Anda di halaman 1dari 4

TINDAKAN HEMODIALISIS DENGAN MENGGUNAKAN

KATETER HD
NO. NO. REVISI HALAMAN
DOKUMEN 1/4
KEPOLISIAN DAERAH BENGKULU
BIDANG KEDOKTERAN DAN KEPOLISIAN
RUMKIT BHAYANGKARA TK III BENGKULU

Tanggal Disusun Oleh : Diperiksa oleh:


Terbit Komite Keperawatan
Ditetapkan Oleh :
Ka. Rumkit Rumah Sakit Bhayangkara
SOP Tingkat III Polda Bengkulu
INSTALASI
HEMODIALISA

Drg. MUHAMMAD ZAKIR, S.H, M.H


AJUN KOMISARIS BESAR POLISI NRP.72070739
PENGERTIAN Suatu tata cara memulai HD dengan menggunakan akses
vaskuler, kateter HD.
TUJUAN Secara aman memulai tindakan hemodialisis dengan
menggunakan kateter HD
KEBIJAKAN 1. UU Nomor 29 tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran
2. UU Nomor 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit
3. UU Nomor 36 tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan
4. UU Nomor 38 tahun 2014 tentang Keperawatan
PROSEDUR Tahap Pre Interaksi :
1. Perawat melakukan verifikasi order tindakan dalam
catatan medis dan keperawatan.
2. Perawat melakukan verifikasi akses vaskuler: jenis
dan catatan pemasangan kateter HD.
3. Perawat memastikan persiapan pasien
3.1 Keadaan umum pasien
3.2 Pastikan bahwa pasien benar – benar siap untuk
dilakukan hemodialisis.
3.3 Informed consent (pasienBaru)
4. Perawat menyiapkan alat
4.1 Perawat menyiapkan set hemodialisis steril :
4.1.1 Alas steril disposable/ Apron disposable
4.1.2 Kassa Steril
4.1.3 Pinset steril
4.1.4 Sarung tangan steril 2 buah
4.1.5 Bak plastic steril disposable.
4.2 Masker
4.3 Sarung tangan tidak steril 1 buah.
4.4 Spuit 10 cc
4.5 Betadine 10%
TINDAKAN HEMODIALISIS DENGAN MENGGUNAKAN
KATETER HD
NO. NO. REVISI HALAMAN
DOKUMEN 2/4
KEPOLISIAN DAERAH BENGKULU
BIDANG KEDOKTERAN DAN KEPOLISIAN
RUMKIT BHAYANGKARA TK III BENGKULU

PROSEDUR 4.6 NaCl 0,9%


4.7 Spuit 2,5cc
5. Perawat menyiapkan mesin siap pakai.
Tahap Orientasi :
1. Perawat mengatur posisi tidur pasien.
2. Perawat melakukan cuci tangan bersih sesuai procedur.
3. Perawat memakai sarung tangan
4. Perawat memakai masker
5. Perawat melakukan identifikasi akses vaskuler : jenis
dan lokasi insersi akses vaskuler
6. Perawat memulai hemodialisis dengan melakukan
setting mesin
7. Perawat melakukan Primming
8. Perawat melakkukan Sirkulasi
9. Perawat melakukan soaking
10. Perawat menganjurkan pasien untuk berpaling dari sisi
lokasi kateter dan hindari bicara.
11. Perawat memasang alas steril duk disposable dibawah
lumen catheter.
12. Perawat memastikan lumen kateter dalam posisi
diklem( klem pada HD kateter selalu dalam keadaan
tertutup, dan posisi klem dipindah pindah letaknya agar
tidak pingget.
13. Perawat membuka balutan exit site dan observasi
kateter terhadap tanda – tanda infeksi, jika infeksi kateter
HD tidak dipakai untuk hemodialisis.
14. Perawatmelakukan dressing kateterdengankasasteril +
NaCl 0,9% dikeringkandantutupdengankassasteril.
15. Perawat menyiapkan NaCL 0,9% dalam spuit 10 cc.
16. Perawat membersihkan sepanjang lumen kateter
dengan bethadine 10% ( arterial lumen dan venous
lumen) dengan gerakan memutar.
17. Perawat membersihkan daerah sambungan / ujung
lumen kateter (arterial lumen dan venous lumen beserta
penutupnya ,gosok selama 1-2 menit dengan betadine
10%.
18. Perawat melepaskan penutup lumen dan rendam dalam
caira betadine 10% selama hemodialisis berlangsung,
sambungkan lumen dengan spuit 2,5cc.
TINDAKAN HEMODIALISIS DENGAN MENGGUNAKAN
KATETER HD
NO. NO. REVISI HALAMAN
DOKUMEN 3/4
KEPOLISIAN DAERAH BENGKULU
BIDANG KEDOKTERAN DAN KEPOLISIAN
RUMKIT BHAYANGKARA TK III BENGKULU

PROSEDUR 19. Perawat membuka klem arterial kateter, tarik/keluarkan


heparin lock dengan spuit 2,5 cc, klem kembali lumen
( lumen kateter berisi heparin murni, bila akan
digunakan untuk hemodialisis heparin lock harus
dikeluarkan dengan spuit)
20. Perawat melepaskanSpuit 2,5cc kemudian hubungkan
dengan spuit 10cc beris iNaCl 0,9%, buka klem
,kemudian lakukan Flush/ bolus pada lumen.
21. Perawat menutup klem lumen kateter dan membiarkan
spuit tersambung pada lumen kateter.
22. Perawat melakukan langkah 19-21 pada lumen venous
kateter.
23. Perawat melepaskan sambungan AV blood line,
kemudian arterial bloodline dihubungkan dengan lumen
kateter inlet. Ujung venous bloodline ditempatkan
kematcan/ gela sukur.
24. Perawat membuka semua klem dan putar pompa
perlahan – lahan sampai kurang lebih 180cc/menit
untuk mengalirkan darah dan amati kelancaran aliran
darah.
25. Perawat membiarkan darah memasuki sirkulasi sampai
pada buble trap venous bloodline, kemudian pompa
dimatikan dan venous bloodline diklem.
26. Perawat menghubungkan ujung venous bloodline
dengan lumen venous kateter/ outlet, klem dibuka dan
pastikan sambungan bebas dari udara.
27. Perawat memutar pompa darah / QB dengan
kecepatan 150 cc/menit kemudian dinaikkan perlaha –
lahan antara 200- 300cc/menit.
28. Perawat melakukan fiksasi AV bloodline agar tidak
mengganggu pergerakan
TINDAKAN HEMODIALISIS DENGAN MENGGUNAKAN
KATETER HD
NO. NO. REVISI HALAMAN
DOKUMEN 4/4
KEPOLISIAN DAERAH BENGKULU
BIDANG KEDOKTERAN DAN KEPOLISIAN
RUMKIT BHAYANGKARA TK III BENGKULU

PROSEDUR 29. Perawat menghidupkan heparin pump sesuai dengan


lamanya hemodialisis.
30. Perawat membuka klem slang monitor AV preasure
31. Perawat memasang line venous pada detector
kebocoran udara( airbuble).
32. Perawat melakukan monitoring kelancaran akses
kateter HD.
33. Dokter/ Perawat mengukur tanda – tanda vital sign
pasien
34. Perawat melakukan monitoring mesin dan sirkulasi
udara
35. Perawat mengatur posisi dialyzer, bagian atas yang
berwarna merah, dan biru dibawah
36. Perawat melakukan observasi terhadap kesadaran dan
keluhan pasien.
37. Perawat memprogram hemodialisis sesuai instruksi
dokter nefrologi.
TahapTerminasi :
1. Perawat mengkaji respon pasien.
2. Perawat memberikan Reinforcement positif.
3. Perawat melakukan kontrak waktu untuk tindakan
berikutnya dan untuk mengakhiri tindakan dengan
cara baik dan beri salam
4. Perawat merapikan alat dan cuci tangan sesuai
prosedur.
5. Perawat/ dokter melakukan dokumentasi tindakan;
Waktu,, jenis tindakan, respon pasien, hasil
tindakan, perawat dan paraf)
Hal- hal yang Harus Diperhatikan :
1. Keadaan umum pasien
2. Vital Sign
3. Akses vaskuler
4. Heparinisasi
5. Kelancuran saluran ekstrakorporeal
6. Komplikasi intra HD
.
Unit terkait IRJ, IGD, IRNA, Farmasi

Anda mungkin juga menyukai