Tugas Individu Delerium
Tugas Individu Delerium
Di susun oleh :
432051440116017
BANDUNG
2019
A.Definisi Delirium
Delirium juga dikenal sebagai status konfusi akut,enselofati akut, dan perubahan
status mental, delirium bukanlah penyakit tetapi suatu gejala dari masalah yang mendasari.
Gejala ini dapat terjadi karena infeksi, ketidakseimbangan glukosa darah,nyeri,atau cedera
kepala,setelah prosedur pembedahan,anestesi,atau perubahan mendadak pada lingkungan
sekitar,atau akibat interaksi obat atau putus obat
B.Faktor Resiko
1. Efek Langsung
2.Inflamasi
Delirium dapat terjadi akibat gangguan primer dari luar otak, seperti penyakit
infl amasi, trauma, atau prosedur bedah. Padabeberapa kasus, respons infl amasi
sistemik menyebabkan peningkatan produksi sitokin, yang dapat mengaktivasi
mikroglia untuk memproduksi reaksi inflamasi pada otak. Sejalan dengan efeknya
yang merusak neuron, sitokin juga mengganggu pembentukan dan pelepasan
neurotransmiter. Proses infl amasiberperan menyebabkan delirium pada pasien
dengan penyakit utama di otak (terutama penyakit neurodegeneratif ).
3.Stres
C.Etiologi
•Usia
•Kerusakan otak
•Riwayat delirium
•Ketergantungan alcohol
•Diabetes
•Kanker
•Malnutrisi
•Stroke
Gejala delirium dapat menyerupai gejala depresi dan psikosis, seperti penurunan
rentang perhatian, penurunan kewaspadaan, dan perubahan pola tidur (namun delirium
mempunyai awitan mendadak sebaliknya depresi dan psikosis ditandai dengan awitan yang
lebih lambat). Gejala yang mudah diamati namun justru terlewatkan adalah bila terdapat
komunikasi yang tidak relevan, atau autonamnesis yang sulit dipahami; kadang-
kadang pasien terlihat seperti mengomel terus atu terdapat ide-ide pembicaraan yang
melompat-lompat.
E.Dampak
a. Individu
b. Keluarga :
F. Pengkajian Fisik
1. Identitas
Indentias klien meliputi nama, umur, jenis kelamin, suku bangsa/latar belakang
kebudayaan, status sipil, pendidikan, pekerjaan dan alamat.
2. Keluhan utama
Keluhan utama atau sebab utama yang menyebabkan klien datang berobat (menurut klien
dan atau keluarga). Gejala utama adalah kesadaran menurun.
3. Faktor predisposisi
Gangguan kongnitif pada umumnya disebabkan oleh karena gangguan fungsi biologis dan
system saraf pusat. System saraf pusat memerlukan nutrisi untuk dapat berfungsi dan
setiap adanya gangguan pengiriman nutrisi dapat mengakibatkan gangguan pada fungsi ini.
b. Gangguan suplai oksigen, glukosa, dan zat makan yang penting untuk fungsi
otak:
1) Artheroschelerotic vascular
3) Pendarahan otak
g. Malnutrisi
h. Abnormalitas genetic
i. Penyakit HIV
4. Faktor presipitasi
Selain kelainan atau gangguan pada otak dapat menjadi factor presipitasi pada
gangguan kognitif. Kelainan tersebut antara lain ;
a. Hipoksia
5. Meknisme koping
6. Prilaku
Pada klien dengan delirium perlikau yang mungkin muncul adalah gelisah,hiperaktifitas,
tremor, depresi dan perliku merusak diri ( Townsend, 1993 )
a. Kesadaran berkabut
Pasien tidak waspada seperti biasanya dan Nampak bingung. Klien dapat terjadi
penurunan kesadaran ( bertahap sampai stupor ) atau hiper-alerp ( aspada berlebihan )
b. Atensi kurang
Biasanya pasien mudah teralih perhatiannya dan tidak dapat memusatkan perhatian
dengan baik atau cukup lama untuk mengikuti rangkaian piker atau mengerti apa yang
sedsng terjadi disekitarnya.
c. Gangguan persepsi
Pasien biasanya salah interprestasi terhadap suatu kejadian atau mengalami ilusi
( missal ada bayangan pohon pisang yang melambai”, klien yakin ada hantu atau orang
yang mengganggunya ). Ia bisa atau mungkin tidak menyadari kesalahan persepsinya.
Insomnia hamper selalu ada ( semua gejala biasanya memburuk diwaktu malam
hari pada keadaan gelap ) dan kantuk berat juga dapat terjadi.
e. Dis orientasi
f. Ganguan memori
g. Inkoherens
7. Pemeriksaan fisik
8. Psikososial
a. Genogram Dari hasil penelitian ditemukan kembar monozigot memberi pengaruh
lebih tinggi dari kembar dizigot .
b. Konsep diri
e. Peran, transisi peran dapat dari sehat ke sakit, ketidak sesuaian antara satu peran
dengan peran yang lain dan peran yang ragu diman aindividu tidak tahun dengan
jelas perannya, serta peran berlebihan sementara tidak mempunyai kemmapuan dan
sumber yang cukup.
f. Ideal diri, keinginann yang tidak sesuai dengan kenyataan dan kemampuan yang
ada.
g.Harga diri, tidakmampuan dalam mencapai tujuan sehingga klien merasa harga
dirinya rendah karena kegagalannya.
9. Hubungan sosial
Berbagai faktor di masyarakat yang membuat seseorang disingkirkan atau kesepian, yang
selanjutnya tidak dapat diatasi sehingga timbul akibat berat seperti delusi dan halusinasi.
Konsep diri dibentuk oleh pola hubungan sosial khususnya dengan orang yang penting
dalam kehidupan individu. Jika hubungan ini tidak sehat maka individu dalam kekosongan
internal. Perkembangan hubungan sosial yang tidak adeguat menyebabkan kegagalan
individu untuk belajar mempertahankan komunikasi dengan orang lain, akibatnya klien
cenderung memisahkan diri dari orang lain dan hanya terlibat dengan pikirannya sendiri
yang tidak memerlukan kontrol orang lain. Keadaa ini menimbulkan kesepian, isolasi
sosial, hubungan dangkal dan tergantung.
10. Spiritual
Keyakinan klien terhadapa agama dan keyakinannya masih kuat.a tetapi tidak atau kurang
mampu dalam melaksnakan ibadatnmya sesuai dengan agama dan kepercayaannya.
a. Penampila klien tidak rapi dan tidak mampu utnuk merawat dirinya sendiri.
b. Pembicaraan keras, cepat dan inkoheren.
c. Aktivitas motorik
d. Alam perasaan
Perubahan afek terjadi karena klien berusaha membuat jarak dengan perasaan tertentu
karena jika langsung mengalami perasaa tersebut dapat menimbulkan ansietas. Keadaan ini
menimbulkan perubahan afek yang digunakan klien untukj melindungi dirinya, karena afek
yang telah berubahn memampukan kien mengingkari dampak emosional yang
menyakitkan dari lingkungan eksternal. Respon emosional klien mungkin tampak bizar
dan tidak sesuai karena datang dari kerangka pikir yang telah berubah. Perubahan afek
adalah tumpul, datar, tidak sesuai, berlebihan dan ambivalen.
g. Persepsi
Persepsi melibatkan proses berpikir dan pemahaman emosional terhadap suatu obyek.
Perubahan persepsi dapat terjadi pada satu atau kebiuh panca indera yaitu penglihatan,
pendengaran, perabaan, penciuman dan pengecapan. Perubahan persepsi dapat ringan,
sedang dan berat atau berkepanjangan. Perubahan persepsi yang paling sering ditemukan
adalah halusinasi.
h. Proses berpikir
Penilaian realitas secara pribadi oleh klien merupakan penilaian subyektif yang dikaitkan
dengan orang, benda atau kejadian yang tidak logis.(Pemikiran autistik). Klien tidak
menelaah ulang kebenaran realitas. Pemikiran autistik dasar perubahan proses pikir yang
dapat dimanifestasikan dengan pemikian primitf, hilangnya asosiasi, pemikiran magis,
delusi (waham), perubahan linguistik (memperlihatkan gangguan pola pikir abstrak
sehingga tampak klien regresi dan pola pikir yang sempit misalnya ekholali, clang asosiasi
dan neologisme.
i. Tingkat kesadaran
G. Pengkajian Penunjang
a) Pemeriksaan Laboratorium
Hb : 12,5 gr%
LED : 45 mg/L
b) Pemeriksaan Widal
S. Thyphi O : Negative
S. Thyphi H : Negative
S. Para A : Negative
S. Para B : Negative
H. Analisa Data
N DATA MASALAH
O
1 Data Subyektif : Perilaku Kekerasan
- Keluarga mengatakan bahwa klien kadang
mendengar suara yang membisikan dirinya disetiap ada
rangsangan (berupa suara atau bunyian yang keras) .
- Keluarga kadang-kadang memegangi klien dikala
sedang gelisah dan tidak enak duduk dan tidur serta
berkeinginan untuk melepaskan jarum infus yang
terpasang ditangan kirinya.
- Klien minta agar tali pengikatnya dilepas .
Data Obyektif :
- Klien ketika didekati perawat mengatakan bahwa di
tempat terpasangnya infus ada 4 pasang sapi yang sedang
berkejar-kejaran (berbunyi tak-tuk-tak-tuk)
- Terdapat luka lecet pada daerah dahi (daerah tengah
antara dua lais) dan pelipis bekas garukan.
- Klien nampak gelisah , berontak, ngomel-ngomel,
tidak enak duduk dan tidak enak tidur, mata merah.
Data Obyektif :
- Klien nampak Kurang percaya pada orang lain,
sukar berinteraksi dengan orang lain, komnuikasi yang
tidak realistik, kontak mata kurang, berpikir tentang
sesuatu menurut pikirannya sendiri, afek emosi yang
dangkal.
- Klien bila diajak kenalan dengan klien liannya
seperti (sdr. JS dan Sdr. S) masih belum bersahabat dan
masih salah dalam mengulang nama yang baru saja
dikenalkan
- Klien terlihat Kesadarannya berkabut, Psikomotor
meningkat, bentuk pikir non realistik, arus (asosiasi
longgar) dan isi (pemikiran tak memadai), Afek emosi
yang dangkal
I. Diagnosa
1. Perilaku Kekerasan berhubungan dengan berespon pada pikiran delusi dan halusinasi.
6.dengan keterlibatan
6. Jelaskan pentingnya keluarga dapat
keterlibatan keluarga membuat klien
dalam perawatan klien merasakan adanya
kedekatan yang dapat
meningkatkan
kepercayaan dirinya
DAFTAR PUSTAKA