G991905040
Tugas Ujian
Jawaban:
Pada pasien perempuan berstatus belum menikah tidak dilakukan pemeriksaan dengan
spekulum, karena akan merusak selaput daranya sehingga bahan pemeriksaan hanya diambil
dengan sengkelit steril dari vagina dan uretra. Untuk pasien perempuan yang belum menikah
namun sudah aktif berhubungan seksual, diperlukan informed consent sebelum melakukan
pemeriksaan dengan spekulum. Namun bila pasien menolak pemeriksaan dengan spekulum,
pasien ditangani menggunakan bagan alur tanpa spekulum.
2. Alternatif pengobatan vaginosis bakterial apabila pasien tidak mampu mentoleransi efek
samping metronidazol yaitu dapat menggunakan klindamisin 2x300 mg/hari per oral
selama 7 hari.
3. Dosis obat pada kasus bakterial vaginosis wanita hamil berbeda dengan wanita yang tidak
hamil, dosis pada wanita hamil sebagai berikut:
Metronidazol 3x250 mg per oral selama 7 hari atau
Metronidazol 2x500 mg per oral selama 7 hari atau
Klindamisin 2x300 mg per oral selama 7 hari
(Rosen, 2012 dalam Fitzpatrick)
4. Bakterial vaginosis merupakan suatu sindrom klinis yang disebabkan oleh pergantian
Lactobaccillus sp penghasil H2O2 yang normal di dalam vagina dengan sekelompok
bakteri anaerob batang gram negatif (Prevotella sp, Mobiluncus sp), Gardnerella
vaginalis dan Mycoplasma horminis yang menginfeksi perempuan, ditandai oleh adanya
duh tubuh vagina berbau amis. (Widaty et al., 2017).
Bakterial vaginosis merupakan sindrom polimikrobial yang muncul ketika terjadi
ketidakseimbangan flora normal yang ada di vagina. Pergeseran ini terjadi dari
Lactobacillus penghasil hidrogen peroksida menjadi lebih tingginya konsentrasi
organisme bakterial yang meliputi G. vaginalis, Mobiluncus sp., M. hominis, bakteri basil
anaerobik gram negatif (Prevotella, Porphyromonas, dan Bacteroides) dan
Peptostreptococcus sp. Tidak ditransmisikan melalui kontak seksual (Rosen, 2012).
5. Terapi kandidiasis vagina pada wanita hamil:
Berdasarkan pedoman nasional penanganan IMS, 2011:
Mikonazol atau klotrimazol 200 mg intravagina setiap hari selama 3 hari, atau
Klotrimazol 500 mg intravagina dosis tunggal, atau
Nistatin 100.000 IU intravagina setiap hari selama 7 hari
Sedangkan pengobatan per oral tidak dianjurkan.
Ob
at pilihan :
[1] Klotrimazol 500 mg, intravagina dosis tunggal, atau
[2] Klotrimazol 200 mg, intravagina selama 3 hari, atau
[3] Nistatin 100.000 IU intravagina selama 7 hari
Sedangkan sediaan oral flukonazol dan itrakonazol sebagai obat sistemik sebaiknya tidak
diberikan pada wanita hamil (Widaty et al., 2017).
6. Kriteria diagnostik bakterial vaginosis yaitu:
A. Memenuhi kriteria Amsel yaitu, 3 dari 4:
[1] Duh vagina sesuai klinis
[2] Tes amin/Whiff test, hasil positif (tercium bau amis seperti ikan pada duh
tubuh vagina yang ditetesi dengan larutan KOH 10%)
[3] pH cairan vagina >4,5
[4] Sediaan basah dengan larutan NaCI fisiologis atau sediaan apus dengan
pewarnaan Gram ditemukan clue cells
Kriteria diagnostik yang lain melibatkan penggunaan pengecatan gram untuk
membedakan antara flora normal bakteri batang gram positif dan lactobacilli dari
morfotipe gram negatif yang tampak pada bakterial vaginosis. Salah satu kriteria atau
skoring lain yang dapat digunakan yaitu Nugent’s Scoring: