Puji kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena dengan rahmat dan hidayah NYA
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Diaper Rash”.
Dalam penyusunan, kami mendapatkan banyak pengarahan dan bantuan dari berbagai
pihak. Semoga Allah SWT memberi balasan pahla atas semua amal kebaikan yang diberikan.
Bahan-bahan yang diambil dari pustaka yang daftarnya terlampir. Kami akui bahwa makalah ini
masih kurang sempurna. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang yang
membangun guna perbaikan dan penyempurnaan makalah ini. Akhirnya, kami berharap semoga
makalah ini bermanfaat bagi kami pada khususnya dan bagi semua pembaca pada umumnya.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Siswa dapat mengetahui indikasi terjadinya ruam popok.
2. Tujuan Khusus
Siswa mengetahui definisi, etiologi, gejala klinis, patofisiologi, penatalaksanaan dan
siswa dapat membuat asuhan keperawatan anak dengan ruam popok.
C. MANFAAT
Manfaat dari asuhan keperawatan anak dengan ruam popok Ini bermanfaat untuk
melakukuan askep yang valid mulai dari pengkajian, diagnose keperawatan, proses kaperawatan,
implementasi, evaluasi.
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. DEFINISI
Ruam popok adalah iritasi pada kulit bayi Ibu di daerah pantat. Ini bisa terjadi jika ia
popok basahnya telat diganti, popoknya terlalu kasar dan tidak menyerap keringat, infeksi jamur
atau bakteri atau bahkan eksema.
Ruam popok merupakan masalah kulit pada daerah genital bayi yang ditandai dengan
timbulnya bercak-bercak merah dikulit, biasanya terjadi pada bayi yang memiliki kulit sensitif
dan mudah terkena iritasi. Bercak-bercak ini akan hilang dalam beberapa hari jika dibasuh
dengan air hangat, dan diolesi lotion atau cream khusus ruam popok, atau dengan melepaskan
popok beberapa waktu.
Ruam popok (diaper rash) adalah gangguan yang lazim ditemukan pada bayi.
Gangguan ini banyak mengenai bayi berumur kurang dari 15 bulan, terutama pada kisaran usia 8
– 10 bulan.
C. ETIOLOGI
Ruam disebabkan oleh roseola dan erythema infectiosum (penyakit fith) adalah tidak
berbahaya dan biasanya mereda tanpa pengobatan. Ruam disebabkan campak, rubella, dan cacar
air menjadi tidak umum karena anak mendapatkan vaksin.
Beberapa faktor penyebab terjadinya ruam popok( diaper rash, diaper dermatitis,napkin
dermatitis ) antara lain:
E. PATOFISIOLOGI
Hampir semua bayi pernah mengalami ruam atau lecet karena pemakaian popok. Lokasi
yang sering terkena adalah bagian pantat, sekitar kemaluan, maupun paha. Bahkan, jika bakteri
yang terdapat dalam urine bayi Anda terurai menjadi amonia, ruam ini bisa bertambah parah.
Tentu saja keadaan ini sangat tidak menyenangkan buat si kecil.
F. PATHWAYS
Merangsang hipotalamus
BAK
Popok yang basah menimbulkan bakteri
G. PENATALAKSANAAN
Jika ruam pada bayi Ibu disebabkan oleh popok yang basah atau infeksi jamur, maka hanya
dengan melepas popok dan membiarkan kulitnya terkena angin sudah mampu menyembuhkan.
Pastikan Ibu mengganti popoknya dengan rutin. Membasuh pantat bayi dan
mengeringkannya sebelum memakaikan yang baru. Bisa juga menggunakan krim khusus untuk
membantu melindungi iritasi pada kulit bayi akibat ruam popok.
Berikut tips untuk menghindari ruam popok :
1. Sering-seringlah mengganti popok. Jangan biarkan popok yang sudah basah karena
menampung banyak urin berlama-lama dipakai bayi. Kontak yang lama antara urin atau tinja
dengan kulit bayi dapat menimbulkan ruam popok.
2. Saat membersihkan bayi, tepuk daerah yang biasa ditutupi popok (bokong, paha,
selangkangan, dan daerah genital bayi) secara perlahan dengan handuk bersih. Usahakan
menghindari menggosok-gosok dengan keras daerah tersebut.
3. Sesekali biarkan bokong bayi terbuka (tidak memasang popok) selama beberapa saat.
Tindakan ini mungkin berguna menjaga daerah popok tetap kering dan bersih.
4. Hati-hati dalam memilih popok, karena beberapa jenis bahan popok dapat merangsang ruam
popok. Jika hal itu terjadi, gantilah popok merk lain yang lebih cocok.
5. Jika bayi anda memakai popok kain yang digunakan berulang kali, cucilah popok kain
tersebut dengan deterjen yang formulanya tidak terlalu keras. Hindari memakai pelembut,
karena pewangi dalam pelembut tersebut dapat mengiritasi kulit bayi. Pastikan untuk
membilas popok dengan baik agar deterjen tidak tertinggal di dalam popok.
6. Hindari memasang popok terlalu kuat. Usahakan ada ruang antara popok dengan kulit bayi.
7. Gunakan popok kain dari bahan katun yang lembut.
8. Jangan terlalu ketat memakakan diaper, agar kulit bayi tidak tergesek.
9. Bila diaper penuh, sudah menggelembung atau menggantung, segera ganti dengan yang
baru.
10. Hindari pemakaian diaper yang terlalu sering (bahkan saat bepergian).
11. Jangan ada sisa urine/kotoran saat membersihkan bayi, karena kulit yang tidak bersih sangat
mudah mengalami ruam popok.
12. Jangan menggunakan sabun bila kulit bayi yang tertutup diaper merah dan kasar.
13. Jika ruam belum hilang, bicaralah dengan dokter.
A. Pengkajian
Identitas pasien dan keluarga, pola sensori, pemeriksaan fisik (status kesehatan umum,
pemeriksaan head to toe, pemeriksaan penunjang), pemeriksaan tanda-tanda fital dan riwayat
penggunaan obat-obatan.
B. Diagnosa Keperawatan
Imobilitas b/d decubitus
Resiko infeksi b/d incontinensia
Aktual infeksi, sepsis b/d adanya infeksi (dekubitus)
C. Intervensi Keperawatan
DX 1
Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan kerusakan kulit / jaringan
Tujuan:
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2×24 jam diharapkan nyeri dapat teratasi
Kriteria Hasil:
- Nyeri berkurang / terkontrol
- Ekspresi wajah rileks.
Intervensi:
1. Pastikan ibu mengganti popoknya secara rutin.
R/ supaya permukaan tidak dalam keadaan lembab/ basah.
2. Berikan tempat tidur ayunan secara indikasi
R/ peninggian linen dari luka membantu menurunkan nyeri
3. Membasuh pantat bayi dan mengeringkanya
R/ Untuk mencegah terjadinya iritasi pada kulit bayi
4. Melepas popok dan membiarkan kulitnya terkena angin
R/ Mempercepat penyembuhan ruam popok
DX2
Gangguan integritas kulit berhubungan dengan kerusakan permukaan kulit karena destruksi
jaringan.
Tujuan:
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2×24 jam diharapkan masalah dapat teratasi.
Kriteria Hasil:
Intervensi:
1.Berikan perawatan ruam popok dengan tepat dan tindakan control infeksi.
Intervensi:
1.Pertahankan posisi tubuh tepat dan dukungan
R/ meningkatkan fungsional pada ekstremitas.
2.Lakukan rehabilitasi pada penerima.
R/ akan lebih mudah membuat partisipasi
3.Berikan obat sebelum aktivitas/ latihan
R/ menurunkan kekuatan otot/ jaringan.
4.Bersihkan daerah luka dengan cepat.
R/ eksisi dinidiket untuk menurunkan jaringan parut serta resiko infeksi.
D. Implementasi
Dapat dilaksanakan penuh pada masing-masing diagnosa keperawatan. Meliputi:
monitor tanda-tanda vital, monitor input-output, monitor kesadaran, monitor hipoglikemi,
observasi tanda infeksi, lakukan teknik aseptik perawatan kulit, jelaskan tentang penyebab,
komplikasi dan pengobatan atau terapi decubitus. Kolaborasi dengan tim medis dalam
pemberian terapi obat-obatan.
E. Evaluasi
Keefektifan tindakan, peran anggota keluarga untuk membantu mobilisasi pasien, kepatuhan
pengobatan dan mengefaluasi masalah baru yang kemungkinan muncul.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Meskipun ruam popok menyebabkan sakit dan sangat mengganggu bayi Ibu, namun
biasanya tidak berbahaya. Ruam popok umumnya terjadi pada bayi dengan kulit yang lebih
sensitive.Jika ruam pada bayi Ibu disebabkan oleh popok yang basah atau infeksi jamur, maka
hanya dengan melepas popok dan membiarkan kulitnya terkena angin sudah mampu
menyembuhkan.
B. SARAN
Pastikan Ibu mengganti popoknya dengan rutin. Membasuh pantat bayi dan
mengeringkannya sebelum memakaikan yang baru. Bisa juga menggunakan krim khusus untuk
membantu melindungi iritasi pada kulit bayi akibat ruam popok.
DAFTAR PUSTAKA