VLAN (Virtual Local Area Network) merupakan sekelompok perangkat pada satu LAN atau
lebih yang dikonfigurasikan (menggunakan perangkat lunak pengelolaan) sehingga dapat
berkomunikasi seperti halnya bila perangkat tersebut terhubung ke jalur yang sama,
padahal sebenarnya perangkat tersebut berada pada sejumlah segmen LAN yang berbeda.
VLAN dibuat dengan menggunakan jaringan pihak ke tiga. VLAN merupakan sebuah bagian
kecil jaringan IP yang terpisah secara logik. VLAN memungkinkan beberapa jaringan IP dan
jaringan-jaringan kecil (subnet) berada dalam jaringan switched switched yang sama. Agar
computer bisa berkomunikasi pada VLAN yang sama, setiap computer harus memiliki
sebuah alamat IP dan Subnet Mask yang sesuai dengan VLAN tersebut. Switch harus
dikonfigurasi dengan VLAN dan setiap port dalam VLAN harus didaftarkan ke VLAN. Sebuah
port switch yang telah dikonfigurasi dengan sebuah VLAN tunggal disebut sebagai access
port.
Jenis VLAN
1. Port based : Dengan melakukan konfigurasi pada port dan memasukkannya pada
kelompok VLAN sendiri. Apabila port tersebut akan dihubungkan dengan beberapa
VLAN maka port tersebut harus berubah fungsi menjadi port trunk (VTP).
2. MAC based : Membership atau pengelompokan pada jenis ini didasarkan pada MAC
Address. Tiap switch memiliki tabel MAC Address tiap komputer beserta kelompok
VLAN tempat komputer itu berada.
3. Protocol based : Karena VLAN bekerja pada layer 2 (OSI) maka penggunaan protokol
(IP dan IP Extended) sebagai dasar VLAN dapat dilakukan.
4. IP Subnet Address based : Selaij bekerja pada layer 2, VLAN dapat bekerja pada layer
3, sehingga alamat subnet dapat digunakan sebagai dasar VLAN.
5. Authentication based : Device atau komputer bisa diletakkan secara otomatis di
dalam jaringan VLAN yang didasarkan pada autentifikasi user atau komputer
menggunakan protokol 802.1x.
VLAN ID
Untuk memberi identitas sebuah VLAN digunakan nomor identitas VLAN yang dinamakan
VLAN ID. Digunakan untuk menandai VLAN yang terkait. Dua range VLAN ID adalah:
a. Normal Range VLAN (1 – 1005)
Digunakan untuk jaringan skala kecil dan menengah.
Nomor ID 1002 s.d. 1005 dicadangkan untuk Token Ring dan FDDI VLAN.
ID 1, 1002 – 1005 secara default sudah ada dan tidak dapat dihilangkan.
Konfigurasi disimpan di dalam file database VLAN, yaitu vlan.dat. file ini disimpan
dalam memori flash milkik switch.
VLAN trunking protocol (VTP), yang membantu manajemen VLAN, hanya dapat
bekerja pada normal range VLAN dan menyimpannya dalam file database VLAN.
b. Extended Range VLANs (1006 – 4094)
Memungkinkan para service provider untuk memperluas infrastrukturnya kepada
konsumen yang lebih banyak. Dibutuhkan untuk perusahaan skala besar yang
membutuhkan jumlah VLAN lebih dari normal.Memiliki fitur yang lebih sedikit
dibandingakn VLAN normal range.
Disimpan dalam NVRAM (file running configuration).
VTP tidak bekerja di sini.
Dalam suatu infrastructure jaringan yang sangat besar, suatu jaringan yang efficient
adalah suatu keharusan. Jika design infrastructure jaringan kita tidak efficient, maka
applikasi atau akses ke resource jaringanpun menjadi sangat tidak efficient dan terasa
sangat lambat.
Performa jaringan yang sangat lambat ini biasanya disebabkan oleh congestion
jaringan (banjir paket pada jaringan), dimana traffic data melebihi dari kapasitas bandwidth
yang ada sekarang. Kalau boleh diibaratkan seperti jalanan ibukota pada jam sibuk,
kapasitas jalan tidak mencukupi dengan berjubelnya jumlah kendaraan yang memadati
jalanan, akibatnya adalah kemacetan yang luar biasa. Kalau pada hari libur maka jalanan
terasa lengang dan anda bisa memacu kendaraan dengan cepat.
Faktor yang bisa memberikan kontribusi lambatnya jaringan dan cara
memperbaikinya:
Technology Ethernet yang sudah using seperti 10 Base2; 10Base5; dan 10Base-T,
mereka menggunakan algoritma CSMA/CD yang menjadi sangat tidak efficient pada beban
yang lebih tinggi. Performa jaringan ini akan menjadi turun drastis jika prosentase
utilisasinya mencapai lebih dari 30% yang membuat jaringan menjadi sangat lambat.
Istilah collision domain mendefinisikan sekumpulan perangkat jaringan dimana data frame
mereka bisa saling bertabrakan. Semua piranti yang disebut diatas menggunakan hub yang
berresiko collisions antar frame yang dikirim, sehingga semua piranti dari jenis jaringan
Ethernet ini berada pada collision domain yang sama.
Bagaimana solusi menghilangkan collision domain dan algoritma CSMA/CD yang bisa
membuat jaringan anda lambat, adalah mengganti jaringan HUB anda dengan Switch LAN.
Switch tidak menggunakan BUS secara ber-sama2 seperti HUB, akan tetapi memperlakukan
setiap port tunggal sebagai sebuah BUS terpisah sehingga tidak mungkin terjadi tabrakan.
Switches menggunakan buffer memori juga untuk menahan frame yang datang, sehingga
jika ada dua piranti yang mengirim frame pada saat yang bersamaan, Switch akan
melewatkan satu frame sementara frame satunya lagi ditahan didalam memory buffer
menunggu giliran frame pertama selesai dilewatkan. Mengganti semua HUB anda dengan
Switch akan meningkatkan kinerja dan performa jaringan anda dan kelambatan jaringan
akan berkurang secara significant.
Bottlenecks
Beban user yang sangat tinggi untuk mengakses jaringan akan menyebabkan
bottleneck jaringan yang mengarah pada kelambatan jaringan. Aplikasi yang memakan
bandwidth yang sangat tinggi seperti aplikasi video dapat menyumbangkan suatu
kelambatan jaringan yang sangat significant karena seringnya mengakibatkan system
jaringan menjadi bottleneck.
Anda perlu mengidentifikasikan aplikasi (khususnya aplikasi yang dengan beban
tinggi) yang hanya diakses oleh satu departemen saja, dan letakkan server pada Switch yang
sama dengan user yang mengaksesnya. Meletakkan resource jaringan yang sering diakses
pada tempat yang dekat dengan pemakainya akan memperbaiki kinerja dan performa
jaringan dan juga response time.
Performa LAN juga bisa diperbaiki dengan menggunakan link backbone Gigabit dan
juga Switch yang mempunyai performa tinggi. Jika system jaringan menggunakan beberapa
segment, maka penggunaan Switch layer 3 akan dapat menghasilkan jaringan yang
berfungsi pada mendekati kecepatan kabel dengan latensi minimum dan secara significant
mengurangi jaringan yang lambat.
Dari gambar di atas kita akan bahas bagaimana proses yang terjadi ketika Pengguna atau
user dari PC1, IP: 192.168.1.20, yang ada pada Network1 melakukan ping kepada server, IP:
10.1.1.100, yang ada di network2.
Paket data Ping atau ICMP ini berisikan alamat tujuan yaitu IP address dari server 10.1.1.100
dan alamat pengirim yaitu PC1, 192.168.1.20
A. Proses Awal di LAN Network 1
Hal pertama yang terjadi pada LAN network 1, ketika PC1 mengirimkan pesan ke server
adalah
1. PC1 melakukan proses pengecekan apakah alamat yang dituju apakah berada satu
network atau tidak dengan dirinya.
2. Caranya adalah menggunakan protocol ARP atau Address Resolution Protocol. ARP
adalah protocol yang berfungsi untuk mencari tahu alamat Mac Address dari sebuah
host berdasarkan IP address dari host tersebut. Dengan mengirimkan pesan broadcast
layer 2 kepada semua host yang ada di LAN Network1. Para host anggota Network1
menjawab permintaan ARP tersebut.
3. Dari jawaban ARP tersebut diketahui bahwa IP 10.1.1.100 bukan atau tidak berada di
network1, hal ini disebabkan oleh protocol ARP hanya bisa bekerja pada segment
network yang sama ARP tidak bisa melewati router karena menggunakan metode
broadcast.
4. Karena tidak ada satupun host yang terdapat pada network 1 merupakan tujuan dari
paket tersebut maka langkah berikutnya adalah paket data tersebut dikirimkan ke
alamat default gateway.
5. Default gateway merupakan alamat yang akan dituju jika tujuan dari sebuah paket
tidak terdapat network atau segment network yang sama. Jika pada konfigurasi IP
address tidak tercantumkan alamat default gateway maka paket yang tujuannya diluar
dari network tersebut tidak akan pernah terkirim.
6. Pada contoh ini, alamat default gateway adalah IP address dari interface Router1 yang
terhubung ke LAN network 1. Default gateway dari PC1 adalah 192.168.1.1 yang juga
merupakan alamat IP dari interface router 1 yang terhubung ke LAN Network1.
PC1 kemudian memeriksa ARP cache untuk mencari mac address dari Default
Gateway. Setelah ditemukan maka selanjutnya proses komunikasi data antara PC1 dan
default gateway yang berada pada LAN yang sama adalah menggunakan alamat mac
address.
7. Paket yang berisi ping tersebut diubah menjadi frame dengan menambahkan Mac
Address PC1 sebagai pengirim dan Mac Address dari Interface router1 ( default
gateway ) sebagai mac address tujuan. Frame kemudian diubah menjadi bit atau byte
dan selanjutnya dikirim melalui layer 1 berupa sinyal listrik.
8. Ketika frame diterima oleh router1, oleh router1 frame tersebut diubah menjadi
packet dengan membuang alamat Mac address pengirim dan penerima.
B. Proses Routing
1. Router 1 mengecek apakah pada paket, apakah alamat tujuan 10.1.1.100 cocok atau
satu segment LAN dengan Interface-interface yang ada pada router
1. Jika tidak maka router1 akan mengecek pada routing table, apakah IP tersebut
masuk dalam routing table.
2. Pada routing table dari Router 1 harus terdapat segment network 10.1.1.0
255.255.255.0, jika tidak maka paket ICMP atau Ping tersebut dikembalikan kepada
si pengirimnya.
3. Jika terdapat pada routing table segment network yang sesuai dengan tujuannya,
yaitu 10.1.1.0 maka selanjutnya router akan meneruskan paket tersebut melalui
interface yang berhubungan dengan LAN atau segment network di mana tujuan
paket itu berada. Pada gambar terlihat interface router1 yang memiliki IP address
172.16.1.1 merupakan interface yang terdekat dengan tujuan dari paket tersebut.
Routing static itu merupakan jenis dari routing yang dilakukan oleh admin jaringan untuk
mengkonfigurasi informasi tentang jaringan yang dituju dan semua itu dilakukan secara
manual.
Pada saat ingin mengkonfigurasi routing static, kita hanya cukup konfigurasi pada bagian
pengisian ip address beserta netmask secara manual, baik dari router maupun pc.
Contoh : “ip add 192.168.1.1 255.255.255.252” Setelah router dan pc terbuhung kedalam
jaringan, kemudian lakukan routing dengan cara mengetikkan perintah ip route.Contoh : “ip
route 192.168.3.0 255.255.255.0 192.168.2.2” begitu juga hal ini sama dilakukan di router
ke-2 hanya saja mengganti ip yang ada di bagian paling belakang (tidak boleh sama).
3.5 MENGANALISIS PERMASALAHAN ROUTING
Definisi Routing Statis
Static Route adalah mekanisme routing yang menggunakan table routing yang dikonfigurasi
secara manual ( hard coded ). Network Administator harus mendaftarkan tiap alamat IP
yang tidak terhubung langsung ke router tersebut. Suatu mekanisme routing yang
tergantung dengan routing tabel dengan konfigurasi manual. Jaringan skala yang terdiri dari
2 hingga 3 router lebih sering menggunakan static routing.
Routing statis harus dikonfigurasi secara manual dan dirawat secara terpisah karena tidak
melakukan pertukaran informasi routing tabel secara dinamis dengan router-router lainnya.
Konsep dasar dari Routing adalah memforward packet berdasarkan Destination Address
yang ada pada Header IP Packet, bila destination address tidak tercantum pada table
routing, maka router akan membuang packet tersebut. Perbedaannya dengan dynamic
route, static route mencocokkan destination address dengan table routing yang
dispesifikasikan sendiri.
Routing statis akan berfungsi sempurna jika rouring table berisi suatu route untuk setiap
jaringan di dalam internetwork yang dikonfigurasi manual oleh administrator jaringan.
Setiap host pada jaringan harus dikonfigurasi untuk mengarah kepada default route atau
default gateway agar sesuai dengan IP address dari interface local router. Router memeriksa
routing tabel dan menentukan route mana yang digunakan untuk meneruskan paket.
Routing statis akan berfungsi sempurna jika rouring table berisi suatu route untuk setiap
jaringan di dalam internetwork yang dikonfigurasi manual oleh administrator jaringan.
Setiap host pada jaringan harus dikonfigurasi untuk mengarah kepada default route atau
default gateway agar sesuai dengan IP address dari interface local router. Router memeriksa
routing tabel dan menentukan route mana yang digunakan untuk meneruskan paket.
Tabel Routing
Table routing adalah table yang memuat seluruh informasi IP address dari interfaces router
yang lain sehingga router yang satu dengan router lainnya bisa berkomunikasi. Routing table
hanya memberikan informasi sedang routing algoritma yang menganalisa dan mengatur
routing table. Intinya, router hanya tahu cara menghubungkan nertwork atau subnet yang
terubung langsung dengan router tersebut.
Agar router dapat melayani permintaan pengolahan data, maka harus menggunakan tabel
yang dugunakan sebagai acuan data yang akan dikirim. Tabel pada router disebut sebagai
tabel routing berisi NET ID dan Default Gatewaynya.
Konfigurasi routing statis dan Langkah-langkah untuk melakukan konfigurtasi routing statis
adalah sebagai berikut:
1. Tentukan dahulu prefix jaringan, subnet mask dan address. Address bias saja
interface local atau next hop address yang menuju tujuan.
2. Masuk ke mode global configuration.
3. Ketik perintah ip route dengan prefix dam mask yang diikuti dengan address seperti
yang sudah ditentukan di langkah 1. Sedangkan untuk administrative distance bersifat
tambahan, boleh digunakan boleh tidak.
4. Ulangi langkah 3 untuk semua jaringan yang dituju yang telah ditentukan pada
langkah1.
5. Keluar dai mode global configuration.
6. Gunakan perintah copy running-config startup-config untuk menyimpan konfigurasi
yang sedang aktif ke NVRAM.
RIP (Routing Information Protocol) : adalah sebuah protokol routing dinamis yang
digunakan dalam jaringan LAN (Local Area Network) dan WAN (Wide Area Network).
IGRP (Interior Gateway Routing Protocol) : adalah protocol distance vector yang
diciptakan oleh perusahaan Cisco untuk mengatasi kekurangan RIP.
EIGRP (Enhanced Interior Gateway Routing Protocol) : adalah routing protocol yang
hanya di adopsi oleh router cisco atau sering disebut sebagai proprietary protocol pada
CISCO.
OSPF (Open Shortest Path First) : merupakan sebuah routing protokol berjenis IGRP
(InteriorGateway Routing Protocol) yang hanya dapat bekerja dalam jaringan internal suatu
ogranisasi atau perusahaan. Jaringan internal maksudnya adalah jaringan di mana sobat
microcyber2.com masih memiliki hak untuk menggunakan, mengatur, dan memodifikasinya.
BGP (Border Gateway Protocol) : merupakan salah satu jenis routing protokol yang
digunakan untuk koneksi antar Autonomous System (AS), dan salah satu jenis routing
protokol yang banyak digunakan di ISP besar (Telkomsel) ataupun perbankan. BGP termasuk
dalam kategori routing protokol jenis Exterior Gateway Protokol (EGP).
Beban kerja router menjadi lebih berat karena selalu memperbarui IP Table pada
setiap waktu tertentu
Kecepatan pengenalan dan kelengkapan IP Table terbilang lama karena router
membroadcast ke semua router lainnya sampai ada yang cocok sehingga setelah konfigurasi
harus menunggu beberapa saat agar setiap router mendapat semua alamat IP yang ada.
3.7 Mengevaluasi permasalahan routing dinamis
a. Routing
Routing adalah sebuah proses untuk meneruskan paket-paket jaringan dari satu jaringan ke
jaringan lainnya melalui sebuah antar-jaringan (internetwork).
Routing merujuk kepada sebuah metode penggabungan beberapa jaringan sehingga paket-
paket data dapat dialirkan dari satu jaringan ke jaringan selanjutnya.
Digunakanlah sebuah perangkat jaringan yang disebut sebagai Router.
Konsep Routing
Papan penunjuk arah, memberikan pengetahuan ke arah mana kita akan menuju sesuai
dengan keperluan kita.
Analogi ini juga terjadi dalam jaringan, internet sebuah jalan yang menghubungkan banyak
tempat dan jutaan rute yang bisa dipilih.
Perangkat jaringan yang ditugasi sebagai penunjuk arah ialah Router dan daftar arah
disimpan dalam sebuah tabel yang disebut Routing Table.
b. Proses Routing
Agar dapat berkomunikasi dengan 20.20.20.2 (dari A ke B), maka A membutuhkan Hardware
Address dari B.
PC-A mengirim ARP request ke alamat broadcast 255.255.255.255 untuk menanyakan MAC
address dari 20.20.20.2 hingga broadcast ke Router 10.10.10.1 dan router akan mengecek
tabel routingnya.
Tabel Routing Router
Router akan meneruskan broadcast ke range ip 20.0.0.0 untuk mencari alamat hardware B
dengan menanyakan siapa yang memiliki alamat ip 20.20.20.2
B menjawab dan memberikan MAC Address yang dimilikinya kepada Router dan Router
melanjutkannya ke A.
Selanjutnya A dan B dapat melakukan komunikasi melalui data hardware tersebut.
c. JENIS ROUTING
Terdapat 2 jenis Routing, yaitu :
static routing (routing statis): sebuah router yang memiliki tabel routing statik yang di
setting secara manual oleh para administrator jaringan.
Rute yang dipelajari oleh router ketika seorang administrator membentuk rute secara
manual.
Administrator harus memperbarui atau mengupdate rute statik ini secara manual ketika
terjadi perubahan topologi antar jaringan (internetwork).
dynamic routing (routing dinamis): sebuah router yang memiliki dan membuat tabel
routing secara otomatis, dengan mendengarkan lalu lintas jaringan dan juga dengan saling
berhubungan antara router lainnya.
Rute yang dipelajari oleh router setelah seorang administrator mengkonfigurasi sebuah
protokol routing yang membantu menentukan rute.
Sekali seorang administrator jaringan mengaktifkan rute Dinamik, maka rute akan diketahui
dan diupdate secara otomatis oleh sebuah proses routing ketika terjadi perubahan topologi
jaringan yang diterima dari “internetwork”.
Static vs Dynamic
d. Tabel Routing
Tabel Routing adalah sebuah tabel yang berisi tentang informasi darimana sumber, tujuan,
dan lewat mana sebuah paket akan dikirimkan.
Tabel Routing berisi informasi:
Alamat Network Tujuan
Interface Router yang terdekat dengan network tujuan
Metric, yaitu sebuah nilai yang menunjukkan jarak untuk mencapai network tujuan,
menggunakan teknik berdasarkan jumlah lompatan (Hop Count).
Jika jaringan tujuan terhubung langsung (directly connected) di router, Router langsung
mengetahui port yang harus digunakan untuk meneruskan paket.
Jika jaringan tujuan tidak terhubung langsung dengan router, Router harus mempelajari rute
terbaik yang akan digunakan untuk meneruskan paket. Informasi ini dapat dipelajari dengan
cara :
Manual oleh “network administrator”
Pengumpulan informasi melalui proses dinamis dalam jaringan.
d. Dynamic Routing
Dynamic routing digunakan untuk menangani kelemahan static routing yang tidak dapat
mencari jalur alternatif ketika jalur pengiriman putus sehingga data tidak dapat terkirim.
Secara umum dynamic routing dibagi menjadi 2 kategori yaitu:
Distance Vector
Link State
– Distance Vector
Distance vector adalah proses routing berdasarkan arah dan jarak dalam penetapan jalur
terbaik (the best path) hanya melibatkan jumlah hop (hop count).
Routing ini tidak dapat menganalisis bandwidth.
Distance vector mendapatkan informasi dari router yang terhubung langsung dengan
jaringan router tersebut.
Berdasarkan informasi tersebut, kemudian akan mengolah tabel routing.
Yang tergolong Distance vector adalah:
RIP versi 1
RIP versi 2
IGRP (Interior Gateway Routing Protocol)
Cara Kerja Distance Vector
Sebuah router awalnya hanya memiliki informasi tentang jaringan yang terhubung secara
langsung dengannya.
Kemudian router yang lain akan saling mengirimkan data jaringan yang ia punya. Setiap
router akan melakukan pengecekan terhadap data-data yang didapat dan dibandingkan
dengan table routing masing-masing router.
Jika belum ada maka akan dimasukkan, jika sudah, dibandingkan jumlah hop-nya.
– Link State
Link state adalah proses routing yang membangun topologi databasenya sendiri (lebih
modern dari Distance Vector).
Link State akan melakukan penyelidikan terhadap semua koneksi yang ada dalam jaringan.
Dalam Link State hop count, kapasitas bandwidth jaringan serta parameter-parameter
lainnya ikut menentukan jalur terbaik (the best path) melalui router tetangganya.
Router tetangga dicari dengan “hello packet”.
Kelebihan Link State
Support VLSM dan CIDR
Link State Advertisements, adalah paket kecil dari informasi routing yang dikirim antar
router.
Memiliki topologi database (berisi tentang informasi semua router yang terhubung dengan
jaringan)
Memiliki Algorithma SPF (Shortest Path First) dan SPF Tree yang membentuk percabangan
untuk penentuan jalur terbaiknya.
Lebih cepat dalam penyatuan jaringan jika dibandingkan dengan Distance Vector
Cara Kerja Link State
Router akan mengirimkan hello packet secara periodik (tercipta LSA-Link State Algoritm).
Setiap router akan mempelajari sebuah router tetangganya dari database LSA.
Setelah LSA terupdate, maka SPF algorithma akan mempelajari dan menghitung jumlah
metric yang dibutuhkan untuk mencapai tujuannya.
Informasi ini yang akan digunakan untuk mengupdate routing table.
Routing table akan berubah jika ada router yang mati.
Karena Link State menggunakan triggered update maka tidak perlu menunggu selama waktu
tertentu untuk mengupdate table routing.
Jadi ketika jaringan mengalami perubahan, Link State akan langsung mengupdate table
routingnya.
Setiap routing akan menghitung jarak terpendek ke router yang lain dengan Shortest Path
First (SPF) dan membentuk tree.
Untuk mencapai router yang sama, setiap router mempunyai tree yang berbeda.
Yang tergolong Link State adalah:
OSPF (Open Shortest Path First)
e. Protocol Dinamic Routing
Protocol Routing
Routing Protocol maksudnya adalah protocol untuk me-routing.
Routing protocol digunakan oleh router-router untuk memelihara /meng-update isi dari
tabel routing untuk menentukan jalur (path) yang dilalui oleh sebuah paket melalui sebuah
internetwork.
Contoh dari routing protocol adalah RIP, IGRP, EIGRP, dan OSPF.
RIP (Routing Information Protocol)
RIP menggunakan jumlah lompatan (hop count) untuk menentukan cara terbaik ke sebuah
network remote, yaitu jumlah router yang harus dilalui oleh paket-paket untuk mencapai
alamat tujuannya.
Hop count RIP hanya dibatasi sampai 15 hop, selebihnya router akan memberikan pesan
error destination is unreachable.
Keterbatasan RIP:
Metric: RIP menghitung routing terbaik berdasarkan hop count, padahal belum tentu hop
count yang rendah menggunakan protokol LAN yang bagus dan bisa saja RIP memilih jalur
jaringan yang lambat.
RIP hanya dapat mengatur hingga hop count 15, selebihnya paket akan dibuang (untuk
mencegah loop pada jaringan).
RIP tidak dapat mengatur classless routing, hanya menggunakan classful routing (/8, /16,
/24).
EIGRP (Enhanced Interior Gateway Routing Protocol)
EIGRP merupakan routing protocol termasuk Cisco proprietarty yang berarti hanya bisa
digunakan sesama router cisco saja (pengembangan dari IGRP-Interior Gateway Routing
Protocol)
disebut juga sebagai hybrid-distance-vector routing protocol karena EIGRP menggunakan
dua tipe routing protocol yaitu Distance Vector dan Link State.
Kelebihan EIGRP:
Protokol yang menggunakan fitur route backup.
EIGRP menyimpan backup terbaik setiap route-nya sehinga jika terjadi kegagalan di jalur
utama maka EIGRP akan menawarkan jalur alternatif tanpa menunggu waktu convergence.
Mudah dikonfigurasi seperti RIP.
EIGRP merupakan satu-satunya protocol yang dapat melakukan unequal load balancing.
Mendukung multiple protocol network (IP, IPX dan lain-lain).
OSPF (Open Shortest Path First)
Sebuah protocol standar terbuka yang telah diimplementasikan oleh sejumlah vendor
jaringan.
OSPF bekerja dengan algoritma Dijkstra.
– Pertama sebuah pohon jalur terpendek (shortest path tree) akan dibangun,
– Kemudian routing table akan diisi dengan jalur-jalur terbaik yang dihasilkan dari pohon
tersebut.
OSPF merupakan routing protocol berjenis IGP (Interior Gateway routing Protocol) yang
hanya dapat bekerja dalam jaringan internal suatu organisasi atau perusahaan.
Kelebihan OSPF :
Merupakan routing protocol standar terbuka
Mendukung VLSM dan CIDR
Dapat membentuk heirarki routing menggunakan konsep area
Tidak mempunyai batasan hop
Metric ditentukan berdasarkan bandwidht (defaultnya=/bandwidth)
Jika terjadi perubahan pada internetwork hanya akan dikirim partial update. Full update
akan dikirim pada interval waktu 30 menit (defaultnya)
Waktu yang diperlukan untuk konvergen lebih cepat dan cocok digunakan dalam jaringan
besar.
f. Simulasi Dynamic Routing
– Peralatan yang dibutuhkan
* 1 PC/Laptop
* Aplikasi Packet Tracer (5.3.3 atau terbaru)
Hal yang dilakukan
Kita akan membuat Routing RIP
Gunakan packet tracer untuk menggambar topologi jaringan seperti berikut ini: