1 COVID-19
2.1.1 Definisi
serotipe dan karakteristik genom. Terdapat empat genus yaitu alpha coronavirus,
corona virus pneumonia (NCP) di Wuhan, Provinsi Hubei. WHO (World Health
Novel coronavirus 2019 (nCoV-2019) secara resmi dinamai sebagai severe acute
dari hewan ke manusia. Kelelawar, tikus bambu, unta dan musang merupakan
host yang biasa ditemukan untuk Coronavirus. Secara umum, alur Coronavirus
dari hewan ke manusia dan dari manusia ke manusia melalui transmisi kontak,
dengan gejala klinis ringan seperti common cold dan faringitis sampai berat
seperti SARS atau MERS serta beberapa strain menyebabkan diare pada dewasa.
Semua orang secara umum rentan terinfeksi. Pneumonia Coronavirus jenis baru
paparan jumlah virus. Jika kita terpapar virus dalam jumlah besar dalam satu
waktu, dapat menimbulkan penyakit walaupun sistem imun tubuh berfungsi
normal. Orang-orang dengan sistem imun lemah seperti orang tua, wanita hamil,
dan kondisi lainnya, penyakit dapat secara progresif lebih cepat dan lebih parah.
yang sangat berbeda serta memiliki makna dalam spektrum yang luas, mulai dari
sepsis, hingga syok sepsis. Sekitar 80% kasus tergolong ringan atau sedang,
13,8% mengalami sakit berat, dan sebanyak 6,1% pasien jatuh ke dalam keadaan
terjadi di hari ke tiga sampai hari ke tujuh. Demam, kelelahan, dan batuk kering
merupakan tanda-tanda umum infeksi corona disertai dengan gejala seperti hidung
tersumbat, pilek, dan diare pada beberapa pasien. Edisi ini menekankan bahwa
pasien dengan kondisi sakit ringan hanya mengalami demam ringan, kelelahan
enzim otot dan mioglobin dapat terjadi pada beberapa pasien dan peningkatan
level troponin dapat dilihat pada beberapa pasien kritis” dan “asam nukleat nCoV-
2019 dapat dideteksi dalam spesimen biologis seperti apusan nasofaringeal,
Perbedaan yang pasti antara pasien dengan gejala ringan dan berat bisa
dilihat pada manifestasi klinis beberapa pasien yakni pasien dengan gejala parah
tidak mengalami kesulitan bernapas yang jelas dan datang dengan hipoksemia,
dispnea dan atau hipoksemia biasanya terjadi setelah satu minggu setelah onset
penyakit, dan yang lebih buruk dapat dengan cepat berkembang menjadi sindrom
gangguan pernapasan akut, syok sepsis, asidosis metabolik yang sulit ditangani,
antara yang memiliki gejala ringan maupun berat. Pada pasien dengan gejala
ringan menunjukkan bahwa ada beberapa bayangan pola kecil (multiple small
pada hasil rontgen pasien dengan gejala berat, berkembang lebih lanjut menjadi
bayangan infltrasi di kedua paru dan juga Pada kasus yang parah dapat terjadi
konsolidasi paru.11
2.1.3 Patogenesis
tidak jauh berbeda dengan SARS-CoV yang sudah lebih banyak diketahui. 12 Pada
melapisi alveoli. Transmisi dari manusia ke manusia menjadi transmisi utama dari
jalan masuk ke dalam sel. Glikoprotein yang terdapat pada envelope spike virus
di permukaan sel.14,15
ke dalam sel, genom RNA virus akan dikeluarkan ke sitoplasma sel dan
virus akan mulai untuk bereplikasi. Glikoprotein pada selubung virus yang baru
terbentuk masuk ke dalam membran retikulum endoplasma atau Golgi sel. Terjadi
Golgi sel. Pada tahap akhir, vesikel yang mengandung partikel virus akan
baru.16
signifikan dalam masuknya virus ke dalam sel pejamu. 16 Telah diketahui bahwa
masuknya SARS-CoV ke dalam sel dimulai dengan fusi antara membran virus
dengan plasma membran dari sel.17 Pada proses ini, protein S2 berperan penting
pejamu.18
Penyebab terjadinya ARDS pada infeksi SARS-CoV-2 adalah badai sitokin, yaitu
proinflamasi dalam jumlah besar ( IFN-α, IFN-γ, IL-1β, IL-2, IL-6, IL-7, IL-10
IL-12, IL-18, IL-33, TNF-α, dan TGFβ) serta kemokin dalam jumlah besar
(CCL2, CCL3, CCL5, CXCL8, CXCL9, dan CXCL10). Respons imun yang
berlebihan ini dapat menyebabkan kerusakan paru dan fibrosis sehingga terjadi
disabilitas fungsional.20
2.1.3 Diagnosis
2) Orang dengan demam (≥380C) atau riwayat demam atau ISPA dan
COVID-19.
Orang Tanpa Gejala (OTG) merupakan seseorang yang tidak bergejala dan
memiliki risiko tertular dari orang konfirmasi COVID-19. Orang tanpa gejala
Kontak Erat adalah seseorang yang melakukan kontak fisik atau berada
dalam ruangan atau berkunjung (dalam radius 1 meter dengan kasus pasien dalam
pengawasan atau konfirmasi) dalam 2 hari sebelum kasus timbul gejala dan
hingga 14 hari setelah kasus timbul gejala. Termasuk kontak erat adalah:21
b. Orang yang berada dalam suatu ruangan yang sama dengan kasus (termasuk
tempat kerja, kelas, rumah, acara besar) dalam 2 hari sebelum kasus timbul
c. Orang yang bepergian bersama (radius 1 meter) dengan segala jenis alat
manifestasi klinis.22
a. Pemeriksaan laboratorium
hitung sel darah putih total yang normal maupun menurun dan hitung
peningkatan nilai enzim hati, LDH, enzim otot dan myoglobin dan
pasien yang parah dan kritis. Asam nukleat nCoV-2019 dapat dideteksi
mungkin.6
cepat yang sahih adalah memastikan negatif palsu, karena angka deteksi
virus pada rRT-PCR sebagai baku emas tidak ideal. Selain itu, perlu
pemeriksaan serologi. IgM dan IgA dilaporkan terdeteksi mulai hari 3-6
setelah onset gejala, sementara IgG mulai hari 10-18 setelah onset gejala.
A. Pemeriksaan virologi
bila rRT-PCR positif pada minimal dua target genom (N, E, S, atau RdRP)
bayangan infiltrasi pada kedua paru. Pada kasus yang parah, dapat
COVID-19.6,25
dengan infeksi pernafasan yang disebabkan oleh virus lain. NCP harus dibedakan
lainnya harus dilakukan untuk menguji patogen pernafasan yang umum. Selain
dekat dan droplet, bukan melalui transmisi udara. Orang-orang yang paling
berisiko terinfeksi adalah mereka yang berhubungan dekat dengan pasien COVID-
meliputi:21
terlihat kotor atau cuci tangan dengan sabun jika tangan terlihat kotor.
Terapkan etika batuk atau bersin dengan menutup hidung dan mulut dengan
lengan atas bagian dalam atau tisu, lalu buanglah tisu ke tempat sampah.
Menjaga jarak (minimal 1 meter) dari orang yang mengalami gejala gangguan
pernapasan.
DAFTAR PUSTAKA
8. Huang C, Wang Y, Li X, Ren L, Zhao J, Zang Li, Fan G, etc. Clinical features
of patients infected with 2019 novel coronavirus in Wuhan, China. The
Lancet. 24 jan 2020.
2020.
10. Tim Kerja Kementrian Dalam Negeri untuk dukungan gugus tugas COVID-
13. Han Y, Yang H. The transmission and diagnosis of 2019 novel coronavirus
infection disease (COVID-19): A Chinese perspective. J Med Virol. 2020.
16. de Wit E, van Doremalen N, Falzarano D, Munster VJ. SARS and MERS:
recent insights into emerging coronaviruses. Nat Rev Microbiol.
2016;14(8):523-34.
17. Simmons G, Reeves JD, Rennekamp AJ, Amberg SM, Piefer AJ, Bates P.
Characterization of severe acute respiratory syndrome-associated coronavirus
(SARS-CoV) spike glycoprotein-mediated viral entry. Proc Natl Acad Sci U S
A. 2004;101(12):4240-5.
18. Wang H, Yang P, Liu K, Guo F, Zhang Y, Zhang G, et al. SARS coronavirus
entry into host cells through a novel clathrin-and caveolae-independent
endocytic pathway. Cell Res. 2008;18(2):290-301.
22. Burhan E, Isbaniah F, Susanto AD, Aditama TY, Soedarsono, Sartono TR,
dkk. Pneumonia Covid-19 Diagnosis dan Penatalaksanaan Di Indonesia. Tim
Penyusun Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI). Jakarta. 2020.
23. World Health Organization. Laboratory testing for coronavirus disease 2019
(COVID-19) in suspected human cases. Geneva: World Health Organization;
2020.
24. Centers for Disease Control and Prevention. Atlanta: Centers for Disease
Control and Prevention. 2020.
25. Salehi S, Abedi A, Balakrishnan S, Gholamrezanezhad A. (2020).
Coronavirus Disease 2019 (COVID-19): A Systematic Review of Imaging
Findings in 919 Patients. AJR Am J Roentgenol. 2020 Mar 14: 1-7