Anda di halaman 1dari 2

No.

1
Hak Milik adalah hak turun-temurun , terkuat dan terpenuh yang dapat dipunyai orang atas
tanah, dengan mengingat ketentuan dalam pasal 6 Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 ,
bahwa “semua haktanah mempunyai fungsi sosial”.
Hak Guna Bangunan adalah hak untuk mendirikan dan mempunyai bagunan atas tanah yang
bukan miliknya sendiri dengan jangka waktu 30 tahun, yang atas permintaan pemegang hak
mengikat keperluan serta keadaan bangunan-bangunannya. Jangka waktu 30 tahun terhadap
pemegang hak guna bangunan tersebut dapat diperpanjang sampai dengan jangka waktu
maksimum 20 tahun.
hak Guna Usaha (HGU) adalah hak khusus untuk mengusahakan tanah yang bukan miliknya sendiri
atas tanah yang dikuasai langsung oleh negara untuk perusahaan pertanian, perikanan atau
peternakan. 

no. 3

Pmberian Hak Pakai


Hak Pakai diberikan melalui keputusan Menteri atau pejabat berwenang. Hak Pakai suatu tanah
Hak Pengelolaan diberikan melalui keputusan menteri atau pejabat berwenang dengan usulan
dari pemegang hak pengelolaan. Hal ini berlaku untuk tanah negara. Sedangkan untuk tanah
Hak Milik, maka Hak Pakai diberikan melalui perjanjian kedua pihak.

 Jangka Waktu Hak Pakai


Hak Pakai dapat diberikan maksimal 25 (dua puluh lima) tahun dan dapat diperpanjang selama
maksimal 20 (dua puluh) tahun. Pembaharuan juga dapat diberikan setelah Hak Pakai dan
perpanjangannya berakhir. Hak Pakai dari tanah negara dapat diperpanjang dan diperbaharui
bila tanahnya masih dalam kondisi baik, pemegang hak memenuhi persyaratan menjadi subjek
Hak Pakai. Hak Pakai sebuah tanah pengelolaaan dapat diperpanjang dan diperbaharui dengan
adanya usul dari pemegang hak pengelolaan. Hak Pakai dari tanah hak milik hanya dapat
diberikan untuk 25 (dua puluh lima) tahun dan tidak dapat diperpanjang.

no. 4
no. 2

no 5.
Tentang Hak Milik
Hak milik adalah hak turun-temurun, terkuat, dan terpenuh yang dapat dipunyai orang atas
tanah dengan mengingat fungsi sosial
Yang dapat mempunyai hak milik adalah:
1. Warga Negara Indonesia;
2. Badan-badan Hukum yang ditunjuk oleh Peraturan Pemerintah.
Kesimpulannya tuan A dapat membuat tambak udang di tanah hak miliknya dengan
mempunyai kewajiban antara lain
1. membayar Bea Perolehan Hak Atas Tanah (BPHTB) dan uang pemasukan kepada Negara
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku;
2. memelihara tanda-tanda batas;
3. menggunakan tanah secara optimal;
4. mencegah kerusakan-kerusakan dan hilangnya kesuburan tanah;
5. menggunakan tanah sesuai kondisi lingkungan hidup;
6. kewajiban yang tercantum dalam sertifikatnya.

Anda mungkin juga menyukai