Anda di halaman 1dari 47

Pendahuluan Farmakologi

Nurul, M. Farm., Apt


Farmakologi?
• Farmakologi berasal Bahasa Yunani
• Pharmacon  senyawa bioaktif  Obat
• Logos  ilmu

• Farmakologi  “Ilmu yang mempelajari tentang efek dan nasib


obat dalam tubuh”
Obat?

Undang-undang No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan

bahanataupaduanbahan,termasukprodukbiologiyangdigunakanuntukmempeng
aruhiataumenyelidikisistemfisiologiataukeadaanpatologidalamrangkapenetapan
diagnosis,pencegahan,penyembuhan,pemulihan,peningkatankesehatandankont
rasepsi,untukmanusia
Informasi yang ada di dalam sediaan obat
• Suatu bahan yang menyebabkan perubahan fungsi
biologis di dalam tubuh yang terdapat di dalam
Zat Aktif sediaan obat tersebut

• Petunjuk penggunaan obat

Indikasi • Contoh : Indikasi Paracetamol untuk menurunkan


demam, menghilangkan rasa nyeri dll

• Suatu keadaan dimana aplikasi obat tidak


dianjurkan, karena dapat meningkatkan resiko pada
Kontraindikasi pasien
Informasi yang ada di dalam sediaan obat
• Bagaimana cara kerja obat dapat
Mekanisme menimbulkan efek
• Adanya interaksi antara obat
kerja dengan reseptor di dalam sel

• Efek yang didapatkan selain efek


Efek terapi
• Namun hal ini tidak selalu terjadi
samping
Kerja Obat/ Nasib obat

Fase
• Fase yang Farmakokinetik • Bagaimana nasib
menggambarkan tubuh oleh obat
melarutnya atau • Bagaimana nasib
hancurnya suatu obat oleh tubuh
sediaan obat

Fase
Fase Farmasetik
Farmakodinamik
Fase Farmasetik

Fase ini terjadi pada Disintegrasi Disolusi


sediaan padat, dan • Hancunya • Melarutnya
bergantung bentuk sediaan partikel-partikel
terhadap teknologi oral menjadi yang kecil,
pembuatan/bahan partikel yang kemudia akan
tambahan yang lebih kecil siap diabsorpsi
digunakan ke dalam tubuh
Fase Farmakokinetik
•  Ilmu yang mempelajari efek tubuh terhadap obat
Farmakokinetika
• Di dalam tubuh manusia, obat harus menembus
sawar (barier) sel di berbagai jaringan
• Pada umumnya obat melintasi lapisan sel ini dengan
menembusnya, bukan melewati celah antar sel,
kecuali pada endotel kapiler
• Karena itu peristiwa terpenting dalam proses
farmakokinetik ialah transport lintas membran
Membran sel
• Terdiri dari dua lapis lemak yang membentuk fase
hidrofilik di kedua sisi membran, dan fase hidrofobik
di antaranya
• Molekul-molekul protein yang tertanam di kedua sisi
membran atau menembus membran berupa mozaik
pada membran
• Molekul-molekul protein ini membentuk kanal
hidrofilik untuk transport air dan molekul kecil lainnya
yang larut dalam air
Membran Sel
Transport Lintas Membran
• Cara-cara transport obat lintas membran yang
terpenting ialah difusi pasif dan transport aktif ; yang
terakhir melibatkan komponen-komponen membran
sel dan membutuhkan energi
• Sifat Fisiko Kimia Obat  menentukan cara transport
ialah bentuk dan ukuran molekul, kelarutan dalam air,
derajat ionisasi, dan kelarutan dalam lemak
• Ex : obat yang memiliki kelarutan air yang tinggi, laju
disolusi cepat dan tingkat dimana obat melintasi atau
menembus membran sel adalah paling lambat
Difusi Pasif
•  pergerakan obat dari konsentrasi
tinggi ke konsentrasi rendah
• Mula-mula obat harus berada dalam
larutan air pada permukaan
membran sel, kemudian molekul
obat akan melintasi membran
dengan melarut dalam lemak
membran
• Pada proses ini, obat bergerak dari
sisi yang kadarnya tinggi ke sisi lain
yang rendah
• Difusi pasif terjadi pada obat yang
bersifat larut lemak
Difusi terfasilitasi
• Kebanyakan obat berupa elektrolit
lemah yakni asam lemah atau basa
lemah
• Dalam larutan, elektrolit lemah ini
akan terionisasi.
• Derajat ionisasi bergantung pada pKa
obat dan pH larutan
• Untuk obat dalam bentuk terionisasi
sukar melintasi membran
• Sedangkan untuk bentuk non ion
umumnya larut baik dalam lemak
Difusi terfasilitasi
•  suatu proses transport
yang terjadi dengan bantuan
suatu faktor pembawa
(carrier) yang merupakan
komponen membran sel tanpa
menggunakan energi sehingga
tidak dapat melawan
perbedaan kadar maupun
potensial listrik
• Contohnya : masuknya
glukosa ke dalam sel perifer
Endositosis
•  cara transport
dengan membentuk
vesikel, misalnya untuk
makromolekul seperti
protein
• Jumlah obat yang
diangkut dengan cara
ini sangat sedikit
Transport obat secara aktif
• Biasanya terjadi pada sel
saraf, hati, dan tubuli ginjal
• Proses ini membutuhkan
energi yang diperoleh dari
aktivitas membran sendiri,
sehingga zat dapat
bergerak melawan
perbedaan kadar atau
potensial listrik
Farmakokinetika

Absorption Distribution Metabolism Elimination


Skema Farmakokinetika
Absorption

Drug at the site of Administration Oral, Parenteral, etc

Distribution
Drug in plasma Free drug and drug with protein binding

Metabolism

Drug in tissues Metabolit in tissues

Elimination
Drug in urine, feses, bile Metabolit in urine, feses, bile
Absorption
 proses perpindahan obat dari
tempat aplikasinya menuju ke
sirkulasi sistemik

 Proses masuknya obat dari


tempat pemberian ke dalam
darah
Absorption
RUTE PEMBERIAN ORAL
Per Oral • Rute pemberian obat yang paling umum dilakukan
• Bersifat relatif aman, mudah, dan murah
• Kerugian  dapat mempengaruhi Bioavailabilitas, Obat dapat mengiritasi saluran
cerna, perlu kerjasama dengan penderita (tidak dapat diberikan pada pasien yang tidak
sadarkan diri)
• Obat yg dibuat sediaan oral, bersifat baik absorpsinya di saluran cerna
• Harus bersifat : tahan asam dalam lambung, harus dapat terabsorpsi di usus agar dapat
terdistribusi di aliran darah
• Ada beberapa obat yang tidak dapat diberikan secara oral karena dapat di inaktivasi oleh
enzim . Contoh : Insulin
Sublingual Absorpsi obat sublingual, bersifat baik melalui jaringan kapiler dibawah lidah
Absorption
RUTE PEMBERIAN OBAT YANG LAIN

Inhalasi • Rute pemberian inhalasi hanya dapat dilakukan untuk obat yang berbentuk gas atau
cairan yang mudah menguap
• Absorpsi terjadi melalui epitel paru dan mukosa saluran napas
• Keuntungan : absorpsi terjadi secara cepat karena luas permukaannya luas, terhidar dari
eliminasi lintas pertama di hati, dan pada penyakit tertentu (misalnya asma), obat
bersifat lebih efektif karena langsung bekerja pada bronkus
• Kerugian : diperlukan alat dan metode khusus, dosis sulit di atur, terkadang obat bersifat
mengiritasi paru

Topikal Bermanfaat untuk pemberian obat-obat lokal, paling banyak digunakan untuk preparat
dermatologi, mata, telinga

Rektal • Diperlukan pada penderita muntah-muntah, tidak sadarkan diri, dan pasca bedah
• Metabolisme di hati lebih sedikit, karena hanya sekitar 50% obat yang di absorpsi dari
rektum akan melalui sirkulasi portal
Absorption
RUTE PEMBERIAN PARENTERAL
Keuntungan • Efek timbul lebih cepat dan teratur dibandingkan pemberian peroral
• Dapat diberikan pada pasien yang tidak kooperatif, tidak sadar, atau muntah-muntah
• Sangat bermanfaat dalam keadaan emergensi
Kerugian • Dibutuhkan tindakan asepsis
• Menyebabkan rasa nyeri
• Tidak dapat dilakukan sendiri oleh pasien
• Biaya lebih mahal
Absorption
RUTE PEMBERIAN PARENTERAL
Intravena • Tidak mengalami tahap absorpsi sehingga kadar obat dalam darah diperoleh secara
cepat, tepat, dan dapat disesuaikan langsung dengan respon pasien
• Kerugian : Efek toksik mudah terjadi karena kadar obat yang tinggi segera mencapai
darah dan jaringan

Subkutan • Hanya dapat diberikan untuk obat yang tidak menyebabkan iritasi jaringan
• Absorpsi biasanya terjadi secara lambat dan konstan sehingga efek bertahannya lama
Intra muscular • Kelarutan obat dalam air menentukan kecepatan dan kelarutan absorpsi
• Obat yang larut dalam air diserap cukup cepat
• Obat dalam larutan minyak atau bentuk suspensi akan diabsorpsi dengan sangat lambat
dan konstan
Intratekal • Suntikan langsung ke dalam ruang subarakhnoid spinal
• Dilakukan apabila menginginkan efek obat yang cepat dan setempat
• Contoh : anestesi spinal, atau pengobatan infeksi SSP yang akut
Absorption
• Istilah bioavailabilitas biasanya menyatakan jumlah
obat, dalam persen terhadap dosis, yang mencapai
sirkulasi sistemik dalam bentuk utuh/aktif.
• Hal ini terjadi karena, untuk obat-obat tertentu, tidak
semua yang diabsorpsi dari tempat pemberian akan
mencapai sirkulasi sistemik.
• Sebagian akan dimetabolisme oleh enzim di dinding
usus pada pemberian oral atau pada hati
Absorption
• Jika obat diberikan secara oral dan belum mecapai
sirkulasi sistemik  mengalami metabolisme di
beberapa tempat (tergantung obatnya) : di usus halus,
darah, maupun hati.
• Peristiwa tersebut dinamakan First pass effect  efek
lintas pertama
• Obat yang di matabolime terlebih dahulu memiliki nilai
Bioavailabilitas yang tidak begitu tinggi
• Sehingga bisa ditingkatkan nilainya dengan pemberian
parenteral (mis : lidokain), sublingual (mis :
nitrogliserin), rektal, atau memberikannya bersama
makanan
Distribution
• Obat setelah mengalami absorpsi selanjutnya
mengalami distribusi
• Distribusi  perpindahan obat dari sirkulasi sistemik
menuju ke suatu tempat di dalam tubuh (cairan dan
jaringan)
• Obat dalam sirkulasi sistemik berada dalam dua
bentuk : obat terikat protein dan obat bebas (tidak
terikat protein)
• Ex : Amlodipine  ikatan dengan protein plasma 93-
98%
Distribusi
• Obat bebas dan obat yang terikat dengan protein plasma  yang
dapat memasuki jaringan adalah obat bebas (tidak terikat protein
plasma)
• Obat yang terikat protein plasma  ukurannya menjadi besar
sehingga tidak menembus pori-pori membran untuk menuju ke
jaringan tubuh
Distribusi
Dibedakan atas 2 fase berdasarkan penyebarannya di
dalam tubuh
• Distribusi fase pertama  terjadi setelah segera
setelah penyerapan, yaitu ke organ yang perfusi nya
baik yaitu : jantung, hati, ginjal, dan otak.
• Distribusi fase kedua jauh lebih luas mencakup
jaringan yang perfusi nya tidak sebaik organ di atas
yaitu : otot, kulit, dan jaringan lemak
Metabolisme
•  perubahan suatu senyawa menjadi senyawa lainnya (metabolit)
yang terjadi pada sistem biologis
•  proses perubahan struktur kimia obat yang terjadi di dalam tubuh
dan dikatalisis oleh enzim
• Organ utama proses metabolisme  Hati
• Organ metabolisme lainnya : dinding usus, ginjal, paru, darah, otak,
kulit
• Tujuan Metabolisme  untuk mengubah obat non polar (larut
lemak), menjadi polar (larut air) agar dapat diekskresi melalui ginjal
atau empedu
Metabolisme
• Obat yang mengalami metabolisme sebagian besar tujuannya adalah
untuk mempersiapkan proses ekskresi obat dari tubuh
• Pada proses ini molekul obat diubah menjadi lebih polar artinya lebih
mudah larut dalam air dan kurang larut dalam lemak, sehingga
mudah untuk di ekskresikan melalui ginjal.
Metabolisme
• Pada umumnya obat menjadi inaktif, sehingga
matabolisme sangat berperan dalam mengakhiri kerja
obat
• Tetapi ada juga obat yang metabolitnya sama aktif,
lebih aktif, atau lebih toksik
• Ada obat yang merupakan calon obat (prodrug) justru
diaktifkan oleh enzim enzim metabolisme
• Metabolit aktif akan mengalami biotransformasi lebih
lanjut, atau di ekskresikan sehingga kerjanya berakhir
Metabolisme
• Reaksi biokimia yang terjadi dapat dibedakan menjadi 2 fa
• Fase 1  oksidasi, reduksi, hidrolisis.
• Reaksi fase 1 ini mengubah obat menjadi metabolit yang lebih polar,
yang dapat bersifat inaktif, kurang aktif, atau bahkan lebih aktif
daripada bentuk aslinya
Metabolisme
• Fase II  disebut juga reaksi sintetik, merupakan
konyugasi obat atau metabolit hasil reaksi fase 1
dengan substrat endogen misalnya asam glukuronat,
sulfat, asetat, atau asam amino.
• Hasil konyugasi ini bersifat lebih polar dan lebih
mudah terionisasi, sehingga lebih mudah di
ekskresikan
Metabolisme
• Tidak semua obat dimetabolisme melalui kedua fase tersebut
• Ada yang reaksi fase 1 saja, 2 saja, ataupun keduanya
• Tetapi kebanyakan obat dimetabolisme melalui beberapa reaksi
sekaligus atau secara berurutan menjadi beberapa macam metabolit
Ekskresi
• Merupakan proses terakhir nasib obat di dalam tubuh
• Ekskresi  perpindahan obat dari sirkulasi sistemik (darah) ke organ
ekskresi
• Ekskresi diperlukan untuk detoksifikasi. Apabila tidak di ekskresikan
 toksik
• Organ utama proses metabolisme  Ginjal
Ekskresi
• Ginjal merupakan organ ekskresi yang terpenting
• Melalui 3 proses : filtrasi di glomerulus, sekresi aktif
di tubulus proksimal, dan reabsorpsi pasif di tubulus
proksimal dan distal
• Ekskresi obat melalui ginjal menurun pada gangguan
fungsi ginjal, sehingga dosis perlu diturunkan atau
interval pemberian diperpanjang
Ekskresi
• Banyak metabolit obat yang terbentuk di hati, di sekresi ke dalam
usus melalui empedu, kemudian dibuang melalui feses.
• Tetapi lebih sering kembali ke saluran cerna dan akhirnya di ekskresi
melalui ginjal
Ekskresi
• Ekskresi obat juga melalui keringat, liur, air mata, air susu, dan
rambut, tetapi dalam jumlah yang relatif kecil sekali sehingga tidak
berarti dalam efek obat
Fase Farmakodinamik

Bagaimana nasib obat di dalam tubuh

• Subdisiplin farmakologi yang mempelajari efek biokimia dan


fisiologi obat serta mekanisme kerjanya

Tujuan : untuk meneliti efek utama obat, mengetahui


interaksi obat dengan sel, serta respon yg terjadi
• Pengetahuan yang baik : merupakan dasar terapi rasional
Mekanisme Kerja Obat
• Kebanyakan obat menimbulkan efek melalui interaksi obat dengan
resptor pada sel
• Interaksi obat dan reseptor inilah yang dapat mencetuskan respon
khas obat
• Reseptor obat  makromolekul seluler tempat obat terikat untuk
menimbulkan efek
• Mencakup 2 konsep penting : obat dapat mengubah kecepatan
kegiatan fungsi tubuh; obat tidak menimbulkan fungsi baru tetapi
memodulasi fungsi yang sudah ada
Istilah Farmakodinamik obat

Agonis : Obat yang efeknya menyerupai senyawa endogen

Agonis kuat : Agonis yang menyebabkan efek maksimal sekalipun


hanya menempati fraksi kecil reseptor dalam sebuah sel

Agonis lemah : Agonis yang harus terikat dengan lebih banyak


reseptor dibanding agonis kuat untuk menimbulkan efek yang sama
Istilah Farmakodinamik obat

Agonis parsial: Obat yang tidak dapat membuat efek maksimal,


bahkan ketika semua reseptor ditempati oleh agonis parsial tsb

Antagonis: obat yang menghambat atau memblok respon yang


disebabkan oleh agonis

Antagonis kompetitif dan Antagonis non Kompetitif


DOSIS
• Dosis Muatan atau Loading Dose  Dosis awal obat yang lebih tinggi
dari dosis-dosis selanjutnya dengan tujuan mencapai kadar obat
terapetik dalam serum dengan cepat
• Dosis Rumatan atau Dosis Pemeliharaan (Maintenance Dose)  Dosis
obat yang mempertahankan konsenterasi obat dalam keadaan stabil
pada rentang terapetik.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai