Anda di halaman 1dari 2

1.

PERBEDAAN ASURANSI JIWA DAN ASURANSI KERUGIAN :


Mengenai Para Pihak :
a. Asuransi Kerugian :Ada 2 pihak yaitu pihak penanggung dan tertanggung
b. Asuransi Jiwa :Selain pihak penanggung, pihak tertanggung dapat memecah diri menjadi:
1) Penutup Asuransi
2) Badan Tertanggung
3) Penikmat
Mengenai Yang Dipertanggungkan :
a. Asuransi Kerugian : Yang dipertanggungkan adalah benda/barang
b. Asuransi Jiwa : Yang dipertanggungkan adalah jiwa/manusia
Mengenai Prestasi Penanggung :
a. Asuransi Kerugian
Prestasi penanggung adalah mengganti kerugian yang benar-benar diderita oleh tertanggung.
b. Asuransi Jiwa
Prestasi penanggung adalah membayar sejumlah uang tertentu yang besarnya telah ditetapkan pada saat
penutupan asuransi.
Mengenai Kepentingan:
a. Asuransi Kerugian : Kepentingannya adalah bersifat materiil berupa hak subyektif.
b. Asuransi Jiwa : Kepentingannya adalah bersifat immateriil.
Mengenai Evenemen:
a. Asuransi Kerugian : Evenemen adalah terjadinya peristiwa yang menimbulkan kerugian tertanggung.
b. Asuransi Jiwa : Evenemen adalah meninggalnya badan tertanggung atau lampaunya waktu tanpa meninggalnya
badan tertanggung.
Azas Indemnitas:
a. Asuransi Kerugian
Berlaku azas indemnitas
b. Asuransi Jiwa
Tidak berlaku azas indemnitas.

DASAR HUKUM
Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1992
KUHP (Kitab Undang-Undang Hukum Pidana) Pasal 1320 dan Pasal 1774
KUHD (Kitab Undang-Undang Hukum Dagang) Bab 9
Peraturan Pemerintah Nomor 73 Tahun 1992
Peraturan Pemerintah Nomor 63 Tahun 1999

2. adanya pelarangan praktik asuransi rangkap seperti ketentuan Pasal 252 KUHD adalah untuk mencegah
jangan sampai tertanggung memperoleh ganti kerugian melebihi nilai benda sesungguhnya, sehingga
melanggar asas keseimbangan. Seperti yang diketahui bahwa salah satu aspek dalam asas keseimbangan
dalam perjanjian asuransi adalah berhubungan dengan tujuan dari ganti kerugian, yang tidak boleh
diarahkan, bahwa pihak tertanggung karena pembayaran ganti rugi jelas akan menduduki posisi yang lebih
menguntungkan.
3. Ada lima hal yang menyebabkan Perjanjian asuransi berakhir, antara lain sebagai berikut :
a) Jangka Waktu Berlaku Sudah Habis : Jangka waktu asuransi tersebut ditetapkan dalam polis. Apabila
jangka waktu yang ditetapkan itu habis maka asuransi berakhir.
b) Perjalanan Berakhir : Asuransi berdasarkan perjalanan ini umumnya diadakan untukcasuransi
pengangkutan baik barang maupun penumpang
c) Terjadi Evenemen Diikuti Klaim : Dengan pemenuhan ganti kerugian berdasarkan klaim tertanggung,
maka asuransi berakhir.
d) Asuransi Berhenti atau Dibatalkan : Pertanggungan dapat berakhir apabila pertanggungan itu
berhent
e) Asuransi Gugur: Asuransi gugur biasanya terdapat dalam asuransi pengangkutan
4. syarat syarat risiko yang dapat diasuransikan :
a. Finansial Value 
Harus dapat dinilai secara finansial. Artinya, obyek asuransi atau sumber daya yang diancam oleh risiko harus
dapat diukur dengan uang secara obyektif sehingga apabila terjadi kerugian juga dapat diukur dengan uang. 
b. Fortuitous: 
Karakteri ini berkaitan dengan peristiwa yang menimbulkan kerugian dimana peristiwanya harus bersifat
tiba-tiba (sudden, accidental), tidak terduga, tidak dikehendaki oleh tertanggung dan bukan peristiwa yang
bersifat gradual. 
c. Homogeneous Exposures: 
Karakteristik dari obyek asuransi harus merupakan sumber daya yang eksistensinya atau keberadaannya
cukup banyak dalam jumlah, model, type yang sejenis dan menghadapi risiko yang sama (similary). 
d. Pure Risks Only: 
Risiko yg hanya mempunyai satu akibat yaitu kerugian. 
tidak ada orang yang akan menarik keuntungan dari risiko ini. Risiko ini, jika terjadi akan menimbulkan
kerugian dan jika tidak terjadi tidak ada keuntungan. Pure Risk ini identik dengan musibah. Contoh :
kebakaran. 
e. Particular & Fundamental Risks: 
Risiko ini disebabkan oleh peristiwa-peristiwa individual dan akibatnya terbatas. Sifatnya mikro, disebabkan
oleh individu, akibatnya juga mikro (oleh individu itu sendiri). Contoh Pencurian. Suatu risiko yang sebab
maupun akibatnya impersonal (tidak menyangkut seseorang). Kerugian yang timbul dari risiko yang bersifat
fundamental biasanya tidak hanya menimpa seorang individu melainkan banyak orang. Penyebab risiko ini
diluar kekuasaan manusia dan akibatnya bersifat makro. 
Risiko Fundamental dapat timbul karena sifat masyarakat dimana kita hidup dan adanya peristiwa-peristiwa
phisik tertentu yang terjadi diluar kendali manusia. Contoh : Gempa Bumi, Perang, Inflasi dll. Risiko seperti
ini saat ini sudah dapat diasuransikan dengan syarat ada penambahan premi karena semakin tinggi risiko
semakin mahal. 
f. Reasonable Premium: 
Premi yang dibayar seimbang dengan risikonya. 
g. Insurable Interest: Yaitu hak yang dimiliki oleh seseorang tertanggung untuk mengasuransikan obyek
pertanggungan karena antara tertanggung dengan obyek yang diasuransikan ada hubungan secara finansial
dan disyahkan oleh hokum. 
h. Not Again Public Policy: boleh bertentangan dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku. 

5. Asas-asas perjanjian asuransi :


a) Asas Indemnitas : Adalah asas dalam asuransi yang menyatakan bahwa pembayaran klaim berupa ganti rugi
mutlak sebesar kerugian yang diderita. Tidak boleh mengganti lebih dari kerugian yang diderita.
b) Asas Kepentingan
Bahwa asas yang menyatakan keharusan adanya hubungan kepentingan antara tertanggung dengan obyek
asuransi.Adanya kepentingan = diasuransikan
Hubungan ini harus ada diantara tertanggung dengan objek asuransi.
c) Asas I’tikad baik
Dalam perjanjian biasa = adanya asas I’tikad baik ini ada setelah dibuatnya perjanjian
Dalam perjanjian asuransi = adanya asas I’tikad baik ini ada sebelum dibuatnya perjanjian.
-dalam asuransi tidak wajib membayar asuransi bila dia menyalahi asas I’tikad baik tersebut.
d) Asas subrogasi
Subrogasi adalah pengalihan hak untuk menuntut pihak ketiga penyebab kerugian. Yang semula dari
tertanggung menjadi hak tertanggung.
Subrogasi bias ada karena adanya perjanjian.
“ dalam asuransi yang dimaksud adalah subrogasi karena UU.
asas indemnitas adalah satu asas utama dalam perjanjian asuransi, karena merupakan asas yang mendasari
mekanisme kerja dan memberi arah tujuan dari perjanjian asuransi itu sendiri (khusus untuk asuransi
kerugian). Perjanjian asuransi mempuyai tujuan utama dan spesifik ialah untuk memberi suatu ganti
kerugian kepada pihak tertanggung oleh pihak penanggung.

Anda mungkin juga menyukai