Laporan Pendahuluan Ispa
Laporan Pendahuluan Ispa
Laporan Pendahuluan Ispa
ISPA
PEMBIMBING
DI SUSUN OLEH
NPM 1914901210114
Patofisiologi
Terjadinya infeksi antara bakteri dan flora normal di
Etiologi saluran nafas. Infeksi oleh bakteri, virus dan jamur
IGolongan virus penyebab ISPA antara lain golongan dapat merubah pola kolonisasi bakteri. Timbul
mekanisme pertahanan pada jalan nafas seperti filtrasi
miksovirus (termasuk di dalamnya virus para-influenza,
udara inspirasi di rongga hidung, refleksi batuk,
virus influenza, dan virus campak) dan adenovirus. Virus refleksi epiglotis, pembersihan mukosilier dan
para-influenza merupakan penyebab terbesar dari sindroma fagositosis. Karena menurunnya daya tahan tubuh
batuk rejan, bronkiolitis dan penyakit demam saluran nafas penderita maka bakteri pathogen dapat melewati
mekanisme sistem pertahanan tersebut akibatnya
bagian atas. Untuk virus influenza bukan penyebab terbesar terjadi invasi di daerah saluran pernafasan atas
terjadinya sidroma saluran pernafasan kecuali hanya maupun bawah.
epidemi-epidemi saja. Pada bayi dan anak-anak, virus
Komplikasi
influenza merupakan penyebab terjadinya lebih banyak
Jika infeksi terjadi di paru-paru dan tidak ditangani
penyakit saluran nafas bagian atas dari pada saluran nafas
dengan baik, dapat terjadi komplikasi yang serius dan
bagian bawah. Jumlah penderita infeksi pernapasan akut
dapat berakibat fatal. Komplikasi yang sering terjadi
sebagian besar terjadi pada anak. Infeksi pernapasan akut
akibat ISPA adalah gagal napas akibat paru-paru
mempengaruhi umur anak, musim, kondisi tempat tinggal,
berhenti berfungsi, peningkatan kadar karbon dioksida
dan masalah kesehatan yang ada.
dalam darah, serta gagal jantung.
Ketidakefektifan bersihan jalan nafas Hipertermia
NOC
NOC
Tujuan dan kriteria hasil: Tujuan dan kriteria hasil
Setelah dilakukan tindakan asuhan Setelah dilakukan tindakan asuhan
kembali efektif dengan kriteria hasil : hipertermia teratasi dengan kriteria hasil :
NOC NOC
Setelah dilakukan tindakan keperawatan Tujuan dan kriteria hasil
diharapakan nutrisi anak tersebut kembali Setelah dilakukan tindakan keperawatan
3. Bantu pasien makan jika tidak mampu 2. Ukur input dan Output cairan
C. Pemeriksaan Penunjang
No Jenis Pemeriksaan Nilai Normal Manfaat
1 Pemeriksaan kultur/ hasil yang didapatkan
biakan kuman (swab) - adalah biakan kuman (+)
sesuai dengan jenis kuman
2 Pemeriksaan hitung - laju endap darah meningkat
darah (deferential disertai dengan adanya
count)
leukositosis dan bisa juga
disertai dengan adanya
thrombositopenia dan,
3 Pemeriksaan foto -
thoraks jika
diperlukan
D. Penatalaksanaan
Tujuan utama dilakukan terapi adalah menghilangkan adanya obstruksi dan
adanya kongesti hidung pergunakanlah selang dalam melakukan penghisaapan
lendir baik melalui hidung maupun melalui mulut. Terapi pilihan adalah
dekongestan dengan pseudoefedrin hidroklorida tetes pada lobang hidung,
serta obat yang lain seperti analgesik serta antipiretik. Antibiotik tidak
dianjurkan kecuali ada komplikasi purulenta padasekret.
Penatalaksanaan pada bayi dengan pilek sebaiknya dirawat pada posisi
telungkup, dengan demikian sekret dapat mengalir dengan lancar sehingga
drainase sekret akan lebih mudah keluar (Pincus Catzel & Ian Roberts;2012;
452).
E. Daftar Pustaka
Afiaty Arsyad Soepardi & Nurbaiti Iskandar. Buku Ajar Ilmu Kesehatan :
Telinga Hidung Tenggorokan Kepala Leher. Jakarta : Balai Penerbit
FKUI.
Ners Muda,