Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

KONSEP KETUHANAN AGAMA KHATOLIK

OLEH

KELOMPOK 3

1. MELKIANUS LEDE MALO


2. DEDY SUPRIAYANTO BILI
3. MELI MELINDA MALI NGARA
4. RUDY FAAH
5. OKTAVIANUS DAWA
6. IMBRON LOPO
7. AGRIPA NATU FALO

KELAS : A / SEMESTER 1

PROGRAM STUDI : KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MARANATHA


KUPANG
2018
KATA PENGANTAR
Segalah puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa karena
atas karunia-Nyalah makalah ini dapat diselesaikan guna memenuhi tugas dalam Makalah
Konsep Dasar Keperawatan 1, materi yang dibahas berjudul “INTERFESSION
EDUCATION”.
Makalah ini adalah satu pendukung untuk memenuhi kebutuhan mahasiswa dan
mahasiswi yang aktif, terampil, dan berani menyampaikan pendapat, dan mampu bekerja
sama dengan rekan-rekannya, kami menyadari keterbatasan dalam menyusun makalah
ini, untuk itu kritik dan saran dari berbagai pihak, terutama kepada Dosen pembimbing
yang kami harapkan.
Semoga makalah ini dapat menambah sarana penyebarluasan informasi mengenai
INTERFESSIONAL EDUCATION dan juga dapat bermanfaat, memberi motifasi serta
semangat dalam hal pembelajaran dari berbagai pihak.

Kupang, 14 Oktober 2018

Penulis

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................................................................................................i
DAFTAR ISI......................................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN...................................................................................................................1

A. Latar Belakang.......................................................................................................................1
B. Tujuan.....................................................................................................................................4
1. Tujuan Umum..................................................................................................................4
2. Tujuan Khusus.................................................................................................................4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA.......................................................................................................5

A. Pengertian IPE.......................................................................................................................5
B. Tujuan dan Manfaat IPE......................................................................................................6
C. Gambaran Pelaksanaan IPE.................................................................................................7
D. Kompetensi dan Sikap yang Diharapkan Setelah Membahas IPE...................................8
E. Hambatan dan cara Penanggulanan IPE............................................................................9

BAB III PENUTUP............................................................................................................................10

A. Kesimpulan.............................................................................................................................10
B. Saran….................................................................................................................................10

DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................................................iii

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tenaga kesehatan merupakan tenaga professional yang memiliki tingkat
KeahlianDan pelayanan yang luas dalam mempertahankan dan meningkatkan kualitas
pelayanan kesehatan yang berfokus pada kesehatan pasien. Tenaga kesehatan
memiliki tuntutan untuk membrikan pelayanan kesehatan yang bermutu di era global,
tenaga kesehatan yang dimaksud adalah perawat, dokter, dokter gigi, bidan, apoteker,
dan kesehatan masyarakat.
Interprofessional Education (IPE) merupakan bagian integral dari
pembelajaran professional kesehatan, yang yang berfokus pada belajar dengan, dari,
dan tentang sesama tenaga kesehatan untuk meningkatkan kerja sama dan
meningkatkan kualitas pelayanan pada pasien. Peserta didik dari beberapa profesi
kesehatan belajar bersama dalam meningkatkan pelayanan kepada pasien secara
bersama-sama (kolaborasi) dalam lingkungan interprofesional.
Model ini berfungsi untuk mempersiapkan tenaga kesehatan yag memilii
kemampuan berkolaborasi dengan tenaga kesehatan yang lain dalam sistem kesehatan
yang kompleks. (Becker, DKK 2014). Sehingga, strategi pendidikan komunisi
melalui IPE antara perwat dengan dokter atau tenaga kesehatan lainnya dapat
membangun budaya komunikasi dan kolaborasi yang efektif dalam memberikan
peayanan kepada pasien (Liaw, DKK 2014).
Meskipun IPE ini dapat membngun budaya komunikasi dan kolaborasi
yang efektif dalam memberikan pelayanan kepada pasien, nmaun ada beberapa
tantangan dalam pelaksanaannya. Tantangan tentang pelaksanaan IPE menurut World
Health Organization tahu(2010) menyatakan bahwa banyak sistem kesehatan di
Negara-negara di duni yang sangat terfragmentasi pada akhirnya tida mampu
menyeleseikan masalah kesehatan Negara itu sendiri.
Hal ini kemudian disadari karena permasalahan kesehatan sebanarnya
menyangkut banyak aspek dalam kehidupan, dan untuk dapat memecahkan satu
persatu permasalahan tersebut atau untuk meningkatkan kuaitas kesehatan itu sendiri,
tidak dapat dilakukan hanya dengan sistem uniprofesional. Kontribusi berbagai
disiplin ilmu ternyata memberi dampak positif dalam penyeleseian berbagai
permasalahan (Praff, 2014).
Selain itu, beberapa penelitian menyebutkan bahwa terdapat hambatan
dalam penyelenggaraan dalam IPE. Hambatan ini terdapat dlam berbagai tingkatan
dan terdapat pada perorganisasian, pelaksanaan, komunikasi, budaya ataupun sikap.
Sngat penting untuk mengatasi hambatan-hambatan ini sebagai persiapan mahasiswa
dan praktisi profesi kesehatan yang lebih baik demi praktik kolaborasi hingga
perubahan sistem pelayanan kesehatan (Becker, Hanyok, & Moss, 2014).
Menurut data WHO tahun 2010 bahwa saat ini banyak perguruan tinggi di
dunia telah melakukan iterprofessioanl Education. Bahkan beberapa Negara telah
memdirikan badan atau pusat pengembangan Iterprofessional Practice, & Education,
Yaitu :
1. Australian Inter Professional Practice and Educational Network (AIPPEN)
2. Canadian Interprofessional Health Collaboration (CIHC)
3. European Interprofessional Education Network (EIPEN)
4. Journal of Iterprofessional Edukation Care (JIC)
5. National Health Sciences Students Associacion in Canada (NaHSSA)
6. The Network : Towards Unity for Health
7. Nordic Interprofessional Network (NIPNet), dan
8. UK Centre for Advancement of interprofessional Education (CAIPE)

Curran, dkk (2007) telah melakukan sebuah penelitian di Memorial University


of
Newfoundland, St John s, Newfondland, Canada tentang Iterprofessional Education yang
berjudul Attitudes of health scinces faculty members towards interprofessional kesehatan
selama 21 atau lebih, dan 79,7% menyatakan memiliki pengalaman praktek kolaborasi
interprofessional.
Hasil penelitian menunjukan 63,0 % staf memiliki sikap baik terhadap
pendidikan dan praktek interprofessional. Pengambilan data kuantitatif pada penilitian ini
dilakukan dengan menggunakan kuesioner Attitude toward health care team scale, RIPLS
(Readine Inter Professional Learning Scale) modifikasi, dan kuesioner pengukuran sikap
terhadap pembelajaran interprofesi di lingkungan pendidikan.
Barr (1998) dalam sedyowinarso, dkk, (2011) menjelaskan
penanggulangan pelaksanaan IPE yaitu :
1. Memahami peran, tanggung jawab dan kompetensi profesi lain dengan jelas.
2. Bekerja dengan profwsi lain untuk memecahkan konflik dalam memutuskan
perawatan dan pengobatan pasien.
3. Bekerja dengan profesi lain untuk mengkaji, merencanakan, dan memantau
perawatan pasien.
4. Menoleransi perbedaan, kesalahpahaman, dan kekurangan profesi lain.
5. Memfasilitasi pertemuan inteprofessional.
6. Memasuki hubungan saling tergantung dengan profesi kesehatan lain.

B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Supaya mahasiswa dan mengetahui gambaran dan hambatan Pelaksanaan IPE.
2. Tujuan Khusus
a. Mahasiswa mampu mendefinisikan pengertian dari IPE.
b. Mahasiswa mampu mengetahui tujuan dan manfaat dari IPE.
c. Mahasiswa mengetahui bagaimana gambaran dari pelaksanaan IPE.
d. Mahasiswa mengetahui hambatan dan cara penanggulangan IPE.
e. Mahasiswa memiliki kopetensi dan sikap yang diharapkan setelah membahas
IPE.
BAB II
TIJAUAN PUSTAKA

A. PENGERTIAN IPE
Interprofessional Education (IPE) menurut WHO (2010), IPE merupakan
suatu proses yang dilakukan dengan melibatkan sekelompok mahasiswa atau profesi
kesehtan yang memiliki perbedaan latar belakang profesi dan melakukan
pembelajaran dalam periode tertentu, adanya interaksi sebagai tujuan utama dalam
IPE untuk bekolaborasi dengan jenis pelayanan meliputi promotif, preventif, kuratif,
dan rehabilitaif.

Penertian IPE :
1. Mendudukan secara bersama mahasiswa dari berbagai profesi kesehatan dalam
satu kelas yang sama.
2. Mendatangkan pengajar dari berbagai profesi kesehatan untuk mengajar pada
kelas yang sama.
3. Memaparkan mahasiswa dari berbagai profesi pada pasien yang sama.

Pengembangan IPE di intitusi pendidikan kesehata tidak terlepas dari konsep


berubah. Perubahan merupakan suatu proses dimana terjadinya peralihan atau
perpindahan dari status tetap (statis) menjadi status yang bersifat dinamis. Perubahan
dapat mencakup keseimbangan personal, social maupun organisasi untuk dapat
menerapkan ide ataunkonsep terbaru dalam mencapai tujuan tertentu.
Kurt Lewin (1951) dalam Hidayat (2008) mengungkapkan bahwa
seseorang yang akan berubah harus memiliki knsep tentang perubahan yang
tercantum tahap proses perubahan agar perubahan tersebut menjadi terarah dan
mencapai tujuan yang ada.
Tahap tersebut meliputi unfreezing, moving , dan refreezing. Tahap
pencait (Unfreezing) merupakan tahap awal. Pada kondisi ini mulai muncul persepsi
terhadap hal yang baru. Persepsi mencakup penerimaan stimulus, yang telah
terorganisir yang akhirnya mempengaruhi pembentukan sikap. Walgito (2004)
memngungkapkan bahwa persepsi dipengaruhi ole dua factor yaitu factor internal dan
eksternal.
Faktor terdiri dari karakteristik individu, pengalaman dan pengetahuan.
Sedangkan factor eksternal adalah stimulus dan lingkungan social. Sikap dapat
diartikan sebagai sikap kesiapan untuk bereaksi terhadap suatu objek tertentu., apabila
dihadapkan pada suatu stimulus yang menghendaki adanya respon.
Sikap dosen yang positif terhadap IPE mendorong untuk berperilaku
mendukung sistem IPE yang baru. Berikutnya merupakan tahap bergerak (moving).
Pada tahap ini sudah mulai adanya suatu pergerakan kea rah sesuatu yang baru. Tahap
ini dapat terjadi apabila seseorang memiliki informai yang cukup serta kesiapan untuk
berubah, juga memiliki kemampuan dalam memahami masalah serta mengetahui
langkah-langkah dalam menyesuaikan masalah atau hambatan dalam penerapan IPE.
Akhirnya, tahap pembekuan (freezing), yaitu ketika telah tercapai tingkat
atau upaya mempertahankan pendapat upaya mempertahankan perubahan yang telah
dicapai. Tahap ini merupakan tahap terakhir dari perubahan yaitu proses penerimaan
terhadap model pembelajaran terintegrasi setelah dilakukan pergerakan dan
merasakan adanya manfaat dari pembelajaran IPE ini.

B. Tujuan dan Manfaat IPE


Menurut (freeth & reeves, 2004) tujuan dari IPE adalah untuk mempersiapkan
Mahasiswa profesi kesehatan dengan ilmu, keterampilan, sikap dan perilaku
professional yang penting untuk praktek kolaborasi interprofesional.
Sedangkang menurut (Cooper,2001) tujuan dari IPE yaiti :
1. Meningkatkan pemahaman interdispliner dan meningkatkan kerjasama.
2. Membina kerjasama yang kompeten
3. Membuat penggunaan sumberdaya yang efektif dan efisien.
4. Meningkatkan kualitas perawatan pasien yang comprehensip.

Manfaat dari IPE yaitu :


1. Memberikan mahasiswa kesempatan untuk mendapatkan pengalaman seperti
dalam kehidupan kerja yang nyata.
2. Mahasiswa dapat berinteraksi lebih luas dalam lingkungan fakultas sebagai suatu
lingkungan kerja.
3. Mahasiswa belajar menhargai profesi lainnya.
4. Memahami lebih jelas peran profesi masing-masing.
5. Mahasiswa belajar saling melengkapi sebagai tim dan dapat menangani konflik
dengan baik.

Pendidikan Interprofesional inipun terjadi apabila :


1. Terdapat interaksi dan refleksi aktif antar mahasiswa dan institusi dari berbagai
profesi kesehatan.
2. Tujuan dan strategi pendidikan dan arahkan pada pencapaian :
a. Keterampilan dan pengetahuan yang dibutuhkan untuk menjalankan kerja tim
dalam penanganan pasien.
b. Pemahaman dan sikap saling menghormati karakter khusus dan fungsi
berbeda yang dimiliki oleh masing-masing prfesi.

C. GAMBARAN PELAKSANAAN IPE

Pelaksanaan IPE yang ideal harus dimulai dengan persamaan paradigm bahwa
IPE hanyalah langkah awal dari tujuan utama dalam upaya meningkatkan pelayanan
kesehatan yang berpusat pada pasien. Pendekatan IPE akan memfasilitasi lebih baik
mahasiswa dari satu disiplin ilmu untuk belajar dari disiplin ilmu lainnya.
Pemmbelajaran bersama antar disiplin ilmu dapat meningkatkan keterampilan baru
mahasiswa yang akan memperkaya keterampilan khusus yang dimiliki masing-
masing disiplin dan mampu bekerjasama lebih baik dalam lingkungan tim yang
terintegrasi.
Selama ini penerapan IPE masih tidak konsisten, untuk itu harus dibuat
sebuah komitmen sehingga pembelajaran IPE dapat diterapkan di institusi pendidikan
dan diterapkan dalam kurikulum pendidikan di semua program pelayanan kesehatan
untuk memastikan keberadaan jangka panjang IPE yang berkelanjutan (ACCP,2009).
Kompetensi IPE tujuan akhir pada pembelajaran adalah mengharapkan
mahasiswa mampu mengembangkan potensi yang diperlukan untuk berkolaborasi.
Freeth, dkk,(2005) mengungkapkan kompetensi dosen atau fasilitator IPE antara lain :
1. Sebuah komitmen terhadap pembelajaran dan praktik interprofesional.
2. Kepercayaan dalam hubungan pada fokus tertentu dari pembelajaran
interprofeional dimana staf pendidik berkontribusi.
3. Model peran yang positif.
4. Pemahaman yang dalam terhadap metode pembelajaran inter aktif dan
percaya diri dalam menerapkannya.
5. Kepercayaan dan fleksibilitas untuk menggunakan perbedaan profesi secara
kreatif.
6. Menghargai perbedaan dan kontribusi unik dari masing-masing anggota
kelompok.
7. Menyesuaikan kebutuhan individu dengan kebutuhan kelompok, dan
8. Meyakinkan dan memiliki selara humor dalam menghadapi kesulitan.

Kompetensi yang diharapkan dimilki oleh mahasiswa dengan metode


Pembelajaran IPE adalah kemampuan untuk mengembangkan kompetensi yang
dipelukan untuk berkolaborasi.

D. KOMPETENSI DAN SIKAP YANG DIHARAPKAN DARI IPE

Kompetensi terdiri atas :


1. Pengetahuan
Paham otonomi tiap profesi dan paham masing-masing dalam keterpaduan.
2. Keterampilan
Profesionalisme terjaga, bukan untuk berebut, bertentangan tetapi untuk
bersinergi, saling melengkapi dan terpadu dalam pelayanan holistic,
manusiawi, etis dan bermutu. Kemampuan komunikasi yang baik,
mengutamakan keselamatan klien/pasien.
Sikap terdiri atas :
1. Professional, saling menghormati, keikhlasan untuk bekerjasama dalam
kesejajaran, saling percaya dengan profesi lain, keterbukaan disiplin jujur dan
bertanggung jawab.
2. Kompetensi kemampuan tim

E. HAMBATAN DAN CARA PENANGGULANGAN IPE

Selai manfaat dari IPE banyak kendala-kendala yang ditemui dalam


pelaksanaan IPE, antara lain :
1. Penanggalan akademik,
2. Peraturan akademik,
3. Struktur penghargaan akademik,
4. Lahan praktek klinik,
5. Masalah komunikasi,
6. Bagian kedisiplinan,
7. Bagian professional,
8. Evaluasi,
9. Pengembangan pengajar,
10. Sumber keuangan
11. Jarak gegrafis,
12. Kekurangan pengajar kedisipliner,
13. Kepemimpinan dan dukungan administrasi,
14. Tingkat persiapan peserta didik,
15. Logistic,
16. Kekuatan pengaturan,
17. Promosi,
18. Perhatian dan penghargaan,
19. Resistensi perubahan beasiwa,
20. Sistem penggajian, dan
21. Komitmen terhadap waktu (Pfaff,2014).
Tindakan yangdiperlukan untuk mengatasi hambatan-hambatan yang muncul
Dapat dilakukan dengan penyesuaian jadwal antar profesi yang bersangkutan, adanya
sikap disiplin dan saling memahami untuk terciptanya komunikasi dan kedisiplinan yang
baik, menyiapkan bahan diskusi dihari sebelumnya, financial yang cukup untk pengadaan
fasilitas pendukung dalam IPE.
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN

IPE merupakan pembelajaan yang efektif dalam meningkatkan kemampuan


Mahasiswa dalam berkolaborasi dan berkomunikasi secara efektif dengan tenaga
kesehatan yang lain dalam memberikan pelayanan kesehatan yang maksimal.
Untuk mewujudkan IPE ini maka pelayanan kesehatan harus menjadikan IPE
sebagai pedoman dalam dunia kesehatan, sehingga tercipta lingkungan yang nyaman
baik bagi pasien maupun bagi tenaga kesehatan.

B. SARAN

1. Diharapkan masalah ini dapat digunakan dalam pembelajaran IPE dan dengan
telah mengetahuidan memahami IPE ini maka mahasiswa dapat mengimplemeta-
Sikan dalam kehidupannya terutama dala lingkungan kesehatan.
2. Diharapkan agar mahasiswa dapat memberikan materi IPE lebih mendalam lagi
supaya kolaborasi antar petugas kesehatan dapat berjalan dengan baik untuk
keselamatan pasien nantinya.
3. Diharapkan dapat meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam belajar secara
interprofesi, sehigga mempunyai kesiapan untuk berkolaborasi dengan profesi
lain saat terjun diluar penddikan akademik.
DAFTAR PUSTAKA

https://nersdicky.wordpress.com/diakses tanggal 12 september 2017


http://repositori.uin-alaudin.com.id/diakses tanggal 13 september 2017
nttp://www.scribd.com?diakses tanggal 13 septembeer 2017

Anda mungkin juga menyukai