Anda di halaman 1dari 14

KATA PENGANTAR

Syukur alhamdulilah kami panjatkan kehadirat allah SWT yang telah melimpahkan rahmat
serta hidayahnya dan pada akhirnya kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini dengan lancar.
Tugas ini ditujukan untuk memenuhi salah satu tugas yang diberikan oleh dosen Mata
Kuliah Keperawatan Keluarga.
Kami telah menulis tugas makalah ini dengan sebaik mungkin, semoga dapat memenuhi
tugas mata kuliah tersebut. Dalam menyelesaikan makalah ini kami mendapatkan hambatan yang
tidak sedikit, kami banyak sekali menemukan kesulitan, akan tetapi kami banyak mendapatkan
pengetahuan serta wawasan yang lebih luas.
Atas dorongan semangat kami sehingga dapat menyelesaikan tugas ini, akan tetapi tugas
ini masih banyak kekurangannya.
Kami mengucapkan banyak terima kasih kepada pihak yang telah mendukung proses
penulisan tugas makalah ini.

Garut, 11 Oktober 2019

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................. i


DAFTAR ISI...........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................
A. Latar belakang ....................................................................................
B. Rumusan Masalah ..............................................................................
C. Tujuan.................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN.......................................................................................
A. Pengertian ..........................................................................................
B. Etiologi ...............................................................................................
C. Patofisiologi .......................................................................................
D. ............................................................................................................
E. ............................................................................................................
BAB III PENUTUP ..................................................................................................
A. Kesimpulan.........................................................................................
B. Saran ....................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA ...............................................................................................
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian
Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah suatu peningkatan abnormal tekanan
darah dalam pembuluh darah arteri yang mengangkut darah dari jantung dan memompa
keseluruh jaringan dan organ-organ tubuh secara terus menerus lebih dari suatu periode (
Irianto, 2004).
Hipertensi adalah suatu keadaan dimana terjadi peningkatan darah sistoliknya di
atas 140 mmHg dan tekanan diastolic di atas 90 mmHg ( Herison, 2013 ). Secara umum
Hipertensi merupakan suatu keadaan tanda gejala, dimana tekanan yang abnormal tinggi
di dalam arteri menyebabkan meningkatnya resiko terhadap Stroke, Aneurisma, Gagal
jantung, Serangan jantung, dan Keusakan ginjal ( Anles, 2014).
Dari beberapa pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa Hipertensi adalah
peningkatan abnormal tekanan darah dalam pembuluh darah arteri dengan tekanan
sistoliknya di atas 140 mmHg dan tekanan diastolic di atas 90 mmHg.
B. Klasifikasi berdasarkan etiologi
Tabel Klasifikasi Hipertensi

Kategori Sistol (mmHg) Diastol (mmHg)

Optimal < 120 < 80


Normal 120 - 129 80 84
Tingkat 1 (hipertensi ringan) 140-159 90-99
Tingkat 2 (hipertensi sedang) 160-179 100-109
Tingkat 3 (hipertensi berat) ≥ 180 ≥ 110
Hipertensi sistol terisolasi ≥ 190 > 90
( Sumber: WHO, 2012 )
Menurut Anles (2014), Hipertensi berdasarkan penyebabnya dikelompokkan
kedalam dua golongan yaitu:
1. Hipertensi Esensial (Primer)
Merupakan 90 % dari kasus penderita Hipertensi. Dimana sampai saat ini belum
diketahui penyebabnya secara pasti. Beberapa factor yang berpengaruh dalam
terjadinya hipertensi esensial keturunan dan karkteristik seseorang.
Beberapa faktor diduga berkaitan dengan berkembangnya hipertensi esensial seperti
berikut ini:
a) Genetik
Individu yang mempunyai riwayat keluarga dengan hipertensi, beresiko tinggi
untuk mendapatkan penyakit ini.
b) Jenis kelamin dan usia
Laki – laki berusia 35- 50 tahun dan wanita menopause beresiko tinggi untuk
mengalami hipertensi.
c) Diet
Konsumsi diet tinggi garam atau lemak secara langsung berhubungan dengan
berkembangnya hipertensi. Faktor ini bisa dikendalikan oleh penderita dengan
mengurangi konsumsinya karena dengan mengkonsumsi banyak garam dapat
meningkatkan tekanan darah dengan cepat pada beberapa orang, khususnya dengan
penderita hipertensi, diabetes, serta orang dengan usia yang tua karena jika garam
yang dikonsumsi berlebihan, ginjal yang bertugas untuk mengolah garam akan
menahan cairan lebih banyak dari pada yang seharusnya didalam tubuh. Konsumsi
garam per hari yang dianjurkan adalah sebesar 1500 – 2000
mg atau setara dengan satu sendok teh.
d) Berat badan
Faktor ini dapat dikendalikan dimana bisa menjaga berat badan dalam keadaan
normal atau ideal
e) Gaya hidup
Faktor ini dapat dikendalikan dengan pasien hidup dengan pola hidup sehat dengan
menghindari faktor pemicu hipertensi itu terjadi yaitu seperti tidak merokok,
hindari mengkonsumsi alcohol.
2. Hipertensi Sekunder
Pada hipertensi sekunder, penyebab dan patofisiologi dapat diketahui dengan jelas
sehingga lebih mudah untuk dikendalikan dengan obat-obatan atau dengan gaya hidup
diantaranya kegemukan, konsumsi garam berlebih, konsumsi lemak, kurang olah raga,
merokok dan stress.
C. Patofisiologi
Tekanan arteri sistemik adalah hasil dari perkalian cardiac output (curah jantung)
dengan total tahanan prifer. Cardiac output (curah jantung) diperoleh dari perkalian antara
stroke volume dengan heart rate (denyut jantug). Pengaturan tahanan perifer dipertahankan
oleh sistem saraf otonom dan sirkulasi hormon. Empat sistem kontrol yang berperan dalam
mempertahankan tekanan darah antara lain sistem baroreseptor arteri, pengaturan volume
cairan tubuh, sistem renin angiotensin dan autoregulasi vaskular (Udjianti, 2010).
Mekanisme yang mengontrol konstriksi dan relaksasi pembuluh darah terletak di
vasomotor, pada medulla diotak. Pusat vasomotor ini bermula jaras saraf simpatis, yang
berlanjut ke bawah korda spinalis dan keluar dari kolumna medulla spinalis ganglia
simpatis di toraks dan abdomen. Rangsangan pusat vasomotor dihantarkan dalam bentuk
implus yang bergerak kebawah melalui sistem saraf simpatis ke ganglia simpatis. Titik
neuron preganglion melepaskan asetilkolin, yang akan merangsang serabut saraf paska
ganglion ke pembuluh darah, dimana dengan dilepaskannya noreepineprin mengakibatkan
konstriksi pembuluh darah (Padila, 2013).
Berbagai faktor seperti kecemasan dan ketakutan dapat mempengaruhi respon
pembuluh darah terhadap rangsangan vasokontriksi. Individu dengan hipertensi sangat
sensitif terhadap norepinefrin, meskipun tidak diketahui dengan jelas mengapa hal tersebut
bisa terjadi (Padila, 2013).
Meski etiologi hipertensi masih belum jelas, banyak faktor diduga memegang peranan
dalam genesis hiepertensi seperti yang sudah dijelaskan dan faktor psikis, sistem saraf,
ginjal, jantung pembuluh darah, kortikosteroid, katekolamin, angiotensin, sodium, dan air
(Syamsudin, 2011).
Sistem saraf simpatis merangsang pembuluh darah sebagai respon rangsang emosi,
kelenjar adrenal juga terangsang, mengakibatkan tambahan aktivitas vasokontriksi.
Medulla adrenal mensekresi epinefrin, yang menyebabkan vasokontriksi. Korteks adrenal
mensekresi kortisol dan steroid lainnya, yang dapat memperkuat respon vasokonstriktor
pembuluh darah (Padila, 2013).
Vasokonstriksi yang mengakibatkan penurunan aliran keginjal, menyebabkan
pelepasan rennin. Rennin merangsang pembentukan angiotensin I yang kemudian diubah
menjadi angiotensin II, suatu vasokonstriktor kuat, yang pada gilirannya merangsang
sekresi aldosteron oleh korteks adrenal. Hormon ini menyebabkan retensi natrium dan air
oleh tubulus ginjal, menyebabkan peningkatan volume intra vaskuler. Semua faktor ini
cendrung mencetuskan keadaan hipertensi (Padila, 2013).
Pathway

Sumber : ( Brunner & Sudartha, 2013 )


D. Manifestasi
Tahapan awal pasien kebanyakan tidak memiliki keluhan. Keadaan simtomatik
maka pasien biasanya peningkatan tekanan darah disertai berdebar–debar, rasa melayang
(dizzy) dan impoten. Hipertensi vaskuler terasa tubuh cepat untuk merasakan capek, sesak
nafas, sakit pada bagian dada, bengkak pada kedua kaki atau perut (Setiati, Alwi, Sudoyo,
Simadibrata, Syam, 2014). Gejala yang muncul sakit kepala, pendarahan pada hidung,
pusing, wajah kemerahan, dan kelelahan yang bisa terjadi saat orang menderita hipertensi
(Irianto, 2014).
Hipertensi dasar seperti hipertensi sekunder akan mengakibatkan penderita tersebut
mengalami kelemahan otot pada aldosteronisme primer, mengalami peningkatan berat
badan dengan emosi yang labil pada sindrom cushing, polidipsia, poliuria.
Feokromositoma dapat muncul dengan keluhan episode sakit kepala, palpitasi, banyak
keringat dan rasa melayang saat berdiri (postural dizzy) (Setiati, Alwi, Sudoyo,
Simadibrata, dan Syam, 2014).
Saat hipertensi terjadi sudah lama pada penderita atau hipertensi sudah dalam
keadaan yang berat dan tidak diobati gejala yang timbul yaitu sakit kepala, kelelahan, mual,
muntah, sesak nafas, gelisah, pandangan menjadi kabur (Irianto, 2014).
Semua itu terjadi karena adanya kerusakan pada otak, mata, jantung dan ginjal.
Pada penderita hipertensi berat mengalami penurunan kesadaran dan bahkan
mengakibatkan penderita mengalami koma karena terjadi pembengkakan pada bagian otak.
Keadaan tersebut merupakan keadaan ensefalopati hipertensi (Irianto, 2014).
E. Komplikasi
Hipertensi yang tidak teratasi, dapat menimbulkan komplikasi yang berbahaya
menurut Price dan Wilson (2006), Corwin (2009), Vitahealth (2005), Setiati, Alwi,
Sudoyo, Simadibrata, dan Syam (2014), Irianto (2014) seperti :
a) Payah Jantung
Payah jantung (Congestive heart failure) adalah kondisi jantung tidak mampu lagi
memompa darah yang dibutuhkan tubuh. Kondisi ini terjadi karena kerusakan otot
jantung atau sistem listrik jantung.
b) Stroke
Hipertensi adalah faktor penyebab utama terjadi stroke, karena tekanan darah yang
terlalu tinggi dapat menyebabkan pembuluh darah yang sudah lemah menjadi pecah.
Bila hal ini terjadi pada pembuluh darah otak, maka terjadi pendarahan otak yang dapat
berakibat kematian. Stroke juga dapat terjadi akibat sumbatan dari gumpalan darah
yang macet dipembuluh yang sudah menyempit.
c) Kerusakan ginjal
Hipertensi dapat menyempitkan dan menebalkan aliran darah yang menuju ginjal, yang
berfungsi sebagai penyaring kotoran tubuh. Dengan adanya gangguan tersebut, ginjal
menyaring lebih sedikit cairan dan membuangnya kembali kedarah.
d) Kerusakan pengelihatan
Hipertensi dapat menyebabkan pecahnya pembuluh darah di mata, sehingga
mengakibatkan pengelihatan menjadi kabur atau buta. Pendarahan pada retina
mengakibatkan pandangan menjadi kabur, kerusakan organ mata dengan memeriksa
fundus mata untuk menemukan perubahan yang berkaitan dengan hipertensi yaitu
retinopati pada hipertensi. Kerusakan yang terjadi pada bagaian otak, jantung, ginjal
dan juga mata yang mengakibatkan penderita hipertensi mengalami kerusanan organ
mata yaitu pandangan menjadi kabur. Komplikasi yang bisa terjadi dari penyakit
hipertensi menurut Departemen Kesehatan (DepKes, 2006) adalah tekanan darah tinggi
dalam jangka waktu yang lama akan merusak endotel arteri dan mempercepat
atherosclerosis. Komplikasi dari hipertensi termasuk rusaknya organ tubuh seperti
jantung, mata, ginjal, otak, dan pembuluh darah besar. Hipertensi adalah faktor resiko
utama untuk penyakit serebrovaskular (stroke, transient ischemic attack), penyakit
arteri koroner (infark miokard, angina), gagal ginjal, dementia, dan atrial fibrilasi.
F. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan hipertensi dapat dilakukan dengan menggunakan obat-obatan
ataupun dengan cara modifikasi gaya hidup. Modifikasi gaya hidup dapat dilakukan
dengan membatasi asupan garam tidak lebih dari X - }) sendok teh (6 gram/hari),
menurunkan berat badan, menghindari minuman berkafein, rokok, dan minuman
beralkohol. Olah raga juga dianjurkan bagi penderita hipertensi, dapat berupa jalan, lari,
jogging, bersepeda selama 20-25 me nit dengan frekuensi 3-5 x per minggu. Penting juga
untuk cukup istirahat (6-8 jam) dan mengendalikan stress. Untuk pemilihan serta
penggunaan obat-obatan hipertensi disarankan untuk berkonsultasi dengan dokter keluarga
anda.
Ada pun makanan yang harus dihindari atau dibatasi oleh penderita hipertensi
adalah:
a) Makanan yang berkadar lemak jenuh tinggi (otak, ginjal, paru, minyak kelapa, gajih).
b) Makanan yang diolah dengan menggunakan garam natrium (biscuit, crackers,
keripikdan makanan keringyangasin).
c) Makanan dan minuman dalam kaleng (sarden, sosis, korned, sayuran serta buah-
buahan dalam kaleng, soft drink).
d) Makanan yang diawetkan (dendeng, asinan sayur/buah, abon, ikan asin, pindang,
udang kering, telur asin, selai kacang).
e) Susu full cream, mentega, margarine, keju mayonnaise, serta sumber protein hewani
yang tinggi kolesterol seperti daging merah (sapi/kambing), kuning telur, kulit ayam).
f) Bumbu-bumbu seperti kecap, maggi, terasi, saus tomat, saus sambal, tauco serta bumbu
penyedap lain yang pada umumnya mengandunggaram natrium.
g) Alkohol dan makanan yang mengandung alkohol seperti durian, tape.
Di Indonesia terdapat pergeseran pola makan, yang mengarah pad a makanan cepat
saji dan yang diawetkan yang kita ketahui mengandung garam tinggi, lemak jenuh, dan
rendah serat mulai menjamurterutama di kota-kota besardi Indonesia.
Dengan mengetahui gejala dan faktor risiko terjadinya hipertensi diharapkan
penderita dapat melakukan pencegahan dan penatalaksanaan dengan modifikasi diet/gaya
hidup ataupun obat-obatan sehingga komplikasi yang terjadi dapat dihindarkan.
G. Asuhan Keperawatan Keluarga dengan Hipertensi
I. Data Umum
1) Nama Kepala Keluarga : Tn. E
2) Alamat : tidak ada data
3) Komposisi keluarga

No Nama Jenis Kelamin Hubungan Umur Pendidikan


dengan KK
1 Tn. E L KK 39 th -
2 Ny. V P Isteri 30 th -
3 An. L L Anak 1 th -

Genogram

Tn. E Ny.
(39) V
(30)

An.
L (1)

Ket : : laki laki


: perempuan
-------- : tinggal serumah

4) Tipe keluarga
Keluarga Tn. E adalah keluarga dengan tipe nuclear family, dimana dalam
keluarga hanya ada suami, istri dan anak.
5) Suku
Tidak ada data
6) Agama
Tidak ada data
7) Status Sosial Ekonomi Keluarga
Tn. E mengatakan tidak mempunyai pekerjaan yang tetap, dia juga jarang
berinteraksi dengan tetangganya
8) Aktivitas rekreasi keluarga
Tidak ada data
II. Riwayat Dan Tahapan Perkembangan Keluarga
9) Tahap perkembangan keluarga saat ini
Keluarga dengan balita dengan tugas perkembangan keluarga:
- Menanamkan nilai2 dan norma kehidupan.
- Mulai menanamkan keyakinan beragama.
- Mengenalkan kuitur keluarga.
- Memenuhi kebutuhan bermain anak.
- Membantu anak dlm sosialisasi dgn ling. Sekitar.
- Menanamkan tanggung jawab dlm lingkup kecil.
- Memberikan stimulus bagi pertumbuhan dan perkembangan anak
10) Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi
Anak tidak diimunisasi,Ny. V saat ini tidak memakai KB, keluarga tidak pernah
berobat ke puskesmas, Ny. V menderita hipertensi dan dia mengatakan tidak
pernah control ke puskesmas.
11) Riwayat keluarga inti
Tidak ada data
12) Riwayat keluarga sebelumnya
Tidak ada data
III. Lingkungan
13) Karakteristik rumah
Situasi lingkungan ; Rumah semi permanen terdapat satu buah jendela di
sebelah pintu masuk, terdiri dari dua kamar tidur yang hanya memiliki satu
pintu saja, dinding samping berhimpitan dengan tetangga dan udara dalam
rumah lembab. Pembuangan sampah : Tak ada data, hanya sampah mainan yang
berserakan di dalam rumah . Sumber air minum, tempat pembuangan tinja dan
tempat pembuanga limbah : Tak ada data
14) Karakteristik tetangga dan komunitas RW
Kehidupan antar anggota keluarga setiap keputusan ada di tangan kepala
keluarga dan tanpa memerlukan persetujuan dari anggota keluarga yang lain
15) Mobilitas geografis keluarga

Tidak ada data

16) Perkumpulan Keluarga dan Interaksi dengan masyarakat


Tn. E jarang berinteraksi dengan tetangganya.
17) Sistem pendukung keluarga

Tidak ada data

Denah Rumah

Tetangga
Tempat
Tidur

Anda mungkin juga menyukai