Stase Anak Minggu 4, Teratai
Stase Anak Minggu 4, Teratai
CEDERA KEPALA
I. KONSEP MEDIS
A. Definisi
Latar Belakang
paling sering terjadi karena fraktur tulang tengkorak. Otak di tutupi olek
tulang tengkorak yang kaku dan keras. Otak juga di kelilingi oleh sesuatu
maka darah akan terakumulasi dalam ruang antara dura dan tulang
1
Internasional frekuensi kejadian hematoma epidural hampir sama dengan
adalah orang tua yang memiliki masalah berjalan dan sering jatuh. 60 %
jarang terjadi pada umur kurang dari 2 tahun dan di atas 60 tahun. Angka
kematian meningkat pada pasien yang berusia kurang dari 5 tahun dan
trauma pada jaringan otak yang terjadi secara langsung maupun efek
sekunder dari trauma yang terjadi. Disebut cedera kepala sedang bila
GCS 9-12, kehilangan kesadaran atau terjadi amnesia lebih dari 24 jam
darah ini tidak dapat menutup sendiri karena itu sangat berbahaya. Dapat
terjadi dalam beberapa jam sampai 1 – 2 hari. Lokasi yang paling sering
Berdasarkan patologi:
Scale) :
- GCS 14-15
dari 30 menit.
3
- Tidak ada fraktur tengkorak
- GCS 9-13
intrakranial
- GCS 3-8
24 jam
intra kranial.
Spontan 4 Spontan
4
Respon Verbal
obyek
ditenangkan
ditenangkan
Respon Motorik
B. Etiologi
5
EDH sebagai akibat perdarahan pada lapisan otak yang terdapat pada
terjadi pada siapa saja dan umur berapa saja, beberapa keadaan yang bisa
pembuluh darah.
obyek diam, seperti pada kasus jatuh atau tabrakan mobil ketika
C. Manifestasi Klinik
6
Pasien dengan EDH seringkali tampak memar di sekitar mata dan di
belakang telinga. Sering juga tampak cairan yang keluar pada saluran
lentikuler diantara 2 satura. Jika perdarahan > 20cc atau >1 cm midline
Tanda dan gejala yang tampak pada pasien dengan EDH antara lain:
- Bingung
- Penglihatan kabur
- Susah bicara
- Mual
- Pusing
- Berkeringat
- Pucat
D. Patofisiologi
dan durameter. Perdarahan ini lebih sering terjadi di daerah temporal bila
salah satu cabang arteria meningea media robek. Robekan ini sering
dapat pula terjadi di daerah frontal atau oksipital arteri meningea media
7
yang masuk di dalam tengkorak melalui foramen spinosum dan jalan
tekanan pada lobus temporalis otak kearah bawah dan dalam. Tekanan ini
ini mengakibatkan dilatasi pupil dan ptosis kelopak mata. Tekanan pada
terpompa terus keluar hingga makin lama makin besar. Ketika kepala
selalu berat atau epidural hematoma dengan trauma primer berat tidak
terjadi lucid interval karena pasien langsung tidak sadarkan diri dan tidak
E. Komplikasi
antara lain :
1. Edema cerebral
3. Hypovolemik syok
4. Hydrocephalus
Insipidus)
dari dinding pembuluh darah vena dan ikut aliran darah sebagai
7. Infeksi.
9
paling penting adalah perawatan luka dengan memperhatikan aseptik
dan antiseptik.
- Perdarahan ulang
- Konvulsi
F. Penatalaksanaan
a. Medis
asodilatasi.
nitrogennya.
7. Pe mbedahan.
sebagai berkut :
1. Tahap I :
penilaian yaitu :
asing
Ø Breathing : Pernafasan
Ø Monitor EKG.
dijelaskan didepan.
cedera kepala.
3. Tahap III :
a. Indikasi pembedahan
- Hematoma intracranial.
- Subdural higroma
12
b. Kontra indikasi
c. Tujuan pembedahan
- Mengontrol perdarahan
kepentingan kosmetik.
d. Pesiapan pembedahan
- Pasang infuse
- Pemeriksaan laboratorium
- Pasang NGT, DC
4. Tahap IV :
a. Pembedahan spesifik
- Debridemen
- EDH bila CT Scan menunjukkan lesi yang jelas, bila < 1,5 – 1cm
yang jelas.
b. Keperawatan
adalah:
2. Mempercepat penyembuhan.
operasi.
2. Makanan
pada pasien post operasi adalah makanan tinggi protein dan vitamin
positif
3. Mobilisasi
a. Sistem Perkemihan.
b. Sistem Gastrointestinal.
meningkat.
c. Meningkatkan istirahat.
e. Memonitor perdarahan.
15
f. Mencegah obstruksi usus.
H. Pemeriksaan Penunjang
selama 3 hari perawatan dan luka tembus akibat benda tajam atau
peluru.
A. Pengkajian keperawatan
1. BREATHING
jalan napas.
16
2. BLOOD:
3. BRAIN
memori).
mata.
vagus
17
4. BLADER
5. BOWEL
eliminasi alvi.
6. BONE
refleks pada spinal selain itu dapat pula terjadi penurunan tonus otot.
serum (muntah).
18
8. Resiko ketidakefektifan perfusi jaringan otak b.d penurunan ruangan
9. Resiko infeksi.
11. Ansietas
19
C. Intervensi keperawatan
20
D. Evaluasi
Kriteria Evaluasi
a) Pengobatan lanjutan.
c) Diet.
Discharge Planning
3. Segera bawa ke rumah sakit jika terjadi muntah dan sakit kepala
21
DAFTAR PUSTAKA
Smeltzer C suzanne, Bare Brenda G. 2002. Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta : EGC
Mansjoer, dkk. 2001.Kapita Selekta Kedokteran Edisi Ketiga Jilid 1. Jakarta : Media
Aesculapius
NANDA International Inc. 2015. Diagnosis Keperawatan : Definisi & Klasifikasi 2015-2017.
Edisi 10. Jakarta :EGC
Nurarif, A.H. & Kusuma H. 2015. Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosis
Medis dan Nanda Nic-Noc. Edisi Revisi Jilid 1. Jogjakarta : Mediaction Jogja
Oda Debora. 2013. Proses Keperawatan dan Pemeriksaan Fisik. Jakarta : Salemba Medika
22