Anda di halaman 1dari 6

Mentari Maratus Sholihah

G991905040
Tugas Ujian

1. Bagaimana pengambilan spesimen pada vaginitis bakteria, trokomoniasis dan


kandidiasis?
2. Apakah alternatif pengobatan untuk bakterial vaginosis apabila pasien tidak bisa
mentoleransi metronidazol?
3. Bagaimana dosis pengobatan bakterial vaginosis pada ibu hamil?
4. Jelaskan definisi bakterial vaginosis!
5. Sebutkan pengobatan kandidiasis vagina pada ibu hamil!
6. Bagaimana kriteria penegakkan bakterial vaginosis? (2 kriteria)
7. Liken simplek kronis merupakan golongan penyakit dermatologis…
8. Sebutkan kriteria diagnosis dermatitis atopik Hanifin Rajka!

Jawaban:

1. Teknik pengambilan spesimen


Pasien perempuan dengan status sudah menikah, dilakukan pemeriksaan dengan
spekulum serta pengambilan spesimen
 Beri penjelasan lebih dulu mengenai pemeriksaan yang akan dilakukan agar
pasien tidak merasa takut
 Bersihkan terlebih dahulu dengan kain kasa yang telah dibasahi larutan NaCl
 Setiap pengambilan bahan harus menggunakan spekulum steril (sesuaikan ukuran
spekulum dengan riwayat kelahiran per vaginam), swab atau sengkelit steril
 Masukkan daun spekulum steril dalam keadaan tertutup dengan posisi
tegak/vertikal ke dalam vagina, dan setelah seluruhnya masuk kemudian putar
pelan-pelan sampai daun spekulum dalam posisi datar/horizontal. Buka spekulum
dan dengan bantuan lampu sorot vagina cari serviks. Kunci spekulum pada posisi
itu sehingga serviks terfiksasi.
 Setelah itu dapat dimulai pemeriksaan serviks, vagina dan pengambilan specimen
- Dari serviks: bersihkan daerah endoserviks dengan kasa steril, kemudian
ambil spesimen duh tubuh serviks dengan sengkelit/ swab Dacron™ steril
untuk pembuatan sediaan hapus, dengan swab Dacron™ yang lain dibuat
sediaan biakan → gonorea dan klamidiosis
- Dari forniks posterior: dengan sengkelit/ swab Dacron™ steril untuk
pembuatan sediaan basah → trikomoniasis, dan lakukan tes amin →
bakterial vaginosis
- Dari dinding vagina: dengan kapas lidi/ sengkelit steril untuk sediaan hapus
→ kandidiasis dan bakterial vaginosis
- Dari uretra: dengan sengkelit steril untuk sediaan hapus → uretritis gonorea
dan non gonorea (chlamydia trachomatis, ureaplasma urealyticum dan
mycoplasma genitalium)
 Cara melepaskan spekulum: kunci spekulum dilepaskan, sehingga speculum
dalam posisi tertutup, putar spekulum 90° sehingga daun spekulum dalam posisi
tegak, dan keluarkan spekulum perlahan-lahan.

Pada pasien perempuan berstatus belum menikah tidak dilakukan pemeriksaan dengan
spekulum, karena akan merusak selaput daranya sehingga bahan pemeriksaan hanya diambil
dengan sengkelit steril dari vagina dan uretra. Untuk pasien perempuan yang belum menikah
namun sudah aktif berhubungan seksual, diperlukan informed consent sebelum melakukan
pemeriksaan dengan spekulum. Namun bila pasien menolak pemeriksaan dengan spekulum,
pasien ditangani menggunakan bagan alur tanpa spekulum.
2. Alternatif pengobatan vaginosis bakterial apabila pasien tidak mampu mentoleransi efek
samping metronidazol yaitu dapat menggunakan klindamisin 2x300 mg/hari per oral
selama 7 hari.

3. Dosis obat pada kasus bakterial vaginosis wanita hamil berbeda dengan wanita yang tidak
hamil, dosis pada wanita hamil sebagai berikut:
 Metronidazol 3x250 mg per oral selama 7 hari atau
 Metronidazol 2x500 mg per oral selama 7 hari atau
 Klindamisin 2x300 mg per oral selama 7 hari
(Rosen, 2012 dalam Fitzpatrick)
4. Bakterial vaginosis merupakan suatu sindrom klinis yang disebabkan oleh pergantian
Lactobaccillus sp penghasil H2O2 yang normal di dalam vagina dengan sekelompok
bakteri anaerob batang gram negatif (Prevotella sp, Mobiluncus sp), Gardnerella
vaginalis dan Mycoplasma horminis yang menginfeksi perempuan, ditandai oleh adanya
duh tubuh vagina berbau amis. (Widaty et al., 2017).
Bakterial vaginosis merupakan sindrom polimikrobial yang muncul ketika terjadi
ketidakseimbangan flora normal yang ada di vagina. Pergeseran ini terjadi dari
Lactobacillus penghasil hidrogen peroksida menjadi lebih tingginya konsentrasi
organisme bakterial yang meliputi G. vaginalis, Mobiluncus sp., M. hominis, bakteri basil
anaerobik gram negatif (Prevotella, Porphyromonas, dan Bacteroides) dan
Peptostreptococcus sp. Tidak ditransmisikan melalui kontak seksual (Rosen, 2012).
5. Terapi kandidiasis vagina pada wanita hamil:
Berdasarkan pedoman nasional penanganan IMS, 2011:
 Mikonazol atau klotrimazol 200 mg intravagina setiap hari selama 3 hari, atau
 Klotrimazol 500 mg intravagina dosis tunggal, atau
 Nistatin 100.000 IU intravagina setiap hari selama 7 hari
Sedangkan pengobatan per oral tidak dianjurkan.

Ob
at pilihan :
[1] Klotrimazol 500 mg, intravagina dosis tunggal, atau
[2] Klotrimazol 200 mg, intravagina selama 3 hari, atau
[3] Nistatin 100.000 IU intravagina selama 7 hari

Sedangkan sediaan oral flukonazol dan itrakonazol sebagai obat sistemik sebaiknya tidak
diberikan pada wanita hamil (Widaty et al., 2017).
6. Kriteria diagnostik bakterial vaginosis yaitu:
A. Memenuhi kriteria Amsel yaitu, 3 dari 4:
[1] Duh vagina sesuai klinis
[2] Tes amin/Whiff test, hasil positif (tercium bau amis seperti ikan pada duh
tubuh vagina yang ditetesi dengan larutan KOH 10%)
[3] pH cairan vagina >4,5
[4] Sediaan basah dengan larutan NaCI fisiologis atau sediaan apus dengan
pewarnaan Gram ditemukan clue cells
Kriteria diagnostik yang lain melibatkan penggunaan pengecatan gram untuk
membedakan antara flora normal bakteri batang gram positif dan lactobacilli dari
morfotipe gram negatif yang tampak pada bakterial vaginosis. Salah satu kriteria atau
skoring lain yang dapat digunakan yaitu Nugent’s Scoring:

Discharge vagina digoreskan pada slide kaca, dikeringkan di udara, difiksasi


dengan pemanasan dan dicat dengan pengecatan Gram’s. Setiap morfotipe dikuantifikasi
dibawah pembesaran objektif 100x dengan minyak imersi. Kemudian mengikuti
perhitungan sebagai berikut: 1+, <1 per lapang pandang; 2+, 1-4 per lapang pandang; 3+,
5-30 per lapang pandang; 4+, >30 per lapang pandang. Bakteri basil gram positif besar
dihitung sebagai morfotipe Lactobacillus; Bakteri batang gram negatif dihitung sebagai
morfotipe G.vaginalis and Bacteroides; bakteri batang gram berbentuk bengkok dihitung
sebagai morfotipe Mobiluncus spp. Kriteria Amsel’s dapat dibandingkan dengan kriteria
Nugent’s untuk mendiagnosis bakterial vaginosis. Metode ini sederhana, mudah, cost
effective, cepat dan reliable. Nugent skor spesifik namun memerlukan keahlian dalam
bidang mikrobiologi (Rao, 2016).

7. Dermatosis psikokutan atau psychocutaneous skin disease


8. Kriteria mayor dan minor:
Kriteria mayor (harus terdapat tiga) (menurut Hanifin dan Rajka) adalah:
 Pruritus
 Morfologi dan distribusi lesi: Wajah dan ekstensor pada bayi, likenifikasi
fleksural pada dewasa
 Dermatitis kronik atau kronik residif
 Stigmata atopi pada pasien DA atau keluarganya (asma, rinitis alergi, dermatitis
atopik)

Kriteria minor (tiga atau lebih):

 Xerosis, Fisura periaurikular


 Hiperlinearitas palmaris, Garis Dennie-Morgan
 IgE reaktif (peningkatan kadar di serum, RAST dan uji kulit positif)
 Dermatitis di daerah palmo-plantar, kulit kepala, puting susu
 Kheilitis, keratosis pilaris, ptiriasis alba
 Kemudahan terinfeksi S. aureusdan herpes simpleks
 White dermographism
 Katarak dan keratokonus
 Kemerahan atau pucat di wajah
 Perjalanan penyakit dipengaruhi faktor lingkungan dan emosi
 Gatal bila berkeringat
 Intoleransi terhadap bahan wol dan pelarut lipid
 Intoleransi makanan.

Anda mungkin juga menyukai