Anda di halaman 1dari 6

ASUHAN KEPERAWATAN STROKE ISKEMIK PADA LANSIA DENGAN

MASALAH PERSONAL HYGIENE DI RUMAH SAKIT dr.WAHIDIN


SUDIRO HUSODO MOJOKERTO
Kiki Muzakkiyah
1312010047

SUBJECT :
Asuhan Keperawatan, Stroke Iskemik, Personal hygiene.

DESCRIPTION :
Stroke merupakan penyakit yang terjadi akibat penyumbatan pada pembuluh darah
di otak atau pecahnya pembuluh darah di otak. Pasien stroke harus segera mendapatkan
penanganan karena dalam keadaan lumpuh atau cacat pasien akan mengalami kesulitan
dalam melakukan aktivitas terlebih untuk mandi. Tujuan studi kasus ini untuk
menerapkan Asuhan Keperawatan Stroke Iskemik Dengan Masalah Personal Hygiene di
Rumah Sakit dr. Wahidin Sudiro Husodo Mojokerto.
Desain yang digunakan pada penelitian ini adalah studi kasus. Studi kasus ini
adalah studi kasus untuk mengeksplorasi masalah Asuhan Keperawatan Stroke Iskemik
Dengan Masalah Personal Hygiene di Rumah Sakit dr. Wahidin Sudiro Husodo
Mojokerto. Studi kasus ini dilakukan pada tanggal 23 juni dan 22 juli 2016.
Dari hasil pengkajian kedua klien tidak sadarkan diri, bau badan, bau khas urine,
pakain tampak lusuh. Diagnosa keperawatan yang muncul yaitu defisit perawatan diri
berhubungan dengan hemiparese. Adapun intervensi keperawatan yaitu kaji kemampuan
klien dan keluarga dalam perawatan diri, bantu klien dalam personal hygiene, libatkan
keluarga dalam personal hygiene. Tindakan yang dilakukan adalah memandikan klien 2
kali sehari. Evaluasi kedua klien yaitu klien tampak bersih dan keluarga dapat membantu
untuk memandikan dengan benar.
Berdasarkan data dari hasil Asuhan Keperawatan Stroke Iskemik Pada Lansia
Dengan Masalah Personal Hygiene membantu untuk memandikan bisa mencegah bau
badan serta memberi rasa nyaman. Diharapkan klien dan keluarga untuk meningkatkan
pentingnya menjaga kebersihan diri terlebih untuk mandi.

ABSTRACK
Stroke is a disease caused by a blockage the lood vessels in the brain or ruptur of
blood vessels in the brain. Stoke patients should immediately get treatment because in
paralyzed or handicapped condition patients will experience difficulty in performing
activities especially for bathing. The purpose of this case study was to implement the
Nursing case for Ischemic Stroke With Problem of Personal Hygiene patients in RSUD dr.
Wahidin Sudiro Husodo Mojokerto.
The design used in yhis study was a case study. This case study was a retrospective
case series study to explore issues of Nursing Ischemic Stroke With Problem of Personal
Hygiene in RSUD dr. Wahidin Sudiro Husodo Mojokerto. Case study conducted on 23
June and 22 July 2016.
Of the assessment result the second patient was stupor, body odor, the typical smell
of urine, clothes looked shabby. Nursing diagnosis that arose was self-care deficit related
to hemiparese. The nursing interventions were examine the ability of and families in self-
care, helped clients in personal hygiene, involved families in personal hygiene. The
action that has been done was took a bath client twice a day. Evaluation on the client that
is the client looks clean and families can help to bathe properly.
Based on data from the result of nursing care of ischemic stroke in the elderly with
personal hygiene problems help to bathing clients can prevent body odor and give a
sense of comfort. Client and families are expected to increase understending of the
importance in maintaining personal hygiene more over about take a bath.
Keywords: Ischemic Stroke, Peronal Hygiene.

Contributor : 1. Widy Setyowati, M. Kep


2. Yudha Laga Hadi Kusuma, M. Kes
Date : 29 Agustus 2016
Type Material : Studi Kasus
Identifier :-
Right : Open Document
Summary :-

LATAR BELAKANG
Kebersihan diri merupakan hal yang sangat penting dan harus diperhatikan karena
kebersihan diri akan mempengaruhi kesehatan, kenyamanan, keamanan, dan
kesejahteraan (Widyaningsih, 2013). Kebersihan diri berhubungan dengan perawatan diri
dengan cara melakukan beberapa fungsi, misalnya mandi. Memandikan pasien ditempat
tidur merupakan aktivitas membersihkan seluruh tubuh pasien yang terbaring diatas
tempat tidur. Aktivitas ini umumnya dilakukan dengan menggunakan air bersih dan
sabun. Salah satu hal yang perlu diperhatikan pada saat memandikan pasien adalah
privasi pasien. Jadi, sebelum memandikan pasien pastikan bahwa tirai sudah tertutup
dengan baik. Tujuannya untuk menjaga kebersihan kulit, menghilangkan keringat, sel-sel
kulit mati dan bakteri, mencegah bau badan, memberi rasa nyaman, merangsang
peredaran darah, meningkatkan perasaan sembuh kepada pasien, (Saputra, 2013).
Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil penelitian Personal Hygiene dirumah
pada penderita stroke di desa Pekuwon Kecamatan Bangsal Kabupaten Mojokerto
didapatkan kemandirian penderita stroke pada perawatan mandi yang dibantu terdapat 8
responden (53,7%) dan yang mandiri terdapat 7 responden (46,75%). Data yang
diperoleh di desa Pekuwon Kecamatan Bangsal Kabupaten Mojokerto dengan
menggunakan 7 penderita stroke sebagai responden. Ditemukan 1 penderita stroke
melakukan personal hygiene secara mandiri (Aprilia, 2014).
Hasil penelitian menggambarkan bahwa sebagian besar responden berpengetahuan
baik sebanyak 44 orang sebesar (69%), berpengetahuan cukup sebanyak 20 orang sebesar
(31%), dan berpengetahuan kurang sebanyak (0%). Sedangkan untuk sikap, yang
memiliki sikap positif sebanyak 58 orang sebesar (91%), dan yang memiliki sikap
negative sebanyak 6 orang sebesar (9%). Kesimpulan pengetahuan lansia dalam
melakukan personal hygiene baik sebanyak 44 orang sebesar (69%), dan sikap lansia
dalam melakukan personal hygiene positif sebanyak 58 orang sebesar (91%) (Nofrianda,
2014).
Berdasarkan data yang diperoleh dari rekam medik salah satu rumah sakit di Jawa
Timur terhitung. Pasien yang mendapat perawatan total care berjumlah 112 orang
(7,29%) dan pasien parsial care berjumlah 9340 orang (58,24%) dari 1535 pasien rawat
inap. Berarti setiap bulannya ada 28 orang (25%) yang dirawat total care (Anonim, 2010
dalam Wahyumi, 2013). Dari Hasil Studi Pendahuluan yang dilakukan di Rumah Sakit
Wahidin Sudiro Husodo pada tanggal 23 juni 2016 angka kejadian stroke selama 3 bulan
terakhir mengalami penurunan. Pada bulan Maret angka kejadian stroke yaitu 30 orang,
bulan April 24 orang, bulan Mei 23 orang.
Hampir 85% stroke iskemik disebabkan oleh sumbatan bekuan darah, penyempitan
beberapa arteri yang mengarah ke otak, embolus (kotoran) yang terlepas dari jantung.
Pada orang berusia lanjut penyumbatan atau penyempitan dapat disebabkan oleh
aterosklorosis (mengerasnya arteri). Hal inilah yang terjadi hampir dua pertiga insan
stroke iskemik. Emboli cenderung terjadi pada orang yang mengidap penyakit jantung,
bekuan darah dari jantung umumnya terbentuk akibat denyut jantung yang tidak teratur,
kelainan katup jantung, infeksi didalam jantung, dan pembedahan jantung (Irfan, 2010).
Oleh karena itu pasien stroke harus segera mendapatkan penanganan karena dalam
keadaan lumpuh atau cacat pasien akan mengalami kesulitan dalam melakukan aktivitas
terlebih dalam melakukan aktivitas mandi.
Ketika memberi intruksi pada pasien mengenai ketentuan memandikan, harus
mempertimbangkan dampak faktor budaya dan sosioekonomi pada praktik hygiene.
Orang dengan pendapatan terbatas mungkin tidak mampu untuk mendapatkan produk
yang dibutuhkan untuk menjaga kulit tetap bersih. Individu dengan kemampuan terbatas
melakukan perawatan diri dan yang inkonten juga beresiko mengalami gangguan
integritas kulit, khususnya saat imobilisasi (Vaughas, 2013).
Penanganannya yaitu memberi motivasi kepada klien untuk tetap melakukan
aktivitas dan beri bantuan dengan sikap sungguh. Pantau pelaksanaan mandi, ingatkan
pasien tentang hasil yang harus dicapai, berikan pujian. Ajarkan pasien tentang langkah-
langkah mandi, gunakan instruksi sederhana. Hindari melakukan sesuatu untuk klien
yang dapat dilakukan klien sendiri, tetapi berikan bantuan sesuai kebutuhan. Memberikan
umpan balik yang positif untuk setiap usaha yang dilakukannya atau keberhasilannya dan
kolaborasi dengan ahli fisioterapi/ okupasi.
Rasionalnya adalah meningkatkan harga diri dan semangat untuk berusaha terus
menerus. Penguatan dan penghargaan akan memotivasi pasien untuk terus berusaha
melakukan aktivitas sehari-hari dan menyelesaikannya agar mudah dimengerti. Penting
bagi klien untuk melakukan aktivitasnya untuk mempertahankan harga diri dan
meningkatkan pemulihan. Meningkatkan kemandirian klien untuk berusaha secara
kontinyu dan memberikan bantuan yang optimal untuk mengembangkan rencana terapi
dan mengidentifikasi kebutuhan alat penyokong khusus (Judha & Rahil, 2011).
Berdasarkan uraian diatas peneliti tertarik untuk melakukan studi kasus tentang
“Asuhan Keperawatan Stroke Iskemik Pada Lansia Dengan Masalah Personal Hygiene di
Rumah Sakit dr. Wahidin Sudiro Husodo Mojokerto”.

METODOLOGI
Desain yang digunakan pada penelitian ini adalah studi kasus, dengan jumlah
partisipan 2 klien stroke iskemik pada lansia dengan masalah personal hygiene di Rumah
Sakit dr. Wahidin Sudiro Husodo Mojokerto. Penelitian dilaksanakan pada tanggal 22
juni dan 23 juli 2016 di Rumah Sakit dr. Wahidin Sudiro Husodo Mojokerto. Uji
keabsahan menggunakan triangulasi data. Analisa data dilakukan dengan
membandingkan antara fakta dan teori selanjutnya dituangkan dalam bentuk opini,
penyajian data dalam bentuk narasi dan tabel.

HASIL DAN PEMBAHASAN


1. Pengkajian
Pada tanggal 23 Juni 2016 dilakukan pengkajian pada responden 1 yaitu Ny. P
dengan keluhan, keluarga mengatakan bahwa klien tidak sadar, anggota badan sebelah
kanan tidak bisa digerakkan, keluarga klien mengatakan klien tidak sadarkan diri ±2
hari akibat penyakit stroke. Selama dirumah sakit klien hanya dimandikan
menggunakan air saja oleh keluarga sehingga klien bau badan, bau khas urine, pakain
tampak lusuh. Klien tidak mampu untuk melakukan mandi sendiri karena keterbatasan
gerak.
Orang dengan kemampuan terbatas mungkin tidak mampu untuk menjaga kulit
tetap bersih. Individu dengan kemampuan terbatas atau yang inkonten juga beresiko
mengalami gangguan integritas kulit, khususnya saat imobilisasi (Vaughans, 2013).
Dari fakta dan teori tidak terjadi kesenjangan. Memberikan pengetahuan kepada
keluarga dan klien tentang cara memandikan yang benar agar klien harum, bersih dan
merasa nyaman dan menjelaskan tentang tujuan memandikan salah satunya yaitu
meningkatkan perasaan sembuh kepada klien.
Pada tanggal 22 Juli 2016 dilakukan pengkajian responden 2 yaitu Ny. R
dengan keluhan, keluarga klien mengatakan bahwa anggota badan sebelah kiri klien
tidak bisa digerakkan. Keluarga klien mengatakan selama di Rumah Sakit klien tidak
dapat melakukan aktivitas apapun karena penayakit stroke yang dideritanya, salah
satunya adalah mandi. Keluarga klien lah yang melakukannya dengan menggunakan
air saja, sehingga klien masih bau, pakaian tampak lusuh.
Memberikan pengetahuan kepada keluarga dan klien tentang cara memandikan
yang benar agar klien harum, bersih dan merasa nyaman. Menjelaskan tentang tujuan
memandikan salah satunya yaitu meningkatkan perasaan sembuh kepada klien.

2. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa yang muncul pada klien 1 Ny. P yaitu Defisit perawatan diri
berhubungan dengan hemiparese yang ditandai dengan kebersihan diri pasien kurang,
rambut tampak tidak rapi dan klien 2 Ny. R yaitu Defisit Perawatan Diri berhubungan
dengan hemiparese yang ditandai dengan kebersihan diri kurang, rambut tampak tidak
rapi. Diagnosa kepearawtan dalam kasus ini, selain mengacu pada teori juga
disesuaikan dengan masalah yang ada berdasarkan data yang yang diperoleh dari hasil
pengkajian.
3. Intervensi Keperawatan
Intervensi yang dilakukan pada klien 1 dan klien 2 sama yaitu membantu klien
dalam personal hygiene memandikan dan merapikan klien jika terlihat berantakan
serta melibatkan keluarga dalam melakukan proses memandikan (Debora, 2011).
Semua rencana yang dibuat sesuai dengan teori dan keadaan klien, rencana
keperawatan ini terlebih dahulu adalah menetapkan prioritas masalah yaitu Personal
Hygiene.
4. Implementasi Keperawatan
Klien 1 Ny. P dan Klien 2 Ny. R dilakukan tindakan yang sama yaitu melakukan
tindakan memandikan dan merapikan klien jika klien terlihat berantakan adalah agar
kebersihan klien terjaga dan dan pasien merasa nyaman. Menurut teori tujuan dari
memandikan pasien ini salah satunya adalah mencegah bau badan, memberi rasa
nyaman dan meningkatkan perasaan sembuh kepada pasien (Dingwal, 2002). Dari
tindakan yang telah dilakukan antara klien 1 dan klien 2 pada saat dilakukan tindakan
memandikan klien tampak lebih bersih dari sebelumnya.
5. Evaluasi Keperawatan
Setelah dilakukan tindakan keperawatan memandikan selama 7 hari keluarga
klien 1 mengatakan bahwa klien tampak lebih bersih dan segar dari sebelumnya.
Setelah dilakukan tindakan keperawatan memandikan selama 3 hari keluarga klien 2
mengatakan bahwa klien lebih segar dan nyaman dan klien bisa tidur dengan nyaman.
Tujuan memandikan ini adalah untuk menjaga kebersihan kulit, menghilangkan sel-sel
kulit mati, mencegah bau badan, merangsang peredaran darah, dan meningkatkan
perasaan sembuh kepada klien (Saputra, 2013). Hasil evaluasi antara klien 1 dan 2
dengan asuhan keperawatan yang sudah diberikan yaitu memandikan adalah efektif,
klien tampak lebih segar dan nyaman dari sebelumnya.

Kesimpulan
Hasil pengkajian menyimpulkan bahwa klien 1 dan klien 2 mengalami kesulitan
dalam melakukan aktifitas terlebih aktifitas mandi. Klien 1 dan Klien 2 memiliki masalah
keperawatan yang sama yaitu Diagnosa yang ditegakkan Gangguan defisit perawatan diri
berhubungan dengan hemiparese yang ditandai dengan kebersihan diri klien kurang,
rambut tampak kusam, kulit kotor.
Awal perencanaan tindakan pada klien 1 dan klien 2 yakni mengeluh anggota badan
tidak bisa digerakkan, menganjurkan untuk melakukan ROM, merapikan klien saat
pakaian tampak lusuh. Tetapi ada modifikasi intervensi pada klien 1 dan klien 2.
Tindakan hari pertama pada klien 1 dan klien 2 sama. Pada hari ke 2 sampai ke 7
hanya 3 item yaitu mengkaji kemampuan klien dan kelauraga dalam perawatan diri,
membantu klien dalam personal hygiene memandikan, merapikan klien jika klien terlihat
berantakan dan ganti pakain klien setiap hari.

Rekomendasi
Diharapkan untuk meningkatkan pengetahuan tentang cara memandikan dan tujuan
dari memandikan klien yang mengalami stroke bagi petugas kesehatan setempat.
Hendaknya peneliti selanjutnya dapat dapat mengembangkan penelitian ini dengan
meneliti dampak pasien stroke jika kebersihan dirinya tidak terpenuhi.

DAFTAR PUSTAKA

Widyaningsih, 2013. Hasil Penelitian Perilaku Kebersihan Diri Pada Lansia di Desa
Karangpatihan Kecamatan Balong Kbupaten Ponorogo.
Saputra, Lindon.2013. Panduan Praktik Keperawatan Klinis, tangerang selatan: Binarupa
Aksara Publisher.
Aprilia, 2014. Personal hygiene Dirumah Pada Penderita Stroke di Desa Pekuwon
Kecamatan Bangsal Kbupaten Mojokerto.
Nofrianda, 2014. Pengetahuan Dan Sikap Lansia Dalam Melakukan Personal Hygiene di
UPT Pelayanan Sosial Lanjut Usia Dan Anak Balita Wilayah Binjai Dan Medan.
Vaunghans, Bennita w.2013. Keperawatan Dasar, Yogyakarta: Rapha Publishing.

Alamat Correspondensi :
- Email : kikimuzakkiyah@gmail.com
- No. HP : 081334110600
- Alamat : Ds. Jatibanteng, Besuki, Situbondo.

Anda mungkin juga menyukai