Tugas Sistem Neurobehaviour LP & SP Resiko Bunuh Diri
Tugas Sistem Neurobehaviour LP & SP Resiko Bunuh Diri
A. Masalah Utama :
Resiko Bunuh Diri
B. Proses Terjadinya Masalah
1. Pengertian
Bunuh diri adalah tindakan agresif yang merusak diri sendiri dan dapat
mengakhiri kehidupan. Bunuh diri mungkin merupakan keputusan terkahir dari individu
untuk memecahkan masalah yang dihadapi (Keliat 1991 : 4).
Menurut Beck (1994) dalam Keliat (1991 hal 3) mengemukakan rentang harapan
putus harapan merupakan rentang adaptif maladaptif.
Bunuh diri adalah setiap aktivitas yang jika tidak dicegah dapat mengarah pada kematian
(Gail w. Stuart, 2007). Bunuh diri adalah pikiran untuk menghilangkan nyawa sendiri
(Ann Isaacs, 2004.)
Kesimpulan dari pengertian diatas bahwa bunuh diri adalah suatu tindakan agresif
yang merusak diri sendiri dengan mengemukakan rentang harapan-harapan putus asa,
sehingga menimbukan tindakan yang mengarah pada kematian.
Skor Resiko bunuh diri yang dikemukakan oleh bailey dan dreyer (1977) sebagai berikut:
2. Skor 1: ada ide bunuh diri, tidak ada percobaan bunuh diri, tidak mengancam bunuh
diri.
3. Skor 2 : Memikirkan bunuh diri dengan aktif, tidak ada percobaan bunuh diri.
4. Skor 3:Mengacam bunuh diri, misalnya: tinggalkan saya sendiri atau saya bunuh diri.
DO : ada isyarat bunuh diri, ada ide bunuh diri, pernah mencoba bunuhdiri.
b) Koping maladaptive
DS : menyatakan putus asa dan tak berdaya, tidak bahagia, tak ada harapan.
E. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul prilaku percobaan bunuh diri :
1. Resiko bunuh diri.
2. Harga Diri Rendah
3. Resiko menciderai diri sendiri dan orang lain
SP 1
A. Kondisi Klien
DS :
1. Pasien Mengungkapkan keinginan bunuh diri.
2. Pasien Mengungkapkan keinginan untuk mati.
3. Pasien Mengungkapkan rasa bersalah dan keputusasaan
DO :
1. Pasien menunujukkan perilaku yang mencurigakan (biasanya menjadi sangat patuh)
2. Pasien memiliki riwayat panyakit mental (depesi, psikosis, dan penyalahgunaan
alcohol).
3. Kehilangan anggota keluarga
B. Diagnosa Keperawatan
Resiko bunuh diri
C. Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan
SP 1 Pasien :
a. Identifikasi beratnya masalah resiko bunuh diri : isyarat, ancaman, percobaan (jika
percobaan segera rujuk)
b. Identifikasi tanda-tanda bahaya mengankannya (lingkungan aman untuk pasien)
c. Latih cara mengendalikan diri dari dorongan bunuh diri: buat daftar aspek positif diri
sendiri, latihan afirmasi / berpikir aspek positif yang dimiliki
d. Masukkan pada jadwal latihan berpikir positif 5 kali perhari
D. Strategi Komunikasi
ORIENTASI
Salam terapeutik :
“Selamat pagi, perkenalkan nama saya Rachel Indrayani, saya biasa dipanggil Suster Rachel,
saya bertugas pada shift pagi mulai pukul 07.00 -14.00. Nama mbak siapa ya? senang
dipanggil apa? Ohh Siska. Baiklah Siska,”
Evaluasi dan validasi :
“Bagaimana perasaan X hari ini? Saya akan selalu menemani X disini mulai dari pukul
07.00-14.00, nanti akan ada perawat yang menggantikan saya untuk
menemani X selama dirawat di rumah sakit ini.”
Kontrak :
“Bagaimana kalau kita bercakap-cakap tentang apa yang mbak rasakan selama ini, saya
siap mendengarkan sesuatu yang ingin mbak sampaikan. Bagaimana kalau kita lakukan
disini saja? Jam berapa kita akan berbincang-bincang? Bagaimana kalau jam 13.00
setelah makan siang mbak?”
KERJA
“Bagaimana perasaan X setelah bencana itu terjadi?”
“Apakah dengan bencana tersebut X merasa paling menderita di dunia ini?”
“Apakah X kehilangan kepercayaan diri? ”
“Apakah X merasa tidak berharga dan lebih rendah dari pada orang lain? ”
“Apakah X sering mengalami kesulitan untuk berkonsentrasi? ”
“Apakah X berniat untuk menyakiti diri sendiri seperti ingin bunuh diri atau
berharap mati? ”
”Apakah X mencoba untuk bunuh diri? Apa sebabnya?”
Jika klien telah menyampaikan ide bunuh diri, segera memberikan tindakan untuk
melindungi klien.
“Baiklah tampaknya X memerlukan bantuan untuk menghilangkan keinginan untuk
bunuh diri. Saya perlu memeriksa seluruh kamar X untuk memastikan tidak ada benda-
benda yang membahayakan X . Nah, karena X tampaknya masih memiliki keinginan
yang kuat untuk mengakhiri hidup Dea, maka saya tidak akan membiarkan X sendiri.
“Apakah yang akan X lakukan kalau keinginan bunuh diri muncul? Ya, saya setuju. X
harus memaggil perawat yang bertugas di tempat ini untuk membantu X . Saya percaya
X dapat melakukannya.”
TERMINASI
“Bagaimana perasaan X setelah kita bincang-bincang selama ini ?”
“Coba ibu sebutkan cara tersebut ?”
“baiklah, untuk pertemuan selanjutnya kita membicarakan tentang meningkatkan harga
diri pasien isyarat bunuh diri.
“Jam berapa X bersedia bercakap-cakap lagi? mau berapa lama?, mau dimana
tempatnya?”
SP 2
A. Kondisi Klien
DS :
1. Pasien Mengungkapkan keinginan bunuh diri.
2. Pasien Mengungkapkan keinginan untuk mati.
3. Pasien Mengungkapkan rasa bersalah dan keputusasaan
DO :
1. Pasien menunujukkan perilaku yang mencurigakan (biasanya menjadi sangat patuh)
2. Pasien memiliki riwayat panyakit mental (depesi, psikosis, dan penyalahgunaan
alcohol).
3. Kehilangan anggota keluarga
B. Diagnosa Keperawatan
Resiko bunuh diri
C. Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan
SP 2 Pasien :
1. Evaluasi kegiatan berpikir positif tentang diri sendiri, berikan pujian, kaji ulang resiko
bunuh diri
2. Latih cara mengendalikan diri dari dorongan bunuh diri : buat daftar aspek positif
keluarga dan lingkungan, latih afirmasi/berfikir aspek positif keluarga dan lingkungan
3. Masukkan pada jadwal latihan berpikir positif tentang dir, keluarga dan lingkungan
D. Strategi Komunikasi
ORIENTASI
Selamat pagi X , masih ingat dengan saya? Ya betul sekali. Bagaimana perasaan X saat
ini? Masih adakah dorongan mengakhiri kehidupan? Baik, sesuai janji kita kemarin
sekarang kita akan membahas tentang rasa syukur atas pemberian Tuhan yang
masih Deamiliki. Mau berapa lama? Dimana?
KERJA
Apa saja dalam hidup X yang perlu disyukuri, siapa saja kira-kira yang sedih dan rugi
kalau X meninggal. Coba X ceritakan hal-hal yang baik dalam kehidupan X . Keadaan
yang bagaimana yang membuat X merasa puas? Bagus. Ternyata kehidupan X masih
ada yang baik yang patut X syukuri. Coba X sebutkan kegiatan apa yang masih
dapat X lakukan selama ini. Bagaimana kalau Dea mencoba melakukan kegiatan tersebut,
Mari kita latih.
TERMINASI
Bagaimana perasaan X setelah kita bercakap-cakap? Bisa sebutkan kembali apa-apa saja
yang Dea patut syukuri dalam hidup Dea? Ingat dan ucapkan hal-hal yang baik dalam
kehidupan X jika terjadi dorongan mengakhiri kehidupan. Bagus Dea. Coba X ingat
lagi hal-hal lain yang masih X miliki dan perlu di syukuri!
Nanti jam 2 siang kita bahas tentang cara mengatasi masalah dengan baik. Tempatnya
dimana? Baiklah, tetapi kalau ada perasaan-perasaan yang tidak terkendali segera
hubungi saya ya!
SP 3
A. Kondisi Klien
DS :
1. Pasien Mengungkapkan keinginan bunuh diri.
2. Pasien Mengungkapkan keinginan untuk mati.
3. Pasien Mengungkapkan rasa bersalah dan keputusasaan
DO :
1. Pasien menunujukkan perilaku yang mencurigakan (biasanya menjadi sangat patuh)
2. Pasien memiliki riwayat panyakit mental (depesi, psikosis, dan penyalahgunaan
alcohol).
3. Kehilangan anggota keluarga
B. Diagnosa Keperawatan
Resiko bunuh diri
C. Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan
SP 3 Pasien :
1. Evaluasi kegiatan berpikir positif tentang diri sendiri, keluarga dan lingkungan. berikan
pujian, kaji ulang resiko bunuh diri
2. Diskusikan harapan dan masa depan
3. Diskusikan cara mencapai harapan dan masa depan
4. Latih cara mencapai harapan dan masa depan secara bertahap (setahap demi setahap)
5. Masukkan pada jadwal latihan berpikir positif tentang diri, keluarga, lingkungan dan
tahapan yang dipilih
D. Strategi Komunikasi
ORIENTASI
Selamat pagi X .
Bagaimana perasaan X i hari ini? Masihkah ada keinginan bunuh diri?
Apalagi hal-hal positif yang perlu disyukuri? Bagus!
Sekarang kita akan berdiskusi tentang bagaimana cara mengatasi masalah X selama ini.
Mau berapa lama Dea? Mau disini saja?
KERJA
Coba ceritakan situasi yang membuat X ingin bunuh diri. Selain bunuh diri apalagi kira-kira
jalan keluarnya. Wow, banyak juga ya X. Nah, sekarang coba kita diskusikan tindakan yang
menguntungan dan merugikan dari seluruh cara tersebut. Mari kita pilih cara mengatasi
masalah yang paling menguntungkan! Menurut X cara yang mana? Ya saya juga setuju
dengan pilihan X. Sekarang kita buat rencana kegiatan untuk mengatasi perasaan X ketika
mau bunuh diri dengan cara tersebut.
TERMINASI
Evaluasi subjektif: Bagaimana perasaan X setelah kita bercakap-cakap?
Evaluasi objektif: Apa cara mengatasi masalah yang X gunakan. Coba X melatih cara yang
X pilih tadi.
Kontrak yang akan datang: Besok di jam yang sama kita akan bertemu lagi untuk membahas
pengalaman Dea menggunakan cara yang Dea X
.
SP 4
A. Kondisi Klien
DS :
4. Pasien Mengungkapkan keinginan bunuh diri.
5. Pasien Mengungkapkan keinginan untuk mati.
6. Pasien Mengungkapkan rasa bersalah dan keputusasaan
DO :
1. Pasien menunujukkan perilaku yang mencurigakan (biasanya menjadi sangat patuh)
2. Pasien memiliki riwayat panyakit mental (depesi, psikosis, dan penyalahgunaan
alcohol).
3. Kehilangan anggota keluarga
B. Diagnosa Keperawatan
Resiko bunuh diri
C. Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan
SP 4 Pasien :
1. Evaluasi kegiatan berpikir positif tentang diri sendiri, keluarga dan lingkungan serta
kegiatan yang dipilih. berikan pujian
2. Latih tahap kedua kegiatan mencapai masa depan
3. Masukkan pada jadwal latihan berpikir positif tentang diri, keluarga, lingkungan dan
tahapan yang dipilih untuk persiapan masa depan
D. Strategi Komunikasi
ORIENTASI :
“Selamat pagi bu! ”
“Bagaimana perasaan ibu hari ini? Masihkah ada keinginan bunuh diri? Apalagi
hal-hal positif yang perlu disyukuri? Bagus! Sekarang kita akan berdiskusi tentang
bagaimana cara mengatasi masalah yang selama ini timbul. Mau berapa lama? Di saja
yah ?”
KERJA:
Coba ceritakan situasi yang membuat A ingin bunuh diri. Selain bunuh diri, apalagi kira-kira
jalan keluarnya. Wow banyak juga yah. Nah coba kita diskusikan keuntungan dan
kerugian masing-masing cara tersebut. Mari kita pilih cara mengatasi masalah yang paling
menguntungkan! Menurut A cara yang mana? Ya, saya setuju. A bisa dicoba!”Mari kita buat
rencana kegiatan untuk masa depan.”
TERMINASI
Bagaimana perasaan A, setelah kita bercakap-cakap? Apa cara mengatasi masalah yang A
akan gunakan? Coba dalam satu hari ini, A menyelesaikan masalah dengan cara yang dipilih
B tadi. Besok di jam yang sama kita akan bertemu lagi disini untuk membahas
pengalaman A menggunakan cara yang dipilih”
DAFTAR PUSTAKA
Jenny., dkk. (2010). Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Masalah Psikososial dan
Gangguan Jiwa. Medan: USU Press.
Yosep Iyous. 2009. Keperawatn Jiwa. Bandung: Refika Adira
http:www.ilmukeperawatan/denganklienbunuhdiri.com
Aziz R, dkk. Pedoman asuhan keperawatan jiwa. Semarang: RSJD Dr. Amino Gondoutomo
2003
Keliat Budi A. Proses keperawatan kesehatan jiwa. Edisi 1. Jakarta: EGC. 1999
Tim Direktorat Keswa. Standart asuhan keperawatan kesehatan jiwa. Edisi 1. Bandung:
RSJP.2000