Anda di halaman 1dari 5

LAPORAN ANALISA KASUS PADA TN “A”

DENGAN KRAM PADA SAAT HEMODIALISA

DI RUANG HAEMODIALISA RSUP DR. SARDJITO YOGYAKARTA

TAHUN 2016

A. Latar belakang
1. Pengertian

Menurut Basoeki (2005) kram otot merupakan kontraksi otot tertentu yang
berlebihan, terjadi secara mendadak tanpa disadari. Otot yang mengalami kram sulit
untuk menjadi rileks kembali bisa dalam hitungan menit bahkan jam untuk
meregangkan otot yang kram itu. Kontraksi dari kram otot sendiri terjadi dalam dapat
terjadi dalam waktu beberapa menit. Selain itu kram otot dapat menimbulkan
keluhan nyeri. Kram otot dapat mengenai otot lurik atau bergaris, otot yang
berkontraksi kita sadari. Kram otot juga dapat mengenai otot polos atau otot yang
berkontraksi tanpa kita sadari. Kram otot dapat terjadi ditangan , kaki, maupun perut.

2. Mekanisme kram otot

Ganang (1998), menguraikan bahwa rangsangan berulang yang diberikan


sebelum masa relaksasi akan menghasiliatan tambahan terhadap elemen kontraktil,
dan tampak adanya respon berupa peningkatan kontraksi. Tegangan yang terbentuk
selama penjumlahan kontraksi jauh lebih besar dibandingkan dengan yang terjadi
selama kontraksi, kedutan otot tunggal. Dengan rangsangan berulang yang cepat,
penggiatan mekanisme kontraktil terjadi berulang- ulang sebelum sampai pada masa
relaksasi. Masing – masing respon tersebut bergabung mejadi satu kontraksi yang
berkesinambungan yang dinamakan tetanik atau kontraksi otot yang berlebihan (kram
otot), Menurut Orwin (2000), Setiap puls kalsium berlangsung sekitar 1/20 detik dan
menghasilkan apa yang disebut sebagai kedutan otot tunggal. Penjumlahan terjadi
apabila kalsium dipertahankan dalam kompartemen intrasel oleh rangsangan syaraf
berulang pada otot. Penjumlahan berarti masing- masing kedutan menyebab kan
penguatan konnntraksi. Apabila diperpanjang, maka kedutan – kedutan tunggal akan
menyatu sampai kekuatan kontraksi maksimum. Pada titik ini terjadi kram otot
sampai dengan tetani yang ditandai oleh kontraksi mulus berkepanjangan.

Menurut Ganong ( 998), Satu potensial aksi tunggal menyebabkan satu


kontraksi singkat yang kemudian diikuti relaksasi. Kontraksi singkat seperti ini
disebut kontraksi kedutan otot. Potensial aksi dan kontraksi diplot pada skala waktu
yang sama. Kontraksi timbul kira- kira 2 menit setelah dimulainya depolarisasi
membrane, sebelum masa repolarisasi potensial aksi selesai. Lamanya kontraksi
kedutan beragam, sesuai dengan jenis otot yang dirangsang.

3. Penyebab kram otot

Menurut Muhammad (2001), kram otot terjadi karena letih, biasanya terjadi
pada malam hari, dapat pula karena dingin dan dapat pula karena panas. Pada otot
bergaris, kram dapat disebabkan kelelahan, dehidrasi atau kekurangan cairan dan
elektrolit ( terutama kekurangan kalium dan natrium), dapat juga akibat trauma pada
tulang dan otot yang bersangkutan atau kekurangan magnesium. Selanjutnya basoeki
(2005), menegaskan bahwa beberapa obat juga dapat menyebabkan terjadinya kram
otot, seperti obat pelancar berkemih, penurun lemak, kekurangan vitamin B1
(thiamine), vit. B5 (panthotenic acid), dan vit. B6 (pyridoxine). Kram otot juga dapat
terjadi akibat sirkulasi darah ke otot yang kurang baik.

4. Hubungan hemodialisa dengan kram otot

Hemodialisa adalah suatu prosedur dimana darah dikeluarkan dari tubuh


penderita dan beredar dalam sebuah mesin diluar tubuh yang disebut dialyzer
(NKF,2006). Dengan adanya sebagian darah pasien yang keluar dari tubuh dan
beredar dalam sebuah mesin (ekstrakorporeal) bisa menyebabkan sirkulasi darah ke
otot kurang baik sehingga dapat mengakibatkan kram otot.

Menurut Tisher dan Wilcox (1997), alat dialisa juga dapat dipergunakan
untuk memindahkan sebagian besar volume cairan. Pemindahan ini dilakukan
melalui ultrafiltrasi dimana tekanan hidrostatik menyebabkan aliran yang besar dari
air plasma (dengan perbandingan sedikit larutan) melalui membrane. Adanya
penarikan cairan (ultrafiltrasi) selama hemodialisa menyebabkan dehidrasi atau
kekurangan cairan yang dapat menyebabkan terjadinya kram otot.

Menurut price dan Wilson(19995) komposisi cairan dialisat diatur


sedemikian rupa sehingga mendekati komposisi ion darah normal, dan sedikit
dimodifikasi agar dapat memperbaiki gangguan cairan dan elektrolit yang sering
menyertai GGK. Unsur – unsure yang umum terdiri dari Na,K,Ca,Mg,Cl, asetat dan
glukosa. Ureum, kreatinin,dan fosfor dapat berdifusi dengan mudah dari darah ke
kompartemen dialisat karena unsure unsure elektorlit dalam dialisat dengan
komposisi elektrolit darah bisa mengakibatkan kekurangan elektrolit. Adanya
kekurangan cairan dan elektrolit bisa mengakibatkan kram otot (basoeki,2005)

5. Pencegahan kram otot

Biasanya kram otot dapat berhenti dengan meregangkan otot yang mengalami
kram, agar otot itu mengalami relaksasi kembali( basoeki,2005). Sedangkan kram
otot yang terus menerus dan sering terjadi dapat dapat menyebabkan distonia. Jika
terjadi kram otot selama tindakan hemodialisa segera lakukan pengobatan dengan
langsung memulihkan volume cairan intravaskuler melalui pemberian bolus cairan
isotonic saline natrium clorida ( NaCl 0,9%) (NKF,2006).Edukasi ulang tentangbb
ideal, lakukan latihan peregangan otot teritama pada otot – otot yang sering
mengaalami kram.

B. TINJAUAN KASUS
1. Identitas diri pasien
Nama : Tn “T”
Jenis kelamin : Laki – laki
Tanggal lahir :
Status perkawinan : Kawin
Agama : Islam
Pekerjaan :
No.RM : 1.69.91.88
Diagnosa Medis : CKD st V e.c DM
Hemodialisa Ke : 155
Alamat : jl. Imogiri Barat
Tanggal Pengkajian :26-08-2016
2. Pengkajian
Pengkajian dilakukan pada hari………….tanggal 26-08-2016 jam………….
a. Keluhan Utama
Pasien mengatakan kram pada kaki dengan durasi kram ± 15 Menit.
b. Riwayat penyakit sekarang
Pasien menderita CKD st V e.c DM. Pasien menjalani program HD 2x seminggu,
setiap hari selasa dan jum at. Pasien sering mengalami kram pada jam – jam akhir
saat HD. Pasien sering mengalami kram pada kaki, setiap merasakan kram
pasien segera untuk duduk disamping tempat tidur dengan memposisikan kaki
dibawah.
c. Riwayat penyakit dahulu
Pasien mempunyai riwayat penyakit DM dan sudah menjalani cuci darah selama
± 2 Tahun. Pada awalnya sering bengkak pada kaki, tangan, dan mual muntah.
Kemudian diperiksakan ke fasilitas kesehatan, dianjurkan oleh dokter untuk
menjalani hemodialisa.
3. Riwayat Awal Tindakan
Keadaan Umum : Ku sedang, composmentis, belum ada keluhan
Tanda – tanda vital : TD: 124/85 mmHg, Nadi: 80x/Menit,
R:18x/Menit, S : 36,5˚c
Kepala :Konjungtiva tidak anemis
Ekstrimitas : Oedem pada kaki,
TB : TB sebelum HD : 159 cm
TB setelah HD :,,,,,,,,,,,cm
BB : BB kering : 60 Kg
BB pre HD : 63 Kg
Akses Vaskuler : Cimono / A.V Shunt
Terapi :…………………………
HAsil Laboratorium : Hb : 10,1 g/dl
Peresepan HD : Pasien dilakukan hemodialisa rutin 2x seminggu
setiap hari selasa dan jumat. TD: 4,5 Jam, QB: 180-
200 ml/menit, QD : 500 ml/menit, UF Goal: 3000
ml, Dialisat bicarbonate dengan conduktifiti
14,5ms/cm, temperature 36,2˚C. Pemberian
Heparin dosis awal : 1500 iu, dan dosis continue
1.000 iu/ jam
4. Perubahan data dan pengelolaannya
 Pada tanggal 26 Agustus 2016 pada jam ………,, pasien mengeluh kram pada
kedua kaki, durasi kram 20 menit terjadi pada saat HD akan berakhir.
Sehingga proses HD dihentikan. Setelah selesai HD beberapa menit, pasien
masih merasakan kram. Inisiatif istri pasien untuk mengurangi kram yaitu
mengoleskan krim pada kaki dan memijatnya.

C. PEMBAHASAN KASUS
 Analisa kejadian dan pengelolaannya
Pasien datang ke unit hemodialisa RSUP dr Sardjito jam 14.00 wib, pasien
datang berjalan kaki dan diantar keluarganya. Tn. A adalah pasien CKD st V
dengan DM dan sering mengalami kram otot pada saat HD. Hal ini
dikarenakan hipotensi atau bisa juga hipoglikemi karena pengeluaran cairan
yang cepat, berat badan pasien dibawah berat badan kering, dan bisa juga
dikarenakan penggunaan dialisat kadar Na yang rendah.

D. SOLUSI DAN SARAN


a. Solusi ( penatalaksanaan )
 Memonitir tekanan darah
 Menurunkan Ultrafiltrasi
 Menurunkan aliran darah
 Berikan cairan hipertonik 23,4% NaCl atau Glukosa 40% pada pasien non
diabetic
 Berikan kalsium Glukonas injeksi
 Berikan kompres hangat
 Lakukan pemijatan dengan krim
b. Saran
 Edukasi pada pasien tentang pentingnya BB ideal
 Lakukan peregangan otot terutama pada otot yang serng mengalami kram.

Anda mungkin juga menyukai