Kelompok 14
Umi Khalsum
Eni Muntafia
Sinta Lailatul F.
Retni Nurbaity
a. Hepatitis
Hepatitis atau peradangan hati merupakan penyakit yang paling umum menyerang hati.
Ada beberapa jenis penyakit hepatitis, yakni hepatitis A, B, C, D, E, serta hepatitis autoimun yang
disebabkan adanya agen yang memicu sistem kekebalan tubuh menyerang sel hati. Hampir semua
penderita hepatitis A yang sebelumnya sehat akan sembuh dan tidak berkembang menjadi kronis.
Sekitar 90 persen pengidap hepatitis B juga akan sembuh. Sedangkan hepatitis C dan
steatohepatitis nonalkoholik seringnya berkembang menjadi hepatitis kronik.
b. Hemokromaatosis
Adalah kondisi dimana tubuh menyerap dan menimbun zat bezi secara berlebihan dari
makanan yang dikonsumsi . Proses penyerapan dan penimbunan ini berlangsung selama bertahun
tahun dan dapat mengakibatkan kerusakan pada ginjal , sendi , pankrea s, dan jantung , serta
menimbulkan kematian jika tidakn ditangani . Penyakit ini disebabkan kelainan genetik yang
menyebabkan usus menyerap terlalu banyak zat besi sehingga kadarnya berlebihan. Kelebihan zat
besi ini akan masuk ke alirah darah dan menumpuk pada organ tertentu, terutama hati.
Hemokromatosis dapat terjadi karena mutasi genetik atau kondisi lain yang memengaruhi
penyerapan zat besi oleh tubuh. Gejala biasanya muncul pada usia 30 sampai 60 tahun. Pada
wanita, gejala lebih jarang muncul karena zat besi berlebih dapat dikeluarkan secara alami
melalui siklus menstruasi atau pada saat melahirkan. Gejala baru muncul ketika wanita memasuki
masa menopause.
Penyebab Hemokromatosis
Tubuh memerlukan zat besi untuk memproduksi hemoglobin dalam sel darah merah yang
berfungsi untuk mengikat dan mengalirkan oksigen ke seluruh tubuh. Zat besi diserap dari
makanan yang dikonsumsi, sesuai kebutuhan. Umumnya hanya 8-10% zat besi dari makanan
yang diserap oleh tubuh. Sedangkan pada penderita hemokromatosis, penyerapan zat besi bisa
sampai 4 kali lipat dari normal. Selain itu, terdapat juga gangguan pada proses pengangkutan zat
besi di dalam tubuh, yang berkaitan dengan kerja hormon hepcidin. Pengangkutan zat besi oleh
ferroportin dihambat oleh hepcidin, sehingga zat besi tidak dapat dimetabolisme dan dikeluarkan
dari dalam tubuh. Apabila penumpukan zat besi ini terjadi dalam jangka waktu lama, akan
mengakibatkan kerusakan fatal pada berbagai organ tubuh.
Berdasarkan penyebabnya, penyakit hemokromatosis dikelompokan menjadi dua, yaitu primer
dan sekunder.
c. Sirosis
Sirosis adalah penyakit yang diakibatkan karena kerusakan hati jangka panjang. Pada
sirosis, cedera hati meninggalkan bekas luka yang mengakibatkan hati tak lagi bekerja normal,
seperti membuat protein baru, melawan infeksi, menyingkirkan zat tidak berguna dari darah,
mencerna makanan, dan menyimpan energi. Nah, hati yang tak berfungsi sebagaimana mestinya
ini menyebabkan berbagai masalah di seluruh bagian tubuh.
Dari sekian banyak penyebab, yang biasanya jadi penyebab utama adalah kecanduan alkohol.
Penyebab lainnya dari penyakit sirosis hati adalah:
Pembesaran hati
Mengonsumsi obat-obatan tertentu dalam jangka waktu lama
Perlemakan hati non-alkohol
Infeksi hati schistosomiasis
Penyakit turunan seperti hemochromatosis dan cystic fibrosis
Infeksi virus kronis hepatitis A dan C
Sirosis hati primer yang menyebabkan penyumbatan saluran empedu
Kelainan genetik pencernaan seperti Alagille syndrome
d. Kanker Hati
Biasanya kanker hati berasal dari bagian lain tubuh kemudian menyebar ke hati. Hati
cukup rentan terhadap serangan sel kanker. Kebanyakan dari penyebab kanker hati tidak
diketahui dengan baik. Namun, pada banyak kasus, penyebab kanker hati bisa karena hepatitis
yang mengarah kepada kanker hati.
Penyebab kanker hati lainnya termasuk sirosis atau kerusakan hati karena
penyalahgunaan alkohol, kegemukan, atau hati yang berlemak. Kanker hati terjadi ketika sel hati
bermutasi dan mengubah metabolisme dalam tubuh. Sel ini akan mulai kehilangan kendali dan
membentuk tumor.
e. Abses hati
Abses, cairan atau nanah yang memenuhi rongga, kadang terbentuk dalam hati akibat infeksi
bakteri atau parasit. Jika disebabkan bakteri biasanya langsung diikuti demam dan menggigil.
Sedangkan abses karena parasit berkembang lebih lambat. Penyakit ini diidentifikasi dengan
pemeriksaan CT scan atau USG pada hati.
Empedu
a. Batu Empedu
Batu empedu adalah batuan kecil yang berasal dari kolesterol, dan terbentuk di saluran
empedu manusia. Pada hampir sebagian besar kasus, batu empedu ini tidak akan menimbulkan
gejala apapun. Namun, terkadang batu ini akan menyumbat bagian ujung empedu sehingga akan
memicu rasa sakit mendadak yang cukup hebat. Nyeri ini disebut dengan nyeri kolik, dan dapat
bertahan selama hitungan jam. Ukuran batu empedu bermacam-macam. Ada yang sekecil butiran
pasir dan ada yang sebesar bola pingpong. Jumlah batu yang terbentuk dalam kantong empedu
juga bervariasi, misalnya ada orang yang hanya memiliki satu buah batu dan ada yang lebih
banyak.
Batu empedu diduga terbentuk akibat pengerasan kolesterol yang tertimbun dalam cairan
empedu. Hal ini terjadi karena adanya ketidakseimbangan antara jumlah kolesterol dan senyawa
kimia dalam cairan tersebut.
b. Atresia Bilier
Atresia bilier adalah gangguan saluran empedu pada bayi baru lahir yang cukup jarang
ditemukan, namun tidak dapat disepelekan. Jika saluran empedu mengalami gangguan maka
empedu tidak bisa mengalir keluar dari hati, sehingga menyebabkan gangguan serius pada hati,
bahkan hingga kehilangan fungsinya.
Umumnya, atresia bilier paling sering ditemukan terjadi di antara usia 2 hingga 4 minggu
setelah kelahiran, yakni ketika menimbulkan gejala berupa perubahan warna kulit menjadi
kekuningan (ikterus). Kondisi ini perlu dikenali sejak dini, agar bisa segera ditangani dengan
tepat, untuk menghindari akibat yang fatal.
Pankreas
Pankreas adalah organ aksesoris pada sistem pencernaan yang memiliki dua fungsi
utama: menghasilkan enzim pencernaan atau fungsi eksokrin serta menghasilkan beberapa
hormon atau fungsi endokrin. Pankreas terletak pada kuadran kiri atas abdomen atau perut dan
bagian kaput/kepalanya menempel pada organ duodenum.
a. Pankreatitis
Secara umum, enzim-enzim pencernaan yang diproduksi pankreas hanya akan teraktivasi saat
sudah mencapai usus halus. Dalam kasus pankreatitis akut, enzim tersebut teraktivasi di dalam
pankreas dan memicu reaksi kimia yang dapat mengakibatkan peradangan pada pankreas.
Meskipun terdapat beberapa faktor yang dipercaya menjadi pemicu utama, seperti
penyumbatan batu empedu dan minuman beralkohol, belum ada bukti spesifik yang mendukung
mengapa hal tersebut terjadi.
Selain konsumsi minuman beralkohol dan penyumbatan batu empedu, ada beberapa hal lain yang
diduga bisa menyebabkan pankreatitis akut terjadi. Di antaranya adalah kerusakan pankreas
akibat cedera atau operasi di bagian perut, hipertrigliserida (kadar trigliserida darah yang tinggi),
kadar kalsium tinggi dalam darah, infeksi, parasit, efek samping antibiotik dan kemoterapi,
kelainan autoimun, serta penyakit fibrosiskistik.
Pankreatitis akut bisa diderita oleh segala kelompok usia, meskipun umumnya terjadi pada
kelompok usia paruh baya hingga tua. Pada laki-laki, penyakit ini biasanya terkait dengan
konsumsi minuman beralkohol. Sedangkan pada perempuan, pankreatitis akut biasanya terkait
dengan batu empedu. Risiko terkena pankreatitis akut berat pun meningkat jika sudah memasuki
usia di atas 70 tahun, perokok, pecandu minuman beralkohol, dan penderita obesitas
b. Fibrosis kistik
Penyakit fibrosis kistik atau cystic fibrosis disebabkan oleh adanya gangguan genetik yang
menimbulkan kelainan pada pankreas dan paru-paru. Kondisi ini bisa menyebabkan diabetes atau
masalah pencernaan.
Fibrosiskistik adalah penyakit yang disebabkan karena kalainan pada gen CFTR. Gen ini
membuat protein yang mengontrol pergerakan garam dan air masuk dan keluar dari sel-sel tubuh.
Pada orang yang memiliki fibrosiskistik, gen akan membuat protein yang tidak bekerja dengan
baik. Hal ini menyebabkan lendir tebal, lengket, dan keringat asin.
c. Kanker pankreas
Kanker pankreas bisa dikatakan sebagai penyakit yang diam-diam mematikan, karena gejala
awalnya sedikit dan bahkan tidak terlihat. Pada pankreas terdapat beberapa macam sel dengan
tipe yang berbeda, dan masing-masing berpotensi untuk menjadi ganas. Yang paling sering
berkembang menjadi kanker adalah sel yang terdapat pada saluran pankreas.
Sampai saat ini penyebab seseorang terkena kanker pankreas masih belum diketahui secara pasti,
namun ada beberapa faktor risiko yang dapat meningkatkan peluang terkena kanker pankreas
seperti berikut ini.
Diabetes dapat meningkatkan risiko seseorang terkena kanker pankreas. Sebaliknya, tumor ganas
yang tumbuh di pankreas juga bisa menjadi penyebab terjadinya diabetes.
Bakteri helicobacterpylori yang menyebabkan infeksi lambung diperkirakan dapat sedikit
meningkatkan risiko seseorang terkena kanker pankreas.
Merokok dapat meningkatkan risiko terjangkit kanker pankreas karena racun dan zat kimia
berbahayanya bisa menyebabkan jaringan dan organ dalam tubuh mengalami iritasi dan
peradangan.
Berusia di atas 75 tahun.
Orang-orang yang tidak banyak melakukan aktivitas fisik, memiliki kelebihan berat badan atau
obesitas, dan tidak membiasakan pola makan yang sehat.
Pernah menderita peradangan pada pankreas atau pankreatitis.
Memiliki anggota keluarga dekat yang menderita kanker pankreas.
Selain faktor-faktor risiko seperti yang disebutkan di atas, ada juga faktor risiko lainnya yang bisa
meningkatkan risiko terjangkit kanker pankreas, yaitu orang-orang yang banyak mengonsumsi
minuman beralkohol berlebihan dan penderita hepatitis kronis.