Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK DENGAN

GANGGUAN DIAPER RUSH


Dosen Pengampu : Jarot Sugiharta, Akep., Mkes

Disusun Oleh Kelompok 2 :


1. Siti A’isyah (P1337420418029)
2. Tyania Awalia Maharani (P1337420418031)
3. Aisyah Yuweningrum (P1337420418033)
4. Shinta Putri Nawasabila (P1337420418035)
5. Lilis Muslihah (P1337420418037)
6. Yulis Septiana (P1337420418039)
7. Fiola Armylia Devi (P1337420418041)
8. Nina Khilmiyana (P1337420418043)
9. Alfina Santi Apriliya (P1337420418045)
10. Dhea Lupitasari (P1337420418047)
11. Hanawati (P1337420418049)
12. Tutik Jati Nur Rahayu (P1337420418051)
13. Natasya Alya P. Z. (P1337420418053)
14. Yanna Regita Pramesti (P1337420418055)
15. An Nurdiya Yuliawati (P1337420418111)

POLTEKKES KEMENKES SEMARANG


PRODI D III KEPERAWATAN BLORA
TAHUN 2019
KATA PENGANTAR

Puji kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena dengan rahmat dan hidayah NYA
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Diaper Rash”.
Dalam penyusunan, kami mendapatkan banyak pengarahan dan bantuan dari berbagai
pihak. Semoga Allah SWT memberi balasan pahla atas semua amal kebaikan yang diberikan.
Bahan-bahan yang diambil dari pustaka yang daftarnya terlampir. Kami akui bahwa makalah ini
masih kurang sempurna. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang yang
membangun guna perbaikan dan penyempurnaan makalah ini. Akhirnya, kami berharap semoga
makalah ini bermanfaat bagi kami pada khususnya dan bagi semua pembaca pada umumnya.

Blora, 16 September 2019

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN

A.  LATAR BELAKANG


Diaper rash atau ruam popok adalah iritasi pada kulit bayi ibu di daerah pantat. Ini bisa
terjadi jika ia popok basahnya telat diganti, popoknya terlalu kasar dan tidak menyerap keringat,
infeksi jamur atau bakteri atau bahkan eksema. Ruam popok merupakan masalah kulit pada
daerah genital bayi yang ditandai dengan timbulnya bercak-bercak merah dikulit, biasanya
terjadi pada bayi yang memiliki kulit sensitif dan mudah terkena iritasi. Bercak-bercak ini akan
hilang dalam beberapa hari jika dibasuh dengan air hangat, dan diolesi lotion atau cream khusus
ruam popok, atau dengan melepaskan popok beberapa waktu.
Incidence rate (angka kejadian) RUAM POPOK berbeda-beda di setiap negara,
bergantung pada hygiene, pengetahuan orang tua (pengasuh) tentang tata cara penggunaan popok
dan menurut saya mungkin juga berhubungan dengan faktor cuaca. Kimberly A Horii, MD
(asisten profesor spesialis anak Universitas Misouri) dan John Mersch, MD, FAAP menyebutkan
bahwa 10-20 % Diaper dermatitis dijumpai pada praktek spesialis anak di Amerika. Sedangkan
prevalensi pada bayi berkisar antara 7-35%, dengan angka terbanyak pada usia 9-12 bulan.
Sementara itu Rania Dib, MD menyebutkan ruam popokk berkisar 4-35 % pada usia 2 tahun
pertama.
Meskipun ruam popok menyebabkan sakit dan sangat mengganggu bayi Ibu, namun 
biasanya tidak berbahaya. Ruam popok umumnya terjadi  pada bayi dengan kulit yang lebih
sensitive.
Jika ruam pada bayi Ibu disebabkan oleh popok yang basah atau infeksi jamur, maka
hanya dengan melepas popok dan membiarkan kulitnya terkena angin sudah mampu
menyembuhkan.Pastikan Ibu mengganti popoknya dengan rutin. Membasuh pantat bayi dan
mengeringkannya sebelum memakaikan yang baru. Bisa juga menggunakan krim khusus untuk
membantu melindungi iritasi pada kulit bayi akibat ruam popok.

B.  TUJUAN
1. Tujuan Umum
      Siswa dapat mengetahui indikasi terjadinya ruam popok.

2. Tujuan Khusus
      Siswa mengetahui definisi, etiologi, gejala klinis, patofisiologi, penatalaksanaan dan
siswa dapat membuat asuhan keperawatan anak dengan ruam popok.

C.  MANFAAT
Manfaat dari asuhan keperawatan anak dengan ruam popok Ini bermanfaat untuk
melakukuan askep yang valid mulai dari pengkajian, diagnose keperawatan, proses kaperawatan,
implementasi, evaluasi.
BAB II
TINJAUAN TEORI

A.  DEFINISI
Ruam popok adalah iritasi pada kulit bayi Ibu di daerah pantat. Ini bisa terjadi jika ia
popok basahnya telat diganti, popoknya terlalu kasar dan tidak menyerap keringat, infeksi jamur
atau bakteri atau bahkan eksema.
Ruam popok merupakan masalah kulit pada daerah genital bayi yang ditandai dengan
timbulnya bercak-bercak merah dikulit, biasanya terjadi pada bayi yang memiliki kulit sensitif
dan mudah terkena iritasi. Bercak-bercak ini akan hilang dalam beberapa hari jika dibasuh
dengan air hangat, dan diolesi lotion atau cream khusus ruam popok, atau dengan melepaskan
popok beberapa waktu.
Ruam popok (diaper rash) adalah gangguan yang lazim ditemukan pada bayi.
Gangguan ini banyak mengenai bayi berumur kurang dari 15 bulan, terutama pada kisaran usia 8
– 10 bulan.

B.  ANATOMI FISIOLOGI


Organ kulit :
1.    Epidermis (Kutilkula) Epidermis merupakan lapisan terluar dari kulit, yang memiliki
struktur tipis dengan ketebalan sekitar 0,07 mm terdiri atas beberapa lapisan, antara lain
seperti berikut :
a)    Stratum korneum yang disebut juga lapisan zat tanduk.
Letak lapisan ini berada paling luar dan merupakan kulit mati. Jaringan epidermis ini
disusun oleh 50 lapisan sel-sel mati, dan akan mengalami pengelupasansecara perlahan-
lahan, digantikan dengan sel telur yang baru.
b)   Stratum lusidum, yang berfungsi melakukan “pengecatan” terhadap kulit dan rambut.
Semakin banyak melanin yang dihasilkan dari sel-sel ini, maka warna kulit akan menjadi
semakin gelap. Coba Anda perhatikan kulit orang “suku Dani di Irian dengan suku Dayak
di Kalimantan.
Jika dikaitkan dengan hal ini apa yang terjadi pada kulit dari kedua suku tersebut? Selain
memberikan warna pada kulit, melanin ini juga berfungsi untuk melindungi sel-sel kulit
dari sinar ultraviolet matahari yang dapat membahayakan kulit. Walaupun sebenarnya
dalam jumlah yang tepat sinar ultraviolet ini bermanfaat untuk mengubah lemaktertentu
di kulit menjadi vitamin D, tetapi dalam jumlah yang berlebihan sangat berbahaya bagi
kulit. Kadang-kadang seseorang menghindari sinar matahari di siang hari yang terik,
karena ingin menghindari sinar ultraviolet ini. Hal ini disebabkan karena ternyata sinar
ultraviolet ini dapat membuat kulit semakin hitam. Berdasarkan riset, sinar ultraviolet
dapat merangsang pembentukan melanosit menjadi lebih banyak untuk tujuan
perlindungan terhadap kulit. Sedangkan jika kita lihat seseorang mempunyai kulit kuning
langsat, ini disebabkan orang tersebut memiliki pigmen karoten.
c)    Stratum granulosum, yang menghasilkan pigmen warna kulit, yang disebut melamin.
Lapisan ini terdiri atas sel-sel hidup dan terletak pada bagian paling bawah dari jaringan
epidermis.
d)   Stratum germinativum, sering dikatakan sebagai sel hidup karena lapisan ini merupakan
lapisan yang aktif membelah. Sel-selnya membelah ke arah luar untuk membentuk sel-sel
kulit teluar. Sel-sel yang baru terbentuk akan mendorong sel-sel yang ada di atasnya
selanjutnya sel ini juga akan didorong dari bawah oleh sel yang lebih baru lagi. Pada saat
yang sama sel-sel lapisan paling luar mengelupas dan gugur.
2.    Jaringan dermis memiliki struktur yang lebih rumit daripada epidermis, yang terdiri atas
banyak lapisan. Jaringan ini lebih tebal daripada epidermis yaitu sekitar 2,5 mm. Dermis
dibentuk oleh serabut-serabut khusus yang membuatnya lentur, yang terdiri atas kolagen,
yaitu suatu jenis protein yang membentuk sekitar 30% dari protein tubuh. Kolagen akan
berangsur-angsur berkurang seiring dengan bertambahnya usia. Itulah sebabnya seorang
yang sudah tua tekstur kulitnya kasar dan keriput. Lapisan dermis terletak di bawah lapisan
epidermis. Lapisan dermis terdiri atas bagian-bagian berikut.
a)      Akar Rambut
Di sekitar akar rambut terdapat otot polos penegak rambut (Musculus arektor pili), dan
ujung saraf indera perasa nyeri. Udara dingin akan membuat otot-otot ini berkontraksi
dan mengakibatkan rambut akan berdiri. Adanya saraf-saraf perasa mengakibatkan rasa
nyeri apabila rambut dicabut.
b)      Pembuluh Darah
Pembuluh darah banyak terdapat di sekitar akar rambut. Melalui pembuluh darah ini
akar-akar rambut mendapatkan makanan, sehingga rambut dapat tumbuh.
c)      Kelenjar Minyak (glandula sebasea) Kelenjar minyak terdapat di sekitar akar rambut.
Adanya kelenjar minyak ini dapat menjaga agar rambut tidak kering.
d)     Kelenjar Keringat (glandula sudorifera)
Kelenjar keringat dapat menghasilkan keringat. Kelenjar keringat berbentuk botol dan
bermuara di dalam folikel rambut. Bagian tubuh yang banyak terdapat kelenjar keringat
adalah bagian kepala, muka, sekitar hidung, dan lain-lain. Kelenjar keringat tidak
terdapat dalam kulit tapak tangan dan telapak kaki.
e)      Serabut Saraf
Pada lapisan dermis terdapat puting peraba yang merupakan ujung akhir saraf sensoris.
Ujung-ujung saraf tersebut merupakan indera perasa panas, dingin, nyeri, dan
sebagainya.
Jaringan dermis juga dapat menghasilkan zat feromon, yaitu suatu zat yang memiliki
bau khas pada seorang wanita maupun laki-laki. Feromon ini dapat memikat lawan
jenis.

C.  ETIOLOGI
Ruam disebabkan oleh roseola dan erythema infectiosum (penyakit fith) adalah tidak
berbahaya dan biasanya mereda tanpa pengobatan. Ruam disebabkan campak, rubella, dan cacar
air menjadi tidak umum karena anak mendapatkan vaksin.
Beberapa faktor penyebab terjadinya ruam popok( diaper rash, diaper dermatitis,napkin
dermatitis ) antara lain:

 Iritasi atau gesekan antara popok dengan kulit.


 Faktor kelembaban.
 Kurangnya menjaga hygiene. popok jarang diganti atau terlalu lama tidak segera diganti
setelah pipis atau BAB (feces).
 Infeksi mikro-organisme (terutama infeksi jamur dan bakteri)
 Alergi bahan popok.
 Gangguan pada kelenjar keringat di area yang tertutup popok.

D.  GEJALA KLINIS


Gejalanya antara lain ruam kemerahan atau lecet pada kulit di daerah yang ditutupi
popok. Selain itu, bayi biasanya terlihat rewel, terutama saat penggantian popok. Bayi juga
mungkin menangis saat kulit di daerah yang ditutupi popok dicuci atau disentuh. Terdapat
bercak-bercak kemerahan pada daerah pantat karena iritasi popok.

E.  PATOFISIOLOGI
Hampir semua bayi pernah mengalami ruam atau lecet karena pemakaian popok. Lokasi
yang sering terkena adalah bagian pantat, sekitar kemaluan, maupun paha. Bahkan, jika bakteri
yang terdapat dalam urine bayi Anda terurai menjadi amonia, ruam ini bisa bertambah parah.
Tentu saja keadaan ini sangat tidak menyenangkan buat si kecil.

F.   PATHWAYS

Pemakaian popok Pada daerah pantat,kemaluan,Paha

Rasa ingin BAK    

Merangsang hipotalamus

Anak kecil Tidak bisa menahan spinter

BAK
Popok yang basah menimbulkan bakteri

Gangguan rasa nyaman                                              

Urine terurai ammonia

Kerusakan kulit Imobilitas kulit Gangguan integritas kulit

G. PENATALAKSANAAN
Jika ruam pada bayi Ibu disebabkan oleh popok yang basah atau infeksi jamur, maka hanya
dengan melepas popok dan membiarkan kulitnya terkena angin sudah mampu menyembuhkan.
Pastikan Ibu mengganti popoknya dengan rutin. Membasuh pantat bayi dan
mengeringkannya sebelum memakaikan yang baru. Bisa juga menggunakan krim khusus untuk
membantu melindungi iritasi pada kulit bayi akibat ruam popok.
Berikut tips untuk menghindari ruam popok :

1. Sering-seringlah mengganti popok. Jangan biarkan popok yang sudah basah karena
menampung banyak urin berlama-lama dipakai bayi. Kontak yang lama antara urin atau tinja
dengan kulit bayi dapat menimbulkan ruam popok.
2. Saat membersihkan bayi, tepuk daerah yang biasa ditutupi popok (bokong, paha,
selangkangan, dan daerah genital bayi) secara perlahan dengan handuk bersih. Usahakan
menghindari menggosok-gosok dengan keras daerah tersebut.
3. Sesekali biarkan bokong bayi terbuka (tidak memasang popok) selama beberapa saat.
Tindakan ini mungkin berguna menjaga daerah popok tetap kering dan bersih.
4. Hati-hati dalam memilih popok, karena beberapa jenis bahan popok dapat merangsang ruam
popok. Jika hal itu terjadi, gantilah popok merk lain yang lebih cocok.
5. Jika bayi anda memakai popok kain yang digunakan berulang kali, cucilah popok kain
tersebut dengan deterjen yang formulanya tidak terlalu keras. Hindari memakai pelembut,
karena pewangi dalam pelembut tersebut dapat mengiritasi kulit bayi. Pastikan untuk
membilas popok dengan baik agar deterjen tidak tertinggal di dalam popok.
6. Hindari memasang popok terlalu kuat. Usahakan ada ruang antara popok dengan kulit bayi.
7.   Gunakan popok kain dari bahan katun yang lembut.
8.   Jangan terlalu ketat memakakan diaper, agar kulit bayi tidak tergesek.
9.   Bila diaper penuh, sudah menggelembung atau menggantung, segera ganti dengan yang
baru.
10.  Hindari pemakaian diaper yang terlalu sering (bahkan saat bepergian).
11.  Jangan ada sisa urine/kotoran saat membersihkan bayi, karena kulit yang tidak bersih sangat
mudah mengalami ruam popok.
12.  Jangan menggunakan sabun bila kulit bayi yang tertutup diaper merah dan kasar.
13.  Jika ruam belum hilang, bicaralah dengan dokter.

H. KONSEP DASAR KEPERAWATAN

A. Pengkajian
Identitas pasien dan keluarga, pola sensori, pemeriksaan fisik (status kesehatan umum,
pemeriksaan head to toe, pemeriksaan penunjang), pemeriksaan tanda-tanda fital dan riwayat
penggunaan obat-obatan.

B. Diagnosa Keperawatan
  Imobilitas b/d decubitus
  Resiko infeksi b/d incontinensia
  Aktual infeksi, sepsis b/d adanya infeksi (dekubitus)

C. Intervensi Keperawatan
DX 1
Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan kerusakan kulit / jaringan
Tujuan:
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2×24 jam diharapkan nyeri dapat teratasi
Kriteria Hasil:
- Nyeri berkurang / terkontrol
- Ekspresi wajah rileks.
Intervensi:
1. Pastikan ibu mengganti popoknya secara rutin.
R/  supaya permukaan tidak dalam keadaan lembab/ basah.
2. Berikan tempat tidur ayunan secara indikasi
R/ peninggian linen dari luka membantu menurunkan nyeri
3. Membasuh pantat bayi dan mengeringkanya
R/ Untuk mencegah terjadinya iritasi pada kulit bayi
4. Melepas popok dan membiarkan kulitnya terkena angin
R/ Mempercepat penyembuhan ruam popok
DX2
Gangguan integritas kulit berhubungan dengan kerusakan permukaan kulit karena destruksi
jaringan.

Tujuan:

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2×24 jam diharapkan masalah dapat teratasi.

Kriteria Hasil:

- Menunjukan regenerasi jaringan

- Mencapai penyembuhan tepat waktu.

Intervensi:

1.Berikan perawatan ruam popok dengan tepat dan tindakan control infeksi.

R/ menyiapkan jaringan baru dan menurunkan infeksi.

2.Tinggikan area graft bila mungkin


R/ menurunkan pembengkakan / mengatasiresiko pemisahan graft
3.Pantau kondisi luka yang terjadi akibat ruam popok.
R/ memberikan informasi dasar tentang keb penanaman kulit
4.Cuci sisi dengan sabun ringan, cuci dan minyai dengan krim.
R/ kulit graft baru dan sisi donor yang sembuh memerlukan perawatan khusus
DX 3
Gangguan mobilitas fisik, kerusakan
Tujuan:
Setelah dilakukan tindakan kep selama 2×24 jam diharapkan masalah dapat teratasi.
Kriteria Hasil:
- Menunjukan keinginan berpartisipasi dalam aktifitas.
- Mempertahankan posisi fungsi dibuktikan oleh tidak adanya kontraktus.
- Menunjukan teknik / perilaku yang memampukan melakukan aktivitas.

Intervensi:
1.Pertahankan posisi tubuh tepat dan dukungan
R/ meningkatkan fungsional pada ekstremitas.
2.Lakukan rehabilitasi pada penerima.
R/ akan lebih mudah membuat partisipasi
3.Berikan obat sebelum aktivitas/ latihan
R/ menurunkan kekuatan otot/ jaringan.
4.Bersihkan daerah luka dengan cepat.
R/ eksisi dinidiket untuk menurunkan jaringan parut serta resiko infeksi.

D. Implementasi
Dapat dilaksanakan penuh pada masing-masing diagnosa keperawatan. Meliputi:
monitor tanda-tanda vital, monitor input-output, monitor kesadaran, monitor hipoglikemi,
observasi tanda infeksi, lakukan teknik aseptik perawatan kulit, jelaskan tentang penyebab,
komplikasi dan pengobatan atau terapi decubitus. Kolaborasi dengan tim medis dalam
pemberian terapi obat-obatan.

E. Evaluasi

Keefektifan tindakan, peran anggota keluarga untuk membantu mobilisasi pasien, kepatuhan
pengobatan dan mengefaluasi masalah baru yang kemungkinan muncul.
BAB III
PENUTUP

A.  KESIMPULAN
Meskipun ruam popok menyebabkan sakit dan sangat mengganggu bayi Ibu, namun 
biasanya tidak berbahaya. Ruam popok umumnya terjadi  pada bayi dengan kulit yang lebih
sensitive.Jika ruam pada bayi Ibu disebabkan oleh popok yang basah atau infeksi jamur, maka
hanya dengan melepas popok dan membiarkan kulitnya terkena angin sudah mampu
menyembuhkan.

B.  SARAN
Pastikan Ibu mengganti popoknya dengan rutin. Membasuh pantat bayi dan
mengeringkannya sebelum memakaikan yang baru. Bisa juga menggunakan krim khusus untuk
membantu melindungi iritasi pada kulit bayi akibat ruam popok.
DAFTAR PUSTAKA

Defka. 2010. Asuhan Keperawatan Ruam Popok.http://defkanurse.wordpress.com/2010/08/06/asuhan-


keperawatan-ruam-popok/. 23 september 2010.
Gitta Saifuddin. Ruam Popok. http://www.clubnutricia.co.id/my_baby/my_baby_health/
baby_common_problem/article/nappy_rash. 23 september 2010.
Nursalam. Rekawa Susilaningrum dan Sri Utami. 2005. Asuhan Keperawatan Bayi dan Anak (untuk
Perawat dan Bidan). Jakarta : Salemba Medika.

Anda mungkin juga menyukai