Anda di halaman 1dari 26

MAKALAH PATOFISIOLOGI

“PERUBAHAN PERUBAHAN FUNGSI REPRODUKSI”

DISUSUN OLEH:
1. IKA RISMAWATI
2. ERVINA DAMAYANTI
3. LAELI MUFIDAH
4. YENI RAHMA

POLTEKKES KEMENKES SEMARANG


PRODI DIII KEPERAWATAN BLORA
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, kami
panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah,
dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ilmiah tentang
PERUBAHAN PERUBAHAN FUNGSI REPRODUKSI

Adapun makalah ilmiah PERUBAHAN PERUBAHAN FUNGSI REPRODUKSI ini telah


kami usahakan semaksimal mungkin dan tentunya dengan bantuan berbagai pihak, sehingga
dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami tidak lupa menyampaikan banyak
terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu kami dalam pembuatan makalah ini.

Namun tidak lepas dari semua itu, kami menyadar sepenuhnya bahwa ada kekurangan baik
dari segi penyusun bahasanya maupun segi lainnya. Oleh karena itu dengan lapang dada dan
tangan terbuka kami membuka selebar-lebarnya bagi pembaca yang ingin memberi saran dan
kritik kepada kami sehingga kami dapat memperbaiki makalah ilmiah ini.

Akhirnya penyusun mengharapkan semoga dari makalah ilmiah tentang perubahan fungsi
reproduksi ini dapat diambil hikmah dan manfaatnya sehingga dapat memberikan inpirasi
terhadap pembaca.

Blora, 28 Januari 2019

Penyusun
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Makhluk hidup memiliki ciri di antaranya dapat berkembang biak, begitu juga dengan
manusia. Manusia hanya mengalami reproduksi secara kawin (seksual/generatif). Laki-laki
dan perempuan memiliki sistem reproduksi yang berbeda sesuai dengan fungsinya.

Organ reproduksi laki-laki terdiri atas testis, saluran pengeluaran, dan penis. Testis
berfungsi sebagai penghasil sperma. Proses pembentukan sperma disebut spermatogenesis.
Testis berjumlah sepasang dan terletak pada kantong yang disebut skortum.

Organ reproduksi pada wanita terdiri atas ovarium, tuba fallopi, uterus dan vagina.
Ovarium terletak di bawah perut, dan berfungsi sebagai tempat produksi ovum (Sel Telur).
Tuba Fallopi (saluran telur atau oviduk) berbentuk seperti pipa dan ujungnya berbentuk
corong dengan rumbai-rumbai. Rumbai ini berfungsi untuk menangkap ovum yang dilepaskan
ovarium. Uterus atau rahim merupakan tempat tumbuh dan berkembangnya janin. Vagina
merupakan tempat keluarnya bayi saat dilahirkan.

Proses reproduksi pada manusia diawali dengan pembentukan sel kelamin pada laki-
laki dan perempuan. Pembentukan sel kelamin pada laki-laki (sperma) disebut
spermatogenesis.

Penyakit pada sistem reproduksi biasa disebabkan oleh jamur, bakteri atau virus.
Bakteri dapat menyebabkan beberapa gangguan pada organ reproduksi terutama organ
reproduksi pada wanita. Keputihan dengan warna hijau dan bau merupakan salah satu
gangguan yang disebabkan oleh bakteri. Bakteri juga dapat menyebabkan gangguan lebih
lanjut berupa kista bahkan hingga menimbulkan kanker rahim.
B. Rumusan Masalah
1. Apa saja gangguan reproduksi secara umum ?
2. Apa saja kanker yang menyerang organ reproduksi ?
3. Apa saja gangguan prostat dan testis ?
4. Apa saja gangguan infeksi umum?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui apa saja gangguan dalam sistem reproduksi
2. Untuk mengetahui tentang macam macam kanker reproduksi pada manusia
3. Untuk mengetahui apa saja gangguan/penyakit yang terdapat pada prostat dan testis
4. Untuk mengetahui gangguan pada infeksi umum
BAB II

PEMBAHASAN

A. Gangguan Reproduksi Umum

1. Gangguan Sistem Reproduksi Pria

Gangguan yang terjadi pada alat/organ reproduksi laki- laki akan menyebabkan
terjadinya gangguan pada sperma. Gangguan ini menyebabkan seorang laki- laki
menjadi kurang subur bahkan bisa tidak subur, gangguan sperma tersebut biasanya
terjadi pada ;

a. produksi spermanya
b. bentuk spermanya;
c. faal spermanya;
d. fungsi spermanya ;
e. transportasi spermanya.

Selain itu juga masih ada gangguan sperma yang tidak diketahui penyebabnya, dan
ini semua akan menyebabkan tidak baiknya kualitas dan kuantitas sperma,. Masalah
gangguan reproduksi pada pria ini disebabkan oleh hal-hal berikut ini.

a. Prostatitis

Prostatitis adalah istilah umum yang digunakan untuk menggambarkan


peradangan (-itis) prostate.Hipertropi prostat adalah pertumbuhan yang progresif
dan kelenjar prostat sebagai akibat dan proses penuaan pembesaran prostat ini
dapat mengakibatkan obstruksi saluran kemih.

Benigna prostat hipertropi adalah tumor jinak dan kelenjar prostat


bagian paling dalam (medial prostat) membesar oleh karena pembesaran ke arah
tepi-tepi menimbulkan penyempitan uretra. Pembesaran tersebut dapat
menyebabkan dorongan sampai ke arah basis vesika urinaria.
Penyebab dari Prostatitis

Prostatitis adalah infeksi dari prostate yang seringkali disebabkan oleh


beberapa dari bakteri-bakteri yang menyebabkan infeksi-infeksi kantong kemih. Ini
termasuk E. coli, Klebsiella, dan Proteus.

Penyebab secara pasti pada hipertropi prostat benigna belum jelas tetapi
ada dugaan oleh faktor penuaan atau bertambahnya usia (> 50 tahun) akan terjadi
perubahan keseimbangan testosteron karena produksi testosteron menurun dan
terjadi konveksi testosteron menjadi esterogen pada jaringan adipose di perifer.

Tanda/Gejala-Gejala Dari Prostatitis

1. Kesulitan-kesulitan dengan ejakulasi.


2. Disfungsi ereksi.
3. Biasanya ada urgensi.
4. Frekuensi dari membuang air kecil.
5. Dysuria (kencing yang menyakitkan atau sulit).
6. Demam.
b. Epididimitis

Epididimitis adalah suatu kondisi medis yang dalam hal ini terdapat
peradangan pada epididimis (suatu struktur melengkung di bagian belakang testis
tempat penyimpanan sperma yang sudah dewasa ).

Penyebab dari Epididimitis

Penyebab paling umum epididimitis adalah infeksi. Pada pria yang aktif
secara seksual (sering berganti-ganti pasangan seksual), Chlamydia trachomatis
adalah mikroba penyebab yang paling sering, diikuti oleh E. coli dan Neisseria
gonorrhoeae.

Tanda dan gejala dari Epididymitis

1. Epididimitis biasanya menimbulkan rasa sakit yang menyerang secara


bertahap seperti nyeri pada testis atau epididimis.
2. Testis mungkin menjadi hangat dan / atau merah.
3. Darah di dalam air mani (hemospermia)
4. Demam
5. Ejakulasi yang menyakitkan
6. Nyeri pada testis
7. Nyeri saat buang air kecil (disuria)
8. Sebuah benjolan atau gumpalan di testis
c. Hipogonadisme

Hipogonadisme adalah kondisi pada pria dimana testis tidak dapat


memproduksi hormon testosteron yang memadai. Hipogonadisme bisa dialami sejak
janin berkembang di perut, sebelum masa puber, atau saat dewasa.

Hipogonadisme dibagi menjadi dua jenis, yaitu hipogonadisme primer dan


hipogonadisme sekunder. Pada hipogonadisme primer testis mengalami kelainan,
kadar testoteron rendah disertai meningkatnya hormon gonadotropik. Kondisi ini
disebut dengan hipogonadotropik-hipogonadisme.

Sementara pada hipogonadisme sekunder, kelenjar hipofisis di otak yang


mengalami gangguan. Pada kasus ini kadar hormon testosteron dan hormon
gonadotropik berada pada tingkat yang rendah. Kondisi ini disebut hipogonadisme-
hipogonadotropik.

Penyebab Hipogonadisme

1. Infeksi pada testis 6. Hemokromatosis


2. Trauma pada testis akibat dikebiri 7. Sindrom Kallman
atau kecelakaan 8. HIV/AIDS
3. Sindrom Klinefelter 9. Penuaan
4. Pengobatan kanker 10. Obesitas
5. Radang buah zakar
Tanda dan gejala dari Hipogonadisme
Hipogonadisme yang terjadi selama perkembangan janin :

1) Pada pria alat kelaminnya berbentuk kurang sempurna.


2) Alat kelamin tidak jelas antara wanita atau pria.

Hipogonadisme yang terjadi saat puber :

a) Suara kurang mendalam


b) Massa otot menurun
c) Pertumbuhan penis dan testikel terganggu

Hipogonadisme yang terjadi saat dewasa :

1. Mandul
2. Disfungsi ereksi
3. Kelelahan
4. Penurunan gairah seksual
d. Impotensi

Impotensi adalah suatu gangguan seksual yang ditandai dengan gejala


ketidakmampuan penderita dalam mempertahankan tingkat ereksi penis untuk
berlangsungnya hubungan sex suami istri. Pria impotensi tidak dapat mempertahankan
penis dari awal kegiatan hubungan seks suami istri sampai selesai.
Tingkat impotensi sangat bervariasi mulai dari ringan sampai berat, dikalangan
medis lebih dikenal dengan Disfungsi Ereksi (DE), sedangkan impotensi adalah tingkat
gangguan yang sangat berat, artinya hampir tak mempunyai kemampuan sama sekali untuk
ereksi.
Penyebab Impotensi
Impotensi dilihat dari penyebabnya dapat dikategorikan dalam beberapa kategori
berikut :

1. Impotensi Organik.

Impotensi organik disebut juga impotensi esensial adalah suatu kondisi dimana penis
penderita tidak pernah memiliki kemampuan berereksi.
2. Impotensi Fungsional.

Impotensi fungsional disebabkan karena faktor-faktor patologis atau penyakit seperti:


komplikasi suatu penyakit (diabetes), pemakaian obat-obatan yang salah, pemakaian
alkohol yang berlebihan atau juga sebagai akibat kegiatan merokok yang sangat kronis.

3. Impotensi Psikis.

Merupakan jenis impotensi yang paling sering ditemukan, penyebabnya adalah hal yang
bersifat kejiwaan seperti: gangguan emosional, stress, perasaan jengkel pada pasangan,
rendah diri, merasa disepelekan, bosan dengan rutinitas, perasaan takut, was-was, dan
lain-lain.
Tanda dan Gejala dari Impotensi
Impotensi merupakan penyakit yang sangat personal dan hanya bisa dirasakan
oleh penderita bersama pasangannya saat melakukan hubungan seksual. Oleh karena itu,
gejala-gejala akan terjadinya impotensi pun biasanya tidak diketahui. Kecuali, yang
bersangkutan memeriksakan diri ke dokter. Dari anamnesis (wawancara terstruktur) dan
pemeriksaan fisik yang dilakukan dokter akan dapat diketahui adanya tanda dan gejala
impotensi.
E. Sifilis

Sifilis adalah penyakit kelamin yang disebabkan oleh bakteri. Tanda-tanda sifilis,
antara lain :

1.Terjadinya luka pada alat kelamin, rektum, lidah, dan bibir; pembengkakan
getah bening pada bagian paha
2. Bercak-bercak di seluruh tubuh
3. Tulang dan sendi terasa nyeri ruam pada tubuh, khususnya tangan dan telapak
kaki.

Tanda-tanda penyakit ini dapat hilang, namun bakteri penyebab penyakit tetap
masih di dalam tubuh, setelah beberapa tahun dapat menyerang otak sehingga bisa
mengakibatkan kebutaan dan gila. Penyakit ini dapat disembuhkan jika dilakukan
pengobatan dengan penggunaan antibiotik
secara cepat

2. Gangguan Sistem Reproduksi Wanita


1. Kanker serviks

Kanker serviks adalah keadaan dimana sel-sel abnormal tumbuh di seluruh lapisan
epitel serviks. Penanganannya dilakukan dengan mengangkat uterus, oviduk, ovarium,
sepertiga bagian atas vagina dan kelenjar limfe panggul.
Kanker servik adalah pertumbuhan sel bersifat abnormal yang terjadi pada servik
uterus, suatu daerah pada organ reproduksi wanita yang merupakan pintu masuk ke arah
rahim yang terletak antara rahim (uterus) dengan liang senggama (vagina) (Riono, 1999).
Kanker serviks ataupun lebih dikenali sebagai kanker leher rahim adalah tumor
ganas yang tumbuh di dalam leher rahim /serviks yang merupakan bagian terendah dari
rahim yang menempel pada puncak vagina. Pada penderita kanker serviks terdapat
sekelompok jaringan yang tumbuh secara terus- menerus yang tidak terbatas, tidak
terkoordinasi dan tidak berguna bagi tubuh, sehingga jaringan disekitarnya tidak dapat
berfungsi dengan baik (Sarwono, 1996).
Penyebab Kanker serviks
Penyebab utamanya adalah virus yang disebut Human Papilloma (HPV) yang
dapat menyebabkan kanker.
Tanda/gejala dari Kanker Serviks.

a. Pendarahan setelah senggama/berhubungan


b. Pendarahan spontan yang terjadi antara periode menstruasi rutin.
c. Timbulnya keputihan yang bercampur dengan darah dan berbau.
d. Nyeri panggul dan gangguan atau bahkan tidak bisa buang air kecil.
e. Nyeri ketika berhubungan seksual.
2. Vaginitis
Vaginitis adalah infeksi pada vagina yang disebabkan oleh berbagai bakteri, parasit
atau jamur (Manuaba,2001). Vaginitis adalah infeksi yang terjadi pada vagina terjadi
secara langsung pada vagina atau melalui perineum (Wikniosastro 1999).
Penyebab dari Vaginitis

a. Jamur

Umumnya disebabkan oleh jamur Candida Albicans yang menyebabkan rasa gatal di
sekitar vulva / vagina. Warna cairan keputihan akibat jamur berwarna putih kekuning-
kuningan dengan bau yang khas.

b. Bakteri

Biasanya diakibatkan oleh bakteri Gardnerella dan keputihannya disebut bacterial


vaginosis dengan ciri-ciri cairannya encer dengan warna putih keabu-abuan beraroma
amis. Keputihan akibat bakteri biasanya muncul saat kehamilan, gonta-ganti pasangan,
penggunaan alat kb spiral atau iud dan lain sebagainya.

c. Virus

Keputihan yang diakibatkan oleh virus biasanya bawaan dari penyakit hiv/aids,
Condyloma, herpes dan lain-lain yang bisa memicu munculnya kanker rahim. Keputihan
virus herpes menular dari hubungan seksual dengan gejala ada luka melepuh di
sekeliling liang vagina dengan cairan gatal dan rasanya panas. Sedangkan Condyloma
memiliki ciri gejala ada banyak kutil tubuh dengan cairan yang bau yang sering
menyerang ibu hamil

d. Parasit

Keputihan akibat parasit diakibatkan oleh parasit Trichomonas Vaginalis yang menular
dari kontak seks / hubungan seks dengan cairan yang berwarna kuning hijau kental
dengan bau tidak enak dan berbusa. Kadang bisa gatal dan membuat iritasi. Parasit
keputihan ini bisa menular lewat tukar-menukar peralatan mandi, pinjam-meninjam
pakaian dalam, menduduki kloset yang terkontaminasi, dan lain sebagainya.
Tanda dan Gejala

1) Pruritus vulvae
2) Nyeri vagina yang hebat
3) Disuria eksterna dan interna
4) Rash pada vulva
5) Eritematosa
6) Sekret khas seperti keju lembut.
7) Secret banyak dan bau busuk
8) Edema vulva
9) Vagina berbau busuk dan amis
10) Perdarahan pervaginam

3. Bartolinitis

Bartolinitis adalah Infeksi pada kelenjar bartolin atau bartolinitis juga dapat
menimbulkan pembengkakan pada alat kelamin luar wanita. Biasanya, pembengkakan
disertai dengan rasa nyeri hebat bahkan sampai tak bisa berjalan. Juga dapat disertai
demam, seiring pembengkakan pada kelamin yang memerah.
Penyebab Bartolinitas

a. Virus : Kondiloma Akuminata dan Herpes Simpleks.


b. Jamur : Candida Albicans
c. Protozoa : Amoebiasis dan Trikomoniasis.
d. Bakteri : Neiseria Gonore.

Tanda/Gejala Bartolitis

1) Pada vulva : perubahan warna kulit,membengkak, timbunan nanah dalam kelenjar, nyeri
tekan.
2) Kelenjar bartolin membengkak,terasa nyeri sekali bila penderia berjalan atau
duduk,juga dapat disertai demam
3) Kebanyakkan wanita dengan penderita ini dengan keluhan keputihan dan gatal, rasa
sakit saat berhubungan dengan suami, rasa sakit saat buang air kecil, atau ada benjolan
di sekitar alat kelamin.
4) Terdapat abses pada daerah kelamin
5) Pada pemeriksaan fisik ditemukan cairan mukoid berbau dan bercampur dengan darah.
4. Kista Ovarium

Kista ovarium adalah suatu tumor, baik yang kecil maupun yang besar, kistik atau
padat, jinak atau ganas. Dalam kehamilan, tumor ovarium yang dijumpai yang paling
sering ialah kista dermoid, kista coklat atau kista lutein. Tumor ovarium yang cukup besar
dapat menyebabkan kelainan letak janin dalam rahim atau dapat menghalang-halangi
masuknya kepala ke dalam panggul. Kista ovarium secara fungsional adalah kista yang
dapat bertahan dari pengaruh hormonal dengan siklus menstruasi ( Lowdermilk, dkk.
2005 : 273).
Kista ovarium merupakan perbesaran sederhana ovarium normal, folikel de graf
atau korpus luteum atau kista ovarium dapat timbul akibat pertumbuhan dari epithelium
ovarium ( Smelzer and Bare. 2002 : 1556 ).
Panyebab Kista Ovarium

a. Gaya hidup tidak sehat :


1) Konsumsi makanan yang tinggi lemak dan kurang serat
2) Zat tambahan pada makanan
3) Kurang olah raga
4) Terpapar denga polusi dan agen infeksius
5) Sering stress
b. Faktor genetik

Dalam tubuh kita terdapat gen gen yang berpotensi memicu kanker, yaitu yang disebut
protoonkogen, karena suatu sebab tertentu, misalnya karena makanan yang bersifat
karsinogen, polusi, atau terpapar zat kimia tertentu atau karena radiasi, protoonkogen ini
dapat berubah menjadi onkogen, yaitu gen pemicu kanker.
Tanda dan gejala

a. menstruasi yang tidak teratur, disertai nyeri.


b. perasaan penuh dan dtertekan diperut bagian bawah.
c. nyeri saat bersenggama.
d. perdarahan.
Pada stadium awal gejalanya dapat berupa:

1) Gangguan haid
2) Jika sudah menekan rectum atau VU mungkin terjadi konstipasi atau sering berkemih.
3) Dapat terjadi peregangan atau penekanan daerah panggul yang menyebabkan nyeri
spontan dan sakit diperut.
4) Nyeri saat bersenggama.

Pada stadium lanjut :

a) Asites
b) Penyebaran ke omentum (lemak perut) serta oran organ di dalam rongga perut (usus dan
hati)
c) Perut membuncit, kembung, mual, gangguan nafsu makan,
d) Gangguan buang air besar dan kecil.
e) Sesak nafas akibat penumpukan cairan di rongga dada.

B. Kanker Reproduksi

 KANKER REPRODUKSI PADA WANITA

Sel kanker dapat tumbuh hampir di setiap bagian tubuh. Tak terkecuali di sistem
reproduksi wanita. Sel kanker yang bisa berkembang di bagian sistem reproduksi wanita
pun tak hanya kanker serviks yang selama ini lebih populer.

Ternyata, ada banyak jenis kanker lainnya yang perlu diwaspadai. Seperti dikutip dari
Medical Daily, setidaknya ada enam jenis kanker yang menyerang sistem reproduksi
wanita.

1. Kanker rahim

Kanker rahim bisa terdapat di lapisan dalam rahim, yaitu bagian sel yang
memproduksi lendir dan cairan lainnya ataupun di jaringan luar rahim.
Menurut Mayo Clinic, kanker rahim yang juga dikenal kanker endometrium (sel
kanker yang tumbuh di dinding rahim) yang ditemukan sejak dini dapat meningkatkan
harapan hidup pasien.
Gejala kanker rahim antara lain perdarahan di vagina meski tidak sedang haid
atau sudah menopause dan nyeri panggul.
Salah satu prosedur mengatasi kanker ini ialah dengan pengangkatan rahim agar
sel kanker tidak menyebar ke organ lainnya.

2. Kanker serviks

Kanker serviks atau leher rahim adalah jenis kanker yang paling umum. Kanker
ini disebabkan oleh infeksi human papillomavirus (HPV). Virus ini bisa menular melalui
hubungan seksual. Selain menyebabkan kanker serviks, HPV juga bisa menyebabkan
kutil kelamin. Beruntung sudah ada vaksin untuk mencegah kanker serviks.
Bagi yang sudah aktif berhubungan seksual, kanker serviks bisa dideteksi dengan
metode pap smear mapun IVA.
Gejala kanker ini antara lain perdarahan abnormal, nyeri di daerah panggul, dan
kembung.

3. Kanker ovarium

Setiap wanita memiliki dua indung telur atau ovarium yang memproduksi sel telur
dan juga hormon. Sel kanker pun ternyata bisa menyerang bagian penting sistem
reproduksi wanita ini. Menurut American Cancer Society, kanker ovarium merupakan
penyebab kelima kematian akibat kanker pada wanita.
Metode pengobatan terpaksa dengan pengangkatan ovarium untuk mencegah
penyebaran.
Gejala kanker ini antara lain nyeri panggul, sakit perut, kembung, penurunan
nafsu makan, hingga masalah menstruasi.

4. Kanker saluran tuba


Saluran tuba atau dikenal dengan tuba falopi adalah tempat melintasnya sperma
menuju sel telur. Daerah ini ternyata juga bisa terserang kanker. Menurut The National
Cancer Institute, kanker ini kerap ditemukan pada stadium lanjut sehingga angka harapan
hidupnya rendah.
Orang yang terkena kanker tuba falopi umumnya tidak merasakan gejala awal
atau tanda-tanda adanya sel kanker.
Kanker ini memang jarang terjadi pada wanita. Sayangnya, juga belum ada
metode deteksi dini yang baik untuk bisa menemukan kanker ini sedini mungkin.

5. Kanker vagina

Sel kanker pun bisa ditemukan di vagina. Kanker ini juga sangat jarang terjadi,
tetapi bisa ditemukan sejak dini.
Gejala kanker vagina umumnya adalah perdarahan dari vagina meski tidak sedang
menstruasi. Seperti kanker serviks, menurut National Cancer Institute, kanker vagina juga
bisa disebabkan oleh infeksi HPV.
Untuk itu, vaksin HPV sangat penting diberikan untuk mencegah berbagai
kemungkinan terkena kanker pada sistem reproduksi.

6. Kanker vulva
Vulva adalah daerah luar yang mengelilingi vagina. National Cancer Institute
mengungkapkan, kanker vulva biasanya ditemukan di bagian bibir vagina. Sejumlah
kasus kanker vulva juga dikaitkan dengan infeksi HPV.
Menurut National Cancer Institute, kanker vulva biasanya terbentuk secara
perlahan selama beberapa tahun. Sel-sel yang abnormal itu mulanya dapat tumbuh di
permukaan kulit vulva dalam waktu yang lama hingga akhirnya menjadi kanker.
Beberapa tanda munculnya kanker vulva ialah neoplasia intraepitel vulva atau
adanya pertumbuhan sel prakanker, perdarahan, terdapat benjolan di vulva, dan terasa
gatal.

 KANKER REPRODUKSI PADA PRIA

1. Kanker testis
Kanker testis merupakan kanker yang menyerang bagian testis pria. Kanker yang satu ini
tentu saja harus diwaspadai oleh semua pria. Jangan abaikan gejala sekecil apapun yang
muncul. Beberapa gejala yang harus Anda waspadai di antaranya adalah:
1.Nyeri
Penderita kanker testis sering merasakan nyeri di area testis tanpa sebab yang jelas. Nyeri
dapat hilang timbul namun dalam frekuensi yang sering. Nyeri juga bisa dirasakan di area
selangkangan. Apabila Anda merasakan hal ini sebaiknya Anda segera mengonsultasikannya
ke dokter.
2.Bengkak
Pembengkakan di area testis tentu saja sesuatu yang tidak wajar. Untuk itu Anda harus
sering-sering memerhatikan testis Anda. Bila ukurannya tidak sebagaimana mestinya Anda
harus mulai mencurigainya. Pembengkakan pada testis terjadi karena pertumbuhan sel
kanker yang terjadi tanpa kontrol.
3.Benjolan
Sama seperti kanker payudara pada wanita, kanker testis juga menimbulkan gejala adanya
benjolan. Raba dan tekanlah testis Anda secara perlahan dengan ujung jari. Waspadai apabila
Anda merasakan adanya benjolan pada testis Anda.
4.Sakit perut
Pada beberapa kasus kanker testis stadium awal akan terjadi perdarahan di dalam testis,
kebekuan atau tumor yang menjangkau bagian luar testis. Hal tersebut dapat menyebabkan
sakit hingga ke bagian perut.
2.Kanker prostat
Prostat merupakan kelenjar yang terdapat pada alat reproduksi pria. Prostat berfungsi
untuk memproduksi cairan yang membawa sperma. Kanker prostat merupakan salah satu
jenis kanker yang banyak dialami oleh pria. Kanker prostat ada yang tumbuh dengan lambat
dan biasanya tidak menimbulkan gejala pada stadium awal. Tetapi ada juga kanker prostat
yang tumbuh dengan agresif. Anda dapat mewaspadai gejala kanker prostat berikut ini:
1.Gangguan buang air kecil
Gangguan buang air kecil yang sering terjadi pada pasien kanker prostat adalah sering buang
air kecil terutama pada malam hari, sulit buang air kecil dan merasa nyeri saat buang air
kecil.
2.Perdarahan
Kanker prostat juga dapat menyebabkan perdarahan sehingga sering keluar darah pada saat
buang air kecil atau pada air mani.
3.Nyeri
Pada kanker prostat stadium lanjut, pasien sering merasakan nyeri pada area pinggul,
punggung, dan paha bagian atas.
4.Disfungsi ereksi
Pasien kanker prostat juga akan mengalami disfungsi ereksi atau merasakan nyeri saat
ejakulasi.

C . Gangguan Prostat dan Testis

1. Gangguan Prostat

A. Benign prostatic hyperplasia (BPH)


BPH atau yang biasa dikenal dengan pembesaran prostat jinak terjadi ketika kelenjar
prostat membesar, sehingga saluran kemih akan menyempit. Kondisi ini dapat
menyebabkan otot kandung kemih menebal. Lambat laun, dinding kandung kemih akan
melemah dan mengalami kesulitan untuk mengeluarkan urine dari kandung kemih.

Beberapa gejala yang muncul akibat pembesaran prostat jinak (BPH), antara lain:
1. Susah buang air kecil.
2. Aliran urine yang lemah dan tersendat-sendat.
3. Merasa tidak tuntas usai buang air kecil.
4. Merasa sering ingin buang air kecil di malam hari.
BPH umumnya terjadi seiring bertambahnya usia. Belum ada yang mengetahui secara
pasti penyebab pembesaran prostat jinak. Namun, kondisi ini diperkirakan terjadi karena
adanya perubahan pada kadar hormon seksual akibat proses penuaan.
Untuk mengatasi pembesaran prostat jinak (BPH), cara umum yang bisa dilakukan
adalah dengan menggunakan obat-obatan. Golongan obat-obatan yang biasa diresepkan
dokter kepada penderita pembesaran prostat jinak adalah:
  Alpha-blocker, adalah jenis obat-obatan yang bekerja dengan cara merelaksasi otot leher
kandung kemih dan otot di kelenjar prostat. Relaksasi otot membantu memudahkan
buang air kecil. Jenis obat-obatan alpha-blocker misalnya alfuzosin, doxazosin, silodosin,
tamsulosin, dan terazosin.
 5-alpha reductase inhibitor, adalah jenis obat yang dapat mengurangi ukuran prostat
dengan cara menghambat hormon-hormon pemicu pembesaran prostat. Obat finasteride
dan dutasteride adalah dua jenis obat golongan 5-alpha reductase inhibitor.
Selain itu, prosedur pembedahan juga dapat dilakukan untuk memperbaiki gejala
BPH dan mencegah terjadinya komplikasi lebih lanjut. Tindakan operasi umumnya
disarankan untuk penderita BPH yang ukuran prostatnya sudah sangat besar atau
memiliki keluhan yang berat.

B. Prostatitis
Prostatitis merupakan peradangan atau pembengkakan pada kelenjar prostat. Prostatitis
lebih sering terjadi pada pria yang berusia lebih muda, antara 30-50 tahun. Prostatitis
biasanya disebabkan oleh infeksi bakteri, yang bisa berasal dari infeksi saluran kemih
atau dari penyakit menular seksual. Namun pada beberapa kasus, penyebab prostatitis
tidak dapat diketahui dengan pasti.

Penyebab prostatitis dapat dikelompokkan berdasarkan jenisnya, yaitu:


 Prostatitis bakteri akut, diakibatkan oleh bakteri E. coli dan Pseudomonas.
 Prostatitis bakteri kronis, disebabkan oleh penyebaran bakteri dari saluran kemih
atau infeksi saluran kemih (ISK).
 Chronic prostatitis/chronic pelvic pain syndrome (CP/CPPS), yang belum diketahui
secara pasti penyebabnya.
 Asymptomatic inflammatory prostatitis, yaitu kondisi di mana kelenjar prostat
mengalami peradangan, namun tidak menimbulkan gejala apa pun.
Gejala prostatitis dapat bervariasi tergantung dari faktor pemicunya, di antaranya:
1. Ada sensasi nyeri atau perih ketika buang air kecil.
2. Terdapat darah saat buang air kecil.
3. Kesulitan untuk buang air kecil.
4. Seringnya buang air kecil, terutama pada malam hari.
5. Aliran urine yang lemah.
6. Rasa sakit ketika ejakulasi.
7. Air mani berdarah.
8. Disfungsi seksual atau kehilangan libido.
Prostatitis dapat diobati dengan pemberian obat-obatan seperti antibiotik untuk
membasmi kuman penyebab radang pada prostat, pemberian obat antinyeri, dan obat
untuk melemaskan otot kandung kemih (alpha blockers) yang juga digunakan untuk
mengobati BPH.
Selain mengonsumsi obat, penderita prostatitis disarankan melakukan hal-hal
yang membantu meredakan gejala prostatitis, seperti berendam air panas, membatasi
konsumsi minuman beralkohol dan rokok, menghindari minuman berkafein, dan
menghindari aktivitas yang membuat prostat menjadi iritasi, seperti bersepeda dan duduk
terlalu lama.

C. Kanker prostat
Kanker prostat adalah pertumbuhan sel secara abnormal pada kelenjar prostat. Hingga
kini, penyebab munculnya kanker prostat masih belum diketahui. Tapi terdapat beberapa
faktor yang dapat meningkatkan risiko terkena kanker prostat, yaitu faktor usia, riwayat
keluarga, dan obesitas.

Kanker prostat biasanya tidak menimbulkan gejala apapun saat stadium awal. Namun
pada stadium lanjut dapat menyebabkan gejala, seperti:
1. Kesulitan buang air kecil.
2. Penurunan aliran urine.
3. Nyeri tulang dan rasa tidak nyaman di area panggul.
4. Darah pada urine dan air mani.

2. Gangguan Testis

1. Trauma testis
Karena buah zakar berada di dalam skrotum yang menggantung di luar tubuh,
maka mereka tidak memiliki perlindungan otot dan tulang.
Hal ini membuat testis lebih mudah untuk terserang, terpukul, tertendang, atau
tertabrak, terutama jika melakukan olahraga.
Trauma pada buah zakar dapat menyebabkan sakit parah, memar, atau
bengkak.Dalam kebanyakan kasus, buah zakar dapat menyerap trauma dari cedera
tanpa kerusakan yang serius. Cedera ini menyebabkan darah bocor ke dalam
skrotum.
2. Kanker testis
Sama seperti kanker lainnya, kanker testis terjadi ketika sel-sel buah zakar
mengalami mutasi sel yang menyebabkan mereka memperbanyak diri dengan
sembarangan dan menyerang daerah yang harusnya tidak mereka masuki.

Pada kanker buah zakar, proses ini biasanya menciptakan benjolan yang tumbuh
lambat atau ketegangan pada salah satu buah zakar.

3. Torsi testis
Dalam skrotum, testis dilindungi oleh struktur yang disebut sebagai korda
sistematika. Pada kasus ini korda tersebut akan berputar dan menghentikan suplai
darah ke buah zakar.

Gejala torsi buah zakar termasuk rasa nyeri yang luar biasa dan mendadak,
pembesaran bagian buah zakar yang terkena, nyeri, dan bengkak.
Gangguan ini paling sering terjadi pada laki-laki berusia 12-18 tahun akibat
cedera pada buah zakar atau aktivitas yang berat, namun hal ini terkadang juga
dapat terjadi tanpa alasan yang jelas.
3. Epididimitis
Epididimitis adalah peradangan pada epididimis, yaitu tabung melingkar yang
terletak di belakang setiap testis. Ia berfungsi dalam pengangkutan, penyimpanan, dan
pematangan sel sperma yang diproduksi di testis.
Epididimis menghubungkan testis dengan vas deferens (saluran yang membawa
sperma). Epididimitis sering disebabkan oleh infeksi atau oleh penyakit
kelamin klamidia. Gejala epididimitis termasuk rasa sakit dan pembengkakan pada
skrotum.
Pada kasus yang parah, infeksi dapat menyebar ke testis lainnya yang saling
berdekatan, dan menyebabkan demam dan abses (pengumpulan nanah).

5. Varikokel
Varikokel adalah penyebaran dan pembesaran pembuluh vena di atas buah zakar dan
biasanya tidak berbahaya. Bagaimanapun, terkadang varikokel dapat merusak kesuburan
atau menyebabkan nyeri yang ringan hingga sedang.

7. Hidrokel
Hidrokel mengacu pada pengumpulan cairan yang mengelilingi buah zakar dan biasanya
bersifat jinak. Tetapi jika ia makin membesar, hal ini akan menyebabkan rasa sakit atau
tekanan..

8. Hipogonadisme
Hipogonadisme pada pria adalah gangguan yang terjadi ketika buah zakar (gonad) tidak
menghasilkan cukup hormon testosteron.

Hipogonadisme primer terjadi bila ada masalah atau kelainan pada buah zakar itu
sendiri.

Hipogonadisme sekunder terjadi ketika ada masalah dengan kelenjar hipofisis di otak,
yang mengirimkan pesan kimia pada buah zakar untuk memproduksi testosteron.
D. Gangguan Infeksi Umum
Penyakit infeksi adalah masalah kesehatan yang disebabkan oleh organisme seperti virus,
bakteri, jamur, dan parasit. Meski beberapa jenis organisme terdapat di tubuh dan
tergolong tidak berbahaya, pada kondisi tertentu, organisme-organisme tersebut dapat
menyerang dan menimbulkan gangguan kesehatan, yang bahkan berpotensi
menyebabkan kematian.
Jenis dan Penyebab Penyakit Infeksi

Infeksi dapat disebabkan oleh 4 organisme berbeda, yakni virus, bakteri, parasit,


dan jamur. Masing-masing organisme dapat menimbulkan masalah kesehatan yang
berbeda. Berikut adalah contoh penyakit berdasarkan organisme yang menyebabkannya:

 Virus. Organisme ini menyerang sel dalam tubuh. Human immunodeficiency


virus (HIV) adalah salah satu contoh jenis virus yang menyebabkan penyakit
HIV/AIDS.
 Bakteri. Organisme ini dapat melepaskan racun penyebab penyakit. E.
coli adalah salah satu contoh jenis bakteri yang menyebabkan infeksi saluran
kemih.
 Jamur. Dermatophytes adalah salah satu contoh jenis jamur yang juga menjadi
penyebab kutu air. Jamur ini dapat berkembang biak dengan cepat di lingkungan
bersuhu hangat dan lembap.
 Parasit. Parasit hidup dengan bergantung pada organisme
lain. Plasmodium adalah salah satu contoh jenis parasit yang bergantung hidup di
nyamuk dan menjadi penyebab malaria.

Penyebaran organisme penyebab infeksi dapat terjadi dengan berbagai cara, baik
secara kontak langsung, melalui hewan atau benda yang terkontaminasi. Diare, demam,
dan badan terasa lemas adalah gejala umum penyakit infeksi. Jika mengalami gejala
tersebut, akan lebih baik untuk segera berkonsultasi dengan dokter.
Pengobatan Infeksi

Beberapa obat yang dapat digunakan untuk menangani infeksi meliputi:

 Antivirus, seperti zanamivir dan acyclovir.
 Antibakteri, seperti amoxicillin dan doxycycline.
 Antijamur, seperti clotrimazole dan fluconazole.
 Antiparasit, seperti albendazole dan artesunate.

Pencegahan Infeksi

Semua jenis penyakit infeksi pada dasarnya dapat dicegah. Beberapa upaya yang
dapat dilakukan guna mengurangi risiko terjadinya infeksi adalah:

 Melakukan pemeriksaan secara rutin.


 Menghindari kontak dengan hewan liar.
 Melakukan vaksinasi sesuai jadwal.
 Menerapkan kehidupan seks yang sehat.
 Menjaga kebersihan.
 Tidak berbagi pakai barang pribadi, seperti sikat gigi, handuk, atau sepatu.
 Tidak jajan sembarangan.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari pembahasan yang kita bahas di atas dapat disimpulkan bahwa: kelainan system
reproduksi disebabkan oleh hormone seperti estrogen, progesterone, dan prolaktin. Selain
itu juga disebabkan oleh faktor lingkungan, nutrisi, penyakit metabolic, infeksi virus,
obat teratogenik, dan lain-lain. Kelainan congenital tersebut juga dapat disebabkan oleh
kelainan kromosom khususnya kromosom seks dan gangguan hormonal.
B. Saran
Semoga makalah yang saya susun ini dapat bermanfaat bagi para pembaca, dan dapat
memberikan pengetahuan sedikit tentang perubahan dalam sistem reproduksi yang
dialami manusia, dan berbagai macam penyakit yang bisa terjangkit pada sistem reproduksi.
Saya mengetahui bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak terdapat kekurangan baik
dari segi penulisannya, bahasa dan lain sebagainnya. Untuk itu saran dari pembaca yang bersifat
membangun sangat saya harapkan agar dapat terciptannya makalah yang baik yang dapat
memberi pengetahuan yang benar kepada penmbaca. Pesan dari saya mulailah membaca dari hal
yang kecil untuk dapat mengetahui lebih banyak hal yang belum anda ketahui. Dan jadikanlah
membaca sebagai kebiasaan anda, karna melalui membaca akan membuka lebih banyak gerbang
ilmu untuk diri anda.
DAFTAR PUSTAKA
http://web.unair.ac.id/admin/file/f_35969_kelainan-12.pdf
Manuaba, I. B. G. 2001. Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana.
Jakarta. EGC
Riono,Y.,1999. Kanker Leher Rahim, Dept of Surgery Holywood Hospital, Australia.
Sarwono P.,1996. Ilmu Kandungan, Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawiro
Hardjo, Jakarta

Anda mungkin juga menyukai