6.1 Kesimpulan Pelaksanaan MAKP pada pasien kelolaan di ruang Ismail menggunakan Primary Nursing sudah dilaksanakan sesuai perannya masing-masing. 1. Model asuhan keperawatan profesional yang diterapkan Mahasiswa adalah metode Primary Nursing namun masih sebatas pasien kelolaan saja, dengan hasil evaluasi tingkat kepuasan pasien. 2. Timbang terima telah dilaksanakan pada setiap pergantian shift dan menekankan jumlah pasien pada setiap shift, Data Fokus (subjektif dan Objektif), Masalah Keperawatan, Intervensi yang sudah dan belum dilakukan atau yang harus dilanjutkan serta pesan-pesan khusus. Pelaksanaan timbang terima telah sesuai dengan teori dan konsep yang telah ditetapkan. 3. Sentralisasi obat telah diterapkan dengan prinsip one day one dose dan pengelolaan serta pemberian dilakukan oleh perawat. 4. Discharge planning dilakukan pada setiap pasien kelolaan mulai pasien masuk sampai pasien pulang. 5. Ronde keperawatan dilaksanakan pada pasien An.A dengan diagnosa medis Bronkopneumonia + VSD Besar dengan masalah keperawatan Bersihan Jalan Nafas Tidak Efektif fan Penurunan Curah Jantung. 6. Pendokumentasian menggunakan model SBAR pada laporan mahasiswa di ruang Ismail. 6.2 Saran 1. Ruang Ismail telah menerapkan MAKP metode Tim Primer yang perlu terus dikembangkan sampai mencapai pelaksanaan MAKP Primer murni melalui sosialisasi secara kontinue dan evaluasi berkala 2. Perlunya diadakan penerimaan pasien baru dengan mekanisme penerimaan pasien baru dengan melakukan pengkajian awal serta pendokumentasian terhadap pelaksanaan penerimaan pasien baru 3. Perlunya peningkatan kegiatan supervisi dengan jadwal dan dokumentasi yang sistematis 4. Pelaksanaan discharge planing untuk pasien mulai masuk sampai pulang perlu dipertahankan dan ditingkatkan dalam pemberian informasi tentang perawatan lanjutan dirumah berhubungan dengan penyakitnya, contoh leaflet 5. Untuk sentralisasi obat perlu ditingkatkan dengan tujuan mempermudah dalam pengawasan persediaan obat serta pemberian terapi dapat berlangsung secara optimal. Dalam hal ini peningkatan kepercayaan pasien tentang sentralisasi obat dapat dilakukan dengan format serah terima obat sehingga dalam pelaksanaannya keluarga mengetahui jumlah obat dan waktu pemberian yang telah diberikan kepada pasien dan obat sisa. 6. Pelaksanaan timbang terima perlu dikembangkan dari penyampaian isi timbang terima, terutama untuk masalah keperawatan secara mandiri perawat yang bisa dilakukan, intervensi yang diberikan dan yang belum diberikan.