Anda di halaman 1dari 128
¥/TA 2002 0005 AUDIT ENERGI PADA PRODUKSI CRUDE PALM OIL (CPO) DI PTP. NUSANTARA VIL (PERSERO) UNIT USAHA REJOSARI - LAMPUNG SELATAN Oleh TEDI ALI RAHMAT F01497012 2002 FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR, “Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi dan silih bergantinya malam dan siang terdepat tanda-tanda bagi orang yang berakal” (QS: Ali Imran :190) Rahasia sukses adalah tiadanya ikatan dengan hasil ~ melakukan yang terbaik di woktu itu dan membiarkan hasil datang dengan sendirinya Kupersembahkan karye kecil ini untuk kedue orang tua dan adikku yang selalu memberikan doa, kasih seyang, ‘motivasi dan pengorbanan Tedi Ali Rabmat, F01497012. Audit Energi Pada Produksi Crude Palm Oil (CPO) di Unit Usaha Rejosari PTP. Nusantara VI (Persero) Lampung Selatan. Di bawah bimbingan Ir. Sti Endah Agustina, MS. RINGKASAN Audit energi diperlukan guna mengetahui Kebutuhan energi dan tingkat effisiensi penggunaannya pada suani proses produksi, Selanjutnya data audit dapat digunakan untuk menentukan kebijakan-kebijakan proses produksi guna meningkatkan aya saing produk serta untuk perencanaan pengembangan sistem produksi. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan audit energi pada produksi CPO di Unit Usaha Rejosari PIP. Nusantara VI (Persero) Lampung Selatan, Sasaran penelitian ini adalah mengetahui kebutuhan energi untuk menghasilkan tiap ke CPO, mengetahui aliran energi pada proses produksi CPO tersebut, mengetahui jenis, jumlah dan sumber energi pada tiap tiep tahapan proses produksi serta mengidentifikasi tahapan proses yang kurang effisien sehingga usaha penghematan dapat segera dilakukan. Hasil penelitian ini dibandingkan dengan hasil penelitian pada jenis komoditi yang sama dengan lokasi yang berbeda untuk mengetahui faktor-faktor yang berpengeruh terhadap penggunaan energi. Dari hasil perhitungan terhadap konsumsi energi, baik terhadap energi langsung ‘maupun tidak langsung dengan tidak memperhitungkan masukan energi dari pestisida, baban kimia pembantu dan alat atau mesin yang digunakan, dibutuhkan masukan energi primer rata-rata sebesar 15,7550 MJ untuk memproduksi tiap kg CPO pada kapasitas pengolahan 25 ton TBS/jam dengan tingkat rendemen 20.89 %, Konsumsi energi primer yang diperlukan tersebut berasal dari input energi pupuk sebesar 4.925 MJ (31.26 % dari total masukan energi primer), solar 0.7190 MI (4.57 %), biomassa 9.9200 MJ (62.96 %) dan energi biologis manusia sebesar 0.1900 ‘MY (1.20%). Berdasarkan tahapan proses produksi, jumlah energi primer tersebut dibutuhkan pada kegiatan budidaya sebesar 5.1287 MJ (32.56 % dari total konsumsi energi primer), pemanenan sebesar 0.0280 MI (0.19 %), pengangkutan 0.2186 MI (1.40 %) dan pengolahan TBS serta sarana pendukung sebesar 10.3739 MI (65.85 %). Konsumsi energi pada pengolahan TBS dan sarana pendukung produksi setelah cnergi primer dikonversikan menjadi energi listrikc yaitu masing-masing sebesar 0.2575 Mirkg CPO dan 0.1820 Mi/kg CPO.Pada pengolahan TBS menjadi CPO, input energi terbesar berasal dari energi listrik sebesar 0.2530 Mi/kg CPO atau 96.02 % dari total input energi untuk pengolahan sedangkan tahapan yang paling besar mengkonsumsi ‘nergi yaitu tahapan pengolahan biji sebesar 0.1076 MI/kg CPO atau 43.11 % dari total konsumsi energi untuk pengolahan TBS menjadi CPO. Dari aliran energi pada sarana pendukung penyediaan energi didapatkan effisiensi rill boiler sebesar 74.67 %, effisiensi riil generator diesel sebesar 27.44 %, effisiensi rl turbin uap untuk menghasilkan energi listrik sebesar 3.82 %. Sedangkan effisiensi teknis alat yang merupakan perbandingan antara kapasitas terukur dengan kapasitas terpasang didapatkan effisiensi teknis generator diesel sebesar 42.92 %, cfisiensi teknis turbin uap sebesar 54.74 % dan effisiensi teknis rata-rata motor listrik sebesar 73.65 %. Energi listrik yang dihasilkan dari sarana pendukung penyediaan energi sebesar 0.4277 Mi/kg CPO berasal dari turbin uap sebesar 0.31494 MI/kg CPO. atau 73.63 % dari total masukan energi listrik dan dari generator diesel sebesar 0.1128 MI/kg CPO atau 26.37 %. Konsumsi energi listrik pada instalasi pengolahan sebeser 0.2531 MI/kkg, CPO dan pada instalasi sarana pendukung sebesar 0.1438 MJ/kg CPO, sehingga rasio. penggunaan energi listrik antara instalasi pengolahan dengan sarana pendukung sebesar 63.76 berbanding 36.24. Kehilangan energi listrik dari input listrik ke peralatan pengguna listrik sebesar 0.0379 MJ/kg CPO atau sebesar 7.19 % dari total masukan energi listrik. Besamya pemborosan energi yang terjadi yaitu sebesar 1.9816 Mi/kg CPO atau dalam bentuk biaya yaitu Rp. 6.82 /kg CPO sehingga biaya yang terbuang. tiap hari sebesar Rp. 472475.18. Pemborosan ini berasal dari pemakaian tenaga manusia untuk pengolahan TBS, penggunaan serat dan cangkang sebagai bahan bakar pada boiler serta adanya kehilangan energi listrik, ‘Usaha konservasi energi yang dapat dilakukan yaitu pertama, dengan semakin meningkatkan produksi TBS sehingga kapasitas rill pengolahan tiap hari bisa bertambah. Kedua, melalui pengaturan konsumsi biomassa sebagai bahan bakar boiler sesuai dengan kebutuhan. Ketiga, melalui pembenahan instalasi listrik, memodifiksi peralatan dan mesin produksi yang bekerja di bawah standar. Keempat, melalui perbaikan instalasi pipa penyaluran uap yang mengalami kebocoran dan penggunean uap sesuai kebutuhan, Dalam Konservasi energi ini usaha yang terpenting yaitu pemahaman operator dalam bekerja tentang pentingnya usaha penghematan energi, serta upaya perawatan dan pemeliharaan harus terus dilakukan secara kontinyu. AUDIT ENERGI PADA PRODUKSI CRUDE PALM OIL (CPO) Di PTP. NUSANTARA VII (PERSERO) UNIT USABA REJOSARI - LAMPUNG SELATAN SKRIPSI Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Teknologi Pertanian Pada Jurusan Teknik Pertanian Fakultas Teknologi Pertanian Institut Pertanian Bogor Oleh TEDI ALI RAHMAT F01497012 2002 FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN, INSTITUT PERTANIAN BOGOR INSTITUT PERTANIAN BOGOR, FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN _————— AUDIT ENERGI PADA PRODUKSI CRUDE PALM OIL (CPO) DIPTP. NUSANTARA VII (PERSERO) UNIT USAHA REJOSARI - LAMPUNG SELATAN SKRIPSI Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Teknologi Pertanian Pada Jurusan Teknik Pertanian Fakultas Teknologi Pertanian Institut Pertanian Bogor Oleh Tedi Ali Rahmat F01497012 Dilahirkan pada tanggal 02 November 1979 di Sukabumi Tanggal lulus 28 November 2001 Disetujui, Januari 2002 KATA PENGANTAR Paji dan syukur Penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya sehingga Penulis dapat menyelesaikan skripsi ini, Skripsi ini merupakan hasil penelitian di UU Rejosari PTP. Nusantara VII (Persero). Kajian pokok skripsi ini yaitu audit energi dari mulai tahapan budidaya kelapa sawit sampai pengolahan TBS menjadi CPO dengan sarana pendukungnya. Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Teknologi Pertanian di Fakultas Teknologi Pertanian IPB, Bogor. Pada kesempatan ini Penulis menyampaikan terima kasih kepada : 1. Kedua orang tua dan adik Penulis atas segala doa dan motivasinya. 2. Ibu Ir. Sri Endah Agustina, MS., selaku dosen pembimbing yang telah banyak memberikan bimbingan dan arahan selama Penulis menempuh pendidikan terutama dalam penyelesaian skripsi ini 3. Bapak Ir. Sunaryanto Purwo selaku Administratur UU Rejosari yang telah memberikan izin lokasi penelitian, 4, Bapak Agus Faroni, SP., Ir. Hario Wibowo, Ibu Retno Widowati SP., Bapak Beben Sumadilaga, Bapak EG. Sudarsono, Bapak TB. Simatupang dan Bapak Hadi yang telah banyak memberikan bimbingan dan arahan selama penelitian, 5. Pimpinan beserta staf Yayasan Arzak Dharma Kencana yang telah memberikan bantuan beasiswa pendidikan dan penelitian, 6. Dr. Ir. Edy Hartulistiyoso M.Sc. dan Dr. Ir. Suroso M.Agr sebagai dosen penguji. 7. Keluarga Bapak Sukur dan Bapak Dace yang telah memberikan tempat tinggal selama Penulis menyelesaikan skripsi ini. 8. Agus, Ferly dan Nunu atas kebersamaannya selama penelitian. 9. Keluarga besar TEP-34 atas kekeluargaan dan kekompakannya. 10. FKMPJ Bogor , CAD dan X-Ber members untuk persahabatannya Penulis sangat berharap semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat tethadap pengembangan ilmu khususnya pada bidang pemanfaatan energi dalam industri pertanian. Amin, Bogor, November 2001 Penulis DAFTAR ISL KATA PENGANTAR. DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR.. DAFTAR LAMPIRAN... DAFTAR ISTILAH.. I. PENDAHULUAN.. A, Latar Belakan; B. Tujuan Penelitian .. IL TINJAUAN PUSTAKA. A. Tanaman Kelapa Sawit B. Proses Produksi CPO... C. Kebutuhan Energi Dalam Industri dan Pertanian 1. Energi Langsung, 2. Energi Tidak Langsung. 3, Energi Biologis Dari Tenaga Manusia . D, Masukan Energi Dalam Proses Produksi CPO E, Audit Energi Ill. SISTEM PRODUKSI CPO DI UU REJOSARI ‘A. Budidaya Kelapa Sawit B. Pemanenan....... fenetheeatase . wee 29 C. Pengangkutan Buah... D. Pengolahan TBS ... E, Sarana Pendukung IV. METODOLOGI PENELITIAN..... A, Waktu dan Tempat.... B. Bahan dan Alat 0.00 C. Pendekatan Masalah dan Batasan Sistem D, Metode Audit Energi, E. Parameter Yang Diukur. F. Metode Pengumpulan Data... G. Perhitungan dan Analisa Data.. V. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Konsumsi Energi Pada Proses Produksi CPO Di UU Rejosari 1. Tenaga Manusia 2. Pupuk 3. Bahan Baker Minyak (Solar) 4. Pestisida 5, Bahan Kimia Pembantu 6. Listr 7. Biomassa 8. Aliran Energi Pada Stasiun Penyediaan Energi 9. Pengeringan di Nut Silo dan Kernel Sil. B. Peluang Penghematan dan Konservasi Energi VI. KESIMPULAN... DAFTAR PUSTAKA. LAMPIRAN... iii DAFTAR TABEL Tabel 1. Produksi CPO Indonesia ... Tabel 2. Input Energi Behan Bakar Untuk Proses Produksi Pertanian Tabel 3. Nilai Energi Per Unit Beberapa Jenis Bahan Bakar Tabel 4. Masukan Energi Produksi Bahan Baku dan Pabrikasi dari Beberapa Alat dan Mesin Pertanian. Tabel 5. Masukan Energi Untuk Pupuk Nitrogen.. Tabel 6. Masukan Energi Untuk Pupuk Fosfat dan Pupuk Kalium Tabel 7. Input Energi Untuk Memproduksi Beberapa Jenis Pestisida... Tabel 8. Nilai Embodied Energy Dari Beberapa Bahan Kimia Tabel 9. Kebutuhan Bnergi Tenaga Manusia untuk Melakukan Aktivitas Pada Beberapa Kondisi Beban Kerja... Tabel 10. Kebutuhan Energi Biologis (Manusia) pada Beberapa Kegiatan Pertania Tabel 11. Standar Tingkat Kematangan Bua Tabel 12. Konsumsi Energi Primer Pada Produksi CPO di UU Rejosari Tabel 13. Konsumsi Energi Pada Setiap Tahapan Produksi CPO Di UU Rejosati Setelah Biomassa dan Solar Pada Penyediaan Energi Dikonversi Menjadi Listrik Tabel 14. Konsumsi Energi Pada Kegiatan Budidaya .. Tabel 15. Konsumsi Energi pada Kegiatan Pengolahan TBS menjadi CPO.... Tabel 16. Konsumsi Bnergi Pada Sarana Pendukung .. Tabel 17. Konsumsi Energi Manusia Pada Setiap Tahapan Produksi . 62 Tabel 18. Konsumsi Energi Pupuk Pada Kegiatan Budidaya.. 64 Tabel 19. Penggunaan Energi Pupuk Untuk Masing-masing jenis Pupuk yang Digunakan .. . 64 Tabel 20. Konsumsi Energi Solar... . 65 Tabel 21. Konsumsi Pestisida dalam Kegiatan Budidaya... 66 Tabel 22. Konsumsi Bahan Kimia Pembantu... . 67 Tabel 23. Konsumsi Energi Listrik....... Gambar 1. Gambar 2, Gambar 3. Gambar 4. Gambar 5. Gambar 6. Gambar 7. Gambar 8. Gambar 9. Gambarl0. Gambar 11. Gambar 12. Gambar 13. DAFTAR GAMBAR Sistem Produksi CPO. 4 Kegiatan Budidaya Kelapa Sawit . 4 Skema Umum Pengolahan Kelapa Sawit Menjadi CPO 7 Bagan Alir Proses dan Masukan Energi pada Produksi CPO di Perksebunan Kelapa Sawit Kertajaya... Bagan Alir Proses dan Masukan Energi pada Produksi CPO di UU Beksi PTPN VIII .. Tahapan Kegiatan Budidaya Kelapa Sawit i UU Rejosari PTPN VIL ‘Bagan Alir Pengolahen Kelapa Sawit Di UU Rejosari Aliran Bahan Pada Alat Pengolah Kelapa Sawit Menjadi CPO Batasan Sistem Yang Akan Diaudit Bagan Alir Proses dan Masukan Energi Pada Produksi CPO di UU Rejosari PTPN VIL. Bagan Alir Penelitian.. Aliran Energi Pada Produksi CPO di UU Rejosar'.... Aliran Energi Pada Stasiun Penyediaan Energi. DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1. Peta Lokasi Perkebunan UU Rejosari PTPN. VIL. Lampiran 2. Produktivitas TBS Selama Umur Produktif. Lampiran 3. Bagen Alir Pengolahan di UU Rejosari Lampiran 4. Data Produksi CPO... Lampiran 5. Data Waktu Pengolaban .. Lampiran 6, Konsumsi Energi Pada Pembibitan Pre Nurser) Lampiran 7. Konsumsi Bnergi Pada Pembibitan Main Nursery... Lampiran 8. Konsumsi Bnergi Pada Persiapan Lahan. Lampiran 9. Konsumsi Energi Pada Persiapan Tanam dan Penanaman..... Lampiran 10. Konsumsi Energi Pada Pemeliharaan TBM..... Lampiran 11, Konsumsi Energi Pada Pemeliharaan TM... Lampiran 12. Konsumsi Energi Pada Pengangkutan TBS. : Lampiran 13. Konsumsi Energi Pada Pengolahan TBS Menjadi CPO Lampiran 14. Konsumsi Energi Pada Sarana Pendukung Lampiren 15, Konsumsi Energi Listrik. Lampiran 16. Hasil Pengamatan Pada Generator Diesel .. Lampiran 17. Data Hasil Pengamatan Untuk Sistem Boiler.. servers 104 Lampiran 18. Contoh Perhitungan Untuk Penentuan Konsumsi Bahan Bakar Teoritis... Lampiran 19. Data Hasil Pengamatan dan Pengukuran Pada Pengeringan Lampiran 20. Contoh Perhitungan Pada Proses Pengeringan Lampiran 21. Perhitungan Pemborosan Energi... Lampiran 22. Tabel Uap Superheated. Lampiran 23. Tabel Uap Saturated. Lampiran 24. Psychometric Chart. DAFTAR ISTILAH A. Istilah Lokal ALB Bedengan Bokoran Brondolan Dodos Egrek Gawangan HOK Kastrasi Menumbang Menunas Merumpuk PKS TBM TBS ™ TPH uu : Asam Lemak Bebas : Tempat untuk meletakan polybag pada pembibitan pre mursery : Pembersihan tanah sekitar pokok tanaman : Buah Kelapa sawit yang terlepas dari tandannya : Alat panen kelapa sawit sejenis linggis bermata lebar : Alat panen kelapa sawit berupa sabit bergagang bambu panjang : Daerah antar barisan kelapa sawit : Hari Orang Kerja : Memotong bunga jantan dan bunga betina : Membongkar tanaman kelapa sawit asal : Memotong pelepah kelapa sawit : Mengumpulkan batang kelapa sawit yang telah dibongkar : Pabrik Kelapa Sawit : Tanaman Belum Menghasilkan : Tandan Buah Segar : Tanaman Menghasilkan : Tempat Pengumpulan Hasil : Unit Usaha B. Istilah Asing Boiler BPV Conveyor cro Fiber Kernel Main nursery : Nut PKO Polybag : Ketel uap : Back Pressure Vessel (tangki tekanan balik) : Rantai berjalan yang digerakan oleh motor listrik : Crude Palm Oil (minyak kelapa sawit mentah) : Serat : Inti kelapa sawit Pembibitan utama : Biji kelapa sawit : Palm Kernel Oil (minyak inti kelapa sawit) : Plastik berwamna hitam sebagai media tanam pembibitan Pre Nursery Replanting Saturated steam Selective weeding Shell Sludge Superheated steam Steam Top soil Wiping : Pembibitan awal : Tanam ulang sebagai upaya peremajaan_ : Uap jenuh : Pembersihan areal secara selektif| : Cangkang : Limbah padat berupa lumpur dari proses pemurnian minyak : Uap super jenuh, : Uap panas : Tanah lapisan atas : Pemberantasan ilalang dengan cara diusap dengan herbisida. vii i, PENDAHULUAN A. Latar Belakang Peningkatan jumlah penduduk serta standar hidup masyerakat, akan meningkatkan permintaan barang pemuas kebutuhan dan konsumsi energi. Hal ini akan berimbas tethadap dunia industri dalam artian industri dituntut semakin meningkatkan jumlah produksinya. Ini berkaitan erat dengan biaya yang harus dikeluarkan, Salah satu faktor yang mempengaruhi biaya produksi yaitu jumlah pemakaian energi. Di lain pihak industri berusaha untuk menurunkan biaya produksinya agar dapat bersaing di pasaran. Oleh karenanya upaya peningkatan efisiensi penggunaan energi merupakan suatu hal yang perlu diperhatikan. Penggunaan energi secara efisien merupaken saleh satu usaha penghematan energi yang hasilnya dapat dirasakan dalam waktu relatif singkat, Audit energi merupakan suatu langkah awal dalam pelaksanaan program konservasi energi. Audit energi bertujuan untuk mempelajari penggunaan energi pada suatu proses produksi yang meliputi jumlah, jenis dan sumber energi, aliran energi, dan biaya energi. Sehingga hasil audit energi dapat dijadikan sebagai acuan bagi perusahaan untuk membantu menentukan strategi yang tepat untuk meningkatkan efisiensi produksi. Minyak sawit mentah atau crude palm oil (CPO) merupakan salah satu hasil pengolahan Kelapa sawit. CPO digunakan untuk bahan baku berbagai industri diantaranya industri pangan, industri sabun, industri baja, industri tekstil dan industri kulit. Beragamnya industri yang menggunakan bahan CPO tersebut akan meningkatkan permintaan terhadap CPO. Sesuai dengan rekomendasi Bank Dunia, untuk memberikan_prioritas yang tinggi bagi pengembangan tiga tanaman keras yaitu karet, kelapa dan kelapa sawit, pemerintah Indonesia telah mengalokasikan lahan bagi pengembangan ketiga jenis tanaman tersebut dalam skala besar. Alokasi Iahan terluas yaitu 2830 ribu hektar atau 68.2 % dari total Iuas alokasi lahan bagi ketiga tanaman tersebut di atas digunakan untuk tanaman kelapa sawit (Bank Bumi Daya, 1988). Dengan demikian basil dari perkebunan kelapa sawit berupa TBS akan semakin meningkat. Meningkatnya produksi TBS berarti meningkatnya juga produksi CPO. Peningkatan produksi CPO dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1. Produksi CPO Indonesia TABUN PRODUKSI CPO (Ton) 1990 2412612 1991 2657600 1992 3266250, 1993 3421449 1994 4008062 1995 4479670, 1996 4959759 1997 5356541 1998, 5487635, 1999 5276483 2000 5541678 ‘Sumber: Biro Pusat Statistik, 2007. Meningkatnya permintaan terhadap CPO, menyebabkan proses, produksi untuk menghasilkan CPO menjadi berkembang. Dalam hal ini proses produksi tersebut tentunya harus beroperasi dengan optimal untuk meneapai produktivitas yang tinggi agar dapat mengimbangi laju permintaan tethadap CPO dan juga agar produknya bisa bersaing di pasaran. Salah satu upaya yang dilakukan yaitu mengurangi biaya energi melalui penggunaan energi secara efisien dan usaha tersebut dapat dilakukan dengan audit energi. B. Tujuan Penelitian ‘Tujuan penelitian ini yaitu melakukan audit energi pada proses produksi CPO di Unit Usaha Rejosari PTP. Nusantara VII (Persero) Lampung Selatan. Keluaran yang diinginkan adalah : 1. Jumlah kebutuhan energi untuk memproduksi satu kilogram CPO. 2. Mengetahui aliran energi pada proses produksi CPO tersebut. 3. Mengetahui jenis, jumlah dan sumber energi pada tiap tahapan proses produksi. 4. Mengidentifikasi tahapan proses produksi yang kurang effisiéh sehingga usaha penghematan dapat segera dilakukan. I, TINJAUAN PUSTAKA A. Kelapa Sawit Tanaman kelapa sawit (Blais Guinensis Jacq) merupakan tumbuhan tropis yang tergolong dalam famili palae. Dewasa ini tanaman kelapa sawit tersebar di sepanjang daerah tropis, terutama di kawasan yang terletak antara 15° Lintang Utara sampai 15° Lintang Selatan dengan subu rata-rata 24°C sampai 30° C, dimana fluktuasi suhu kurang dari 10° C (Setyamidjaja,1991). Tanaman kelapa sawit menghendaki keadaan topografi berbentuk dataran landai, dengan ketinggian sampai sekitar 500 meter di atas permukaan laut, pH tanah sekitar 4 - 6. Curah hujan yang diperlukan berkisar 2000 mm sampai 3000 mm per tahun yang tersebar merata sepanjang tahun, kelembaban udara antara 50% - 90% dan lamanya penyinaran (cahaya matahari) antara 5 jam sampai 7 jam setiap hari. Kelapa sawit dapat tumbuh tegak lurus mencapai ketinggian 15 m~20m. Kelapa sawit mulai menghasilkan pada umur sekitar 30 bulan setelah tanam. Kelapa sawit biasanya sudah tidak produktif lagi pada wnur lebih dari 25 tahun (Setyamidjaja, 1991). B. Proses Produksi CPO Proses produksi CPO merupakan rangkaian kegiatan yang dimulai dari budidaya di kebun sampai pengolahan TBS di pabrik dengan di tunjang aspek pendukungnya, Proses produksi ini ditujukan untuk menghasilkan sebanyak mungkin CPO dengan tetap memperhatikan standar mutu produk. Upaya ini dilakukan melalui pengembangan tanaman kelapa sawit melalui budidaya dengan orientasi meningkatkan produksi Tandan Buah Segar (TBS). Upaya lain dilakukan di pabrik pengolahan Kelapa sawit dengan upaya meningkatkan effisiensi proses. Proses produksi CPO akan berjalan dengan optimal jika ditunjang dengan sarana pendukungnya. Sistem produksi merupakan suatu kesatuan yang tidak bisa dipisahkan, jika salah satu tahapan atau kegiatan mengalami gangguan maka kegiatan lainnya akan terganggu (Rahmat, 2001). Sistem produksi CPO dapat dilihat pada Gambar 1 Budidaya kelapa sawit kK Pemanenan J Pengangkutan buah ) Pengolahan kelapa sawit menjadi CPO Penyimpanan CPO Gambar 1. Sistem Produksi CPO (Rahmat, 2001) 1, Budidaya Kelapa Sawit Pembudidayaan kelapa sawit dimaksudken ager hasil yang diperoleh dari tanaman tersebut menjadi lebih tinggi dan bermanfeat. Pemungutan hasil kelapa sawit yang tumbuh secara alami/liar tidak dapat diharapkan memberikan hasil yang tinggi dan oleh sebab itu dilakukan pembudidayaan tanaman tersebut (Bank Bumi Daya, 1988). Budidaya tanaman kelapa sawit meliputi kegiatan pembukaan dan persiapan lahan, pembibitan, penanaman dan pemeliharaan. Budidaya kelapa sawit dapat dilihat pada Gambar 2. Pembukaan dan_persiapan lahan 4 Pembibitan Penanaman 1 Pemeliharaan Gamber 2. Kegiatan Budidaya Kelapa Sawit a. Pembukaan dan persiapan Iahan Cara pembukaan dan persiapan tergantung kondisi lahan yang akan ditanami. Cara pertama dilakukan untuk Jahan hutan atau semak belukar, cara ini disebut sebagai bukaan baru (new planting). Cara kedua dilakukan untuk lahan yang sebelumnya ditanami komoditi perkebunan lain misainya karet atau kopi. Cara ketiga yaitu untuk mengganti tanaman kelapa sawit yang sudah tidak produktif cara ini disebut sebagai upaya peremajaan (replanting) Pembukaan dan persiapan lahan dapat dilaksanakan secara mekanis, kimia, maupun manual. Pelaksanaan persiapan lahan untuk penanaman dilakukan melaiui beberapa tahap yaitu survei areal, pembersihan Jahan (land clearing), pengolahan tanah, pemancangan, pembuatan lubang tanam dan pembuatan saluran drainase serta pembuatan teras (Anonimous, 1993). b. Pembibitan Proses pembibitan dilakukan melalui dua tahap yaitu pembibitan awal (pre nursery) selama 3 bulan dan pembibitan utama (main mursery) selama 9 bulan Tahapan pengerjaan yang dilakukan yaitu pemilihan dan persiapan lahan, pembuatan bedengan, pembuatan naungan, pengisian tanah, penanaman, pemeliharaan dan pemindahan bibit (Anonimous, 1993). c. Penanaman Jarak tanam yang sering digunakan yaitu sistem segitiga sama sisi dengan ukuran 9 m x 9 m x 9 m dengan populasi tanaman adalah 143 pohon per hektar. Proses penanaman dimulai dengan pemindahan bibit ke Iubang tanam yang dilanjutkan dengan menanam tanaman penutup tanah (legume cover crop/LCC) (Anonimous, 1993). d. Pemeliharaan Pemeliharaan dilakukan terhadap tanaman belum menghasilkan (TBM) dan tanaman menghasilkan (TM). Proses pemeliharaan meliputi penyulaman, penyiangan, bokoran, pengendalian hama dan -penyakit, pemupukan, penunasan, kastrasi, inventarisasi tanaman, sanitasi. dan pemeliharaan jalan, teras serta saluran air (Setyamidjaja, 1991). 2. Pemanenan Pemanenan meliputi pekerjaan memotong tandan buah matang, memungut tandan dan buah yang lepas dari tandan (brondolan) serta pengangkutan ke tempat pengumpulan hasil (TPH). TM dapat dipanen apabila 60% atau lebih buahnya telah matang panen. Waktu panen ditentukan oleh rotasi_panen, yaitu rentang waktu antara panen pertama dengan panen berikutnya pada blok yang sama, Kematangan buah tampak dari kulit buah yang berwama merah jingga dan jumlah brondolan yang jatuh di sekitar pokok tanaman, Peralatan panen utama yang digunaken untuk ketinggian tanaman 2m-5 m yaitu kapak dan dodos/chise! semacam tombak bermata lebar. Untuk ketinggian lebih dari 5 m digunakan egrek berupa sabit bergagang bambu panjang (Anonimous, 1993). 3. Pengangkutan Buah Tandan dan brondolan yang jatuh diangkut dan dikumpulkan di TPH. Buah yang terkumpul harus segera diangkut pada hari itu juga, untuk menghindari peningkatan kadar asam lemak bebes. Pengangkutan buah dilakukan dengan menggunakan mobil, traktor maupun lori angkut, Jenis alat angkut yang digunakan tergantung kondisi lahan (Sholahuddin, 1999). 4, Pengolahan Kelapa Sawit Menjadi CPO Pengolahan kelapa sawit menjadi CPO dimaksudkan untuk mendapatkan CPO sebanyak mungkin. Lokasi pabrik pengolahan_ terletak dekat dengan perkebunan untuk memudahkan pengangkutan bush ke pabrik, dekat dengan sumber air untuk keperluan pabrik namun bebas dari gangguan banjir, serta terletak pada daerah yang memungkinkan untuk perluasan pabrik/peningkatan kapasitas pabrik. (Setyamidjaja,1991).. Pengolahan Kelapa sawit menjadi CPO dilakukan melalui beberapa tahap yaitu penerimaan TBS, perebusan, penebahan, pelumatan, pengempaan, pemumian minyak, pengeringan dan pemecahan biji (Bank Bumi Daya,1988). Pengolahan kelapa sawit dapat dilihat pada Gambar 3. Penimbangan ¥ Penimbunan buah sementara Perebusan Penebahan { Pelumatan { Pengempaan — _ Pengeringan dan pemecahan biji Pemurnian minyak 1 Y Pabrik inti Penyimpanan CPO Gambar 3. Skema Umum Pengolahan Kelapa Sawit Menjadi CPO (Bank Bumi Daya,1988) a, Penerimaan Buah Untuk menghindari terbentuknya asam lemak bebas (free fatty acid) pengolahan harus dilaksanakan paling lambat jam setelah panen. Buah yang masuk ditimbang dan ditampung sementara di loading ramp. Dengan membuka pintu-pintu loading ramp, buah akan masuk secara mudah ke lori-lori rebusan, (Rahmat, 2001). b. Perebusan Buah beserta lorinya direbus dalam tempat rebusan dengan mengalitkan/menekankan wap panas selama 90 menit ke dalam tempat rebusan tersebut, Suhu uap yang digunakan adalah 130° C dan tekanan dalam ruang perebusan + 2,5 Kem? (Setyamidjaja,1991). c. Penebahan Proses ini bertujuan untuk memisabkan buah dari tandannya. Alat yang digunakan yaitu auto feeder dan thresser. Prinsip penebahan yaitu dengan membanting buah dalam drum yang berputar. Bagian dalam drum berbentuk kisi, sehingga buah yang sudah terpipil akan lolos ke bawah, sedangkan tandan kosong akan terdorong ke luar (Setyamidjaja, 1991). d. Pelumatan Pelumatan merupakan proses untuk menghancurkan bush sehingga memudahkan pengeluaran minyak pada proses pengempaan. Proses terjadi di digester dimana buah dilumatkan dengan bantuan panas dan pisau perajang yang sekaligus berfungsi sebagai pengaduk. Proses pelumatan berlangsung 30 menit sampai 45 menit dengan suhu 90° C. (Naibabo, 1992). ce. Pengempaan Ada bermacam-macam cara untuk mengeluarkan minyak (extraction of oil). Cara yang umum digunakan adalah pengempaan dengan menggunakan alat pengempa tipe hydraulic, centrifugal atau tipe continous screw press (Naibaho, 1998). Daging buah yang sudah dilumatkan di mesin pelumat, dimasukan ke dalam alat pengempa kemudian dikempa sehingga minyak dapat dikeluarkan dan dipisahkan dari ampasnya. Minyak yang keluar ditampung untuk selanjutnya dimumikan, Sedangkan ampasnya keluar secara terpisah dan dipergunakan sebagai bahan bakar untuk boiler (Naibaho, 1992). £. Pemumian minyak Minyak yang keluar dari pengempa mengandung 45 % sampai 55 % air, Jumpur dan bahan-bahan lainnya, Dalam cairan minyak hasil pengempaan terdapat beberapa fase yang sulit dipisahkan dengan satu cara, sehingga dilakukan pemisahan minyak, padatan dan air dengan beberapa tahapan. Tahapan pemisahan dalam pemurnian ini meliputi filtrasi, pengendapan, penguapan, sentrifugasi dan pengeringan. (Naibaho, 1998). Minyak yang sudah dikeringkan_mempunyai kadar air kurang dari 0.1 % (Naibaho, 1992). g. Pengeringan dan Pemecahan Inti Ampas pengempaan yang berupa serat dan biji, masuk ke alat pemisah serat dengan biji yaitu depericarper yang bekerja berdasarkan hisapan angin dari blower. Untuk menghilangkan serat yang masih menempel di biji dilakuken di polishing drum, dengan cara biji masuk dalam drum yang berputar sehingga terjadi gesekan antara biji dengan permukaan drum. Biji yang telah terpisah kemudian dikeringkan di nut silo selama kurang lebih 18 jam, dan setelah itu biji yang telah kering akan dipecahkan. Proses pemecahan biji berlangsung di mut cracker melalui mekanisme bantingan atau berlangsung di ripple mill melalui mekanisme penggilasan. (Naibaho, 1998). Biji yang sudah, dipecah keluar dalam bentuk cangkang dan inti lalu dipisahkan melalui separating coloum dengan mekanisme pemisahan berdasarkan hisapan angin. Kemudian inti dikeringkan di kernel silo yang berlangsung selama kurang Jebih 12 jam. Inti yang telah dikeringkan alu masuk ke tempat penyimpanan inti, Cangkang yang keluar dari separating coloum digunakan sebagai bahan bakar untuk boiler. h, Penyimpanan CPO Minyak yang telah dikeringkan berupa minyak mentah (CPO) kemudian disimpan dalam tangki timbun (storage tank). Suhu dalam tangki dipertahankan sekitar 45 °C untuk mencegah terjadinya penggumpalan. Sumber panas untuk mempertahankan sulu berasal dari pipa yang berisi steam (Anonimous, 1993). 5. Sarana Pendukung Proses Produksi Untuk menunjang kelangsungan proses produksi CPO diperlukan berbagai sarana pendukung. Sarana tersebut yaitu penyediaan air, penyediaan energi, dan penanganan limbah. Semua sarana tersebut tidak bisa terpisah dari proses produksi. Salah satu sarana mengalami gangguan maka proses produksi dan aspek lain akan terganggu juga. ‘© a. Penyediaan Air Air merupakan bagian penting untuk menunjang proses produksi. Menurut Naibaho, (1998) kebutuhan air untuk pengolahan kelapa sawit yaitu 0.6 m°/ton TBS dan untuk umpan boiler sekitar 0.6m°/tonTBS, sehingga air yang dibutubkan yaitu 1.2 mon TBS. Air yang diperlukan tersebut berasal dari sungai atau danau yang dipompa ke pabrik pengolahan. Air yang akan digunakan untuk pengolahan belum memenuhi syarat jika langsung digunakan untuk pengolahan, schingga diperlukan adanya penanganan (treatment) terlebih datulu (Naibaho,1998). b. Penyediaan Energi Energi utama pada pengolahan kelapa sawit, dibedakan menjadi dua yaitu energi uap dan energi listrik. Energi uap ini dipasok oleh Doiler sedangkan energi listrik berasal dari turbin uap dan generator diesel. Uap dari boiler digunaken untuk menggerakkan turbin, lalu uap ditampung dalam tangki uap bekas (back pressure vessel = BPV) dan digunaken untuk pengolahan. Bahan bakar untuk boiler yang digunakan berasal dari cangkang dan serat yang, merupakan limbah pengolahan (Naibaho, 1998). 3. Penanganan Limbah, Limbah yang ditangani terbagi dua yaitu limbah padat dan limbah cair. Limbah padat berupa serat dan cangkang digunakan sebagai bahan bakar untuk boiter sedangkan tandan Kosong digunakan sebagai pupuk di kebun. Limbah cair yang terbentuk tiap ton TBS yang diolah yaitu + 600 kg. (Naibaho, 1998). Menurut Lubis, (1992) tahapan penanganan limbah cair yaitu melalui proses pendinginan yang berlangsung di kolam pendingin (cooling pond), reaksi anaerobik yang berlangsung dalam kolam anaerob dan teaksi aerobik yang berlangsung di kolam aerob. Proses yang terjadi pada kolam anaerob yaitu penguraian limbah oleh bakteri anaerobik melalui proses _hidrolisa, pengasaman, pembentukan asam asetat dan gas methan. C. Kebutuhan Energi Dalam Industri dan Pertanian Kebutuhan energi dalam bidang industri dan pertanian dapat dibagi menjadi tiga golongan yaitu energi langsung, energi tidak langsung dan energi biologis Kkhususnya dari tenaga manusia, Energi tersebut dibutuhkan sebagai input atau masukan pada proses produksi. 1. Energi Langsung Energi langsung merupakan energi yang digunakan secara Jangsung pada proses produksi yaitu berupa bahan bakar fosil (Abdullah, 1998). Menurut Kitani, (1982) dalam Santoso, (1999) energi langsung merupakan energi yang digunakan seara Iangsung dalam proses produksi, termasuk di dalamnya yaitu bahan bakar dan listrik, Peran energi langsung sangat besar dalam suatu proses produksi, terutama untuk proses produksi yang padat energi, hal ini terkait dengan kebutuhan listrik dan bahan bakar yang cukup tinggi. Jumlah energi bahan bakar yang digunakan untuk beberapa operasi mekenis pada lahan pertenian dapat dilihat pada Tabel 2, dengan merata- ratakan antara operasi di tanah ringan dan berat, cuaca basah dan kering serta tanah datar dan berbukit. Sedangkan nilai energi dari beberapa jenis bahan bakar dapat dilihat pada Tabel 3. Tabel 2. Input Energi Untuk Beberapa Operasi Pertanian Operasi Energi (Mi/ha) Memibajak (kedalaman 0.2 m) 1180 Mengolah tanah tahap kedua 390 Mengolah tanah dengan rotary 1430 ‘Mengolah tanah ringan 240 Membuat alur 240 Sumber : Leach (1976) dalam Pimentel (1980) Input energi listrik merupakan input energi yang penting, terutama untuk proses produksi yang banyak menggunakan motor listrik. Kebutuhan terhadap energi listrik pada tiap jenis proses produksi tidak sama , kebutuhan ini tergantung dari jenis dan peralatan produksi yang digunakan. ‘abel 3. Nilai Energi Per Unit Beberapa Jenis Bahan Bakar Sumber energi | Unit | Nilai kalor Input Nilai Kalor total (Mifunit) | produksi (Mi/unit) (Mi/unit) Gasolin Liter | 32.24 8.08 40.32 Minyak diesel | Liter | 38.66 9.12 47.78 LPG Liter | 26.10 6.16 32.26 Gas alam mm 41.38 8.07 49.45 Batubarakeras | Kg | 30.23 2.36 32.59 Batubara ringan | Kg 30.29 2.37 32.76 Kayu keras kg 19.26 1.44 20.70 Kayu lunak Kg 17.58 132 18.90 Listrik KWh | 3.60 8.39 11.99 Serat! Kg 11.29 - 11.29 Cangkang" Kg 18.39 - 18.39 Sumber : Cervinka(1980) dalam Indrayana, 2001) 1) : Data diambil dari UU Rejosari PTPN. VII 2. Energi Tidak Langsung Energi tidak langsung merupakan energi yang digunakan untuk memproduksi suatu masukan produksi seperti pupuk, pestisida, alat dan mesin, Jumlah energi langsung dan tidak langsung yang digunakan untuk memproduksi suatu barang disebut embodied energy. Menurut Doering (1978) embodied energy adalah energi yang digunakan secara tidak langsung pada produksi pertanian, dalam hal ini yaitu energi untuk memproduksi mesin, peralatan, pupuk, pestisida, bangunan dan bahan pendukung lainnya. Menurut Flicks (1992), embodied energy mengacu pada total energi yang diperlukan dalam pembuatan suatu barang. Embodied energy mengandung arti semua jenis energi yang dibutuhkan untuk memproduksi suatu barang, baik secara langsung maupun tidak langsung. a. Energi Peralatan dan Mesin Menurut Doering III dan C. Otto (1978), tiga Kategori energi yang dihitung secara terpisah sebelum dikombinasikan untuk menyatakan energi total yang terkandung dalam suatu alat dan mesin pertanian adalah energi yang terkandung pada pada suatu alat (embodied energy), energi pabrikasi dan 12 energi perbaikan serta perawatan. Masukan energi produksi bahan baku dan pabrikasi dari beberapa alat dan mesin pertanian dapat dilihat pada Tabel 4. Tabel 4. Masukan Energi Produksi Bahan Baku dan Pabrikasi Dari Beberapa Alat dan Mesin Pertanian Kategori energi Masukan energi (MI/kg) Embodied energy bahan Ban 85.81 Baja 62.79 Traktor 49.45 Mesin perakit 50.29 Energi pabrikasi Traktor 14.63 Mesin perakit 13.01 Singkal, piringan 8.63 Chisel 8.35 Alat semprot 1.38 Sumber : Doering IiI dan C. Otto, 1978. Besamya energi produksi balan baku alat dan mesin pertanian yang meliputi kegiatan dari penambangan hingga menjadi bahan baku, ditunjukan pada persamaan : Epb= mx Cpb een(2el) dimana : Epb = Energi produksi bahan baku (MJ) m= Masse alat atau mesin pertanian (kg) Cpb= Nilai kalor energi produksi bahan baku alat pertanian (MI/kg) Disamping energi untuk produksi bahan baku, diperlukan juga energi pabrikasi dalam pengerjaan dan pembentukan alat atau mesin pertanian yang ditunjukan oleh persamaan : Ef=mx Cf seeees(2.2) dimana: Ef = Energi pabrikasi (MJ) m_ = Massa alat atau mesin pertanian (kg) Cpb = Nilai kalor energi pabrikasi suatu alat/mesin pertanian (MJ/kg) Menurut Doering II dan C. Otto (1978) energi total produksi alat atau mesin pertanian diasumsikan sebesar 82 % dari total energi bahan baku dan pabrikasi. Nilai tersebut diambil sesuai dengan pendekatan umur alat atau mesin yang dapat dipercaya dan persamaanya dapat ditunjukan sebagai berikcut Btf= 0.82 x (Epb + Ef) 2.3) Dimana : Etf = Energi total produksi alat atau mesin pertanian (MJ) Epb = Energi produksi bahan baku (MJ) Ef =Energi pabrikasi (MJ) Besamya energi yang digunakan untuk perbaikan dan perawatan ditunjukan melalui persamaan : ( Doering I, 1978 dalam Pimentel 1980). Epr= (Epb + Ef) x TAR x 0.333 ... 2-(24) dimana : Epr = Energi perbaikan dan perawatan (MJ) Epb = Energi produksi bahan baku (MJ) Ef = Energi pabrikasi (MJ) TAR=Koefisien perbaikan total akumulasi (%) yaitu merupakan perbandingan biaya perbaikan dan perawatan akumulasi dengan harga sebenamya pada umur alat. Dari persamaan diatas embodied energy alat atau mesin pertanian merupakan penjumlahan dari total energi produksi dan energi perbaikan serta perawatan, Nilai embodied energy dapat dilihat pada persamaan Be=Etf + Epr 2.5) dimana: Ee = Embodied energy alat atau mesin pertanian (MJ) Etf = Energi total produksi alat atau mesin pertanian (MJ) Epr = Energi perbaikan dan perawatan (MJ) b. Energi Pupuk Penentuan jumlah energi yang diperlukan untuk menghasilkan satu kilogram pupuk relatif sulit dilakukan Karena pupuk yang sama jenisnya, bisa berupa produk yang berbeda, misalnya pupuk nitrogen, bisa berupa amoniak, urea atau amonium sulfat, Masukan energi tidak langsung dari pupuk 4 didasarkan pada jumlah energi yang diperlukan untuk memproduksi, transportasi dan distribusi_ maupun penyimpanan, Masukan energi untuk beberapa jenis pupuk dapat dilihat pada Tabel 5 dan Tabel 6. Tabel 5. Masukan Energi Untuk Pupuk Nitrogen Jenis pupuk Produksi | Transportasi | Distribusi | Total (Mi/kg) (Mi/kg) (Mi/kg) | (Mi/kg) ‘Anhydrous ammonia | 49.97 0.84 0.42 50.23 Urea 56.93 1.67 1.26 59.86 Ammonium nitrate 58.18 2.09 1.26 61.53 Sumber : Blouin et al.(1975) dalam Pimentel (1980). Tabel 6. Masukan Energi Untuk Pupuk Fosfat dan Pupuk Kalium Jenis pupuk Produksi | Transportasi | Distribusi | Total (Milks) | (Miko) | (Mi/kg) | (MiI/Ke) Phospate Rock 1.67, - 3.77, 5.44 ‘Normal Super Phosphate | 2.51 0.84 6.28 9.63 (0-20-0) Triple Super Phosphate 9.21 0.84 251 12.56 (0-46-0) Muriate of Potash 4.60 > 2.09 6.69 (0-60-60) / KCL Sumber : Blouin et al.(1975) dalam Pimentel (1980). c. Energi Pestisida Besarnya masukan energi tidak langsung dari energi pestisida didasarkan pada besamya energi yang dibutuhkan untuk memproduksi pestisida tersebut. Masukan energi untuk beberapa jenis pestisida dapat di lihat pada Tabel 7. c. Energi Bahan Lainnya Selain pupuk dan pestisida, dalam industri dan pertanian sering digunakan beberapa jenis bahan kimia pembantu untuk menunjang proses produksi. Nilai embodied energy dati beberapa jenis bahan kimia pembantu dapat dilihat pada Tabel 8. Tabel 7. Input Energi Untuk Memproduksi Beberapa Jenis Pestisida Jenis Pestisida Input_energi (Mi/kg) Herbisida MCPA 130 24-D 85 245-7 135 Dicamba 295 Chloramben 170 Fluazifob-butyl 518 Propanil 220 Propachlor 290 Chlorsulfuron 365 Butylate 141 Diuron 270 Fluometuron 355 Atrazine 190 Dinoseb 80 Trifuralin 150 Diguat 400 Paraquat 460 Glyphosate 434 Linuron 290 Bentason 434 EPTC 160 Metolachlor 276 Fungisida Ferban 61 Maneb 99 Captan us Benomyl 397 Tnsektisida Methyl parathion 160 Carbofuran 454 Carbaryt 153 Toxaphene 38 Cypermethrin 580 Chlorodimeform 230 Lindane 58 Malathion 229 Parathion 138 Methoxychlor 70 Sumber : Green (1987) dalam Fluck (1992). 16 ‘Tabel 8. Nilai Embodied Energy Dari Beberapa Bahan Kimia Bahan Embodied energy (Milkg) ‘NaOH 1.43 NaCl 1.43 Belerang (SO:) 31.38 C20 130 MgO. 1.32 Na;POa 1.43 Batu kapur 132 Sumber : Pimentel (1980). 3. Energi Biologis Dari Tenaga Manusia Operasi di bidang pertanian tidak bisa lepas dari peran tenaga manusia, walaupun mungkin peran tenaga manusia hanya sebagai operator atau tenaga pembantu, Kebutuhan energi dasar seseorang tergantung ukuran badan, umur, jenis kelamin, jenis pekerjaan, iklim dan faktor lingkungan lainnya (Callubine, 1950; Quenoville et al, 1951; Sugss &Splinter, 1961 ; FAORWHO 1974, dalam Abdullah dkk 1998). Menurut Astrand & Rodahl dalam Abdullah (1998), hanya 20 % - 30 % energi kimia dari makanan dapat dikonversikan menjadi tenaga mekanis. Untuk kerja sehari penuh, keluaran energi manusia diperkirakan sekitar 0.1 HP (75 watt atau 1.07 Keal/menit). Menurut Departemen Mekanisasi Pertanian dalam Sholahuddin (1999), pengeluaran tenaga manusia secara normal berkisar antara 0.4 — 0.7 kW (setara dengan 1.44 Mi/jam ~ 2.52 Mifjam). Dengan memperhitungkan waktu istirahat selama 8 jam kerja, maka kebutuhan tenaga manusia sekitar 0.32 kW — 0.35 kW ( setara dengan 1.15 MJ/jam — 1.20 MJ/jam). Wanders dalam Indrayana (2001) mengemukakan tabel Klasifikasi beban kerja secara kasar yang disebut skala Chirstensen untuk tenaga kerja berumur 20 tahun — 50 tabun yang dapat dilihat pada Tabel 9. Sedangkan kebutuhan energi manusia di berbagai kegiatan pertanian dapat dilihat pada Tabel 10 . Tabel 9. Kebutuhan Energi Manusia untuk Melakukan Aktivitas Pada Beberapa Kondisi Beban Kerja Kerja | Kegja | Kerja | Kerja Aktivitas ringan | sedang | berat | sangat (MI) (MY) | (Mi) _| berat (vu) Wanita (berat tubuh 55 kg) Istirahat (Sjam) 18 18 18 18 Kerja (8 jam) 3.3 42 59 15 Rata-rata/kg berat tubuh 0.15 0.17 | 0.20 0.23 Pria (berat tubuh 55 kg) Istirahat (8jam) 21 24 21 2.1 Kerja (8 jam) 4.6 58 8.0 10.0 Rata-rata/kg berat tubuh 0.17 0.19 | 0.23 0.26 Sumber : FAO dan WHO, (1974) dalam Indrayana, (2001) Tabel 10. Kebutuhan Energi Biologis (Manusia) pada Beberapa Kegiatan Pertanian Kegiatan Kkal/menit Mijjam Pra panen Membersihkan semak 61 1.532 Penanaman 32 0.803 Menyiangi rumput 61 1.532 Pemanenan 49 1.230 Aplikasi pestisida 69 1.733 Pengolahan taneh secara mekanis, 42 1.055 Pengolahan tanah secara manual 69 1.733 Memupuk 69 1.733 Mengukur/merintis 20 0.502 Pembuatan drainase/jalan 61 1.532 Wiping 6.1 1.532, Pasca panen Pengolahan di pabrik 14 0.725 Sumber : Stout (1990), D. Masukan Energi Dalam Proses Produksi CPO Pada proses produksi CPO masukan energi dibedakan menjadi tiga bagian yaitu energi langsung, energi tidak lagsung dan energi biologis Knususnya dati tenaga manusia. Energi langsung yang digunakan yaitu berasal dari bahan bakar dan listrik. Bahan bakar terbagi 2 yaitu bahan bakar minyak (BBM) dan biomassa. BBM yang digunakan berupa solar dan bensin yang digunakan untuk alat angkut TBS dan CPO, alat dan mesin budidaya pertanian 18 (BBM) dan biomassa. BBM yang digunakan berupa solar dan bensin yang digunakan untuk alat angkut TBS dan CPO, alat dan mesin budidaya pertanian serta untuk pembangkit listik tenaga diesel. Biomassa berupa serat dan cangkang digunaken sebagai bahan bakar pada sistem boiler. Uap yang merupakan output dati oiler digunakan untuk menggérakan turbin guna menghasilkan listrik. Energi lisuik yang dibasilkan sistem turbin uap dan pembangkit tenaga mesin diesel digunakan untuk Kegiatan budidaya, pengolahan maupun sarana pendukung (Sholahuddin , 1999). Energi tidak langsung yang digunakan yaitu pupuk dan pestisida pada pemeliharaan tanaman serta bahan kimia yang ditambahkan pada proses penanganan air. Energi biologis dari tenaga manusia digunakan pada semua tahapan proses produksi serta sarana pendukung, berasal tenaga kerja yang terkait langsung dengan proses produksi, Bagan alir proses dan masukan energi pada produksi CPO dapat dilihat pada Gambar 4 dan Gamber 5. Hasil penelitian Sholahudin, (1999) di PIP. Nusantara VIMI (Persero) in bahwa perkebunan kelapa sawit (PKS) Kertajaya Banten Selatan menunjul jumlah energi yang diperlukan untuk menghasilkan tiap kg CPO yaitu sebesar 18.6680 MJ. Dengan perincian energi langsung sebesar 7.1181 MJ dan energi tidak langsung sebesar 11.5499 MJ. Pada penelitian tersebut audit energi dilakuken pada kegiatan budidaya kelapa sawit dan pengolahan TBS menjadi CPO, dengan masukan energi terbagi 2 yaitu energi tidak langsung meliputi energi dari pupuk dan pestisida serta masukan energi langsung yang berasal dari tenaga manusia, baban bakar minyak, biomassa dan listrik. Analisis energi yang dilakukan di PKS Condong, Garut - Jawa Barat yang dilakukan oleh Yose Alfira pada tahun 1999, merupakan penelitian untuk menghitung kebutuhan energi tiap kilogram CPO yang dihasilkan dari kegiatan pengangkutan TBS sampai kegiatan pengolahan. Variabel input energi yaitu pertama berasal dari energi solar untuk pengangkutan TBS, pengolahan inti, air, bengkel dan penerangan. Input energi kedua yaitu energi manusia untuk pengolahan TBS menjadi CPO. Input energi ketiga yaitu energi biomassa sebagai bahan bakar boiler dan keempat yaitu energi listik. Total kebutuhan energi yang dibutuhkan yaitu 37.32063 Mi/kg CPO. 19 Alat/Mesin ‘Tahapan Proses Masukan Energi Pisau(alat potong) & |—>| Persiapan bibit alat laboratorium } ‘Tenaga manusia, BBM, bahan pembantu Cangkul, Traktor Pengolahan tanah Tenaga manusia pengempa t || — ¥ Alat Tanam Penanaman [] Pemb. Pre , (Germinated seeds) peer v Pemb, Main nursery v Pers. Jahan ¥ Penanaman ¥ Pem. TBM ¥ Pem. TM Gambar 6. Tahapan Kegiatan Budidaya Kelapa Sawit di UU Rejosari PTPN VII 1. Pembibitan Pembibitan kelapa sawit yang dilakukan yaitu polybag nursery system double stages, yaitu pembibitan melalui dua tahapan proses meliputi pembibitan awal (pre nursery) dan pembibitan utama (main nursery) dengan menggunakan polybag. Bibit awal berupa kecambah (germinated seeds) berasal dari pusat penelitian kelapa sawit Marihat (Marihat Research Centre) di Medan, Pelaksanaan pembibitan biasanya hampir bersamaan dengan kegiatan persiapan lahan. a, Pembibitan Awal (Pre Nursery) Pembibitan awal berlangsung selama 3 bulan. ‘Tahapan pekerjaan yeng dilakukan yaitu persiapan Jahan untuk pembibitan, persiapan tanam bibit, pemeliharaan bibit dan pemindahan bibit ke pembibitan utama. Media tanam yang digunakan yaitu tanah bagian atas (top soil) yang telah dimasukan dalam baby polybag. Kecambah sebelum ditanam terlebih dulu di sterilkan dengan fungisida yaitu Dithane M-45 dengan cara perendaman, Pestisida yang digunakan dalam pembibitan pre mursery yaitu Ripcord yang 26 diaplikasikan melalui penyemprotan. Pupuk yang digunakan yaitu urea yang, diaplikasikan melalui penyemprotan dengan rotasi pemupukan tiap minggu. Sumber air untuk penyiraman berasal dari danau buatan, yang di pompa dengan menggunakan 1 pompa yang digerakan oleh mesin diesel. Bibit yang akan dipindahkan ke main nursery merupakan bibit yang telah diseleksi. Seleksi yang dilakukan yaitu terhadap bibit yang mati, bibit tumbuh ganda dan bibit abnormal. b, Pembibitan Utama (Main Nursery) Pembibitan utama berlangsung sekitar 9 bulan. Tahapan pekerjaan yang dilakukan yaitu persiapan lahan, persiapan tanam, pemeliharaan dan pemindahan bibit ke areal. Media tanam yang digunakan yaitu top soil yang telah dicampur dengan pupuk NPK dan dimasukan dalam polybag besar. Sistem penempatan polybag besar yang merupakan jarak tanam bibit digunakan sistem segitiga dengan ukuran 70 cm x 70cm x 70cm dan ukuran 90 cm x 90 cm x 90 cm. Pupuk yang digunakan yaitu NPK. dan Kieserite, sedangkan jenis pestisida yang digunakan yaitu Marshal. Sumber air untuk penyiraman ada 2 jenis yaitu bersumber dari dari sungai dan danau buatan yang dipompa dengan 3 buah pompa yang digerakan oleh mesin diesel. Seleksi yang dilakukan di main nursery sama dengan seleksi yang dilakukan di pre nursery. 2. Persiapan Lahan Persiapan lahan yang dilakukan di UU Rejosari dilakukan untuk areal tanaman ulang (replanting). Areal yang akan ditanam ulang merupakan areal dimana tanaman kelapa sawitnya sudah tidak produktif Jagi. ‘Tahapen pekerjaan pada persiapan lahan yaitu dimulai dati kegiatan mengukur/survai areal, memancang, menumbang dan merumpuk mekanis, merencek dan merumpuk manual, dongkel kayu, membuat Iubang besar secara mekanis, membuat Iubang tanam secara manual dan pemberantasan gulma. Persiapan Jahan dilakuken tanpa olah tanah, sehingga tujuan dari persiapan tahan ini adalah upaya membersihkan lahan dan mempersiapkan lubang tanam. 27 Proses pengerjaan persiapan lahan dilakukan melalui 3 cara yaitu secara mekanis dengan menggunakan excavator untuk membongkar tanaman asal dan membuat lubang besar, Pengerjaan secara manual dilakukan untuk kegiatan mengukur, memancang , membersihkan kayu-kayuan dan membuat Iubang tanam pada Iubang besar. Pengerjaan secara kimia dilakukan untuk membersihkan Jahan dati gulma yang menggangu, pengerjaan dilakukan melalui wiping ilalang dan penyemprotan rumput. Lubang tanam yang dibuat merupakan lubang besar dengan ukuran 2.5 m x 3 mx 0.5 m, serta di dalam Iubang itu dibuat lubang kecil yang biasa disebut Iubang tanam dengan ukuran 1mx 1 mx 0.5 m, yang digunakan untuk meletakan bibit. 3, Persiapan Tanam dan Penanaman Tahapan pekerjaan yang dilakukan dalam kegiatan ini adalah aplikasi tandan Kosong, penanaman legume cover crop (LCC) dan penanaman bibit. Jarak tanam yang digunakan yaitu sistem segitiga ukuran 9 mx 9 mx 9m dengan kerapatan 143 pohon/ha, Aplikasi tandan kosong dilakukan dengan memasukan tandan Kosong pada lubang besar saat penanaman dengan jumlah tandan kosong yang ditambahkan yaitu 250 kg/lubang. Penanaman dilakukan setelah polybag bibit terlebih dulu dilepaskan, Pupuk yang ditambahkan yaitu pupuk Rock Phospate dengan dosis 0.5 kg/lubang. Penanaman LCC dimaksudkan untuk menekan pertumbuhan gulma, mengurangi erosi taneh, memperbaiki infiltrasi tanah, melindungi tanah dari penyinaran matahari langsung serta menjage kelembaban tanah. 4, Pemeliharaan Tanaman Belum Menghasilkan (TBM) Pemeliharaan TBM merupakan upaya perawatan tanaman dari sejak tanam di areal sampai tanaman berumur kurang lebih 3 tahun, Tahapan pekerjaan yang dilakukan yaitu pemeliharaan jalan, penyulaman, wiping ilalang, selective weeding, bokoran, pemupukan, tunas pasir, kastrasi, sensus hama dan penyakit, pemberantasan hama dan penyakit sera pembuatan tempat pengumpulan hasil (TPH). Penyulaman dilakukan untuk mengganti 28 tanaman yang mati, rusak atau tumbuh abnormal. Penyulaman dapat dilakukan sampai tanaman berumur 5 tahun. Wiping ilalang merupakan upaya untuk memberantas ilalang dengan cara dilap menggunakan larutan herbisida yaitu Round Up. Selective weeding merupakan upaya untuk membersihkan areal dari gulma selain rumput, misalnya pohon kecil atau tanaman sawit yang tumbuh akibat dari biji yang Jatuh. Bokoran merupakan upaya untuk membersihkan daerah sekitar pokok tanaman. Tunas pasir merupakan upaya sanitasi dan mengurangi penghalang pembesaran buah, ini dilakukan dengan memotong pelepah. Kastrasi merupakan upaya untuk merangsang pertumbuhan vegetatif, mendapatkan buah dengan berat dan jumlah tandan yang seragam serta sebagai upaya sanitasi. Kastrasi dilakukan dengan memotong bunga jantan sampai umur 28 bulan dan bunga betina sampai umur 30 bulan. Jenis hama dan penyakit yang sering menyerang tanaman kelapa sawit yaitu ulat api, kumbang dan tikus, Upaya pemberantasan dilakukan secara kimia dengan pemberian pestisida. Pestisida yang digunakan yaitu Ripcord, Phyton dan Tikumin, Pada saat peralihan dari TBM ke TM, maka dibuat TPH dengan ukuran 2 mx 2m. 5. Pemeliharaan Tanaman Menghasilkan (TM) Kegiatan pemeliharaan TM dilakukan selama umur tanaman masih produktif. Pada prinsipnya pekerjaan yang dilakukan pada pemeliharaan TM sama dengan pada pemeliharaan TBM, yang membedakannya yaitu rotasi dari tiap pekerjaan. B. Pemanenan Varietas Tenera dapat dipanen pada umur sekitar 32 bulan, Buah menjadi masak 5 bulan sampai 6 bulan setelah penyerbukan. Kriteria buah matang panen ditentukan saat kendungan minyak maksimal dengan kandungan asam lemak bebas minimal. Kriteria matang panen. pada Tabel 11. Kriteria matang panen secara fisik yang sering dijadikan acuan oleh mandor panen dan pemanen yaitu minimal 10 brondolan jatuh ke tanah 29 pada tanaman muda dan minimal 15 brondolan pada tanaman tua. Tanaman kelapa sawit mempunyai umur produktif selama 25 tahun. Data produksi TBS di UU Rejosari dapat dilihat pada Lampiran 2. Tabel 11 . Standar Tingkat Kematangan Buah Fraksi buah Persyaratan Sifat fraksi, Jumlah brodoian Fraksi_00 0.0 Sangat mentah | Tidak ada Fraksi_0 Maks. 3.0% | Mentah 1.0=12.5 % buah luar Fraksi_1 Kurang matang_[12.5-25.0 % buah luar Fraksi_ 2) 85% Matang 25.0 - 50.0 % buah Ivar Fraksi_ 3 Matang 50.0- 75.0 % buah luar Fraksi_ 4 Maks. 10.0% | Lewat matang | 75.0— 100.0% buah luar Fraksi_5 Maks. 2% | Terlalumatang | Buah dalam membrondol Brondolan 9.5% “Tandan kosong 0.0% Panjang tankai TBS | Maks 2.5 cm Sumber : Anonimous (1993) Sistem panen yang dilakukan yaitu ancak giring yang berarti setiap pemanen berpindah areal panen sesuai petunjuk mandor. Rotasi panen yang dilakukan yaitu 5/7 untuk keadaan produksi buah normal. Rotasi 5/7 berarti dalam satu Iuas areal tertentu dibagi menjadi 5 hari panen dengan rotasi ulang 7 hati, Peralatan utama yang digunakan yaitu kampak dan dodos yaitu sejenis linggis bermata lebar dengan gagang panjang yang digunakan untuk ketinggian tanaman sekitar 2 m sampai 5 m. Untuk ketinggian lebih dari 5m digunakan egrek berupa sabit bergagang bambu panjang. Kegiatan pemanenan meliputi kegiatan memanen tandan buah, memungut tandan dan brondolan serta mengumpulkannya di TPH. . Pengangkutan Buah Tandan dan brondolan yang jatuh diangkut dan dikumpulkan di TPH. Buah yang terkumpul harus segera diangkut pada hari itu juga, untuk menghindari peningkatan kadar asam lemak bebas. Pemindehan dari TPH ke truk pengangkut TBS dilakukan oleh 2 orang dengan alat bantu cungkil yaitu berupa batang besi yang dibengkokan pada ujungnya, dengan ujung batang runeing dan tajam. Truk yang digunakan untuk mengangkut TBS ke pabrik terbagi dua yaitu truk milik PTPN VII dan truk sewaan dengan sistem 30 kontrak yang didasarkan pada daya angkut truk (tonase) dan jarak dari kebun ke pabrik. Kapasitas rata-rata tiap truk sekitar 6 ton TBS/sekali angkut. Tiap truk dalam satu hari melakukan 2 kali - 3 kali pengangkutan tergantung kondisi truk, jarak kebun ke pabrik dan jumlah TBS yang dipanen. D, Pengolahan Kelapa Sawit Menjadi CPO Pengolahan kelapa sawit menjadi CPO di UU Rejosari dapat dilihat pada Gambar 7 dan Lampiran 2. Sedangkan aliran bahan pada peralatan yang digunakan dapat dilihat pada Gambar 8, Pabrik pengolahan kelapa sawit UU Rejosari, mulai beroperasi dari tahun 1990, dengan kapasitas olah terpasang yaitu 25 ton TBS/jam dengan jam operasi yaitu 20 jam/hari, sehingga kapasitas olah terpasang_tiap hari yaitu 500 ton TBS. Data produksi CPO di UU Rejosari sejak mulai beroperasi dapat dilihat pada Lampiran 4, dengan rata-rata rendemen TBS menjadi CPO yaitu 20.89 %. Sedangkan data waktu pengolahan riil dapat dilihat pada Lampiran 5, Pengolahan TBS menjadi CPO menghasilkan hasil sampingan berupa tandan kosong yang digunakan untuk pupuk, serat dan cangkang untuk bahan bakar boiler serta biji sawit untuk menghasilkan minyak inti sawit atau palm kernel oil (PKO). ‘TBS dari kebun. —— Penerimaan buah ¥ Perebusan + Penebahan v Pelumatan dan pengempaa —— 1; Pengolahan biji Pemurnian minyak Gambar 7, Bagan Alir Pengolahan Kelapa Sawit di UU Rejosari 31 ALAT TIMBANG ¥ LOADING RAMP w STERILIZER Ye THRESSER ¥ DIGESTER ¥ SCREW PRESS ‘SAND TRAP TANK cac ¥ ¥ VIBRATING SCREEN DEPERICARPER ¥. CRUDE O1L TANK POLISHING DRUM ¥ ¥ — csr ‘NUT SILO I ¥ ¥ + NUT GRADING OU TANK ‘SLUDGE TANK ¥ = ¥ NUT CRACKER OIL PURIFIER ‘BRUSH STRAINER ¥ ¥ ¥ VIBRATING GRADE VACUUM DRYER DECANTER v ¥. *. SEPARATING COLOUM STORAGE TANK RESIDU TANK ¥ ¥ FAT FIT KERNEL SILO ¥ KERNEL RAGING BIN Gambar 8. Aliran Bahan Pada Alat Pengoleh Kelapa Sawit Menjadi CPO 1. Penerimaan Buah Tahapan proses yang terjadi pada stasiun penerimaan buah ini adalah penimbangan buah, sortasi buah, penimbunan buah sementara di loading ramp dan pengisian buah ke lori rebusan. TBS yang masuk ke pabrik ditimbang untuk mengetahui berat total TBS sebagai data produksi panen, data untuk memperkirakan rendemen CPO serta data untuk penentuan biaya 32 angkut untuk TBS yang diangkut tuk sewa. TBS yang telah ditimbang kemudian di turunkan di loading ramp. ‘TBS ini diperiksa secara visual yang dimaksudkan untuk melihat fraksi buah yang akan diolah. TBS yang berada 4i loading ramp kemudian dicurahkan ke lori rebusan yang bergerak pada rel. 2. Perebusan Tujuan proses perebusan yaitu agar buah mudah dilepas dari tandannya, inaktivasi enzim lipase, melunakan daging buah, melonggarkan inti dari cangkang dan menambah kelembaban daging buah schingga minyak muda dikeluarkan. Sistem perebusan yang dipakai yaitu sistem perebusan tiga puncak atau sriple peak sterilization. Tahapan proses dalam sistem perebusan ini dimulai dari deaerasi (pembuangan udara), pengisian steam (puncak I) sampai tekanan 1.4 kg/om?, pembuangan sfeam sampai tekanan 0.4 kg/cm’, pengisian steam (puncak II) sampai tekanan 2.0 kg/cm’, pembuangan steam sampai tekanan 0.6 kg/cm? dan perebusan (puncak III) dengan tekanan 2.8 kg/em? — 3 kg/em?, pembuangan air kondensat (setelah perebusan selesai) dan terakhir adalah pembuangen uap (blow off). Sumber steam berasal dari unit boiler yang didistribusikan ke unit perebusan melalui back pressure vessel (BPV). Buah yang sudah direbus beserta lorinya, kemudian diangkat dengan hoisting crane untuk dicurahkan ke auto feeder. Tahapan pengangkutan dengan hoisting crane dimulai dari mengangkat lori, mencurahkan buah dan menurunkan lori. 3. Penebahan Proses ini bertujuan untuk memisahkan buah dari tandannya. Alat yang digunakan yaitu auto feeder dan thresser. Buah yang dicurahkan oleh hoisting crane ditampung dalam auto feeder dengan kemiringan lantai curah yang dapat diatur sebagai mekanisme pengaturan buah masuk ke thresser. Prinsip penebahan yaitu dengan membanting bush dalam drum yang berputar. Bagian dalam drum berbentuk kisi, sehingga buah yang sudah terpipil akan akan lolos ke bawah lalu masuk ke under thresser conveyor, sedangkan tandan kosong terdorong keluar dan masuk ke empty bunch conveyor. Pada proses penebahan ini Kehilangan minyek terjadi karena buah terbanting sehingga minyak sebagian akan keluar dan terserap oleh tandan Kosong, 4, Pelumatan dan Pengempaan Alat utama pada stasiun ini adalah digester dan serew press. Proses yang terjadi pada digester yaitu melumatkan buah dengan bantuan panas dan pisau perajang yang sekaligus berfingsi sebagai pengaduk. Bush yang telah dilumatkan, masuk ke screw press untuk dikeluarkan minyaknya melalui pengempaan. Screw press terdiri dari 2 buah silinder yang berlubang dan didalamnya terdapat dua ulir (screw) yang berputar berlawanan ara. Minyak hasil pengempaan akan keluar melaui lubang silinder kemudian masuk ke sandtrap tank, sedangkan ampas (cake) yang berupa serat dan biji akan keluar dari bagian depan screw press lalu masuk ke cake breaker conveyor (CBC). 5, Pemurnian Minyak Minyak dari screw press ditampung dalam sandtrap tank untuk memisahkan pasir yang terbawa minyak mentah, Mekanisme pemisahan yaitu pengendapan, sehingga partikel padat yang mempunyai berat jenis lebih besar akan mengendap. Dari sandirap tank minyak masuk ke saringan bergetar (vibrating screen). Vibrating screen digunakan untuk memisahkan padatan dengan penyaringan. Vibrating sereen terdiri dari 2 tingkatan penyaringan yaitu bagian atas berukuren 20 mesh den bagian bawah berukuran 40 mesh. Minyak yang sudah disaring kemudian masuk ke crude oil tank (COT) , pada tangki ini kotoran dipisahkan melalui pengendapan, Dati COT, minyak masuk ke continous setling tank (CST), untuk pengutipan minyak. CST dilengkapi dengan skimmer yaitu semacam corong yang ketinggiannya bisa diatur untuk mengutip minyak. Mekanisme pengutipan didasarkan pada perbedaan berat jenis antara minyak dengan air dan kotoran, dimana minyak dengan berat jenis kecil akan berada pada permukaan atas. Minyak yang terkutip akan masuk ke oil tank dan dipisahkan lagi dari kotoran melalui pengendapan, sedangkan bagian yang tidak terkutip berupa sludge akan masuk ke s/udge tank, Minyak dari oi! tank masuk ke oil purifier yang berfungsi untuk memurnikan minyak dari kotoran-kotoran. Mekanisme 34 pemurian minyak didasarkan pada gaya sentrifugal, di dalam alat ini minyak diputar. Karena gaya sentrifugal, minyak yang mempunyai berat jenis ringan akan akan bergerak ke tengah (poros) lalu keluar dan dialirkan ke vacuum dryer. artikel padat dan air akan terdorong ke dinding dan keluar melalui nosel yang ada di dinding tersebut. Prinsip pengeringan di vacuum dryer didasarkan pada perbedaan suhu penguapn antara air dengan minyak, dimana air mempunyai suhu penguapan yang lebih rendah dari pada minyak. Minyak disemprotkan dengan nosel sehingga berbentuk kabut dan proses pengeringan akan berlangsung lebih cepat. Minyak yang sudah dikeringkan akan turun dan ditampung ke tangki timbun (storage tank). Dari CST bagian yang tidak terkutip akan masuk ke s/udge tank untuk diendapkan dan kemudian masuk ke brush strainer untuk membersihkan serabut yang terbawa sludge. Dalam brush strainer terdapat brush (sikat) yang berputer, sehingga serabut akan tertahan dan menempel di sikat. Dari brush strainer kemudien masuk ke decanter, dengan prinsip pemisahan yang sama dengan oil purifier. Dari decanter bagian yang terkutip (fraksi ringan) akan masuk ke residu tank lalu diendapkan dan akan dikembalikan ke CST, sedangkan fraksi berat dari resid tank akan masuk ke fat fit untuk dikutip kembali. Fat fit merupakan tempat untuk menampung fraksi berat dari residu tank, water drab separator, air kondensat, air cucian dari dari peralatan di stasiun pemurnian dan minyak yang bocor atau yang tertumpah sehingga minyak dapat dikutip kembali. Far ‘fit terdiri dari bak yang tersambung, dengan tiap bak dilengkapi dengan skimer. Fat fit ini terbagi dua yaitu fat fit baja, yang terdiri dari bak-bak terbuat dari baja dan fat fit tanah yang merupaken kolam-kolam pada permukaan tanah. Pengutipan minyak dimulai dari fa fit baja kemudian ke fat Jit tanah, 6. Pengolahan Biji Ampas screw press yang masih berbentuk gumpalan yang terditi dati serat dan biji, akan masuk ke cake breaker conveyor (CBC) untuk pemecahan gumpalan tersebut. Dari CBC ampas masuk ke depericarper untuk dipisahkan antara serat dan biji. Sistem pemisahan dengan menggunakan hisapan angin dari blower. Fraksi ringan (serat) akan tertarik ke atas lalu massuk ke fibre 35 conveyor untuk diangkut ke boiler. Fraksi berat yaitu biji (nu) akan jatuh dan masuk polishing drum, untuk memisahkan serat yang masih menempel di biji. Mekanisme kerja polishing drum yaitu biji yang masuk ke dalam drum yang berputar dan bergeseken dengan dinding drum yang bersekat, Akibat putaran dan gesekan tersebut serat yang masih menempel pada biji akan terlepas. Biji Kemudian akan masuk ke mut conveyor untuk dikeringkan di nut silo. Pengeringan di mu sifo dimaksudkan untuk melonggarkan inti dari cangkang, sehingga akan mempermudah pemecahan biji dalam nut cracker. Nut silo terbagi ke dalam 3 ruangan yaitu bagian atas, tengah dan bawah, lama pengeringan yaitu sekitar 20 jam, Sumber panas untuk pengeringan berasal dari heater yang berisi steam, sedangkan udara segar berasal dari udara lingkungan yang ditarik menggunakan blower. Biji yang teleh dikeringkan akan masuk ke mut grading screen yaitu alat sortasi biji berdasarkan Giameternya, Ukuran lubang disesuaikan dengan diameter yang akan disortasi yang terdini dari 3 fraksi yaitu fiaksi kecil ukuran 8 mm — 14 mm, fiaksi sedang ukuran 15 mm — 17 mm dan fraksi besar ukuran lebih dari 17 mm Biji tersebut akan masuk berdasarkan fraksinya ke nut cracker, untuk dipecahkan melalui mekanisme bantingan, dan biji akan terpecah menjadi inti yn masuk ke dan cangkang. Inti dan cangkang deri nut cracker kemuk separating coloum untuk dipisabkan, Prinsip pemisahan yaitu berdasarkan hisapan angin. Akibat perbedaan berat maka cangkang (shell) akan naik ke atas dan masuk ke shell conveyor untuk diangkut ke boiler. Inti (kernel) akan turun dan masuk kernel conveyor untuk dikeringkan di kernel silo. Proses Pengeringan di kernel silo sama dengan pengeringan di mut sifo, hanya bedanya yaitu waktu pengeringan di kernel silo sekitar 11 jam. Inti yang telah dikeringkan kemudian akan masuk ke kernel bagging bin untuk penyimpanan dan selanjutnya diangkut untuk di olah menjadi minyak inti sawit/ paln kernel oil (PKO). 36 E. Sarana Pendukung 1. Penyediaan air Pabrik kelapa sawit membutubkan air bersih untuk pengolahan dan umpan boiler. Air yang digunakan harus memenuhi standar sebelum digunakan untuk proses, misalnya dari kandungan bahan-bahan kimianya, bahan padatan terlarut dan sebagainya, sehingga sebelum digunakan terlebih dulu air tersebut harus dijernihkan. Penanganan air ini terbagi dua yaitu yaitu external treatment dan internal treatment. a. External Treatment Air awal (raw water) berasal dari sungai Titirante sejauh + 1 Km yang diambil dengan pemompaan Ialu ditampung dalam suatu bak penampung dan dipompa ke /ower tank pada bagian air mentah . Tower tank ini mempunyai 3 sekat penampungan yaitu untuk air mentah (raw water), air untuk internal treatment dan sir untuk kebutuhan domestik, Selanjutnya air masuk ke sand filter untuk menyaring pasir kemudian masuk ke water basin (bak penampung). Dati water basin air dialiskan ke clarifier tank untuk untuk mengendapkan Kotoran, kemudian dialirkan kembali ke cower sank pada bagian incernal treatment, Bahan kimia yang ditambahkan dalam external treatment ini yaitu tawas dan Floc 65. b. Internal Treatment Internal treatment merupakan perlakuan lenjutan terhadap air yang akan digunakan untuk umpan boiler. Air dari tower tank akan masuk ke penukar kation untuk menarik ion positip kemudian dialirkan ke degasifier untuk membebaskan gas - gas tertentu yang terbawa air. Dari degasifier air masuk ke penukar anion untuk menarik ion negatip, setelah itu masuk ke tangki heater untuk untuk memanaskan air, selanjutnya masuk ke deaerator untuk menarik oksigen yang terlarut dalam air. Bahan kimia yang ditambahken dalam internal treatment ini adalah WITCO BWT 2200, WITCO BWT 2041 dan WITCO BWT 2430. 37 2. Penyediaan Energi Penyediaan energi merupakan sarana pendukung proses produksi yang berperan untuk memasok kebutuhan energi untuk pengolahan, sarana pendukung maupun kebutuhan domestik (kantor, perumahan dan lain-lain). Dalam hal ini penyediaan energi_yang akan diuraikan yaitu penyediaan energi untuk pengolahan dan sarana pendukung produksi. Energi yang berasal dari sarana pendukung penyediaan enrgi ini berupa listrik dan uap. Peralatan utama yang ada di sarana penyediaan energi ini adalah boiler, wrbin uap, back pressure vessel (BPV) dan mesin pembangkit tenaga diesel. a. Boiler Boiler merupakan instalasi untuk mengubah air menjadi wap panas bertekanan tinggi dengan bantuan dari pemanasan yang diperoleh dari hasil pembakaran, Boiler yang ada di UU Rejosari berjumlah 2 unit yaitu 1 unit dipakai dan 1 unit sebagai cadangan, dengan kapasitas masing-masing sebesar 18 m? uap/jam dengan tekanan 19 kg/em? — 20 kg/em?. “Bahan bakar dari boiler ini adalah cangkang dan serat yang merupakan limbah padat dari pengolahan. Rendemen serat dan cangkang yang dihasilkan dari tiap kg TBS yang diolah yaitu berturut-turut sebesar 12.50 % dan 6.45 % dengan kadar air untuk serat yaitu 41.22 % dan cangkang sebesar 10.85 %. Bagian-bagian dari boiler yaitu ruang bakar, upper drum, lower drum, pipa saturated, pipa superheated, rvang masuk bahan bakar, pembuangan abu (dust collector), cerobong, blower tekan, blower hisap dan alat-alat kontrol. Proses pembakaran dimulai ketika serat dan cangkang mulai masuk ke five! feeding melalui fibre conveyor dan shell conveyor, dalam fuel feeding ini serat dan cangkang dicampur untuk menjadi bahan baker boiler. Selanjutnya udara luar ditarik dengan blower tekan dan proses pembakaran dimulai. Air ‘umpan dari internal treatment dipompa, kenmudian masuk ke upper drum, pipa saturated dan lower drum. Air tersebut mendidih dan terbentuk vap saturated. Untuk mengubah menjadi uap superheated maka uap saturated dari upper drum dialirkan ke pipa superheated yang diletakan di bagian belakang ruang pembakaran, Kerak sisa pembakaran yang cukup berat akan jatuh ke bagian bawah melalui kisi pembakaran. Gas dan abu sisa 38 pembakaran keluar melalui cerobong yang dihisap dengan olch blower hisap, fiaksi berat (abu) akan jatuh di dust collector yaitu pengumpul abu berupa bak berisi air. b. Turbin Uap Turbin wap merupakan instalasi pengubah uap menjadi gerak mekanis berupa putaran lalu diubah menjadi bentuk energi listrik. Turbin uap yang digunakan berjumlah 2 unit dengan daya listrik output terpasang yaitu 950 kW. Uap dari boiler yang telah digunakan untuk memutar turbin kemudian di tampung dalam BPV yaitu berupa bejana/tangki. Dari BPV kemudian uap didistribusikan ke instalesi pengolahan. c. Generator Diesel Generator diesel merupakan peralatan untuk mendukung penyedian energi listrik dari turbin uap, terutama saat-saat awal mulai pengolahan dimana pasokan energi listrik dari boiler belum optimal, saat pemakaian energi listrik meningkat atau kualitas uap dari Boiler kurang sehingga listrik dari turbin uaap juga kurang. Generator diesel yang digunakan berjumlah 4 unit dengan kapasitas terpasang masing-masing sebesar 325 kW. 3. Penanganan Limbah a. Limbah Padat Limbah padat yang dihasilkan dari pabrik pengolah kelapa sawit menjadi TBS di UU Rejosari terbagi 4 yaitu tandan kosong, serat, cangkang dan padatan (solid). Rendemen tandan kosong yang dihasilkan dari tiap kg TBS yang diolah adalah sebesar 25.34 %. Tandan kosong yang keluar dari empyy bunch conveyor kemudian dikumpulkan dengan steer loader untuk dipindahkan ke truk pengangkut dan dibawa ke kebun untuk dijadikan pupuk. Serat yang keluar dari depericarper digunakan untuk bahan bakar boiler. Cangkang yang berasal dari separating coloum juga digunakan untuk bahan bakar boiler sedangkan padatan (solid) yang keluar dari decanter tidak dimanfaatkan, hanya dibuang ke sekitar lingkungan pabrik karena_jumlahnya tidak terlalu banyak. a9 b. Limbah Cair Limbah cair yang masuk ke kolam limbah merupakan bagian yang tidak terkutip di far fit tanah. Far fit tanah ini sebenamya berfangsi juga sebagai cooling pond (kolam pendingin), schingga limbah cair yang akan masuk ke kolam limbah suhunya sudah turun dari sekitar 80 ° C menjadi sekitar 45°C, Dati cooling pond kemudian limbah masuk ke kolam anaerob untuk penguraian limbah oleh bakteri anaerobik melalui proses hidrolisa, pengasaman, pembentukan asam asetat dan gas methan. Dari kolam anaerob limbah cair lalu masuk ke kolam aerobik untuk penguraian limbah cair dengan bakteri aerobik. Limbah cair tersebut kemudian dipompa ke land aplication (areal aplikasi limbah cair) untuk digunakan sebagai pupuk. 4. Laboratorium Laboratorium berfungsi sebagai tempat pengawasan mutu dari hesil produksi pengolahan. Analisis mutu hasil produksi meliputi analisis kadar air, kadar asam lemak bebas, kadar kotoran dan kadar minyak hilang. Analisis juga dilakukan terhadap air umpan boiler meliputi analisis kesadahan, pH, silika, total padatan terlarut dan alkalinitas, Analisa limbah cair dilakukan oleh PT. Sucofindo meliputi suhu, derajat keasaman (pH), biological oxygen demand (BOD), chemical oxygen demand (COD), suspended solid (SS) dan toral solid (TS). Salah satu analisis penting yang dilakukan di laboratorium yainu penentuan neraca bahan (material balance). Neraca bahan merupakan penetapan komponen hasil pada setiap tahapan proses dari TBS yang diolah. Neraca bahan penting untuk melihat karakteristik dari TBS. Peralatan yang digunakan di laboratorium yaitu drying oven, timbangan manual dan timbangan digital serta peralatan kimia seperti cawan, labu, gelas ukur dan lain-lain. E. Bengkel dan Bagian Teknik Upaya perawatanv/imaintenance merupaken upaya penting untuk mendukung jalannya proses produksi. Upaya ini dilakukan melalui bagian teknik yang ditunjang dengan bagian bengkel. Bagian teknik di UU Rejosari 40 terbagi 2 yaitu bagian teknik reparasi dan tenik listrik dan gir. Teknik eparasi bertanggungjawab untuk melakukan perbaikan dan_perawatan peralatan produksi, penggantian spare part, pengecekan dan inventarisasi peralatan di pabrik. Teknik listrik dan air bertanggung jawab untuk perawatan dan perbaikan instalasi listrik serta instalasi air. Sedangkan perbaikan dan perawatan alat angkut seperti truk, mobil dinas, traktor dan steer loader dilakukan oleh bagian traksi. 41 IV. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di unit PIP. Nusantara VI (Persero) Unit Usaha Rejosari - Lampung Selatan, Pelaksanaan penelitian ini dilakukan pada bulan Agustus 2001 sampai Oktober 2001. B. Bahan dan Alat Bahan-bahan yang digunakan dalam petelitian ini adalah TBS yang kemudian diolah menjadi CPO, bahan bakar solar, serat (ftbre,) cangkang (shell), biji sawit (nut) dan inti sawit (kernel). Peralatan yang digunakan pada penelitian ini terdiri dari peralatan utama yang merupakan alat dan mesin yang digunakan di UU Rejosari PTPN VII (Persero), serta alat ukur yang terpasang pada kamar mesin (power house), alat ukur yang terpasang pada alat-alat produksi (termometer, manometer, flow meter), stopwatch, drying oven, timbangan, AVO meter, bomb calorimeter, termometer dan kapas. C. Pendekatan Masalah dan Batasan Sistem Dalam penelitian ini sistem yang diamati yaitu proses produksi CPO di PTP. Nusantara VII (Persero) Unit Usaha Rejosari - Lampung Selatan, meliputi Kegiatan budidaya, panen, pengangkutan buah dan pengolahan kelapa sawit menjadi CPO serta sarana pendukung proses produksi meliputi penyediaan energi, penyediaan air, penanganan Jimbah, laboratorium dan bengkel serta bagian teknik, Sistem produksi yang diaudit dapat dilihat pada Gambar 9. Sedangkan bagan alir proses dan masuken energi di UU Rejosari PTPN VII (Persero) dapat dilihat pada Gambar 10. Input energi primer yang pertama yaitu energi langsung yang berasal dari bahan bakar minyak (solar) dan biomassa. Energi yang beresal dari sistem boiler yaitu uap maupun listrik dari turbin uap dan generator diesel tidak dianggap sebagai input energi, yang dipethitungkan hanya bahan bakar dari kedua sistem itu (boiler dan diesel). Tetapi energi listrik untuk setiap tahapan produksi tetap dihitung Kecambah_}-| Pembukaan dan Persiapan lahan ¥ Pembibitan Mesin dan ¥ Peralatan Peranaman Budidaya » Y Pemeliharaan Pemanenan ¥. Pengangkutan Buah aoa =k Penerimaan Bush ¥. Truk Perebusan Mesin dan Peralatan i= Pengolatvan Boiler Penanganan Limbah Bengkel Pemurnian Minyak Pengeringan dan Pemecahan Bij ¥ Laboratorium Penyediaan Air Penerangan Keterangan : Batasan Sistem Input Energi Langsung Aliran Proses Input Energi Tidak Langsung Input Listrik Input Tenaga Manusia Input Uap BPV : Back Pressure Vessel Gambar 9. Batasan Sistem Yang Akan Diaudit 43 Alat/Mesin Tahapan Proses Masukan Energi Sprayer, Pompa —_" Pembibitan Manusia, solar, pupuk, pest, ¥ Excavator | >__Persiapan tahan — [X—] —Manusia, solar, pestsida ¥ Alat tanam |\—>) Penanaman i<— ‘Manusia, pupuk ¥ Sprayer |—>|_Pem, Tanaman Je —[ stansia, popu pestisida ¥ Egrek, dodos, kapak = |-——> Pemanenan i<— “Manusia ¥ ‘Truk |—>_Pengangkutan buah = [{__ Penerimaan buah fe —f Manus, lsrik v Sterilizer Perebusan_ Manusia, vap Hoisting crane, Auto feeder, Y oe a Penebahan <<] Manusia,listrik, wap v Digester , Screw press. |}—>| Pengempaan <—| —— Manusia, lstik, uap ibang sreen, sand tap tank, sandy eyfone, CST,COT, sludge tank, vacuum diver,” |p| Pemurnian lk—{ anus, sri, wap ‘oil purer, decanter, resid tank (CRC, depertcarper,nut polishing cron, nile radi, nu cracker, Pengolahan bi —[_ Manus isi, uap wating gre separaing Celouns rel fo, kere ‘in | Pompa raw seater, internal ‘daw external treatment ea ‘Manusi, list, wap, baba Penyedisan air Kimia ‘Steer loader, tk, pompa and aplication Penanganan limbah_f¢-——-| — Manusia, istrik, solar — Boiler, cabin vap, BPV, - 7 anus sik, inn dsl |—>[__Penyesiaanenersi fX—] nn || |-—>| Vacuum drying, tinbangan, na a ack Ss ; Gambar 10. Bagan Alir Proses dan Masukan Energi Pada Produksi CPO di UU Rejosari PTPN VII 44 sebagai input energi_pada tahapan produksi tersebut. Input energi primer yang kedua yaitu energi tidak langsung yang berasal dari pupuk. Input cnergi tidak langsung dari pestisida dan bahan kimia pembantu hanya dihitung sebagai jumlah konsumsi bahan tiap kilogram CPO yang dihasilkan. Input energi primer yang ketiga yaitu energi biologis yang berasal dari tenaga manusia. Dalam pelaksanaanya terdapat beberapa kesulitan untuk menerapkan audit energi terhadap sistem yang diteliti. Untuk itu diperlukan batasan- batasan sebagai berikut : 1. Proses produksi untuk menghasilkan CPO dimulai dari kegiatan budidaya sampai dengan pengolahan TBS menjadi CPO serta produk sampingannya (bi dianggap satu kesatuan sistem produksi. dan inti) dengan ditunjang oleh sarana pendukungnya dan hal ini 2. Pada saat pengamatan rinci tiap tahapan proses, tahapan proses produksi CPO yang sedang diamati dienggap merupakan tahapan proses produksi yang dapat diputus dari tahapan sebelum dan sesudahnya. 3. Pengamatan terhadap proses produksi CPO dilakukan secara berurutan mengikuti proses yang terjadi. 4, Semua kegiatan dan jalannya proses produksi CPO dianggap tetap setiap tahunnya dan dalam keadaan normal. 5.Dalam proses produksi CPO, semua embodied energy dari mesin dan peralatan pabrik serta peralatan bengkel tidak diperhitungkan karena krurangya data pendukung. 6. Input energi tidak langsung dari pestisida dan bahan kimia pembantu tidak diperhitungkan dalam perhitungan kebutuhan energi produksi tiap kg CPO karena kurangnya data pendukung, tetapi tetap diaudit dan disajikan sebagai data pelengkap dalam bentuk satuan unit bahan (bukan satuan unit energi). 7.Pada kegiatan budidaya, energi langsung dari sinar matahari tidak diperhitungkan. 8.Pada kegiatan perbaikan dan perawatan peralatan dan mesin yang digunakan, konsumsi energi dari bahan pelumas tidak diperhitungkan. 45 9. Dalam audit ini, jumlah TBS (kg/ha) yang dijadikan sebagai variabel rata- rata produksi yang digunakan untuk menghitung input energi pada kegiatan budidaya merupakan produksi TBS selama umur produktif yaitu 25 tahun untuk Iuasan satu hektar. 10. Semua input energi untuk kegiatan pengolahan dan sarana pendukung, didasarkan pada produksi CPO tiap hari. Dalam audit ini jumlah CPO (kg CPOMhari) yang dijedikan variabel rata-rata produksi merupakan jumlah produksi CPO selama satu hari olah. 11. Input energi primer dihitung dari masukan energi pupuk, manusia, solar dan biomassa. Masukan energi listvik yang merupaken input energi sekunder yang berasal dati solar dan biomassa hanya dihitung pada tiap tahapan produksi yang mengkonsumsinya. 12, Masukan energi listrik hanya dihitung untuk kegiatan yang langsung berhubungan dengan proses produksi. Penggunaan listrik untuk peralatan dan penerangan kantor serta kebutuhan listrik untuk perumahan karyawan tidak dihitung 13. Masukan energi biologis tenaga manusia hanya dihitung yang langsung berhubungan dengan proses produksi. Untuk pegawai administrasi, mandor dan seterusnya tidak dihitung, D. Metode Audit Metode audit yang dipakai dalam penelitian ini adalah audit energi awal (preliminary energy audit) yang dilanjutkan ke tahap audit energi terinei (detailed energy audit). Tahapan audit energi rinci yang dilakukan adalah pemilihan bagian-bagian yang akan diaudit rinci, persiapan kelengkapan kerja, pemeriksaan data lapangan, evaluasi data yang dikumpulkan dan mengidentifikasi peluang konservasi energi. Metode analisis energi yeng akan digunakan yaitu metode analisis proses. Dimana setiap tahapan proses atau kerja dianalisis untuk menentuken masukan energi dan analisis ini merupakan suatu identifikasi’ terhadap jaringan kerja dan proses yang harus diikuti untuk memperoleh produk akhit. 46 Pelaksanaan audit energi dimulai dengan menentukan batasan sistem yang akan diaudit, dilanjutkan dengan menghitung semua input yang termasuk ke dalam sistem, kemudian mengidentifikasi output yang dihasilkan dalam satuan yang sama yaitu, sehingga akan diperoleh jumlah energi produksi dalam satuan MJ/kg CPO. Langkah selanjutnya yaitu menentukan effisiensi dari tip tahapan proses produksi sekaligus mencari energi yang terbuang schingga upaya penghematan dapat dilakukan. Tahapan penelitian yang dilakukan disajikan pada bagan alir dalam Gambar 11. Penentuan batasan sistem v Pre Audit ¥ Audit Rinei _______] Perbandingan dengan lokasi lain pada komoditi yang sama © Rekomendasi Gambar 11. Bagan Alir Penelitian Perhitungan terhadap masukan energi yang digunakan dilakukan pada setiap tahap yeng telah ditentukan, dimana setiap masukan baik berupa energi langsung maupun energi tidak langsung dikonversikan ke dalam satuan energi yang sama yaitu Mega Joule (MJ). Hasil penelitian yang diperoleh kemudian dibandingkan dengan hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan pada lokasi berbeda, untuk menganalisis faktor-faktor yang berpengaruh terhadap penggunaan energi pada proses produksi CPO. 47 E. Parameter Yang Diukur Parameter yang diukur dalam penelitian ini adalah : 1. Kebutuhan Energi Manusia Variabel yang digunakan meliputi hari kerja orang (HKO), jumlah jam kerja, nilai unit tenaga manusia, jumlah produksi TBS dan CPO. 2. Kebutuhan Energi Listrik Variabel yang digunakan meliputi jumlah dan jenis alat, jam jalan alat, daya, tegangan dan arus listrik yang terpasang dan terukur, faktor daya liswik, fasa arus dan jumiah produksi CPO. 3. Kebutuhan Energi Bahan Bakar Minyak (Solar) Variabel yang digunakan meliputi konsumsi solar, nilai kalor solar, jumlah produksi TBS dan CPO. 4, Kebutuhan Energi Biomasa Variabel yang digunakan meliputi jumlah cangkang dan serat yang dihasilkan dan dikonsumsi, nilai kalor cangkang dan serat, jam jalan boiler, subu air umpan, subu uap, tekanan vap, laju uap, tekanan BPV, suhu BPV dan jumlah produksi CPO. 5. Energi Pupuk Variabel yang digunakan pada penelitian i kalor jenis pupuk dan produksi TBS. 6. Kebutuhan Pestisida Variabel yang digunaken pada penelitian ini adalah konsumsi pestisida dan produksi TBS. 7. Kebutuhan Bahan Kimia Pembantu Variabel yang digunakan pada penelitian ini adalah konsumsi bahan kimia adalah konsumsi pupuk, nilai pembantu dan produksi CPO. 8. Efisiensi Penggunaan Energi Variabel yang diukur dalam menentukan efisiensi penggunaan energi yaitu energi input, energi berguna, kapasitas pengukuran dan kapasitas terpasang. 48 F. Metode Pengumpulan Data 1. Pengumpulan Data Primer a Pengamatan dan pengukuran pada pompa penyiraman di pembibitan main nursery, data yang diambil yaitu spesifikasi alat, jumlah konsumsi solar, waktu penggunaan alat dan jumlah bibit yang tersiram. Pengukuran dan pengamatan pada proses pengangkutan kelapa sawit, data yang diambil yaitu jenis kendaraan, konsumsi solr, jarak tempuh, jumlah trip pengangkutan, jumlah TBS terangkut, jumlah tenaga kerja dan jam kerjanya. Pengamatan dan pengukuran pada peralatan yang mengkonsumsi energi listrik, data yang diambil yaitu spesifikasi alat, tegangan, arus dan waktu operasi alat. Pengamatan dan pengukuran pada mesin pembangkit tenaga diesel, data yang diambil yaitu spesifikasi alat, konsumsi solar, waktu penggunaan, output daya listrik. Pengamatan dan pengukuran pada penggunaan steer loader untuk memindahkan tandan kosong ke truk pengangkut, data yang diambil yaitu jenis alat, Konsumsi solar, waktu penggunaan, jumlah tandan kosong dan jumlah operator. Pengamatan dan pengukuran proses pengangkutan tandan kosong dari pabrik ke kebun, data yang diambil yaitu jenis kendaraan, konsumsi solar, jarak tempuh, jumlah trip pengangkutan, jumlah tandan kosong terangkut, jumlah tenaga kerja dan jam kerjanya. Pengamatan dan pengukuran pada boiler, data yang diambil yaitu jumlah serat dan cangkang yang dihasilkan, jumlah serat dan cangkang yang dikonsumsi boiler, nilai kalor cangkang dan serat, spesifikasi boiler, waktu operasi boiler, suhu uap, tekanan uap, laju uap, subu air umpan, lju air umpan, suhu BPV, tekanan BPV, spesifikasi turbin, daya ouput turbin serta jumlah produksi CPO yang dihasilkan pada kurun waktu operasi boiler. 49 h. Pengamatan dan pengukuran pengeringan biji sawit di nut silo dan_inti sawit di kernel data yang diambil yaitu jenis dan jumlah alat yang dipakai, suhu lingkungan (bola kering dan bola basah), suhu udara panas (bola kering), suhu outlet pengering (bola kering), suhu uap heater, jumlah bahan yang dikeringkan, waktu pengeringan, kadar air sebelum dan sesudah dikeringkan. 2. Pengumpulan Data Sekunder a. Catatan kegiatan budidaya pada bagian tanaman meliputi Iuas laban, jenis kegiatan budidaya, produksi TBS, penggunaan tenaga kerja, jam kerja, penggunaan pupuk, pestisida dan data penggunaan solar. b. Catatan kegiatan pada bagian pengolahan dan bagian teknik meliputi kapasitas pengolahan, jumlah produksi CPO, kegiatan pengolahan, waktu penggunaan alat dan data fisik peralatan dan mesin yang digunakan dalam proses produksi yang digunakan untuk melengkapi data primer dan kebutuhan pethitungen. c. Catatan kegiatan Laboratorium, meliputi jenis dan jumlah alat yang dipakei, waktu penggunaan alat, data penggunaan bahan kimia pembantu dan neraca masa (material balance). G. Perhitungan dan Analisa Data Perhitungan terhadap masukan energi yang digunakan, dilakukan dengan memasukkan variabel pada persamaan yang telah ditentukan dan semua satuan dikonversikan pada satuan MJ/kg CPO. Persamaan yang dipakai dalam perhitungan adalah sebagai berikut : 1. Energi Manusia Besamya energi manusia yang dibutuhkan pada kegiatan proses budidaya tanaman kelapa sawit dihitung dengan persamaan (Anwar, 1990 dalam Sholahuddin, 1999) : (AKOxTxNem) Jtbs Etml = (4.1) 50 Sedangkan jumlah energi manusia yang dikonsumsi dalam kegiatan proses produksi CPO di pabrik didekati dengan persamaan berikut : (HKOxTxNem) Jepo Sehingga total konsumsi energi manusia yang digunakan untuk memproduksi Em’ we f4.2) tiap kilogram CPO adalah : (4.3) Etm(tot) = = + Bim dimana : Etm(to) = Konsumsi energi manusia total untuk memprodul (Milkg CPO) Etm 1 = Konsumsi energi manusia selama kegiatan budidaya tanaman kelapa sawit (Mi/kg TBS) Eun2 = Konsumsi energi manusia selama kegiatan pengolahan TBS (Milkg CPO) HKO = Hari Kerja Orang (hari) T = Waktu orang bekerja (jam) Nem Nilai kalor tenaga manusia (MI/Jam), berdasarkan Stout (1990) Hibs ~ Jumlsh produksi TBS (kg) Jepo = Jumlah produksi CPO (kg) Rd = Rendemen (%) 2. Energi Listrik Besamya energi listrik yang digunakan untuk memproduksi tiap kg, CPO didekati dengan persamaan sebagai berikut (Anwar, 1990 dalam Sholahuddin 1999): Pxtxn (44) Jepo 7 Elk Nilai daya listrik untuk fasa satu dihitung dengan menggunakan persamaan (PT. Koneba, 1987 dalam Sholahuddin, 1999) : P=VICos@ Untuk menghitung nilai daya listrik fasa 3 digunakan persamaan (PT. Koneba, 1987dalam Sholahuddin 1999) : 445) P=VICos0 V3 Si dimana : Elk = Energi listrik yang digunakan untuk memproduksi tiap kg CPO (Mi/kg CPO) t = Waktu pemakaian alat jam) = Bfisiensi alat, dalam desimal Jumlah produksi CPO (kg/jam) V = Tegangan (volt) I = Amus (ampere) Faktor daya Daya motor (mesin) terukur (kW) P = 3. Energi Bahan Bakar Minyak (Solar) Jumlah energi solar yang digunakan pada kegiatan budidaya tanaman dan pengangkutan TBS dihitung dengan persamaan (Anwar, 1990 dalam Sholahuddin, 1999) : Kix Neb (i) Jibs Sedangkan dalam kegiatan pengolahan untuk memproduksi tiap kg CPO Ebml= >) (4.7) digunakan persamaan : Kix Neb(i) Ebn2= > Teo v4.8) Sehingga total energi bahan bakar untuk memproduksi tiap kg CPO dapat dijabarkan sebagai berikut : Ebm(tot) = ae + Ebm2 dimana : Ebm1 = Energi bahan bakar solar pada kegiatan budidaya tanaman dan pengangkutan TBS dan pemeliharaan tanaman (Mi/kg TBS) Ebm2 = Energi bahan bakar solar pada kegiatan pengolahan TBS di pabrik (MI/kg CPO) Ebm(tot)= Energi bahan bakar solar total untuk memproduksi CPO tiap kg (Mi/kg CPO) Ki = Konsumsi bahan bakar solar pada kegiatan budidaya tanaman yang ke-I (Itjam) Kj = Konsumsi bahan bakar solar pada kegiatan pengolahan TBS yang ke-j (Ivjam) Neb = Nilai kalor bahan bakar solar tiap liter ( 47.78 Milt, Cervinea dalam Pimentel, 1980). Stbs Produksi TBS (kg) Jepo = Produksi CPO (kg) i 1,2,3..... Rd Rendemen (%) 52 4, Energi Bahan Bakar Pada Boiler Jumiah energi biomassa yang digunakan untuk bahan bakar pada boiler | Pemb. Pre mussery So= 000010 a= 0.00399 coos) = | Pemb. Main nursery $0 =001090 I Ma 000220 Meroow || Pers, Lahan a= 000113 perggea Ll Penanaman Ma =003690 ya =oase | | Pem. TBM Poise t+ Pem. TM | Pemanei ‘Ma = 0.02800 a Meonoel Penyediaan Ma= 000050 Pepe} L_>| Pengangkutan TBS ‘Air Li 0028 - Bengkel Ma= 0.93200 me-oooist 15 Penerimaan Buah Li S0se60 Li o07s —— 4 ere |_| Latoratorium ] Ui" = 0.00067 i» 000% Perebusan i Penanganan Ma 0.00030 Penebahan “Limbah Li =001750 1 Penyedi ‘Ma = 0.00070 Pengempaan "enyediaan 50 0.1098 sgemp: Energi Li =00398 Bi =99200 Pemumian Peng. Biji a= 0.00100 Ma= 000670 Li =006150 UF = o.10690 Ket: Ma : Energi biologis mannsia (Mi/kg CPO) Li Pu: Energi pupuk (MJ/kg, CPO) Bi So. : Energi solar (MJ/kg CPO) Gambar 12. Aliran Energi Pada Produksi CPO di UU Rejosari” Energi listrik (MI/kg CPO) Energi biomassa (Mi/kg CPO) 61 Tabel 17. Konsumsi Energi Manusia Pada Setiap Tahapan Produksi. Kegiatan Konsumsi energi | Persentase | Persentase (Milkg CPO) tethadap Total (%) jumlah (%) A. Budidaya TL74 = Pembibitan pre mursery 0.00049 036 ~ Pembibitan main nurserry 0.00399 2.92 -Persiapan Jahan 0.00220 1.61 =Penanaman 0.00113 0.83 ~Pemeliharaan TBM 0.03980 28.49 ~Pemeliharaan TM 0.08980 65.78 Jumlah 0.13650 100 B. Pemanenan 0.02800 100 14.72 C. Pengangkutan buah 0.00960 100 5.04 D. Pengolahan TBS 5.54 ~ Penerimaan buah 0.00151 1431 = Perebusan 0.00034 3.18 | = Penebahan 0.00067 6.35 ~ Pengempaan 0.00034 3.18 =Pemurnian minyak 0.00100 9.48 = Peng. Biji 0.00670 63.51 Tumlah 0.01055 100 E, Sarana pendukun; 2.96 ~ Penyediaan air 0.00050 892 = Penyediaan energi 0.00067 11.90 = Penanganan limbah 0.00059. 10.43 = Laboratorium 0.00067 11.87 ~Bengkel 0.00320 56.86 TJumlah 0.00563 100 Total 0.19028 100 100.00 Jumlah penggunaan tenaga manusia untuk kegiatan budidaya di UU Rejosari lebih Kecil jika dibandingkan dengan penggunaan tenaga manusia di pabrik kelapa sawit (PKS) Kertajaya PTPN VIII (Sholabudin, 1999) yaitu sebesar 2.1624 MJ/kg CPO. Hal ini terjadi karena adanya perbedaan jenis pekerjaan yang dilakukan misalnya untuk persiapan lahan di PKS Kertajaya masih dilakukan manual, sedangkan di UU Rejosari sudah dilakukan semi mekanis. Di UU Rejosari persiapan Jahan dilakukan tanpa olah tanah sedangkan di PKS Kertajaya dilakukan_pengolahan tanah, sehingga dalam hal ini konsumsi tenaga manusia menjadi besar. Pada tahapan penanaman di perkebunan Kertajaya dilakukan pembuatan petakan dan lubang tanam yang masih dilakukan secara manual. Untuk kegiatan pengolahan, konsumsi tenaga manusia di UU Rejosari sebesar 0.01055 MI/kg CPO atau 5.54 % dari total konsumsi tenaga manusia, dengan tahapan yang paling besar mengkonsumsi tenaga manusia yaitu pengolahan biji sebesar 0.0067 Mi/kg CPO atau 63.51 % dari konsumsi tenaga manusia untuk kegiatan pengolahan. Konsumsi tenaga manusia di pengolahan lebih besar dibandingkan dengan UU Talopino PTPN. VII (Nuryanto, 1998) sebesar 0.00214 MJ/kg CPO, hal ini terjadi karena jumlah pekerja di UU Rejosari lebih besar yaitu 66 orang dengan kapasitas 25 ton TBS/jam sedangkan di UU Talopino, jumlah pekerja yaitu 45 orang dengan kapasitas 30 ton TBS/jam. Jumlah pekerja yang lebih banyak dengan tingkat produksi yang rendah akan mengakibatkan penggunaan energi manusia menjadi lebih tinggi. Jika dibandingkan dengan PKS Kertajaya konsumsi tenaga manusia di pengolahan sebesar 0.0062 MJ/kg CPO, maka di UU Rejosari, konsumsi tenaga manusia di pengolahan masih lebih besar hal ini terjadi karena jam kerja di PKS Kertajaya lebih kecil yaitu 7 jam/HOK, sedangkan di UU Rejosari sebesar 8 Jam/HOK. Jika dibandingkan dengan PT. Condong, Garut (Alfira, 1999), dimana konsumsi energi manusia untuk pengolahan sebesar 0.02471 Mi/kg CPO, maka konsumsi energi manusia untuk pengolahan di UU Rejosari lebih ecil, hal ini terjadi karena jam kerja di PT. Condong Garut sebesar 10 jam/HOK, disamping itu dalam penelitian tersebut kegiatan pengangkutan buah termasuk kegiatan pengolahan. Untuk sarana pendukung konsumsi tenaga manusia sebesar 0.0056 MJ/kg CPO atau 2.96 % total konsumsi tenaga manusia, dengan kegiatan yang paling besar mengkonsumsi tenaga manusia yaitu kegiatan di bengkel dan bagian teknik sebesar 0.0032 MJ/kg CPO atau sekitar 56.86 % dari total Konsumsi tenaga manusia di sarana pendukung. 2, Pupuk Pupuk merupakan bagian energi tidak langsung yang berperan dalam produksi CPO, khususnya pada kegiatan budidaya. Jenis pupuk yang digunakan di UU Rejosari yaitu Urea, NPK, Kiesserite, Rock Phosphate (RP), Muriate of Potash (MoP), Dollomite, SP-36, Za dan Sulfomag. Konsumsi 63 energi pupuk dapat dilihat pada Tabel 18. Dari tabel tersebut_konsumsi energi pupuk sebesar 4.925 MJ/kg CPO dengan konsumsi terbesar yaitu pada tahapan pemeliharaan TM sebesar 4.468 Mi/kg CPO atau sekitar 90.72 dari total Konsumsi energi pupuk. Sedangkan tahapan kegiatan yang paling kecil mengkonsumsi energi pupuk yaitu yaitu pembibitan pre nursery sebesar 0.00001 MJ/kg CPO atau 0.0002 % dari total konsumsi energi pupuk. Tabel 18. Konsumsi Energi Pupuk Pada Kegiatan Budidaya Kegiatan Konsumsi energi (Milkg Persentase CPO) (%) ~Pembibitan pre nursery 0.00001 0.0002 = Pembibitan main nurserry 0.00557 0.11 - Persiapan lahan 7 - =Penanaman 0.00340 0.06 = Pemeliharaan TBM 0.44800 9.09 ~Pemeliharaan TM 4.46800 90.72 Jumlah 4.92500. 100.00 Konsumsi energi pupuk total di UU Rejosari lebih kecil dibanding dengan PKS Kertajaya sebesar 10.7901 Mi/kg CPO. Banyak faktor yang mempengaruhi dalam penggunaan pupuk ini diantaranya jenis tanah, kondisi tanaman, Kondisi iklim, keterampilan operator dan lain-lain. Dilihat dari jenis pupuk yang digunakan yang disajikan dalam Tabel 19, maka input energi pupuk terbesar berasal dari pupuk Za sebesar 2.6 Mi/kg CPO atau 51.17 % dari total masukan energi pupuk. Tabel 19. Penggunaan Energi Untuk Masing-Masing Jenis Pupuk yang Digunakan Jenis Pupuk Input energi (Mi/kg CPO) Persentase Urea 1.0260 19.88 NPK 0.0051 0.09 Kiesserite 0.2620 5.08 Rock Phosphate (RP) 0.0935 1.80 Muriate of Potash (MoP) 0.2040 3.95 Dollomite. 0.5640 10.93 SP-36 0.0439 0.85 Za 2.6400 31.17 Sulfomag 0.3200 6.20 Total 4.9250 100.00 64 3. Bahan Bakar Minyak (Solar) Dalam pembahasan bahan bakar minyak ini, yang akan dibahas yaitu solar yang digunakan dari kegiatan budidaya sampai kegiatan di penanganan limbah padat terkecuali solar untuk penyediaan energi yang akan dijelaskan kemudian, Penggunaan solar pada kegiatan budidaya meliputi kegiatan pembibitan pre nursery dan main nursery untuk bahan bakar —pompa penyiraman dan kegiatan persiapan lahan untuk bahan bakar excavator. Pada Kegiatan pengangkutan buah solar digunakan untuk bahan bakar truk pengangkut TBS. Sedangkan pada penanganan limbah padat, solar digunakan untuk bahan bakar steer loader untuk memindahkan tandan kosong ke truk pengangkut tandan kosong. Konsumsi energi solar di UU Rejosari disajikan pada Tabel 20. Pada tabel tersebut terlihat bahwa jumlah konsumsi solar sebanyak 0.3087 MJ/kg CPO dengan konsumsi solar terbesar yaitu pada pengangkutan buah sebesar 0.209 MJ/kg CPO atau 67.70 % dari total konsumsi solar. Sedangkan pembibitan pre nursery merupakan kegiatan yang mengkonsumsi energi solar terkecil yaitu sebeser 0.00014 Ml/kg CPO atau 0.045 % dati total konsumsi solar. Pada pengangkutan TBS, jumlah konsumsi energi solar lebih kecil dibandingkan di PKS Kertajaya sebesar 1.3304 Mi/kg CPO. tetapi lebih besar dibandingkan dengan di PT Codong Garut sebesar 0.103 Mi/kg CPO. Tingkat konsumsi yang berbeda dipengaruhi oleh jarak dari kebun ke pabrik serta kondisi jalannya, kapasitas angkut TBS tiap mobil angkut serta kondisi dari mobil pengangkut. Tabel 20. Konsumsi Energi Solar Kegiatan ‘Konsumsi energi Persentase (%) (Mifkg CPO) = Pembibitan pre nursery 0.0002 0.02 =Pembibitab main nursery 0.0109 1.51 ~Persiapan_lahan 0.0561 TB ~Pengangkutan TBS 0.2090 29.04 = Penanganan limbah padat 0.0327 4.54 - Penyediaan energi O411L S71 Total 0.7197 100.00 65 4. Pestisida Jenis pestisida yang digunakan dalam kegiatan budidaya di UU Rejosari terditi atas fungisida, herbisida, insektisida dan thodentisida. Fungisida yang digunakan yaitu Dithane M-45 yang dipakai dalam pembibitan pre nursery untuk mencegah pertumbuhan jamur pada kecambah/ germited seeds, Herbisida yang digunakan yaitu Round-Up yang digunakan dalam kegiatan persiapan lahan, pemeliharaan TBM dan pemeliharaan TM untuk membasmi gulma khususnya rumput ilalang dan rumput Iainnya. Insektisida yang digunakan yaitu Ripcord, Marshal dan Phyton yang digunakan pada kegiatan pembibitan, pemeliharaan TBM dan pemeliharaan TM. Pestisida digunakan untuk memberantas ulat api, ulat kantong, kumbang dan serangga penggangu Jainnya. Rhodentisida yang digunaken yaitu Tikumin yang digunakan untuk memberantas tikus. Konsumsi pestisida yang digunakan hanya dihitung sebagai kebutuhan bahan untuk tiap 1 ha dan Kg TBS yang dihasilkan karena kurangnya data pendukung untuk nilai kalor produksi pestisida. Kebutuhan bahan pestisida tiap kg CPO dapat dilihat pada Tabel 21. Tabel 21. Konsumsi Pestisida Dalam Kegiatan Budidaya Kegiatan Nama ‘Pemakaian pestisida Tamilah (bahan/ha ') (bahan/kg TBS) ~Pemb. Pre nursery |= Dithane M-45 0.002444 kg 3.8% 10" kg - Ripeord (0.02763 It 43x10" It = Pemib. Main mirsery | - Marshal 0.06552 k; 1.0x 107 kg ~Per. Lahan = Round Up 0.0865 It 14x10" It ~Pem. TBM =Round Up 0.846 It 13x10" tt = Marshal 21.067 Tt 33x10" ke = Tikumin 10316 ke 16x 107 ke Bem. TM = Round Up 03771 It 59x 107 It = Ripeord 21.0141 It 32x10" It = Phyton 2015 1 3.1% 107 kg = Tikumin 46.904 kg 73x10" kg 5, Bahan Kimia Pembantu Bahan kimia pembantu yang digunaken dalam kegiatan produksi CPO di UU Rejosari digunakan untuk penyediaan air baik di external trearment 66 maupun internal treatment. Bahan pembantu kimia juga digunakan di laboratorium sebagai bahan bantu untuk pengujian mutu hasil produksi. Pada external treatment bahan yang ditambahkan yaitu tawas yang berfungsi untuk menjemihkan air, sera Floc 65 yang berfungsi untuk mempercepat pengendapan bahan-bahan padatan terlarut. Pada internal ireatment bahan kimia pembantu yang digunakan yaitu WITCO BWT 2200 yang digunakan untuk mengatur alkali air, WITCO BWT 2041 yang digunakan untuk mecegah terjadinya kerak pada boiler dan instalasi uap dan WITCO BWT 2430 yang digunakan sebagai dispersan (pengikat oksigen dalam air). Bahan kimia pembantu yang digunakan di Laboratorium yaitu alkohol, N-Hexan, Fenoptalin dan NaOH yang digunakan dalam penentuan kadar asam lemak bebas CPO yang dihasilkan. Konsumsi bahan pembantu kimia yang dikosumsi hanya dihitung sebagai kebutuhan bahan tiap kilogram CPO yang dihasilkan, karena kurangnya data pendukung untuk nilai kalor produksi bahan Kimia pembantu. Jumlah pemaksian bahan kimia pembantu disajikan pada Tabel 22. Tabel 22. Pemakaian Bahan Kimia Pembantu Pada Penyediaan Air dan Kegiatan di Laboratorium Tempat Nama bahan Jumlah (bahan Akg CPO) External treatment Tawas, 2.74 x10 kg Floe 65 3.97 x10 It Internal treatment WITCO BWT 2200 2.53 x10~ It WITCO BWT 2041 7.59% 10> It ‘WITCO BWT 2430, 3.79 x10 It Laboratorium ‘Alkohol 96% 78x 107 It N—Hexan 39x10 it Fenoptalin 3.0x107 It NaOH 5.0x1077 It 6. Listrik Input energi listrik pada kegiatan pengolahan dan sarana pendukung di UU Rejosari_berasal dari generator diesel dan turbin uap tanpa menggunakan listrik dari PLN. Konsumsi energi listrik untuk produksi CPO dapat dilihat pada Tabel 23. Total energi listrik yang dikonsumsi yaitu 0.3969 MJ/kg CPO. 67 Tabel 23. Konsumsi Energi Listrik Kegiatan Konsumsi Eff. | Persentase | Persentase energi Teknis alat terhadap total (%) (Mike CPO) |__(%)__|_jumlah (%) ‘A. Pengolahan TBS ~ Penerimaan buah 0.0075 80.06 294 ~Perebusan = : = = Penebahian 0.0253 72.68 9.99 = Pengempaan 0.0520 82.48 20.54 = Pemumian minyak 0.0615 7537 24.29 ~Pengolahan bifi 0.1069 7482 42.23 Jumlah 0.2531 7.08 100 CB.T7 B, Sarana pendukun; ~ Penyediaan air o.0218 66.20 15. = Penyediaan energi 0.0598 65.67, 41.59 = Penanganan limbah 0.0172 BAS 11.46 = Laboratorium 0.0004 36.37 0.29 =Bengkel 0.0446 $9.38 31.02 Jumiah 0.1438 70.21 100 36.23 Total 0.3969 73.65 100 Bagian yang terbesar mengkonsumsi energi listrik yaitu pada kegiatan pengolahan sebesar 0.2531 NI/kg CPO atau 63.77 % dari total konsumsi energi listrik. Penggunaan energi listtik secara rinci pada tiap tahapan produksi CPO di UU Rejosari dapat dilihat pada Lampiran 15. Konsumsi energi listrik total di UU Rejosari lebih besar dibandingkan di PKS Kertajaya sebesar 0.1631 dan PT. Condong Garut sebesar 0.4123 MI/kg CPO tetapi lebih kecil dibanding UU Talopino sebesar 0.2700 Mi/kg CPO. Banyak faktor yang menyebabkan penggunaan energi listrik berbeda yaitu tergantung dari kondisi peralatan yang digunakan, cara pengoperasian peralatan, stagnasi pengolahan dan kapasitas riil pengolahan. Sedangkan jika dilihat dari tingkat effisiensi motor listrik yang digunakan, effisiensi rata-rata motor listrik untuk peralatan pengolahan sebesar 77.08 % dan untuk peralatan di sarana pendukung sebesar 70.21 %. Sehingga effisiensi motor listrik untuk peralatan yang digunakan di UU Rejosari sebesar 73.65 %. Nilai effisiensi tersebut lebih besar dibandingkan dengan di PKS Kertajaya 65.89 %. Hal ini dipengaruhi oleh umur dan kondisi motor listrik yang digunakan. 68 7. Biomassa Biomassa yang dihasilkan dari pengolahan yaitu serat (fibre) dan cangkang (shel!) digunakan sebagai bahan bakar untuk boiler. Jumlah serat dan cangkang yang dihasilkan yaitu sebesar 54623.75kg/hari, dengan komposisi yaita serat sejumlah 36109.80 kg/hari dan cangkang sejumlah 18514.17 kg/hari. Data ketersedian bahan bekar biomassa dapat dilihat pada Lampiran 17. Nilai kalor serat yang diperoleh yaitu 7.96 Mi/kg pada kadar air 41.22 % sedangkan nilai Kalor cangkang yaitu sebesar 16.44 MJ/kg_ pada kadar air 10.85 %, Data hasil pengukuran nilai kalor bahan bakar biomassa dapat dilihat pada Lampiran 17. Konsumsi bahan baker biomassa riil untuk boiler didasarkan pada pengamatan bahwa semua cangkang dan serat yang dihasilkan digunakan untuk bahan bakar boiler, Penggunaan bahan bakar riil dan nilai ‘masukan energinya dapat dilihat pada Lampiran 17. Dari hasil perhitungan didapatkan bahwa masukan energi biomassa sebesar 9,92 Mi/kg CPO dengan komposisi dari serat sebesar 4.82 MI/kg CPO atau 48,59 % dari total masukan energi biomassa dan cangkang sebesar 5.10 Mifkg CPO atau 51.41 %, Sedangkan dari perhitimgan kebutuhan bahan bakar boiler teoritis didapatkan kebutuhan bahan bakar teoritis sebesar 41766.71 kg/hari dengan komposisi yaitu serat sejumlah 27607.79 kg/hari dan cangkang sebesar 14158,90 kg/hari, Dengan masukan energi dari bahan bakar teoritis sebesar 6,528 Mi/kg dengan komposisi yaitu dari serat sebesar 3.1717 MI/kg CPO atau 48.59 % dari total masukan bahan bakar biomasse teoritis dan dari cangkang sebesar 3.359 Mikg CPO atau 51.41 %. Perhitungan kebutuhan bahan bakar teoritis dapat dilihat pada lampiran 18. Sehingga ada selisih dari bahan bakar yang digunakan secara riil dengan kebutuhan bahan bakar teoritis dan akan dijelaskan pada bagian konservasi energi. 8. Aliran Energi pada Sarana Pendukung Penyediaan Energi Kebutuban energi listrik dan wap dipasok dari sarana pendukung penyediaan energi, melalui konversi biomassa menjadi uap kemudian uap menggerakan turbin uap dan mengkonversi uap menjadi listrik. Selain dari turbin uap energi listrik berasal dari generator diesel. Pemakaian solar untuk 69 bahan bakar generator diesel dapat dilihat pada Lampiran 17. Untuk memperoleh data tingkat effektifitas penggunaan energi dilakukan dengan 2 cara yaitu menghitung effisiensi riil penggunaan energi yaitu perbandingan antara energi berguna dengan input energi dan bila data tersebut tidak diketahui maka digunakan perbandingan anatara kapasites alat/mesin terakur dengan kapasitas alavmesin terpasang, yang dalam hal ini disebut effisiensi teknis. Dari hasil pengamatan dan pengukuran di stasiun penyediaan energi dapat di buat aliran energi yang disajikan pada Gambar 13. Pada boiler masukan energi berasal dari biomassa sebesar 9.92 Mi/kg CPO, air umpan sebesar 1.043 Mi/kg CPO, energi listrik sebesar 0.0598 Mi/kg CPO dan tenaga manusia sebesar 0.00034 Mlvkg CPO. Sedangkan keluaran dari boiler yaitu uap superheated dengan kandungen energi sebesar 8.231 Mi/kg CPO. Dari hasil tersebut maka effisiensi riil boiler sebesar 74.67 %. Input turbin uap yaitu uap superheated dari boiler sebesar 8.231 Mi/kg CPO sedangkan outpumnya yaitu uap saturated yang ditampung dalam BPV dengan kandungan energi sebesar 7.636 Mi/kg CPO dan energi listrik sebeser 0.3144 MJ/kg CPO, sehingga effisiensi rill turbin uap untuk menghasilkan listrik yang merupakan perbandingen antara output listrik dari turbin uap dengan input uap superheated dari boiler (Haywood, 1995) yaitu sebesar 3.82 %,. Sedangkan jika dilihat dari effisiensi teknis turbin uap maka effisiensi teknisnya sebesar 54.74 9%, Pada generator diesel, input energi berasal dari energi solar sebesar 0.41098 Mi/kg CPO serta tenaga manusia sebesar 0,0001675 Mi/kg CPO. Output yang dihasilkan dari generator diesel tersebut yaitu energi listrik sebesar 0.1128 Mi/kg CPO, sehingga effisiensi riil generator diesel yaitu 27.44 % dengan effisiensi teknisnya yaitu 42.92 %. Jumlah energi listrik dati turbin uap dan generator diesel yaitu sebesar 0.4277 Mi/kg CPO dengan perbandingan penyediaan dari turbin uap dan generator diesel yaitu sebesar 73.63 : 26.37. Kebutuhan energi listrik yang terukur pada semua peralatan produksi yaitu 0.3969 M/kg CPO. 70 Bioug uevpatuog uniseg epeg Iroug weNTY “ET TeqUTED P'9E | 9L"E9 Teseqos Stmynpuod vuems UEP WEYE[OSLAd isepeEysUT erEyUE YINSH] UeUNBSuad oseY Oo LE9T? EEL TwsAqas soWeI0UNS uep den wqny Ere EST [Brows osey © % O'T6= PLLZP'O/S696E'O = ANS! WeeunsSuad [ro] YA oO %8TSL = MST] KO}OW SUD|AL BAO % Uy = Seeis'est = Joqeroued SINE], Ya © %ULPS = 0s6/0¢s = igi sTH}L, BA © HWE = TET'8/6VTE'O = WGM TIE BA © % PLZ = — LL T'O/8ZIT'O = Jesarp BAO WLI PL = WOT TES = 2109 INL BAO Odd BYVCM WeNIEs upEp yndyno uep nduy eng £1000°0 + BsnUEyAT oly = eos. sero Froleetl cola! STIL: ES [psonp wIsoy vLeero C0000: ESM, lesto vaplog 3600: EsrT “unqejodued iseyeisey pOPLEO: HENSET deg way [eeg seen £y0'L + wedumn sry : 0026's: esseworg, Sunynpuad euesws -p pao Z000'0 : BSH, uayeyo8uad isepeisuy 9, Pengeringan di Nut Silo dan Kernel Silo. Berdasarkan hasil pengukuran yang dilakukan pada nut silo make didapatkan rata-rata suhu lingkungan yaitu 31.33 °C (bola kering) dan 27.33 °C (bola basah), subu udara setelah dipanaskan 80.17 °C dan suhu udara keluar pengering (outle) 43.50 °C. Data hasil pengukuran dan contoh perhitungan pada pengeringan di nut silo dan kernel silo dapat dilihat pada Lampiran 19 dan Lampiran 20. Dari hasil perhitungan tersebut didapatkan rata-rata_laju penguapan air sebesar 27.85 kg/jam, laju aliran udara 1832.95 m‘/jam, energi untuk memanaskan udara 95.47 MJ/jam dan konsumsi uap panas sebesar 0.035 ton uap/jam. Pengukuran yang sama dilakukan pada kernel silo, hasil yang diperoleh yaitu rata-rata suhu lingkungan sebesar 30.33 °C (bola kering) dan 26.00 °C (bola basal), suhu udara setelah dipanaskan 81.00 °C dan suhu udara keluar pengering (outlet) 44.53 °C. Dari hasil perhitungan didapatkan rata-rata laju penguapan air sebesar 17.92 kg/jam, laju aliran udara 1135.41 m°jam, energi untuk memanaskan udara 62.93 MJijam dan konsumsi uap panas sebesar 0.021 ton wapfjam. Pada pengeringan di kernel silo, jika dibandingkan dengan UU Talopino, didapatkan energi untuk memanaskan udara pengering sebesar 407.651 Mi/jam dan di PKS Kertajaya sebesar 264.898 MJ/jam, maka hasil yang diperoleh yaitu 62.93 MJ/jam di UU Rejosari lebih kecil. Dalam hal ini perbedaan tersebut tergantung dari Kondisi uap heater , kondisi bahan yang akan dikeringkan, kondisi lingkungan serta Kondisi dari alat pengering itu sendiri B. Peluang Penghematan dan Konservasi Energi Dari hasil perhitungan Konsumsi energi dan tingkat effektifitas penggunaan energi yang dilakukan pada proses produksi CPO di Unit Usaha Rejosari PTP. Nusantara VII (Persero) Lampung Selatan, terlihat bahwa masih memungkinkan untuk melakukan usaha penghematan energi, terhadap beberapa masukan energi yang digunakan, Upaya penghematan energi dalam hal ini bisa dilakukan dengan meningkatkan tingkat effektifitas produksidan tingkat efisiensi penggunaan energi. Tingkat effektifitas produksi merupakan 2 perbandingan antara kapasitas pengolahan riil dengan kapesitas pengolahan terpasang. Sedangkan penetuan tingkat effektifitas penggunaan energi dilakukan dengan 2 cara yaitu menghitung effisiensi riil penggunaan energi yaitu perbandingan antara energi berguna dengan input energi dan bila data tersebut tidak diketahui maka digunakan perbandingan anatara kapasites alat/mesin terukur dengan Kepasitas alat/mesin terpasang, yang dalam hal ini disebut effisiensi teknis. Menurut Dirjen Listrik dan Energi Baru, Departemen Pertambangan dan Energi (1984), pelaksanaan konservasi energi dapat dilakukan melalui cara (1). Penataan (house keeping) menyangkut peningkatan effisiensi dari proses dan peralatan yang ada, yang relatif tidak memerlukan investasi dan dapat dilakukan dalam waktu singkat. (2). Modifikasi dengan investasi sedang (retrofitting), menyangkut modifikasi dari pabrik/peralatan, termasuk perbaikan isolasi pipa, tangki serta penambahan alat-alat kontrol. (3). Modifikasi dengan investasi besar, menyangkut perubahan-perubahan yang besar/modifikasi menyeluruh dari industri dengan pemakaian teknologi penggunaan energi yang terbaru, Kapasitas pengolahan riil yang diperoleh yaitu 339.59 ton TBS/hari sedangkan kapasitas pengolaban terpasang yaitu 500.00 ton TBS/hari, sehingga tingkat effektifites produksinya 67.92 %. Dalam hal ini semakin rendah tag riil produksi akan semakin kapasitas pengolahan riil berarti produkti rendah, Pada saat ini usaha untuk meningkatken kapasitas produksi di UU Rejosari belum perlu dilakukan karena kapasitas riil pengolahan yang masih rendah, Tingkat effektifitas produksi sebesar 67.92 %, mengakibatkan pabrik sering tidak beroperasi karena kurangnya pasokan TBS. Hal ini terlihat dati adanya selisih hari panen dengan hari olah yang menunjukan adanya penyimpanan TBS terlebih dulu untuk menunggu jumlah TBS minimal yang dapat diolah per hari yaitu sebesar 200 ton TBS. Salah satu upaya yang dapat dilakukan yaitu dengan semakin meningkatkan pasokan TBS melalui kegiatan budidaya yang optimal serta terus menjalin kemitraan dengan petani-petani kelapa sawit. 1B Pada penggunaan tenaga manusia dalam kegiatan pengolahan, terjadi pemborosan energi akibat kurangnya pasokan TBS, sehingga jam olah iil pabrik yaitu 13.768 jem/hari lebih kecil dibanding jam kerja pegewai yainu 16 jem/hari untuk 2 shift kerja. Sehingga dari hal tersebut terdapat selisih sebesar 2.232 jam/hari atau 1.116 jam/shif kerja. Akibat pemborosan waktu tersebut maka cnergi yang terbuang yaitu 0.00086 MJ/kg CPO atau sebesar Rp. 1.52 /kg CPO, schingga biaya yang terbuang tiap hari sebesar Rp. 105294.60. Upaya penghematan dapat dilakukan dengan meningkatkan pasokan TBS, sehingga jam olah ril dapat ditingkatkan dan pemborosan waktu kerja dapat dikurangi. Pada sarana pendukung penyediaan energi, pemborosan energi terjadi karena adanya kelebihan pemakaian bahan baker boiler. Dari hasil perhitungan antara Konsumsi bahan baker riil dengan konsumsi baban bekar teoriti terdapat selisih bahan bakar sebesar 12857.25 kg/heri, sehingga dari selisih tersebut maka energi yang terbuang dari bahan bakar tersebut yaitu 1.95 Mi/kg CPO. Jika bahan bakar tersebut digunakan untuk mengganti bahan bakar solar, maka akan dapat menghemat solar sebanyak 293.76 liter/hari atau dalam bentuk biaya sebesar Rp. 4.62 /kg CPO atau Rp. 320108.44 /hari. Upaya penghematan tersebut dapat dilakukan dengan mengatur bahan bakar boiler sesuai kebutuhan is, dan menampung sisa bahan bakar tersebut untuk digunakan kembali Penggunaan bahan bakar sisa tersebut dapat dilakukan untuk boiler cadangan dalam jangka waktu tertentu misal selama 4 hari sekali, sehingga dalam 4 hari sekali dapat menggunakan 2 boiler secara bersamaan, Penggunaan 2 boiler secara bersamaan bisa dilakukan setiap hari, tetapi hanya cukup untuk menjalankan boiler selama 2.96 jam. sehingga jika penggunaannya tiap 4 hari maka boiler bisa beroperasi selama 11.84 jam. Pada penggunaan energi listrik, pemborosan energi dapat terlihat dari adanya selisih dari sumber listrik utama (turbin uap dan generator diesel) sebesar 0.4277 Mi/kg CPO dengan energi listrik yang terukur pada peralatan pengolahan dan sarana pendukung sebesar 0.3969 Mi/kg CPO. — Selisih tersebut merupakan energi yang_hilang (losses) yaitu sebeser 0.0379 Mi/kg CPO atau sebesar 7.19 % dari total masukan energi listrik. Biaya yang tecbuang akibat pemborosan tersebut yaitu Rp. 0.68/kg CPO atau 4 Rp. 47 027.14/hari, Upaya yang dapat dilakukan untuk penghematan energi listrik ini diantaranya melalui pembenahan sistem jaringan dan instalasi listrik, seperti pengggantian kabel yang sudah tua, karena kabel tersebut mempunyai nilai resistansi yang tinggi. Modifikasi motor listrik dapat dilakukan untuk motor listrik yang mempunyai nilai effisiensinya kecil, dengan cara melakukan penggulungan ulang (rewinding) atau babkan mengganti motor listrik yang bekerja diluar karakteristiknya, Penghematan energi listrik untuk penerangan di pabrik dapat dilakukan dengan cara menggunakan lampu sesuai dengan kebutuhan, seperti mengurangi penerangan ketika tersedia cahaya alamiah, Salah satu hal yang perlu diperhatikan dalam usaha konservasi energi listrik ini adalah sikap dari operator untuk menyadari pentingnya penghematan energi dan upaya perawatan serta pemeliharaan semua peralatan secara kontinyu, Akibat pemborosan energi seperti yang diuraikan di atas maka energi yang terbuang pada produksi CPO di UU Rejosari_ yaitu 1.98165 MJikg CPO atau dalam bentuk biaya yaitu sebesar Rp. 6.82 /kg CPO, sehingga dalam satu hari biaya yang terbuang sebesar Rp. 472475.18. Hasil perhitungan pemborosan energi dapat dilihat pada Lampiran 21. Usaha penghematan pada penggunaan uap dapat dilakukan dengan menggunakan uap sesuai dengan kebutuhan, dalam artian operator bisa disiplin tethadap standar penggunaan uap. Upaya lain dapat dilakukan melalui perbaikan instalasi pengelizan uap yang mengelami kebocoran, serta penggantian beberapa alat ukur uap yang mengalami kerusakan, 15 VI. KESIMPULAN Berdasarkan hasil audit energi yang telah dilakukan di UU Rejosari PTP. Nusantara VII (Persero) Lampung Selatan diperoleh beberapa kesimpulan yaitu sebagai berikut : 1. Dari hasil perhitungan terhadap Konsumsi energi, baik terhadap energi Jangsung maupun tidak langsung dengan tidak memperhitungkan masukan energi dari pestisida, bahan kimia pembantu dan alat atau mesin yang digunakan, dibutubkan masukan energi primer rata-rata sebesar 15.7550 MI untuk memproduksi tiap kg CPO. pada kapasitas pengolehan 25 ton TBS/jam dan tingkat rendemen 20.89 %, dengan asumsi sistem produksi CPO yang dianalisis berjalan secara normal dan tidak terjadi perubahan teknologi produksi. 2. Konsumsi energi primer yang diperlukan tersebut berasal dari input energi pupuk sebesar 4.925 MJ (31.26 % dari total masukan energi primer), solar 0.7190 MS (4.57 %), biomessa 9.9200 MJ (62.96 %) dan energi biologis manusia sebesar 0.1900 MJ (1.20%). Berdasarkan tahapan proses produksi, jumlah energi primer tersebut dibutuhkan pada kegiatan budidaya sebesar 5.1287 MJ (32.56 % dari total konsumsi energi primer), pemanenan sebesar 0.0280 MI (0.19 %), pengangkutan 0.2186 MI (1.40 %) dan pengolahan TBS serta sarana pendukung sebesar 10.3739 MJ (65.85 %). 3. Konsumsi energi pada pengolahan TBS dan sarana pendukung produksi setelah energi primer dikonversikan menjadi energi listrik yaitu masing- masing sebesar 0.2575 MJ/kg CPO dan 0.1820 Mi/kg CPO. 4, Pada pengolahan TBS menjadi CPO, input energi terbesar berasal dari energi listrik sebeser 0.2530 Mi/kg CPO atau 96.02 % dari total input energi untuk pengolahan sedangkan tabapan yang paling besar mengkonsumsi energi yaitu tahapan pengolahan biji sebesar 0.1076 Mi/kg CPO atau 43.11 % dari total konsumsi energi untuk pengolahan TBS menjadi CPO. 5. Dari aliran energi pada sarana pendukung penyediaan energi didapatkan effisiensi riil boiler sebesar 74.67 %, effisiensi riil generator diese! sebesar 27.44 %, effisiensi riil turbin uap untuk menghasilkan energi listrik sebesar 3.82 %. Sedangkan effisiensi teknis yang merupakan perbandingan antara kapasitas terukur dengan kapasitas terpasang didapatkan cffisiens! teknis generator diesel sebesar 42.92 %, effsiensi teknis turbin sebesar 54.74 % dan effisiensi teknis rata-rata motor listrik sebesar 73.65 %. . Energi listrik yang dihasilkan dari sarana pendukung penyediaan energi sebesar 0.4277 Mi/kg CPO berasal dari turbin uap sebesar 0.31494 Mike CPO atau 73.63 % dari total masukan energi listrik dan generator diesel sebesar 0.1128 Mi/kg CPO atau 26.37%, Kebilengan energi listrik dari input listtik ke peralatan pengguna listrik sebesar 0.0379 Mi/kg CPO atau sebesar 7.19 % dari total masukan energi listrik. Konsumsi energi listrik pada instalasi_pengolahan sebesar 0.2531 MJ/kg CPO dan instalasi sarana pendukung sebesar 0.1438 MJ/kg CPO, schingga rasio penggunaan energi listrik antara instalasi pengolahan dengan sarana pendukung sebesar 63.76 = 36.24, Pada proses pengeringan di nut silo didapatkan bahwa laju penguapan air sebesar 27. 85 kg/jam, laju aliran udara sebesar 1832.95 m°/jam, energi untuk memanaskan udara sebesar 95.4653 MJ/jam dan konsumsi uap panas sebesar 0.035 ton/jam. Sedangkan pada proses pengeringan di Kernel silo didapatkan laju penguapan air sebesar 17.42 kg/jam, laju aliran udara sebesar 1135.41 m'/jam, energi untuk memanaskan udara sebesar 62.9332 MJ/jam dan konsumsi ap panas sebesar 0.023 ton/jam. . Besamya pemborosan energi yaitu sebesar 1.9816 Mi/kg CPO atau dalam bentuk biaya yaitu Rp. 6,82 /kg CPO sehingga biaya yang terbuang tiap hari sebesar Rp. 472475.18. Pemborosan ini berasal dari pemakaian tenaga manvsia untuk pengolahan TBS, penggunaan serat dan cangkang sebagai bahan bakar pada boiler serta adanya kehilangan energi listrik. . Berdasarkan hasil pengamatan, usaha Konservasi energi yang dapat dilakukan yaitu pertama, dengan semakin meningkatkan produksi TBS sehingga kepasitas riil pengolahan tiap hari bisa semakin meningkat. Kedua, melalui pengaturan konsumsi bahan bakar biomassa sesuai dengan kebutuhan. Ketiga, melalui pembenahan instalasi listrik, memodifiksi peralatan dan mesin produksi yang bekerja di bawah standar. Keempat, melalui perbaikan instalasi oa pipa penyaluran uap yang mengalami kebocoran dan penggunaan uap sesuai Kebutuhan. Dalam konservasi energi ini usaha yang terpenting yaitu pemahaman pekerja tentang pentingnya usaha penghematan energi, serta upaya perawatan dan pemeliharaan harus terus dilakukan secara kontinyu. 8 DAFTAR PUSTAKA Anonimous, 1993, Vademecum Bidang Pengolahan dan Teknik PT. Perkebunan X (Persero). Bandar Lampung. Anonimous, 1993. Vademecum Bidang Tanaman PT. Perkebunan X (Persero), Bandar Lampung. ; Anonimous, 1984, Audit energi Sektor Industri. Dirjen Litrik dan Energi Baru. Departemen Pertambangan dan Energi. Jakarta. Abdullah, K, 1998, Energi dan Listrik Pertanian. JICA-DGHE. IPB Project ADAET. IPB. Bogor. Alfia, Y. 1999, Analisa Energi Pada Proses Pengolahan Kelapa Sawit di Pabrik Kelapa Sawit PT. Condong Garut — Jawa Barat. Skripsi . Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor, Bogor Bank Bumi Daya, 1988. Minyak Kelapa Sawit (Suatu Tinjauan Produksi Pemasaran dan Prospek), BBD. Jakarta. BPS. 2001. Statistik Indonesia. Biro Pusat Statistik. Jakarta. Cahyono, P.D. 1999. Audit Energi pada Proses Pembuatan Gula Tebu di PT. Pabrik Gula Krebet Baru I, Malang. Jawa Timur. Skripsi . Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor, Bogor. Djokosetyardjo,M.J. 1993. Ketel Uap. Pradnya Paramitha. Jakarta. Doering I dan C. Otto. 1978. an Energy Based analysis of Altemative Production Methods and Cropping System in The Com Belt. Product University, Agricultural Experimental. Station Lafagete. Indiana. Endharu, A. 1995. Pengolahan Minyak Kelapa Sawit di Perkebunan Rejosari PT. Perkebunan X Lampung Selatan. Laporan Praktek Kerja Nyata. Lembaga Pendidikan Abli Usaha Perkebunan. Yogyakarta. Fluck. R.C. 1992, Energy in Farm Production, Elsevier Press. Green, B.M. 1978. Eating Oil, Energy in Food Production. Westview/Boulders. Colorado. Haywood,R.W. 1995. Analisis Siklus-Siklus Teknik. UI Press. Jakarta. evant, AX. 1996, Masukan Energi Dalam Produksi Beras. Disertasi. Program Pasca Sarjana, Institut Pertanian Bogor, Bogor. Lubis, A.U. 1992. Kelapa Sawit (Blaeis guineesis Jack) di Indonesia. Pusat Penelitian Perkebunan Marihat. Bandar Kuala. Mustikaningsih, IS. 1996. Analisis Konsumsi Energi Pada Proses Pengolahan Kelapa Sawit di PKS Kertajaya, PTPN XI Banten Selatan. Skripsi. Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Bogor. Naibaho, MP. 1998. Teknologi Pengolahan Kelapa Sawit. Pusat Penelitian Kelapa Sawit. Medan Nuryanto, A. 1998, Audit Energi Pada Proses Produksi Crude Palm Oil di Pabrik Kelapa Sawit Usaha Talo Pino PTPN VI (Persero), Bengkulu Selatan. Skripsi . Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor, Bogor. Pimentel, D. 1980. Hand Book of Energy Utilization in Agriculture. CRC Press. Inc. Bocara. Florida, USA. Purwadaria, H.K. Nugroho E.A. Suroso. 1990. Termodinamika Teknik. Proyek Peningkatan Perguruan Tinggi. Institut Pertanian Bogor. Bogor. Rahmat, TA. 2001. Mempelajati Proses Produksi Crude Palam Oil (CPO) di PTP. Nusantara VII (Persero) Unit Usaha Bekri- Lampung Tengah. Laporan Praktek Lapang. Jurusan Teknik Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Bogor. Santoso, I. 1999. Audit Energi pada Proses Produksi Teh Hitam di Perkebunan Assam Jayanegara Indah, Sukabumi. Jawa Barat. Skripsi . Fekultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor, Bogor. Setyamidjaja, D. 1991. Budi Daya Kelapa Sawit, Kanisius. Yogyakarta. Sholahudin, A.H. 1999, Audit Energi pada Proses Produksi CPO (Crude Palm Oil) di Pabrik Kelapa Sawit (PKS) Kertajaya PTP, Nusantara VII Banten Selatan, Skripsi . Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor, Bogor. Smill, V. 1983. Energy Analysis and Agriculture. Westview Press/Boulders. Colorado. Stout, B.A. 1990, Hand Book of Energy for World Agriculture. Elsevier Press. Tumer, W.C. 1982. Energy Management Hand Book. John Willey and Sons Inter Science Pub. New York. Vogt, F. 1980. Energy Conservation and Use of Renewable Energies in The Bio Industries. Pergamon Press. Oxpord. Wulandani, D. 1991, Studi Model Permintaan Energi Biomassa Rumah Tangga Pedesaan di Kabupaten Bogor, Jawa Barat (Studi Kasus 4 Desa di Wilayah Kecamatan Ciomas). Skripsi . Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor, Bogor. 30 LAMP TLAN we ale | 3 ve bandon onpng ae Jae HTC ie at iv vsi9 Vsau TaVSOrdad NOGSH VLGd iuvSoras vivsn ain (OU3SURE) IA VHVINVEAN did (o10s19g) IIA ‘Nd.id Besofey MN weUNgoyog IseyoT Meg “] uENdUET Lampiran 2. Produktivitas TBS Selama Umur Produktif di UU Rejosari Umur tanam Produktivitas hasil (ton TBS/tahun) (hun) | Tr1973_[ Tr1974 | Th197s | Th1976 3 - 9.50 - = 4 10.12 8.40 19.70__|_ 11.60 5 14.20 10.20 32.90 26.30 6 30.80 27.50 42.10 | 33.20 7 49.60 19.00 31,90 | 26.60 8 34.30 26.00 31.40__|_ 26.40 9 41.90 15.40 35.80__| 39.50 10 28.80 19.40 4130 | 48.60 u 39.70 10.20 42.00 __|_ 36.20 12 32.20 20.00 41.90 [34.80 13 46.10 22.30 39.40__| 33.70 14 45.70 10.10 34.40 {42.10 15 30.00 20.00 38.60__|_ 38.20 16 38.70 19.00 41.20 | 34.10 17 34.70 23.10 42.90__| 34.30 18 38.30 23.70 34.40 | 32.00 19 36.40 16.90 33.35_| 23.28 20 33.70 15.50 26.79 | 36.87 21 28.00 14.21 37.10_|_25.16 22 23.96 19.71 26.25 | 18.26 23 32.76 10.44 20.81 [35.99 24 17.86 8.68 36.49 [12.04 25 17.96 17.44 62.47 = Jumlah 705.85 [386.68 | 813.76 | 649.20 Rata-rata produktivitas TBS selama umur 25 tahun yaitu 638.87 ‘Sumber : Bagian Tanamian UU Rejosari 82 277 WUSANTARA Vil (PERSERO) UNIT USAHA REJOSARY | Lampiran 3° Bagan Alir Pengolahan UU Rejosari SKEMA PROCESSING S.CAGES AND BOGIES. S.GANTRY 2. SYERILUIZER 1S.CRUDE On GUTTER O.HOISTING CRANE T6.VIBRATING SCREEN 2ENUT BIx 7 Steal io 1 2s nY NUT ELEVATOR, 26.NUT CRACKER ZULSHELL WINOWING 2B. YERNEL WiNOWING 2B ORY KERNEL ELEVATOR TERNAL WATER TREATHENT 36, INTERNAL WATER TREATIENT 37, BOWLER STATION 3B, ENGINE ROOM 28. BACK PRESSURE VESSEL, Lampiran 4. Data Produksi CPO di UU Rejosari Tahun | Jumiah | Jumiah produksi | Rendemen TBS (kg) | CPO (kg) CPO (%) 1990 50850460 | 11354631 DAL i991 _| 76506250 | 16196058 27 [i992 | ess0s070 | 14655564 71.00 { 1993 | 70600780 15455308. 21.89 1994 | 71346450 | 15198501 21.30 1995 | 59469560 | 12107869 2036 | 1996 | 70672030 15650431 22.15 [1997 | 67496150 | 14256191 21.09 | 1998 | 50059540 9266833 18.51 [1999 | 87925610 17399311 19.76 2000 | 103408480 | 21002158 2031 I ‘20017 | 31492110 6545877 20.79 20.895 | Rataan Sumber : Bagian Tanaman UU Rejosari 1). Data tahun 2001 sampai bulan Juni 84 Lampiran 5. Data Waktu Pengolahan di UU Rejosari Bulan Hasil CPO [Hari olah | Jam ola (kg) __| (hari/butan) |_(jam/hari) 2000 [Januari |_761490 14 | 1046 Februari 820639 18 8. Maret 910961 21 8.57 ‘April 1306499 22 10.93 Mei 7386455 29 15.11 Juni 2106756 27 14.65 Tuli 1908000 26 14.55 | Agustus 2004029 26 15.59) September_|_ 2697249 28 18.82 Oktober 2147941 25 17.18 November | 2528954 28 17.96 Desember | 1423185 20 14.36 2001 | Januari 1593571 25 12.45 Februari ‘944028 20 10.15 Maret 718331 19 11.87 ‘April 824426 4 11.29 Rata-rata 1567657.25 | 22.625 13.768 ‘Sumber : Laporan Manajemen UU Rejosari 85 Lampiran 6. Konsumsi Energi Pada Pembibitan Pre Nursery Tabel 1. Penggunaan Tenaga Manusia Nila Tahapan pekerjaan | HKO/ha! | Pelaksanaan | Total kalor Energi HKO/ha' | biologis | (MI/Kg CPO) rmanusia (4y/jam) Persiapan lahan _ = Merumpuk 02350 ‘Sekai 02350_| 1.532 18x10" ~Mengayap 0.3307 ‘Sekali 03307 | _1532_ | 2.7 x10" = Meratakan tana 0.4281 ‘Sekai 04781 | 1.733 38x10 = Buat bedengan L951 ‘Sekali L9ISl | 1.532 15x10 =Buat saluran_air 0.0510 Sekali 0510 | 1.532 41x10 Jumlal 24x10" Persiapan fanam =Kumpul top soi! | 0.3384 Sekali o338¢_[_1733_|__ 35x10" =Isi + susun baby polybag | 0.2914 Sekali 02914 [1.733 2.6x 10° ~Tanam keeambah 0.1654 ‘Sekali 0.1654 | 0.803 69x10" 645 10" = Penyiraman 0,00502_|~Tiaphari__|~0.34v44_| 1.733 49510" =Penyiangan dalam (0.02256 | Tiap minggu | ~0.27072_| 1.532 25x10 =Penyiangan luar 0.02068 | Tiap minggu | 0.24816 | 1.352 2.0% 10° ~Penggemburan (0.07869 | Tiap bulan | 0.23607_| 1.532 1.9% 10° =Pemb. Hama penyakit | 0.02447 | Tiap mingu_| 0.29364 _| 1.532 24x10 =Pemupukan 0.01418 | Tiap 2 minggi | 0.17018 | 1.733, 15%10° =Pem, Saluran aie 0.0255 | Tiap 2minngu | 0.1530 | 1.532 12x10" 7Seleksi bibit 0.0665 ‘Sekali 0.0665 | _1.532 | _53x10 Jumlah 16x 10" Pemindahan bibit ~Bonakas bibit 0.05147 Sokal o0sia7_| 1.733 47510 = Angkut bibit 0.02553 Sekali 0.25528_[ 1.733 23x10 Fumlah 18x10 Total 49x10" Tabel 2. Penggunaan Solar Untuk Pompa [Keb solar [~ Waktu [Pemakaian | Total [ Jumlah [Keb | Nilaikelor | Energi (jam) | jalan (hari) | solar | bibit | solar solar Ooh esahhaxi) (ima) | aay CPO?) T 7 5 325_| 243559" [0.409 [47.78 | 18x 10 ‘Tabel 3. Pemakaian Pupuk Tenis Pemakaian total pupuk (kg/ha ") ‘Nilai energi pupuk ‘Energi (Milkg CPO") Urea 0.023312, 39.86 1.0.x 107 86 Tabel 4. Pengunaan Pestisida Tenis Nama Pemakaian total pestisida Jumilah (bahanha ') (bahanv/keg TBS) Fungisida | Dithane M-45 (0.002444 kg 38x10" ke Insektisida_| Ripcord 0.02763 43x10" It Ket, 1), Ha yaitu luas satu ha lahan di kebun, untuk kerapatan tanaman 143 ph/ha, sehingga kebutuhanbibit di pre mursery setelah dikonversi dengan angka kerusakan tiap ha tanam diperlukan 188 bibit. Jam kerja tiap HKO_yaitu 7 jam. 2). CPO yang dihasilkan merupakan hasil pengolahan TBS, Dimana TBS yang dihasilkan ‘merupakan hasil budidaya selama 25 tahun untuk Iuasan 1 ha yaitu sebesar 638870 ke dengan rendemen TBS menjadi CPO yaitu 20.89 %, 87 Lampiran 7. Konsumsi Energi Pada Pembibitan Main Nursery Tabel 1. Penggunaan Tenaga Manusia Nila Kalor Tahapan pekerjaan | HKO/ | Pelaksanaan | Total | biologis ha! HKOfha! | manusia | (MI/Kg CPO?) (fia) ‘*Persiapan Iahan = Merumpuk 1244 Sekali i2aa | 1532 LOx10" =Mengayap 1.829 Sekali 1.829 | _1.532 15x 10° = Meratakan tana 0.448 Sekali 0.448 | 1.733 41x10 =Buat bedengan o314 Sekali 0314] 1332 25x10 ~Buat saluran ait 0.186 Sekali 0.186} 1.532, 15x10 Sumlah 33x10 +Persiapan tanam = Kumput top soil 1.695 Sekali 1.695 1733 15x10" = Pengajiran 0.346 Sekali 0.345 | 0.502 EXESU = isi tanah ke poly 1.359 Sekali 1359 [1.733 12x 10" = Susun polybag 0.951 Sekali 0951 1.733 86x10" = Buat lubang tanam 0.588 ‘Sekali 0.588 | 0.803 25x10 = Tanam bibit O79 Sekali 0.719 | 0.803 30x10" Tumlab 42x10" + Pemeliharaan =Pem. Saluran air 0.163_| Tiap 2 minngu [2.916 | 1.533 23x10 = Penyiraman 0.080 | Tiap hari__[_17.280_[ 1.733 16x10" =Penyiangan dalam 0.179 | Tiap 2minggu | 3.222 | 1.532 2.6107 =Penyiangan luar 0.262 | Tiap 2minggu | _4.716 | _1.532 38x10" ~Penggemburan, 0.147 | Tiap bulan [1.323 | 1332 11x 10" = Mulching 0.405 Sekali 0.405 1.532 33x10" = Pemupukat 0.077 | Tiap minggu | ~2.772 [1.733 25x10" =Pemb. Hama penyakit__| 0.087 | Tiap mingu | 2.052_| 1.733 19x 107 ~ Seleksi bibit 0.131 | “Tiap 3 bulan [0.393 | 1.532 32x10 Tumlah 31x10 + Pemindahan bibit =Bongkar/nuat bibit 1673 Sekai Los 1733, 15x10" Total 3.99 x10 Tabel 2, Penggunaan Solar Untuk Pompa Pampa] Ulangan | Keb. ] Waku ] Walt | Total” | Tuma J Keb Energi ke solar | jalan | operesi | solar(iy) | bibit | solar | (Mikg CPO) Vier) | jamnari | (hari) (ia i T 630 [68 [7 25 | rosnaoo_| ross [i240 | aa z 710_[ 61 | 235 [1661.75 [144035 | 14.00 | S01 x10 3 7a5_| 725 | 225 | 1125563 [144035 | 13.52 |__484x 10 Rata | 705 |_708_| 225 | 1in07.13_| 144035 [13.34 4.7 x10 z H Li 745_[ 225 [1769.63 _|_ $8738 | 5.21 186 107 2 08_[ 65 | 225 | 1242.00__|“se738_|_ 3.66 131 x10 3 0 |720_| 225 | 1396.00|“se738_[3.82 13710 Raia | 09 | 708_| 225 [143588 | 58738 [4.22 1.51 x10 z i 1o_| 720 | 325} 1620.00_| 21078] 12.91 42x10 2 13 | 710_[ 225 | 20762821078 |_16.54 | 5.42 x10 3 10_| 740 |__225 | 1397.30] 21078 | 12.73 | 4.56 10 Raia [aa | 73925 | 176458 [21078 | 14.06 | 4875 10" Total 9.05_[ 7.08 | 325} 4430759 | 323851 [31.62 [ 1.11 x10 88 Tabel 3. Penggunaan Pupuk Tenis Penggunaan Nilai energi Energi total pupuk | pupuk (MJ/kg) (Mikg CPO”) (kg/ha ') NPK (15.15.64) 9.515 15.715 Lixio™ ‘NPK (12.12.17.2) 38.06 14.159 40x10 Kiesserite 10.38 6 47x 107 Total 5.57 x10 Tabel 4. Penggunaan Pestisida Tenis Nama Penggunaan Jumlah bahan total pestisida (ltkg TBS) (bahan/ha') Insektisida Marshal 0.06552 Ox 10" kg Ket. 1) Ha yaitu Iuas satu ha laban di kebun, untuk kerapatan tanaman 143 phvha, sehingga kebutuhan bibit di main nursery setelah dikonversi dengan angka kerusakan , sehingga untuk tiap ha ‘tanam diperlukan 173 bibit, Jam kerja tiap HKO_yaitu 7 jam, in merupakan hasil pengolahan TBS. 2). CPO yang di Dimana TBS yang dihasilkan ‘merupakan hasil budidaya selama 25 tahun untuk luasan I ha yaitu sebesar 638870 ke dengan rendemen TBS menjadi CPO yaitu 20.89 %. 89 Lampiran 8, Konsumsi Energi Pada Persiapan Lahan Tabel 1. Penggunaan Tenaga Manusia HKO | Pelaksa [~ Total _ | Nilai kalor Tahapan pekerjaan | /ha' | naan | HKO/a' | biologis Energi manusia | (MJ/Kg CPO) (Ma/jain) Merintis/mengukur 3 3 0.502 7.9 x10" ‘Memiancang I 15 15 0.5021 3.9.x 10" Menumbang, merumpuk 0.243 0.243 1.055, 1.3x 10" Merencek dan merumpuk 6.5. 6.5 1,532 5.2x10° Dongke! kayuan 6 6 1.532 48x10" ‘Memaneang IT 3 3 0.502 7.9 x10" Melubang besar mekanis | 0.486 0.486. 1,055 2.7x10° Wiping lalang 0.769 0.769 1,532 6.2x 10" ‘Semprot rumpat 4.03 4.08 1.532 3.2x10 ‘Memancang Ti 14 14 0.502 3.710" ‘Melubang tanam manual | 6.11 6.11 1.733 5.6 x 107 Total 22x10 Tabel 2. Penggunaan Solar Untuk Excavator Pekerjaan | Penggunaan ] Konsumsi | Hasil | Solar ] NileiKalor | Energi Ganvhari) solar (plyjam) | (ha!) solar (MNKg CPO") (vjam) (wait) Menumbang 10.5 20 33 50.94 47.78 18x10" dan merumpuk_ Melubang u ai 28 107.25 47.78 3.8.x 10" besar Total 5.6x 10° Tabel 3. Penggunaan Pestisida Tenis Nama ‘Penggunaan total pestisida Tumlah bahan (tha) (lkg TBS) Tnsektisida [Round Up 0.0865 14x10" Ie Ket 1) Ha yaitu luas satu ha Jahan di kebun, untuk kerapatan tanaman 143 ph/ha. Jam kerja tiap HKO yaitu 7 jam. 2). CPO yang dihasilkan merupakan hasil pengolahan TBS. Dimana TBS yang dihasilkan ‘merupakan hasil budidaya selama 25 tahun untuk luasan 1 ha yaitu sebesar 638870 kg dengan rendemen TBS menjadi CPO yaitt 20.89 %. 90 Lampiran 9. Konsumsi Energi Pada Persiapan Tanam dan Penanaman Tabel 1. Penggunaan Tenaga Manusia Tahapan pekerjaan | FIKO/] Pelaksa [Total Nilai Kalor ha! | naan | HKOMa' | diologis mam (MS/jam) ‘Aplikasi tandan Kosong | 788 | Sekali_| 7.88 1.733. ‘Menaman LCC 3.07 | Sekali | 3.07 0.803, Penanaman 657 | Sekali_ | 6.57 0.80. Total ‘Tabel 2. Penggunaan Pupuk Tenis ‘Penggunaan | Nilai energi Energi total pupuk ) pupuk (Myke) (Milkg CPO?) (kg/ha “) Rock Phosphate 74.819 544 3.0.x 107 ‘Tandan koson; 3515.08, - - Total 30x10 Ket 1) Ha yaitu luas satu ha lahan di kebun, untuk kerapatan tanaman 143 ph/ha, Fam kerja tiap HKO yaitu 7 jam, 2), CPO yang cihasitkan merupakan hasil pengolahen TBS. Dimana TBS yang dihasilkan ‘merupakan hasi! budidaya selama 25 tahun untuk Iuasan | ha yaitusebesar 638870 ke dengan rendemen TBS menjadi CPO yaitu 20.89 % an Lampiran 10. Konsumsi Energi Pada Pemeliharaan TBM. Tabel I. Penggunaan Tenaga Manusia Nilai Kalor Energi ‘Tahapan pekerjaan HKO/ | Pelaksanaan Total biologis manusia | (MJ/Kg CPO") ha! HKO/ha' (Miy/jam) Pemeliharagan jalan 4 | Tiap 6 bulan 24 1.532 19x10" Penyulaman 0.375 _| Sekali 0375 0.803 16x10" Wiping ilalang 039 | Tiap balan 13.68 1.532 11x10 Selective weeding 8.09 | Tiep bulan | 291.24 1.532 23x10" Bokoran, 3.36__| Tiap bulan | 120.96 1.532 9.7 x10" Pemupukan 0.75 | Tiap 6 bulan 4.50 1.733 41x10" “Tunas pasir 1.45 | Tiap 6 bulan [5.075 1,532 41x10" | Kastrasi 0.68] Dua kali 136 1.532 11x 107 Sensus hama penyakit_| 0.037 _| Tiap hari 26.64 0.502 70x10 Pemb, Hama penyakit_ | 1.75 | Tiep 3 bulan_| 21.00 1.733 19 x10" Pembuatan TPH 1.50 | Sekali 1.50, 1.532 12x 107 Total 389 x10" Tabel 2. Penggunean Pupuk Tenis Penggunaan total | Nilai energi pupuk Energi pupuk (kg/ha ') (Mi/kg) (Milkg CRO”) Urea 125.91 59.86 5.6x 10 Rock Phosphate 183.49 54g 75x10 ‘Muriate of Potash 682.73, 6.69 3.410 138.09 61.55 64x10 32.01 6 14x10 68.05 9.63 49x10" 407.32 81.20 24x10" Sulfomag 374.55 14.19 40x10 Total 0.4478 Tabel 3. Penggunaan Pestisida Tenis Nama Penggunaen total Jumlah bahan pestisida (bahawha ') (bahan/kg TBS) Tnsektisida Marshal 21.067 It 33x10" kg Herbi Round up 0.846 _It 13x10 It (Rodentisida Tikumin 10.316 kg 1.6x 10% kg Ket. 1) Ha yaitu luas satu ha lahan di kebun, untuk kerapatan tanaman 143 ph/ha. Jam kerja tip HKO yaitu 7 jam. 2). CPO yang dihasiikan merupakan hasil pengolahan TBS. Dimana TBS yang dihasifkan ‘merupakan hasil budidaya selama 25 tahun untuk luasan 1 ha yaitu sebesar 638870 ke dengan rendemen TBS menjadi CPO yaitu 20.89 %. - 92 Lampiran 11. Konsumsi Energi Pada Pemeliharaan TM Tabel 1, Penggunaan Tenaga Manusia Nilai kaior | __Bnergi Tahapan pekerjaan | HKO/ba' | Pelaksanaan Total biologi | (MJ/Kg CPO*) HKOfha' | manusia (atvjam) Pemeliharaan jalan 4.0 | Tiap 6 bulan [1760 1,532 14x10 Wiping ilalang 0.285 | Tiap 3 bulan [25.08 1.532 2.0.x 10° ‘Selective weeding 2.93 | Tiap 3 bulan | ~257.84_[ 1.532 2.1% 10) Bokoran, 3.19 | Tiap 3bulan | 280.72_[ 1.532 23x10" Pemupukan 1.19 | Tiap 6 bulan | 52.36 1.733 48x10" Sensus ama penyakit_ | 0.051__|~ Tiaphari__| 269.28 | 0.502 TIx10™ Pemb. hama penyakit 0.69 | Tiap 6 bulan | 30.36 1.733 2.8 x10" ‘Penunasan 5.72 | Tiap Sbulan | 188.76 | __1.532 15 x10 Pemeliharaan TPH 0.27 | Tiap 6bulan | —_11.88 1.532 9.5% 10" Total 8.98 x 107 Tabel 2. Penggunaan Pupuk Tenis Penggunaan total ifai energi pupuk Energi pupuk (kg/ha ') (Mike) (Mifeg CPO?) Urea 2172.66 59.86 97x10" Rock Phosphate 2028.50 5.44 83x10" ‘Muriate of Potash 3425.39 6.69 17x10" Doliomite 1083.93, 61.53 5.0x 107 Kieserite 517.19 6 2.6% 10" ‘SP- 36 410.85, 9.65 3.9x107 Za 3923.54 81.20 2 ‘Sulfomag 2603.38 14.19 28x10" Total 4.468 Tabel 3. Penggunaan Pestisida Jenis ‘Nama. Pengunaan total Jumlah bahan_ pestisida (bahan/ha ') (bahan/kg TBS) Roun up o3771 It 5.9107 It Ripcord 210147 It 3.2x10" It Phyton 2.015 it 31x10" kg Tikumin 46.904 kg 73x10" kg Ket. 1) Ha yaitu Iuas satu ha Jahan di kebun, untuk kerapatan tanaman 143 ph/ha. 2). CPO yang dihasilkan merupakan hasil pengolzhan TBS. Dimana TBS yang dihasilkan merupakan hasil budidaya selama 25 tahun untuk luasan 1 ha yaitu sebesar 638870 kg dengan rendemen TBS menjadi CPO yaitu 20.89 %, 93 Lampiran 12, Konsumsi Energi Pada Pengangkutan TBS Tabel 1. Penggunaan Tenaga Manusia Jumiah TBS Nilai kalor Ulangan | (ke/hari, truk) | HKO! biologis manusia_| Energi (MJ/kg CPO?) (MiV/jam) 1 22650 3 1.733 76x10" 2 16230 3 1.733 11x10 3 12420 3 1.733 14x10" 4 19050 3 L733 9.1 x10" 3 18450 3 1.733 Sax 10" 6 15960 3 1.733 11x10 Ratan 17460 3 1.733 0.0096 Tabel 2. Penggunaan Solar Ulangan | Jumlah TBS | ?Penggunaan | Nilai kalor Energi (Mi/kg CPO") (ke/bari. uk) | solar (lt) _|_ solar (Mit) 1 22650 12. 4178 127x107 2 16230 98 47.78 138x107 3 12420 147 47.78 2.71 x10" 4 19050 19.6 47.78 235x107 5 18450 13.7 47.78, 1.69 x 10" 6 15960) 14.1 47.78 3.02 x 107 Ratan 17460 14.08 47.78 0.2096 Ket. 1), Jumlah jam kerja tiap HKO yaitu 8 jam. 2), Jumlah produksi CPO merupakan hiasil pengolahan TBS dengan rendemen TBS menjedi CPO sebesar 20.89 %. 94 Lampiran 13. Konsumsi Energi Manusia Pada Pengolahan TBS Menjadi CPO Nilai Energi Jumlah Produksi CPO. kalor (Mi/kg CPO) Tempat tenaga (kg CPOfhari) | biotogis I manusia (Mijiam) Penerimaan buah, 9 69287.50 0,725 1.51 x10" Perebusan 2 69287.50 335x107 Penebahan 4 | 69287.50 6.70 x 107 Pelumatan dan pengempaan 2 | 6928750 3.35% 107 Pemurnian 6 (69287.50 1.00 x 10 Pengolahan bij 4 (65287.50 670x107 Total 7 a 4.51 x10 Ket 1), Tenaga kerja per hari terbagi menjadi 2 shift kerja dengan waktu kerja tiap shiffyaitu 8 jam. Lampiran 14. Konsumsi Energi Pada Sarana Pendukung. Tabel 1. Penggunaan Tenaga Manusia Pada Penyediaan Air Tempat Jumlah | Produksi CPO | Nilai kalor Energi tenaga kerja | (kgCPO/hari) | biologis manusia | (Mi/kg CPO) hati ' (Maja) Raw water 2 69387 54 0.725 167x 10, External treatment 2 9287.54 0.725 1.67% 10" Internal treatment 2 69287.54 0.725 167x107 Total 5.02 x10" Tabel 2. Penggunaan Tenaga Manusia Pada Penyediaan Energi Tempat Jumlah Produksi CPO Nilai kalor Energi (MJ/kg tenaga kerj (kg CPO/hari) | biologis manusia CPO) thari' (Miyfjam) Boiler 4 69287.54, 0.725 3.35.x10" Ruang mesin 4 69287.54 0.725, 3.35 x10" Total 6.70 x 10 ‘Tabel 3. Penggunaan Tenaga Manusia (Operator) Pada Steer Loader Hari] Jumlah | Jumlah ) Produksi Jam | Nilaikelor | Energi TBS (ke) | tandan | CPO Kerja | biologis | (Marke Kosong | (kg CPO) Gam) | manusia Po) kg) (vifjam) 1_| 2498006329952 | Si95.71 [1 35 0.725 | 49x10" 2 [325650 ['92519.71 | 82519.71 | 1 45 0.725 | 48x10 3 [271325 | 6875376 | 68753.76 | 45 0.725 58x10" Retaan | 282258.33 | 71524.26 | $8977.95 | 1 417 0.725__[ 3.16 x10" ‘Tabel 4. Penggunaan Tenaga Manusia (Supir) Truk Pengangkut Tandan Kosong Tai] Twk ] Jumlah | Tumlah | Jam | Produksi | Nilaikalor | Energi tandan | pekerja | kerja | CPO biologis | (Milka CPO) kosong Gam | (kgcPO) | manus (eg) (iijam) T [31400 7 =| se9212 [0.795 22x10 2 sia99 [1 7 | 26303.59 [0.725 19x10" z 1_| 48520 [1 9 | 36710.68- [0.725 13x10" 3 [38060 [1 # [3133413 [0.795 1.910" Z 1 [32985 [1 75_[ 279897 [0.725 21x10" 2358501 9 | 9494.42 |__ 0.725, 22x10" Ratan 35785 1 8.08 29488.98 0.725 2.0 x 10" 96 Tabel 5. Penggunaan Bahan Kimia Pembantu Dalam Penyediaan Air Pekerjaan ‘Nama baban | Pemakalan | Jumlsh Tunnla balan bahan | produksi (ke | (bahan /kg CPO) (eabanfaet) | “ cPonai Extemal Geatment | Tawas 18.97 kg | 09387.54 | 2.74x 10 hg Floe 65 0275 9287.54 [397x101 Ttemal weatment_| WITCO BW 2200_| 1.755 28754 |—2.53x107 1 WwircoBWwr20a1_| 5.265 | 6987.54} 759x107 witcoBwr2430 [2.632 | 287.54 | 3.79107 ‘Tabel 6. Penggunaan Solar Untuk Steer Loader Hari | Sumfah tandan] Jumlah CPO] Pemakaian | NilaiKalor | Energi (ig kosong (kg) eg) solar()_|_solar (Mt) Poy T (6329932 $2195.71 21 47.78 19x10 2 $2519.71 68044.81 23 4778 18x10 3 (8753.76 56693.39 27 4778 23107 Rataan_| 7157134 38977.96 24 4778 20% 10 Tabel 7. Penggunean Solar Untuk Truk Pengangkut Tandan Kosong Hari [Tak] Jumiah wanda] Jomlah | Pemakaiaa | Nila Energi ke |“ kosong(ke) | CPO(kg) | solar) | kalor | (ws/kg CPO) solar i 7 3100 | 35593. | 177 33x10 2 31890 | 26303.50 [182 33x10 z ni 44520 | 36710.68 | 228 30x10" z 38060 | 3133413 | 206 31x10 3 1 32985 | 2798.97 | 154 27x10 2 35850 | 29494.42 | 187 30x10" Ratan 35785.67 [3948898 | 189 307x107 Tabel 8. Penggunaan Tenaga Manusia Pada Penanganan Limbah Cair Tempat Tanaka tenaga | Produkal | Nill Falor Energi Kerja as cro biologie (Miike CPO) (&gCPOMari) | manusia (jam) ‘Penanganan Timbah cair 4 69287.54 0.725 335x107} Tabel 9. Penggunaan Tenaga Manusia di Laboratorium Fempat Tumnlah tenaga | roduksi eg | Nila kalor Energi kerja hari | CPOMhariy | biotogis (Mitkg, CPO) (Misjax 7 Laboratorium z BTS 075 Saxo 97 Tabel 10. Penggunaan Tenaga Manusia di Bengkel dan Bagian Teknik "Tempat imnlah tenaga | Produksi__) Nilai Kelor | Energi (MiVkg kerja ari’ | (kg CPOMari) | biclogis CPO) manusia (Mifjam) Bengkel dan bagian 38 9287.54 072s 3.20% 10 teknik ‘Tabel 11, Penggunaan Bahan Kimia Pembantu di Laboratorium ‘Nama bahan Pemakaian Jumlah produksi Tumilah bahan Dahan (ke CPOmari) (t/kg CPO) (fsari) ‘Alkwohol 96% 0.54 9287.54 78x10" N= Hexa 0.27 (9287.54 3.9 x10 Fenoptalin 0.21 69287.54 30x10" ‘NaOH 0.035 (9287.54 5.0% 10" Ket: 1), Tenaga kerja. per hari terbagi menjadi 2 shift kerja dengan waktu kerja tiap shiff yaita 8 jam, kecuali untuk bagian bengkel dan teknik hanya T shift 98 66 SS a TE aE T Tat0> OS solsee [wer [eso | esei_| nee | ope | one re wet 1 ane aoa = orsg1 [eet | se09 Paueer [es eos] one wz z BIRT AUR SOINOES we coy Soler y |For | 266. 6 ore | ae 5 z z ea Ta ap = LoINrs | se01 | 60-9 ‘ost [ewe | ose, oe it i Tan LI olxou | reo [sce ose [ore | one, oe SI r Taasar Sarg Ser [ror [esis za sre_| oie, as ve z Tan = oz | aeor_[oeee oss | y60¢ [ove sth | sew z Saud aos Xe | ere p16 ree [enue |__ose Pr aot z ‘aiaBi= Set [rel sc68 eee__[ 906] one ZL 36 i TS TTP = wisst | eFel| wT6 eae__| 9 | —o9e ve ‘orr i aodDia ig to + Cc aT wap UR Eee we C Ona Ise sae | ona aa aes aT a) 298 see | o6ur [ae Fee Tor sataawoD rau Se Z046. ‘ost [aes [oe TL Toa) 20%. Gong. S06 L086 ‘988 [arse] — ose, 50 ¥ 96 2635 ose [ose] — 09 ¥ pT rN 9 109s, se__| sor [ove zz aan B64 201 INE sete $8 sco | ose. ZI fH w010 O1X6F BEE ‘ose [ae [one zh us} OTe DEESFL ae 2OrS0F ef. one ore a, 13E ON cee [ovse eng [sae cra | ose, ia ou Sores sco oses [656 [tas [ost] ose, ee ROT orscy | <900 | ¢rs6 [6901 [oes | oz ose ¥e. or ep sO1¥ FE bet [oses | a9e00_|—uce | ~s0_| oe zo] 0500 aed Te aRIEy ET] TAD wr cy wy] ta Goap dye) | ste sudo | (| annua ‘suasedior | dussedior | suoseiioy isu ene | ua] osvar wuss, | say | eed msouyreLy Odd Iprtoyy SEL weye[OBueg epeg ANSI] UeeUNBBuag “T jequL yENsYT Wroug uMsuoy, “st wendue] oor DEF LIT ey, OTeL0T Ten FOES we irr aE od we a TAG ny — ‘ONEE, ses, cro] se GE, S00, 3

Anda mungkin juga menyukai