Anda di halaman 1dari 6

Baca: 2 Samuel 13:23-39

Setelah pemerkosaan terhadap adiknya, Absalom menyimpan kepahitan dan sakit hati terhadap
Amnon. Amnon, bukan saja telah menyakiti Tamar, sang adik, tetapi juga telah mempermalukan
keluarganya. Maka sebuah aksi pembalasan dendam pun direncanakan (28). Masa
pengguntingan bulu domba dipakai sebagai saat yang paling tepat untuk pelaksanaan aksi
tersebut.

Dengan mengundang seluruh keluarga raja Daud, Absalom bermaksud melaksanakan niatnya
(23-24). Niat itu sudah bulat, sehingga ketidakhadiran raja seolah jadi pendukung untuk
mewujudkan niat itu. Drama tragis pun kembali terjadi. Absalom, anak Daud, membunuh
Amnon, anak Daud yang lain. Walau ingin menuntaskan dendam, Absalom sadar bahwa ia telah
melakukan kesalahan. Maka Absalom pun melarikan diri (34).

Bila kita berada di pihak Absalom, kira-kira bagaimana tindakan kita terhadap Amnon?
Bukankah memang pahit apa yang harus dialami Tamar dan betapa memalukan aib yang juga
ikut diderita Absalom? Namun kisah ini memperlihatkan pada kita bahwa menyimpan dendam
dan kemudian membalaskannya ternyata tidak menghasilkan kepuasan dan damai sejahtera. Kita
mungkin puas untuk sementara ketika dendam itu terbalaskan. Mungkin kita akan senang bisa
mengatakan, “Rasakan apa yang aku alami akibat tindakanmu!” Namun apakah amarah itu jadi
hilang? Apakah kepahitan itu jadi sirna? Apakah kebencian itu jadi luluh? Ternyata tidak. Kisah
Absalom dan Amnon ini memberikan pelajaran bagi kita bahwa tanpa pengampunan tidak akan
pernah ada damai sejahtera. Maka bila terasa sulit bagi kita untuk mengampuni orang yang
menyebabkan kita menderita, ingatlah “Sabarlah kamu seorang terhadap yang lain, dan
ampunilah seorang akan yang lain apabila yang seorang menaruh dendam terhadap yang lain,
sama seperti Tuhan telah mengampuni kamu, kamu perbuat jugalah demikian.” (Kol. 3:13)

Dikutip dari Santapan Harian. Hak Cipta : Yayasan Persekutuan Pembaca Alkitab. Isi Santapan
Harian lainnya seperti pengantar kitab, artikel ringkas, sisipan, dlsb. dapat diperoleh dengan
membeli buku Santapan Harian dari Yayasan PPA: Jl. Pintu Air Raya No 7 Blok C4, Jakarta
10710, ph:3442461-2; 3519742-3; Fax: 344972; email:ppa@ppa.or.id. Informasi lengkap :
PPA di: http://www.ppa.or.id

Beri peringkat:

Jika kita telah menemui bacaan tentang Daud meniduri istri orang maka kitapun menemui cerita
selanjutnya tentang Amnon memperkosa adik tirinya. Jika kita telah membaca tentang rencana
pembunuhan yang berhasil atas inisatif Daud sendiri terhadap Uria, suami Betsyeba maka sekarang kita
membaca rencana Absalom yang berhasil membunuh saudaranya sendiri atas inisiatif dirinya sendiri.
Peristiwa demi peristiwa mengajarkan kita tentang pengaruh keteladanan Daud sekalipun apa yang
dilakukannya di masa lalu tidak disaksikan sendiri oleh anak-anaknya. Daud adalah salah satu profil yang
paling dibanggakan dalam kitab, banyak peristiwa besar yang sudah Tuhan sudah buat melaluinya.
tetapi tentang kesalahan-kesalahannya, cerita lanjut dari seorang Daud ini membuat kita mengerti
bahwa semua itu bukan sekedar kesalahan tetapi sebuah teladan buruk yang kelak menjadi kisah buruk
dalam perjalanan hidup Daud. Pesan pentingnya adalah, jangan kita terlalu meremehkan akibat dari
kesalahan demi kesalahan yang kita buat.
.
Doa : Bapa, tolong aku, aku sungguh sadari bahwa aku senantiasa butuh pertolongan campur tangan-
Mu, aku pun tidak bisa mengandalkan diriku sendiri sebab aku tidak ingin kesalahanku hari ini berimbas
bagi anak-anakku kelak. sebab itu aku mau mataku senantiasa tertuju kepada-Mu

. Kekuatan Raja Daud

1. Dipilih dan diurapi menjadi Raja oleh Allah sejak masih muda (1 Samuel 16:12-13)
2. Dipenuhi oleh Roh Kudus dari muda(1sam16:13)
3. Mempunyai karunia menyanyi untuk mengusir setan (1 Samuel 16:23)
4. Memiliki iman yang teguh kepada Allah. Walau masih muda, dia dengan berani melawan dan
menewaskan Goliat yang ditakuti seluruh bangsa Israel (1 Samuel 17:45-58)
5. Dikasihi oleh Yonatan anak Raja Saul (1 Samuel 18:1)
6. Allah melantik Daud menjadi raja (2 Samuel 2:4)
7. Allah mengokohkan, meneguhkan, menguatkan Kerajaan Daud (2 Samuel 7:1)
8. Disertai oleh Allah (2 Samuel 5:10)

B. Kelemahan Raja Daud

1. Poligami yaitu memiliki 5 istri (2 Samuel 3:2-5) dan gundik (2 Samuel 5:13)
2. Berzinah dengan Betsyeba istri Uria dan membunuh Uria (2 Samuel 11:27)
3. Memiliki rumah tangga yang kacau :
o Amon anak Daud memperkosa Tamar adik tirinya (2 Samuel 13:14)
o Absalom anak Daud membunuh Amon kakak tirinya (2 Samuel 13:23-39)
o Absalom anak Daud mengkudeta Daud sebagai Raja (2 Samuel 15:1-37)
o Abslom berzinah dengan gendik Daud (2 Samuel 16:21-22)
o Yoab membunuh Absalom anak Daud (2 Samuel 18:18)
o Daud melarikan diri dari istananya (2 Samuel 15:14)

C. Keistimewaan Raja Daud

1. Waktu Allah menegur dosanya (2 Samuel 12:1-13)


o Ia cepat sadar akan dirinya yang berdosa
o Cepat mengakui dosa – dosanya
o Cepat bertobat dengan sungguh hati
o Menulis pengakuan dosa dan pertobatannya (Mazmur 51:1-21)
o Daud mendapat pengampunan dosa (2 Samuel 12:13)
2. Dia suka membaca, merenungkan dan melakukan taurat Tuhan (Mazmur 1:1-6 dan Mazmur
119:1-176)
3. Daud suka sekali beribadat, menyanyi dan memuji Allahnya
o 7 kali dalam sehari memuji Tuhan (Mazmur 119:164)

II. PENUTUP
1. Daud menjadi teladan dalam :
o Kerendahan hati
o Mengaku dosa
o Bertobat dari dosa
o Beriman
o Beribadat
o Suka melakukan Firman Tuhan yang sudah tertulis dalam taurat Musa
2. Ikutilah teladannya yang baik ini.

Amin

Daud adalah salah satu tokoh Alkitab yang paling terkenal dan paling dikasihi Allah di dalam
Alkitab. Ia termasuk salah satu dari "Orang-orang Termasyhur dalam Iman" yang disebutkan
dalam Ibrani 11. Daud adalah nenek moyang Yesus Kristus, karenanya Yesus sering kali disebut
"Anak Daud". Bahkan, Allah memanggil Daud sebagai seorang yang berkenan di hati-Nya.
Namun demikian, ia juga salah satu tokoh yang kontras. Di satu sisi, ia berkomitmen teguh
kepada Allah, tetapi di sisi lain ia juga tidak luput dari dosa. Bahkan, dosanya termasuk dosa
yang paling serius, yang tercatat di Perjanjian Lama. Meskipun demikian, cerita tentang Daud
menjadi cerita yang disukai anak-anak dan orang dewasa.

Daud lahir kira-kira tahun 1004 SM di kota Betlehem, Yerusalem. Daud lahir pada era hampir
berakhirnya masa hakim-hakim, masa yang sangat kacau dan tidak keruan dalam sejarah Israel.
Ia adalah anak ke delapan, sekaligus anak bungsu Isai, orang Betlehem. Saudara laki-lakinya
adalah Eliab, Abinadab, Shammah, dan empat saudara lainnya yang tidak disebutkan namanya.
Nama istrinya adalah Mikhal, Ahinoam, Abigail, Maakha, Hagit, Abital, Egla, Batsyeba. Anak
laki-lakinya antara lain Amnon, Daniel, Absalom, Adonia, Sefaca, Yitream, Syamua, Sobab,
Natan, Solomon, Yibhar, Elisua, Nogah, Nefeg, Yafia, Elisama, Elyada, Elifelet. Sedangkan
anak perempuannya adalah Tamar. Saat remaja, Daud bekerja sebagai gembala domba.
Sayangnya, di dalam Alkitab kita tidak dapat menemukan banyak informasi tentang orang tua
Daud. Nama ayahnya jelas Isai, tetapi menurut banyak spekulasi, nama ibunya adalah Nahash (2
Samuel 17:25).

Secara fisik, Daud digambarkan sebagai pria yang tampan dengan rambut merah (1 Samuel
16:12, 17:42). Ia adalah seorang gembala yang memiliki kemampuan berperang karena beberapa
kali ia melawan binatang buas yang akan memangsa kawanan ternak yang dijaganya (1 Samuel
17:34-35). Selain itu, ia juga memiliki keterampilan memainkan suling dan kecapi.

Kisah Raja Daud dapat dibaca dalam 1-2 Samuel, 1 Raja-Raja 2, dan 1 Tawarikh. Daud menulis
sebagian besar kitab Mazmur dan ia juga disebutkan dalam Matius 1:1, 6, 22, 43-45, Lukas 1:32,
Kisah Para Rasul 13:22, Roma 1:3, dan Ibrani 11:32. Kehidupan Daud dapat digambarkan
seperti naik "roller coaster" -- naik turun. Selain berada dalam bayang-bayang saudara-
saudaranya, ia juga terus-menerus melarikan diri dari Saul. Setelah menjadi raja, ia pun sering
kali harus melakukan peperangan untuk mempertahankan kerajaannya.

Daud pertama kali muncul di Kitab Suci ketika Allah memimpin Samuel ke rumah Isai untuk
mengurapi Daud sebagai raja. Setelah itu, ia kerap kali diminta datang ke istana dan memainkan
kecapi bagi Raja Saul ketika Saul merasa tertekan. Selanjutnya, kita menemukan kisah
kemenangan Daud atas Goliat, jawara Filistin yang berbadan besar, seorang prajurit veteran.
Daud adalah seorang pemimpin militer yang hebat. Daud menang karena ia menaruh percaya
kepada Allah yang memberi kemenangan, bukan mengandalkan kekuatannya sendiri. Setelah
Saul ditolak Tuhan, ia menjadi begitu membenci Daud dan berulang kali berusaha membunuh
Daud. Daud pun menjadi pelarian karena Saul terus-menerus mengejarnya. Akan tetapi, Saul
selalu gagal membunuh Daud. Sebaliknya, Daud yang sebenarnya mendapatkan banyak
kesempatan untuk membunuh Saul, tidak mau melakukannya. Saul tewas dalam pertempuran
melawan orang Filistin. Sekalipun Saul membenci Daud, Daud justru bersahabat baik dengan
anak laki-lakinya, Yonatan.

Setelah kematian Saul, Daud pergi ke Hebron. Di sana, ia diurapi menjadi Raja Yehuda, menurut
perintah Tuhan. Saat itu, usianya kira-kira 30 tahun. Pada saat Daud akan dilantik menjadi raja,
terjadilah perang sipil antara pasukan yang mendukung Daud dan orang-orang yang mendukung
Isyboset, anak laki-laki Saul, untuk mendapatkan kekuasaan kerajaan atas Israel selama tujuh
setengah tahun. Seiring berjalannya waktu, banyak pihak memihak Daud. Dan, ketika Isyboset
dibunuh, Daud diurapi menjadi raja atas Israel. Saat menjadi raja, Daud memindahkan pusat
kerajaannya dari Hebron ke Yerusalem. Tiga bulan kemudian, Daud membawa Tabut Perjanjian
ke Yerusalem. Di sana, Tabut Perjanjian diletakkan di sebuah peti baru. Selama kurun waktu
yang singkat, Daud memerintah dari Sungai Nil di Mesir hingga ke Sungai Efrat di Lembah
Tigris dan Efrat.

Seperti yang sering kali terjadi pada orang-orang besar, Daud pun tersandung dalam dosa. Raja
Daud melakukan perzinaan dengan Batsyeba, istri Uria, orang Het. Kemudian, ia berusaha
menutupi kehamilan Batsyeba, dan ketika ia gagal melakukannya, ia memerintahkan prajuritnya
untuk menempatkan Uria di barisan terdepan di medan perang. Syukurlah, ketika Nabi Natan
mengungkapkan tentang dosanya itu, Daud benar-benar menyesalinya dan Allah
mengampuninya. Namun, sebagai konsekuensi dosanya itu, anak yang dikandung Batsyeba mati.

Sejak itu, kesulitan-kesulitan Daud semakin banyak dan beruntun. Dalam keluarga, Daud tidak
memperlihatkan figur bapak yang baik dan yang memiliki jiwa kepemimpinan. Dia juga tidak
terlalu peduli dengan masalah-masalah keluarganya. Istri-istri dan anak-anaknya tidak hidup
rukun. Bahkan, ketika anaknya yang bernama Amnon memerkosa Tamar, saudaranya seayah,
Daud tidak melakukan apa-apa. Absalom, kakak Tamar tidak terima dan membunuh Amnon.
Setelah Absalom membunuh Amnon, Daud tidak mau berbicara dengan Absalom. Absalom
selanjutnya berusaha mengambil alih kerajaan dan mencetuskan pemberontakan. Lagi-lagi, Daud
hanya bersikap pasif. Namun, karena pasukan Daud kuat, Absalom tewas dalam pemberontakan
dan Daud dikembalikan menjadi penguasa di Yerusalem.

Oh, betapa aku mencintai taurat-Mu! Inilah perenungkanku sepanjang hari.


(Mazmur 119:97, AYT)

1.
2.
3.
4.

Dosa Daud yang lain adalah menghitung prajuritnya (sensus). Hal ini dianggap dosa karena
dengan begitu, Daud menunjukkan kepercayaannya pada dirinya sendiri dan kurangnya
kepercayaannya kepada Allah. Dengan berbuat begitu, dengan sengaja ia melanggar perintah
Tuhan yang melarangnya untuk melakukannya. Setelah masa pemerintahannya selama empat
puluh setengah tahun, Daud meninggal pada usia 70 tahun, dan dikuburkan di kota Daud (1
Raja-raja 2:10-11).

Dosa lain yang dilakukan Daud adalah bertindak kejam. Suatu ketidakpedulian terhadap
penumpahan darah akhirnya berkembang menjadi kesenangan akan hal itu dan ia semakin
banyak melakukan kekejaman (1 Samuel 27:9; 2 Samuel 8:2, 16:7-8). Karena banyaknya darah
yang ia tumpahkan, Daud disebut "orang berdarah". Inilah sebabnya Allah tidak mengizinkannya
membangun Bait Suci.

Sekalipun ada banyak kesalahan dan kegagalan, kita tetap dapat meneladani Daud karena ia
adalah hamba Allah yang berdedikasi dan mau bertobat di hadapan Allah. Berikut ini karakter
Daud yang pantas dicontoh.

 Mengasihi firman Allah dan menulis banyak Mazmur. "Betapa kucintai Taurat-Mu! Aku
merenungkannya sepanjang hari." (Mazmur 119:97)

 Menjadi pendoa. Banyak Mazmur yang ditulisnya menjadi ungkapan doa (misalnya,
Mazmur 3-5, 9, 13, 20, 38, 42, 51). Kita menemukan Daud berdoa di beberapa peristiwa
penting dalam hidupnya (misalnya 2 Samuel 2:1, 7:18-29; 1 Tawarikh 29:10-18).

 Menghormati kekuasaan. Ia tidak menyimpan dendam terhadap Saul dan tidak mau
menyakitinya. "Lalu berkatalah ia kepada orang-orangnya: 'Dijauhkan Tuhanlah kiranya
dari padaku untuk melakukan hal yang demikian kepada tuanku, kepada orang yang
diurapi TUHAN, yakni menjamah dia, sebab dialah orang yang diurapi TUHAN.'" (1
Samuel 24:6) Setelah semua yang Saul lakukan terhadap Daud, ia tidak mau membalas
dendam dan bahkan menyatakan kepedihannya atas kematian Saul (2 Samuel 1:11-12).

 Rendah hati (1 Samuel 18:18-23). Dalam doa-doanya, Daud menyatakan kerendahan


hatinya, "Siapakah aku ini, ya Tuhan ALLAH, dan siapakah keluargaku, sehingga
Engkau membawa aku sampai sedemikian ini?" (2 Samuel 7:18)

 Mau bertobat. Ketika Natan mengungkapkan tentang dosa perzinaan dan pembunuhan
yang dilakukannya, Daud pun segera mengaku. Mazmur 51 adalah pengungkapan
kepedihan atas dosanya. "Kasihanilah aku, ya Allah, menurut kasih setia-Mu,
hapuskanlah pelanggaranku menurut rahmat-Mu yang besar! Bersihkanlah aku
seluruhnya dari kesalahanku, dan tahirkanlah aku dari dosaku! Sebab aku sendiri sadar
akan pelanggaranku, aku senantiasa bergumul dengan dosaku." (Mazmur 51:1-3)

 Melayani Tuhan dengan penuh semangat. Semangatnya terlihat ketika Goliat menghina
Tuhan yang disembahnya dan ia berkata, "Siapakah orang Filistin yang tak bersunat ini,
sampai ia berani mencemoohkan barisan dari pada Allah yang hidup?" (1 Samuel 17:26)
Ketika ia membawa Tabut Perjanjian ke Yerusalem, ia merayakan kemenangan Tuhan
dan menyembah-Nya dengan begitu bersemangat (2 Samuel 6:14-15). Bahkan, ia ingin
membangun Bait Suci di Yerusalem (2 Samuel 7:1-17).

 Menyukai musik dan seni-seni yang indah. Daud terampil memainkan harpa dan
merupakan seorang penyair berbakat. Ia disebut "Pemazmur Israel yang manis."

 Memiliki kesaksian yang bagus. "Lalu mengertilah Saul dan tahulah ia, bahwa TUHAN
menyertai Daud ...." (1 Samuel 18:28) Ia disebut "Cahaya Israel" (2 Samuel 21:17).

 Berani. Ketika menjaga ternak-ternak ayahnya, Daud membunuh singa dan beruang.
Bahkan, ia juga membunuh Goliat, seorang prajurit veteran yang lebih berpengalaman
daripada dirinya (1 Samuel 17:33). Ia memimpin sekelompok pejuang yang terampil dan
tidak takut pergi berperang. Daud menulis, "Ia mengajar tanganku berperang, sehingga
lenganku dapat melenturkan busur tembaga." (Mazmur 18:34) Semua rakyat Israel
memiliki kepercayaan diri yang tidak terbatas terhadap keberanian diri dan keterampilan
militernya (2 Samuel 18:3). Akhirnya, para prajuritnya harus menahan semangatnya
untuk berperang (2 Samuel 21:17).

 Bijaksana. "... Daud lebih berhasil dari semua pegawai Saul sehingga namanya sangat
masyhur." (1 Samuel 18:30)

 Murah hati dan pemaaf. Daud ingin melakukan sesuatu yang baik bagi Mefiboset, anak
Yonatan. Daud mengundangnya untuk tinggal di Yerusalem dan makan di meja raja.
Meskipun Mefiboset tinggal di Yerusalem selama pemberontakan Absalom, Daud tidak
menghukumnya, tetapi memeliharanya sebagai seorang teman (2 Samuel 9, 16).

 Berkenan di hati Allah (1 Samuel 13:14). Ia mempunyai banyak cela dan kekurangan
yang serius, tetapi gaya hidupnya secara umum mengarah pada kebajikan. (t/S.
Setyawati)

Anda mungkin juga menyukai