat dicubit kulit kembali
mana? atau di tekan pada lukanya????), tinggi fundus uteri dua jari
di bawah pusar (betul utk hari pertama? ), uterus teraba keras, tidak
10x/menit.
7) Genetalia
8) Ekstremitas
5
Bawah : kedua kaki dapat digerakkan dengan bebas, tidak ada
oedema, tidak ada lesi, tidak ada nyeri tekan, reflex patella (-),
Tabel 3.2
Pola Aktivitas Sehari-hari
1. Pola nutrisi
- Jenis makanan Nasi, lauk pauk, sayur Nasi porsi TKTP
- Porsi makan 1 porsi 1 porsi
- Frekuensi 3x/hari 3x/hari
- Jenis minuman Air putih, susu, teh Air putih
- Frekuensi 7-8 gelas/hari 2-6 gelas/hari
2. Pola eliminasi
- BAB
Frekuensi Belum BAB
Konsistensi 1x/hari -
Warna Padat -
Khas feces
- BAK
Frekuensi 350 cc dari jam
Warna 5-6x/hari 15.30-20.00 WIB
Kuning jernih Kuning kecoklatan
e. Aspek Psikologis
belum keluar.
perawatan payudara.
rumanya.
merasa senang ibu bisa melahirkan dengan selamat dan bayi juga
sehat.
6. Konsep Diri
a) Citra Tubuh
b) Identitas diri
Klien seorang perempuan berusia 36 tahun dan beragama
c) Ideal diri
dengan keluarganya.
d) Peran
anaknya, tapi saat ini klien sebagai pasien di rumah sakit yang
e) Harga diri
menengoknya.
f. Aspek Sosial
g. Aspek Spritual
klien yakin sakit yang dirasakan klien saat ini merupakan cobaan dari
Allah SWT.
h. Data Penunjang
1 Hematologi
Darah rutin
Hemoglobin 11,5 g/dL 12,0 – 16,0
Hematocrit 32 % 35 – 47
Leukosit 17.750 /mm3 3.800 – 10.600
Trombosit 226.000 /mm3 150.000 – 440.000
Eritrosit 3.54 Juta/mm3 3,6 – 5,8
a) Infus RL 20 tts/menit
b) Cefotaxime 2 x 1 gr / IV
c) Metronidazole 3 x 500 ml / IV
d) Ketorolac 2 x 30mg / IV
2. Analisa Data
Tabel 3.4
Analisa Data
a. Nyeri akut berhubungan dengan Agen injuri fisik akibat sectio caesarea
DO :
- T: 120/80mmhg
N: 95x/menit
R: 22x/menit
S:36,9oC
ditandai dengan :
DS :
klien istirahat
DO :
- Klien tampak meringis saat bergerak
DS :
DO :
- T: 120/80mmhg
N: 95x/menit
R: 22x/menit
S:36,9oC
DS :
- tidak IMD
- tidak rooming in
ditandai dengan :
DS :
DO :
4. Proses Keperawatan
Tabel 3.5
Proses Keperawatan
Tanggal 12-11-2019
Pukul 17.00 WIB
4. Berkolaborasi
dengan dokter
untuk pemberian
therapy analgetik
(Ketorolac
30mg/IV)
Hasil : Klien
kooperatif, mau
diberikan therapy
obat analgetik.
2 Hambatan mobilitas Setelah dilakukan 1. Kaji tingkat 1.Mengetahui tingkat Tanggal 12-11-2019 Tanggal 12-11-2019
fisik berhubungan tindakan kemampuan klien kemandirian klien. Pukul 17.10 WIB Pukul 20.00 WIB
dengan adanya nyeri keperawatan 3x24 untuk beraktivitas 2. Mobilisasi dini 1. Mengkaji (inikan
ditandai dengan : jam diharapkan dapat 2. Motivasi klien untuk sangat bermanfaat sudah tahap S:
DS : melakukan mobilitas melakukan mobilisasi untuk implementasi) - Klien
- Klien fisik yang ditandai dini secara bertahap : melancarkan tingkat mengatakan
mengeluh dengan : a. Hari ke 1 sirkulasi darah, kemampuan klien nyeri
nyeri pada 1. Klien mampu 6-10 jam setelah membantu proses untuk beraktivas dibagian
bagian perut untuk melakukan klien sadar, latih pemulihan,
Hasil : perut bekas
bekas luka mobilisasi dini klien untuk mencegah
terjadinya infeksi - Klien operasi
operasi 2. Klien dapat melakukan mengatakan - Klien
- Nyeri beraktifitas secara miring kanan dan yang timbul
karena gangguan nyeri dibagian mengatakan
dirasakan mandiri miring kiri perut bekas nyeri
bertambah b. Hari ke 2 pembuluh darah
balik serta operasi bertambah
apabila Latih klien untuk
mencegah - Klien apabila
bergerak dan duduk 5 dan minta
perdarahan lebih mengatakan bergerak
dirasakan untuk nafas
berkurang lanjut. nyeri O:
bernafas dalam- 3. Status darah bertambah - Klen tampak
apabila klien dalam lalu
istirahat. dalam pembuluh apabila berbaring di
menghembuskann bergerak tempat tidur
DO : ya disertai batuk- peripheral 2. Memotivasi klien - Klien tampak
- Klien tampak batuk kecil untuk memungkinkan untuk melakukan meringis saat
meringis saat melonggarkan klien untuk mobilisasi dini bergerak
bergerak pernafasan dan tromboplebitis. Hari ke 1 - Aktivitas
- Pergerakan sekaligus Melatih klien untuk dibantu oleh
tampak menumbuhkan melakukan miring keluarga
terbatas kepercayaan pada kanan dan miring A : Masalah belum
- ADL dibantu diri klien bahwa kiri teratasi
ia mulai pulih. Hasil : P : Lanjutkan
keluarga
Posisi tidur - Klien tampak Intervensi 1,2,3
terlentang diubah meringis saat
menjadi semi bergerak ( Anisa Eka
fowler. - Klien tampak Rahmawati )
c. Hari ke 3-5 berbaring
Anjurkan klien ditempat tidur
untuk belajar
duduk selama Tanggal 12-11-2019
sehari dan belajar Pukul 17.20
berjalan sendiri. 3. Membantu klien
3. Bantu klien untuk untuk memenuhi
memenuhi kebutuhan kebutuhan sehar-
sehari-hari hari
Hasil :
- Aktivitas klien
dibantu
keluarga
3 Resiko tinggi infeksi Setelah dilakukan 1. Kaji TTV 1.Mengetahui Tanggal 13-11-2019 Tanggal 13-11-2019
berhubungan dengan tindakan 2. Lakukan perawatan keadaan umum Pukul 08.00 WIB Pukul 10.20 WIB
kerusakan jaringan keperawatan selama luka dengan tehnik klien 1. Mengkaji S:
dan paparan 2x24 jam diharapkan steril 2.Dapat mencegah (observasi) 5. klien
lingkungan yang resiko terjadinya 3. Cuci tangan sebelum kuman ke luka TTV Hasil : mengatakan
ditandai dengan : infeksi dapat teratasi dan sesudah insisi sehingga TD : 110/90 terdapat
DS : dengan kriteria hasil : melakukan tindakan dapat mempercepat mmhg luka
- klien 1. Klien tidak 4. Pertahankan luka agar proses N : 89x/menit dibagian
mengatakan mengeluh nyeri penyembuhan luka
tetap kering R : 20x/menit perut bawah
terdapat luka 2. Tidak ada tanda- 3.Menghindari
5. Kolaborasi pemberian kontaminasi kuman S : 36,5ºC
operasi di tanda infeksi antibiotic sesuai O:
bagian perut. dari luar - T 120/70
3. Menunjukkan dengan petunjuk 4.Mempercepat Tanggal 13-11-2019
- Klien terjadinya proses dokter Jangan dicampur mmh
mengeluh penyembuhan luka
penyembuhan harusnya pas tanggal N
5.Dapat menghindari
nyeri luka pengkajian tgl 13 85x/menit
terjadinya infeksi
4. Leukosit dalam dapat berfungsi sebagai catatan R
DO : 20x/menit
batas normal untuk membunuh perkembangan)
- Keadaan luka S 36,0ºC
tertutup perban kuman dan Pukul 08.15 WIB
melemahkan - Terdapat
- Terlihat bercak luka post
kuman secara 2. Melakukan
darah disekitar Op SC
sistematik perawatan luka
perban kurang
- Terdapat luka dengan tehnik
steril lebih 10 cm
post OP SC - Luka agak
kurang lebih Hasil : Klien
mengatakan kering
10cm
terdapat luka A : masalah teratsi
- Leukosit post SC sebagian
17.750 /mm3 dibagian perut
bawah,
- T: luka agak P : lanjutkan
120/80mmhg kering. intervensi 1,2,4,5
N: 95x/menit
R: 22x/menit ( Anisa Eka
S:36,9oC Tanggal 13-11-2019 Rahmawati )
Pukul 08.40 WIB
3. Mempertahank
an luka agar
tetap kering
Hasil :
Luka ditutup
menggunakan
perban
Tanggal 13-11-2019
Pukul 09.00 WIB
4. Memberikan
antibiotic
sesuai dengan
petunjuk
dokter
(Cefotaxime
1x1 g /IV)
Hasil :
Klien
kooperatif,
mau diberikan
therapy obat
antibiotic
4 Resiko Setelah dilakukan 1. Berikan pendidikan 1. Agar klien Tanggal 13-11-2019 Tanggal 13-11-2019
ketidakefektifan tindakan kesehatan tentang mengerti dan Pukul 10.15 WIB Pukul 10.50 WIB
pemberian ASI keperawatan selama perawatan payudara mengetahui 1. Memberikan S:
berhubungan dengan 2x20 jam 2. Beri motivasi kepada tentang perawatan pendidikan - klien
Kurang pengetahuan pengetahuan klien klien tentang payudara kesehatan tentang mengatakan
ibu mengenai bertambah dan perawatan payudara 2. Klien akan perawatan payudara mengerti
perawatan payudara produksi ASI mengerti dan akan ( pijat oksitosin ) tentang cara
yang ditandai dengan : adekuat yang termotivasi untuk Hasil : melakukan
DS : ditandai dengan: melakukan - Klien perawatan
- klien Klien mengetahui perawatan
mengatan payudara
mengatakan payudara
tentang perawatan mengerti dengan pijat
ASInya belum
keluar payudara dengan tentang cara oksitosin
- klien baik dan benar. melakukan
perawatan O:
mengatakan
payudara - klien tampak
tidak tahu cara
dengan pijat memahami
perwatan
oksitosin dan mengerti
payudara
- payudara
Tanggal 13-11-2019 teraba
DO :
Pukul 10.35 WIB bengkak
- pengeluaran
2. Memberikan - asi belum
ASI tidak ada
motivasi kepada keluar
- payudara
teraba keras klien tentang
- bayi belum perawatan payudara A : masalah teratasi
disusui Hasil : sebagian
- tidak IMD - Klien P : Lanjutkan
- tidak rooming memahami dan intervensi 2
in mengerti, ( Anisa Eka
payudara Rahmawati )
teraba
bengkak, ASI
belum keluar
Tanggal 14-11-2019
Pukul 09.40 WIB
4. Melakukan
vulva hygiene
kepada klien
Hasil :
Klien merasa
nyaman
Bagian vagina
tampak lebih
bersih.
84
Tabel 3.6
Catatan Perkembangan
Nama : Ny.R No. CM : 012042**
2 Pukul 12.30 II E
S :: Masalah teratasi sebagian (Jam?)
WIB 08.00 - Klien mengatakan nyeri dibagian perut bekas
luka operasi
O:
- Klien mampu untuk melakukan miring kanan-
miring kiri
- Aktivitas klien dibantu keluarga
A : Lanjutkan Intervensi 1,2,3
P : Masalah teratasi sebagian Anisa
I : Jam? Eka
- Mengkaji tingkat kemampuan klien untuk Rahmaw
beraktivitas ati
- Memotivasi klien untuk melakukan mobilisai
dini secara bertahap :
Hari ke 2
Melatih klien untuk duduk 5 dan minta untuk
nafas bernafas dalam-dalam lalu
menghembuskannya disertai batuk-batuk kecil.
Memposisikan tidur klien dengan semi fowler.
- Membantu klien untuk memenuhi kebutuhan
sehari-hari
P:
- Masalah teratasi sebagian
B. Pembahasan
dengan post section caesarea atas indikasi CPD di Ruang Jade RSU
sampai
1. Tahap Pengkajian
dengan
cara memperkenalkan diri dan menjelaskan maksud serta tujuan asuhan
yang dilontarkan oleh klien dan keluarga serta data sekunder yang di
atas indikasi CPD didapatkan klien mengeluh nyeri pada luka post
section caesarea. Keluhan nyeri ini terjadi karena adanya luka operasi
nyeri. ( Nuratif,
2015 ).
caesarea. Dampak yang akan terjadi pada klien yang tidak adekuat akan
Sofian, 2012 )
glisin, prolin dan hidroksiprolin. Pada fase ini, luka diisi oleh sel-sel
tahun pasca luka. Pada NY.R ditemukan tanda munculnya resiko infeksi
menetap bila ibu tidak memberikan ASI maka estradiol akan mulai
plasenta lepas hormone plasenta tidak ada lagi sehingga air susu pun
dilakukannya IMD dan rawat gabung antara ibu dan bayi menyebabkan
tidak adanya hisapan bayi saat dilakukan IMD dan pemberian susu
( Hutahaean, 2010 )
2015 )
2. Diagnosa Keperawatan
yang di dapat :
mengeluh nyeri pada bagian perut bekas luka operasi, dan data objektif
cm,
skala nyeri 3 (0-5), tanda-tanda vital TD 120/80 mmhg, nadi 95x/menit,
prioritaskan karena keluhan yang dirasakan klien saat itu dan apabila
bagi klien dan bisa mengganggu aktifitas klien sehingga akan timbul
ekstremitas secara mandiri dan terarah ( Nuratif & Kusuma, 2015 ). Dari
data tersebut diperoleh klien mengeluh nyeri pada bagian perut bekas
ASI karena klien mengatakan ASI nya belum keluar, klien tidak tahu
cara perawatan payudara yang baik dan benar, pengeluaran ASI tidak
ada, payudara teraba keras, bayi belum menyusui, tidak IMD, tidak
rooming in.
karena klien mengeluh belum mandi sejak pertama masuk rumah sakit,
kulit klien tampak kotor dan lengket, dan rambut klien tampak kusut.
3. Tahap Perencanaan
tingkat nyeri, karakteristik dan lokasi nyeri pada klien untuk mengetahui
dini secara bertahap, hari ke 1 6-10 jam setelah klien sadar, latih klien
untuk melakukan miring kanan dan miring kiri, hari ke 2 latih klien
fowler. Hari ke 3-5 anjurkan klien untuk belajar duduk selama sehari
sehari-hari.
perawatan payudara.
Defisit perawatan diri yang akan penulis lakukan yaitu bantu klien
setiap hari untuk mencegah gatal-gatal dan keadaan luka yang dapat
4. Tahap Implementasi
baik.
hygiene. Respon klien baik, klien terlihat nyaman dan segar, klien
terlihat rapih.
5. Tahap evaluasi
caesarea
paparan lingkungan
BAB IV
A. Kesimpulan
section caesarea hari ke-1 atas indikasi CPD di ruang Jade RSU dr.Slamet
Garut mulai dari tanggal 12-15 November 2019 secara langsung dan
section caesarea atas indikasi CPD. Adapun diagnose yang muncul pada
klien adalah nyeri akut, hambatan mobilitas fisik, resiko tinggi infeksi,
section caesarea atas indikasi CPD sesuai dengan rencana yang telah
ditetapkan.
Ny.R post sectio caesarea atas indikasi CPD. Dari ke lima masalah yang
diri teratasi. Sedangkan, untuk nyeri akut, hambatan mobilitas fisik, dan
pada Ny.R post sectio caesarea atas indikasi CPD dalam bentuk study
tujuan khusus.
B. Rekomendasi
optimal khususnya pada klien dengan post section caesarea atas indikasi
luka, perawatan luka dengan tehnik steril, inisiasi menyusui dini ( IMD
), serta pijat oksitosin atau perawatan payudara pada klien post operasi
2. Untuk Klien
Perlu adanya kerja sama antara rumah sakit dan pendidikan terkait
5. Untuk Mahasiswa
khususnya pada klien dengan post section caesarea hari ke-1 atas
indikasi
CPD.
DAFTAR PUSTAKA
Nurarif, Amin Huda, Hardi Kusuma, Amru Sofian Dkk, 2015. Aplikasi Asuhan
Keperawatan Berdasarkan Diagnosa medis dan Nanda Nic-Noc. Ed.Revisi,jilid 1-
3. Jogjakarta: Mediaction.
Iqbal Reza, dkk. 2017. Multigravida dengan Riwayat Seksio Saersarea atas
Indikasi Disproporsi dengan Penyerta Tumor Paru, Kekurangan Energi Kronik
dan Anemia Berat. Medula. 7 (4): 31 ( Diakses tanggal 15 Juni 2020 pukul 09.57
WIB )
Pitriani Risa dan Andriyani Rika. 2014. Panduan Lengkap Asuhan Kebidanan
( Askeb III ). Ed 1, cet.1.Yogyakarta:CV Budi Utama
Rismawaty Sembiring. 2020. Hubungan pengetahuan dan sikap ibu hamil tentang
manfaat mengkonsumsi zat besi di desa garingging tahun 2019. CHMK HEALTH
JOURNAL. 4 (2): 183-189. ( Diakses tanggal 8 Juni 2020 pukul 17.45 WIB )
Susiani Sali. 2019. Angka kematian ibu : Faktor penyebab dan upaya
penanganannya. Info singkat. 9 (24): 13. ( Diakses tanggal 8 Juni 2020 pukul
07.50
WIB )
Wahyuningsih Sri, 2019. Buku Ajar Asuhan Keperawatan Post Partum Dilengkapi
Dengan Panduan Persiapan Praktikum Mahasiswa Keperawatan. Yogyakarta:
CV Budi Utama.
SATUAN ACARA PENYULUHAN
(SAP)
7. Evaluasi
a. Evaluasi Hasil :
Setelah diberikan PENKES Ny.R dan Keluarganya mampu :
1. Menjelaskan apa itu pijat oksitosin
2. Menjelaskan tujuan pijat oksitosin
3. Menjelaskan manfaat pijat oksitosin
b. Evaluasi struktur :
1. Pelaksana siap melakukan PENKES
c. Evaluasi Proses :
1. Pelaksana dan sasaran (Ny.R dan keluarganya) mengikuti PENKES
sesuai waktu atau sampai selesai.
2. Ny.R dan Keluarganya aktif dalam PENKES
3. Ny.R dan Keluarganya mampu menjawab pertanyaan yang diajukan
oleh pelaksana.
4. Pelaksana menyajikan semua materi secara lengkap.
A. Definisi Pijat Oksitosin
Menurut Ummah ( 2014 ), pijat oksitosin adalah pijat relaksasi untuk
merangsang hormone oksitosin. Pijat oksitosin merupakan salah satu solusi
untuk mengatasi ketidaklancaran produksi ASI. Pijat oksitosin adalah
pemijatan pada sepanjang tulang belakang (vertebrae) sampai tulang costae
kelima- keenam dan merupakan usaha untuk merangsang hormon prolaktin
dan oksitosin setelah melahirkan.
Pijat Oksitosin dilakukan dengan cara memijat pada daerah punggung
sepanjang kedua sisi tulang belakang sehingga diharapkan dengan dilakukan
pemijatan ini, ibu akan merasa rileks dan kelelahan setelah melahirkan akan
hilang, jika ibu rileks dan tidak kelelahan setelah melahirkan dapat membantu
merangsang pengeluaran hormone oksitosin ( Depkes RI, 2007 )
B. Tujuan Pijat Oksitosin
Pijat oksitosin ini dilakukan untuk merangsang refleks oksitosin atau reflex
let down. Atau yang biasa disebut sebagai reaksi pengeluaran ASI.
C. Manfaat Pijat Oksitosin
Menurut Wulandari ( 2014 ), manfaat pijat oksitosin adalah :
1. Mengurangi ketidak nyamanan fisik
2. Memperbaiki mood
3. Merelaksasi ketegangan pada punggung
4. Menghilangkan stress sehingga dapat memperlancar pengeluaran ASI
Sedangkan menurut Depkes RI ( 2007 ), selain memberikan kenyamanan
pada ibu dan merangsang reflex oksitosin, pijat oksitosin juga memiliki
manfaat lain, yaitu :
1. Mengurangi pembengkakan payudara ( engorgemen )
2. Mengurangi sumbatan ASI
3. Membantu mempertahankan produksi ASI ketika ibu dan bayi sakit.
D. Persiapan Alat
1. Persiapan alat-alat
a. Kursi
b. Meja
c. Minyak Kelapa
d. BH khusus menyusui
e. Handuk
2. Persiapan Perawat
a. Menyiapkan alat dan mendekatkannya ke pasien
b. Membaca status pasien
c. Mencuci tangan
3. Persiapan Lingkungan
a. Menutup sampiran atau pintu
b. Pastikan privasi pasien terjaga
E. Tehnik Pijat Oksitosin
Langkah-langkah melakukan pijat oksitosin sebagai berikut (Depkes RI, 2007)
:
a. Melepaskan baju ibu bagian atas
c. Memasang handuk
d. Melumuri kedua telapak tangan dengan minyak telon atau baby oil / air
hangat.
g. Pada saat bersamaan, memijat kedua sisi tulang belakang kearah bawah,
dari leher kearah tulang belikat, selama 2-3 menit.
h. Mengulangi pemijatan hingga 3 kali
i. Membersihkan punggung ibu dengan waslap air hangat dan dingin secara
bergantian.
SEMOGA BERMANFAAT
A. Tujuan :
1. Tujuan Umum
Setelah dilakukan pendidikan kesehatan selama 1 x 20 menit, peserta
dapat memahami tentang pentingnya mobilisasi dini setelah dilakukan
operasi caesar.
2. Tujuan Khusus
Setalah dilakukan pendidikan kesehatan selama 1 x 20 menit, peserta
dapat memahami materi tentang pentingnya mobilisasi post partum
dengan kriteria :
a. Peserta dapat menyebutkan pengertian mobilisasi.
b. Peserta dapat menyebutkan tahap-tahap mobilisasi post SC.
c. Peserta dapat menyebutkan minimal 2 dari 3 tujuan mobilisasi post
SC. d. Peserta dapat menyabutkan 3 rentang gerak dalam mobilisasi post
SC. e. Peserta dapat menyebutkan 2 manfaat dari mobilisasi post SC.
f. Peserta dapat menyabutkan 3 kerugian dari mobilisasi post SC.
B. Kegiatan Belajar Mengajar
N Tahap Wakt Kegiatan Respon
o u
1 Pembukaan 5 a. Memberikan a. Peserta
menit Salam, menjawab
memperkenalkan salam
diri, b. Peserta
menyampaikan menjawab
tujuan dan kontrak
waktu
b. Apersepsi tentang
mobilisasi post
partum.
2 Pelaksanaa 15 a. Menjelaskan a. Peserta
n menit tentang materi mendengarkan
mobilisasi post dan
partum. memperhatikan.
b. Membagi leaflet b. Peserta
kepada peserta. menerima
c. Mendemonstrasika leaflet.
n cara mobilisasi. c. Peserta
d. Mengevaluasi memperhatikan
secara verbal pada d. Peserta
peserta penkes. menjawab
beberapa
pertanyaan dari
penyuluh.
3 Penutup 5 a. Menyimpulkan a. Peserta
menit hasil penkes memperhatikan
b. Mengakhiri .
kegiatan dengan b. Peserta
mengucapkan menjawab
salam. salam.
C. Materi (Terlampir)
D. Media
Leaflet
E. Metode
1. Ceramah
2. Diskusi Tanya Jawab
3. Demonstrasi
F. Evaluasi
Evaluasi Hasil
a. peserta dapat menyebutkan pengertian mobilisasidengan tepat.
b. peserta dapat menyebutkan tahap-tahap mobilisasi post SC dengan
tepat. c. peserta dapat menyebutkan minimal 2 dari 3 tujuan mobilisasi
post SC
dengan benar.
d. peserta dapat menyabutkan 3 rentang gerak dalam mobilisasi post SC
dengan.
e. peserta dapat menyebutkan 2 manfaat dari mobilisasi post SC dengan
tepat.
f. peserta dapat menyabutkan 3 kerugian dari mobilisasi post SC dengan
tepat.
LAMPIRAN MATERI
MOBILISASI POST SECSIO CAESAREA
A. Definisi Mobilisasi Dini
Mobilisasi dini merupakan hal yang penting dalam periode pasca
pembedahan. Mobilisasi dini merupakan suatu aspek yang terpenting pada
fungsi fisiologi karena hal itu untuk mempertahankan kemandirian, Carpenito,
2007 ). Mobilisasi dini adalah suatu upaya mempertahankan kemandirian
sedini mungkin dengan cara membimbing penderita untuk mempertahankan
fungsi fisiologis.
Mobilisasi mengacu pada kemampuan seseorang untuk bergerak dengan
bebas dan imobilisasi mengacu pada ketidakmampuan seseorang untuk
bergerak dengan bebas. Mobilisasi dan imobilisasi berada pada suatu rentang
dengan banyak tingkatan imobilisasi parsial. Beberapa klien mengalami
kemunduran dan selanjutnya berada di antara rentang mobilisasi-imobilisasi,
tetapi pada klien lain, berada pada kondisi imobilisasi mutlak dan berlanjut
sampai jangka waktu tidak terbatas.
Mobilisasi dini merupakan faktor yang menonjol dalam mempercepat
pemulihan pasca bedah dan dapat mencegah komplikasi pasca bedah. Banyak
keuntungan bisa diraih dari latihan ditempat tidur dan berjalan pada periode
dini pasca bedah. Mobilisasi sangat penting dalam percepatan hari rawat dan
mengurangi resiko-resiko karena tirah baring lama seperti terjadinya
dekubitus, kekakuan/penegangan otot-otot di seluruh tubuh dan sirkulasi
darah dan pernapasan terganggu, juga adanya gangguan peristaltik maupun
berkemih. Sering kali dengan keluhan nyeri di daerah operasi klien tidak mau
melakukan mobilisasi ataupun dengan alasan takut jahitan lepas klien tidak
berani merubah posisi. Disinilah peran perawat sebagai edukator dan
motivator kepada klien sehingga klien tidak mengalami suatu komplikasi
yang tidak diinginkan.
B. Konsep mobilisasi
Mula – mula berasal dari ambulasi dini yang merupakan pengembalian
secara berangsur – angsur ke tahap mobilisasi sebelumnya untuk mencegah
komplikasi (Roper,1996).
C. Rentang Gerak Dalam Mobilisasi
Menurut Carpenito (2000) dalam mobilisasi terdapat tiga rentang gerak yaitu :
1. Rentang gerak pasif Rentang gerak pasif ini berguna untuk menjaga
kelenturan otot-otot dan persendian dengan menggerakkan otot orang lain
secara pasif misalnya perawat mengangkat dan menggerakkan kaki pasien
2. Rentang gerak aktif. Hal ini untuk melatih kelenturan dan kekuatan otot
serta sendi dengan cara menggunakan otot-ototnya secara aktif misalnya
berbaring pasien menggerakkan kakinya.
3. Rentang gerak fungsionalBerguna untuk memperkuat otot-otot dan sendi
dengan melakukan aktifitas yang diperlukan.
D. Manfaat Mobilisasi Dini
Beberapa keuntungan dari mobilisasi dini antara lain dapat melancarkan
pengeluaran lochea, mempercepat involusi uterus, melancarkan fungsi alat
gastrointestinal, ibu merasa lebih sehat dan kuat, melancarkan peredaran
darah, serta mempercepat fungsi ASI dan pengeluaran sisa metabolisme.
Mobilisasi penting dilakukan untuk mempercepat penyembuhan ibu
sehingga ibu dapat segera melakukan aktivitas sehari-hari secara normal,
Nurfitriani (
2017 )
E. Kerugian Bila Tidak Melakukan Mobilisasi :
1. Peningkatan suhu tubuh. Karena adanya involusi uterus yang tidak baik
sehingga sisa darah tidak dapat dikeluarkan dan menyebabkan infeksi dan
salah satu dari tanda infeksi adalah peningkatan suhu tubuh.
2. Perdarahan yang abnormal. Dengan mobilisasi dini kontraksi uterus akan
baik sehingga fundus uteri keras, maka resiko perdarahan yang abnormal
dapat dihindarkan, karena kontraksi membentuk penyempitan pembuluh
darah yang terbuka
3. Involusi uterus yang tidak baik. Tidak dilakukan mobilisasi secara dini
akan menghambat pengeluaran darah dan sisa plasenta sehingga
menyebabkan terganggunya kontraksi uterus
F. Tahap-tahap Mobilisasi Dini :
Menurut Kasdu (2003) mobilisasi dini dilakukan secara bertahap berikut
ini akan dijelaskan tahap mobilisasi dini pada ibu post operasi seksio sesarea
:
1. Pada 6 jam pertama setelah operasi, pasien harus tirah baring dan hanya
bisa menggerakan lengan, tangan, menggerakan ujung kaki, mengangkat
tumit, menengangkan otot betis serta menekuk dan menggeser kaki.
2. Pasien diharuskan miring kiri dan kanan setelah 6-10 jam untuk
mencegah thrombosis dan thromboemboli.
3. Setelah 24 jam pasien dianjurkan belajar duduk, kemudian dilanjutkan
dengan belajar berjalan.
G. MOBILISASI POST SC
Mobilisasi adalah suatu pergerakan dan posisi yang akan melakukan suatu
aktivitas / kegiatan. Mobilisasi ibu post partum adalah suatu pergerakan,
posisi atau adanya kegiatan yang dilakukan ibu setelah beberapa jam
melahirkan dengan persalianan Caesar.
H. TUJUAN MOBILISASI
Membantu jalannya penyembuhan penderita / ibu yang sudah melahirkan.
Mobilisasi yang dilakukan meliputi:
4. Hari ke 1 :
Lakukan miring ke kanan dan ke kiri yang dapat dimulai sejak 6-10 jam
setelah penderita / ibu sadarLatihan pernafasan dapat dilakukan ibu
sambil tidur terlentang sedini mungkin setelah sadar.
5. Hari ke 2 :
Ibu dapat duduk 5 menit dan minta untuk bernafas dalam-dalam lalu
menghembuskannya disertai batuk- batuk kecil yang gunanya untuk
melonggarkan pernafasan dan sekaligus menumbuhkan kepercayaan pada
diri ibu/penderita bahwa ia mulai pulih. Kemudian posisi tidur terlentang
dirubah menjadi setengah duduk. Selanjutnya secara berturut-turut, hari
demi hari penderita/ibu yang sudah melahirkan dianjurkan belajar duduk
selama sehari, belajar berjalan.
6. Hari ke 3 :
Ibu belajar berjalan sendiri pada hari ke 3 sampai 5 hari setelah operasi.
Mobilisasi secara teratur dan bertahap serta diikuti dengan istirahat dapat
membantu penyembuhan ibu.
DAFTAR PUSTAKA
Nurfitriani. 2019. Pengetahuan Dan Motivasi Ibu Post Sectio Caesarea Dalam
Mobilisasi Dini. Jurnal Psikologi Jambi. 2 (2): 32. ( Diakses tanggal 8 Juli 2020
pukul 10.21 WIB )
Manfaat mobilisasi bagi ibu post operasi 2. Setelah 6-10 jam, ibu diharuskan untuk
adalah : dapat miring kekiri dan kekanan
Mobilisasi adalah suatu upaya 1) Mempertahankan fungsi tubuh mencegah trombosis dan trombo emboli.
mempertahankan kemandirian sedini mungkin 2) Mempertahankan peredaran darah
dengan cara membimbing penderita untuk 3) Bernafas jadi lebih baik
mempertahankan fungsi fisiologis. 4) Mempertahankan tonus otot
Mobilisasi ibu post partum adalah suatu 5) Proses penyembuhan luka menjadi lebih
pergerakan, posisi atau adanya kegiatan yang cepat
dilakukan ibu setelah beberapa jam melahirkan 6) Memandirikan pasien.
dengan persalianan Caesar
Disusun Oleh :
Anisa Eka Rahmawati KHGA 17008
D3 Keperawatan
Agama : Islam
RIWAYAT PENDIDIKAN