Anda di halaman 1dari 2

 

KEGAWATDARURATAN PSIKIATRI
Kedaruratan psikiatri merupakan cabang dari Ilmu Kedokteran Jiwa dan Kedokteran
Kedaruratan, yang dibuat untuk menghadapi kasus kedaruratan yang memerlukan intervensi
psikiatrik. Tempat pelayanan kedaruratan psikiatri antara lain di rumah sakit umum, rumah
sakit jiwa, klinik dan sentra primer. Kasus kedaruratan psikiatrik meliputi gangguan pikiran,
perasaan dan perilaku yang memerlukan intervensi terapeutik segera, antara lain: (Elvira,
Sylvia D dan Gitayanti Hadisukanto, 2010)
a.Kondisi gaduh gelisah
b.Tindak kekerasan (violence)
c.Tentamen Suicidum/percobaan bunuh diri
d.Gejala ekstra piramidal akibat penggunaan obat
e.Delirium Evaluasi Menilai kondisi pasien yang sedang dalam krisis secara cepat dan tepat
aadalah tujuan utama dalam melakuka evaluasi kedaruratan psikiatrik. Tindakan segera yang
harus dilakukan secara tepat adalah:
a.Menentukan diagnosis awal
b.Melakukan identifikasi faktor-faktor presipitasi dan kebutuhan segera  pasien
c.Memulai terapi atau merujuk pasien ke fasilitas yang sesuai
Dalam proses evaluasi, dilakukan:
1.Wawancara Kedaruratan Psikiatrik Wawancara dilakukan lebih terstruktur, secara umum
fokus wawancara ditujukan pada keluhan pasien dan alasan dibawa ke unit gawat darurat.
Keterangan tambahan dari pihak pengantar, keluarga, teman atau polisi dapat melengkapi
informasi, terutama pada pasien mutisme, tidak kooperatif, negativistik atau inkoheren.
Hubungan dokter-pasien sangat  berpengaruh terhadap informasi yang diberikan. Karenanya
diperlukan kemampuan mendengar, melakukan observasi dan melakukan interpretasi
terhadap apa yang dkatakan ataupun yang tidak dikatakan oleh pasien, dan ini dilakukan
dalam waktu yang cepat.
2.Pemeriksaan Fisik Pemeriksaan psikiatrik standar meliputi: riwayat perjalanan penyakit,
pemeriksaan status mental, pemeriksaan status fisik/neurologik dan jika  perlu pemeriksaan
penunjang. Yang pertama dan terpenting yang harus dilakukan oeh seorang dokter di unit
gawat darurat adalah menilai tanda-tanda vital pasien. Tekanan ddarah, suhu, nadi adalah
sesuatu yang mudah diukur dan dapat memberikan informasi bermakna. Misalnya seorang
yang gaduh gelisah dan mengalami halusinasi, demam, frekuensi nadi 120 per menit dan
tekanan darah meningkat, kemungkinan besar mengalami delirium dibandingkan dengan
suatu gangguan psikiatrik. Lima hal yang harus ditentukan sebelum menangani pasien
selanjutnya:

a.Keamanan pasien Sebelum mengevaluasi pasien, dokter harus dapat memastikan  bahwa
situasi di UGD, jumlah pasien di ruangan tersebut aman  bagi pasien. Jika intervensi verbal
tidak cukup atau kontraindikasi,  perlu dipikirkan pemberian obat atau pengekangan.

b.Medik atau psikiatrik? Penting bagi dokter untuk menilai apakah kasusnya medik,
psikiatrik atau kombinasi keduanya, sebab penanganannya akan  jauh berbeda. Kondisi
medik umum seperti trauma kepala, infeksi  berat dengan demam inggi, kelainan
metabolisme, intoksikasi atau gejala putus zat seringkali menyebabkan gangguan fungsi
mental yang menyerupai gangguan psikiatrik umumnya. Dokter gawat darurat tetap harus
menelusuri semua kemungkinan penyebab gangguan fungsi mental yang tampak.
c.Psikosis Yang penting bukanlah penegakan diagnosisnya, tetapi seberapa  jauh
ketidakmampuannya dalam menilai realita dan buruknya
 
3 tilikan. Hal ini dapat mempengaruhi sikapnya terhadap pertolongan yang kita berikan serta
kepatuhannya dalam berobat.

d.Suicidal atau homicidal Semua pasien dengan kecenderungan bunuh diri harus dobservasi
secara ketat. Perasaan-perasaan yang berkaitan dengan tindak kekerasan atau pikiran bunuh
diri harus selalu ditanyakan kepada  pasien.

e.Kemampuan merawat diri sendiri Sebelum memulangkan pasien, harus dipertimbangkan


apakah  pasien mampu merawat dirinya sendir, mampu menjalankan saran yang dianjurkan.
Ketidakmampuan pasien dan atau keluarganya untuk merawat pasien di rumah merupakan
salah asatu indikasi rawat inap. Adapun indikasi rawat inap antara lain adalah:
a.Bila pasien membahayakan diri sendiri atau orang lain,  
b.Bila perawatan di rumah tidak memadai, dan
c.Perlu observasi lebih lanjut. Pertimbangan Dalam Penegakan Diagnosis Dan Terapi

1.Diagnosis Meskipun pemeriksaan gawat darurat tidak harus lengkap, namun ada  beberapa
hal yang harus dilakukan sesegera mungkin untuk keakuratan data , misalnya penapisan
toksikologi ( tes urin untuk opioid, amfetamin),  pemeriksaan radiologi, EKG dan tes
laboratorium. Data penunjang seperti catatan medik sebelumnya, informasi dari sumber luar
juga dikumpulkan sebelum memulai tindakan.
2.Terapi Pemberian terapi obat atau pengekangan harus mengikuti prinsip terapi
 Maximum tranquilization with minimum sedation
. Tujuannya adalah untuk:
a .Membantu pasien untuk dapat mengendalikan dirinya kembali
b.Mengurangi/menghilangkan penderitaannya
c.Agar evaluasi dapat dilanjutkan sampai didapat suatu kesimpulan akhir Obat-obatan yang
sering digunakan adalah:
a.Low-dose High-potency antipsychotics seperti haloperidol, trifluoperazine,
perphenazine dsb  
b.Atypikal antipsychotics, seperti risperidone, quetiapine, olanzapine.
c.Injeksi benzodiazepine. Kombinasi benzodiazepine dan antipsikotik kadang sangat
efektif.

Anda mungkin juga menyukai