Laporan Pendahuluan Ispa

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN PENDAHULUAN

ISPA

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Stage Keperawatan Anak

PEMBIMBING

ESME ANGGERIYANI, NS.,M.Kep


RESSA FATMAWATI, S.Kep., NS

DI SUSUN OLEH

HENNY KUSUMA WARDANI, S.Kep

NPM 1914901210114

PROGRAM STUDI PROFESI NERS FAKULTAS


KEPERAWATAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
BANJARMASIN
2020/2021
PATHWAY Definisi
ISPA merupakan singkatan dari infeksi
saluran pernapasan akut, istilah ini di
adaptasi dari istilah dalam bahasa
Inggris Acute Respiratory Infections
(ARI). Istilah ISPA meliputi tiga unsur
yakni infeksi, saluran pernapasan dan
akut.

Tanda Dan Gejala


Tanda dan gejala penyakit infeksi saluran
pernafasan dapat berupa batuk, kesulitan
bernafas, sakit tenggorokan, pilek,
demam dan sakit kepala. Namun sebagian
anak yang menderita radang paru, bila
infeksi paru ini tidak diobati dengan anti
biotik akan menyebabkan kematian.

Patofisiologi
Terjadinya infeksi antara bakteri dan flora normal di
Etiologi saluran nafas. Infeksi oleh bakteri, virus dan jamur
IGolongan virus penyebab ISPA antara lain golongan dapat merubah pola kolonisasi bakteri. Timbul
mekanisme pertahanan pada jalan nafas seperti filtrasi
miksovirus (termasuk di dalamnya virus para-influenza,
udara inspirasi di rongga hidung, refleksi batuk,
virus influenza, dan virus campak) dan adenovirus. Virus refleksi epiglotis, pembersihan mukosilier dan
para-influenza merupakan penyebab terbesar dari sindroma fagositosis. Karena menurunnya daya tahan tubuh
batuk rejan, bronkiolitis dan penyakit demam saluran nafas penderita maka bakteri pathogen dapat melewati
mekanisme sistem pertahanan tersebut akibatnya
bagian atas. Untuk virus influenza bukan penyebab terbesar terjadi invasi di daerah saluran pernafasan atas
terjadinya sidroma saluran pernafasan kecuali hanya maupun bawah.
epidemi-epidemi saja. Pada bayi dan anak-anak, virus
Komplikasi
influenza merupakan penyebab terjadinya lebih banyak
Jika infeksi terjadi di paru-paru dan tidak ditangani
penyakit saluran nafas bagian atas dari pada saluran nafas
dengan baik, dapat terjadi komplikasi yang serius dan
bagian bawah. Jumlah penderita infeksi pernapasan akut
dapat berakibat fatal. Komplikasi yang sering terjadi
sebagian besar terjadi pada anak. Infeksi pernapasan akut
akibat ISPA adalah gagal napas akibat paru-paru
mempengaruhi umur anak, musim, kondisi tempat tinggal,
berhenti berfungsi, peningkatan kadar karbon dioksida
dan masalah kesehatan yang ada.
dalam darah, serta gagal jantung.
Ketidakefektifan bersihan jalan nafas Hipertermia
NOC
NOC
Tujuan dan kriteria hasil: Tujuan dan kriteria hasil
Setelah dilakukan tindakan asuhan Setelah dilakukan tindakan asuhan

keperawatan diharapkan pernapasan keperawatan diharapkan masalah

kembali efektif dengan kriteria hasil : hipertermia teratasi dengan kriteria hasil :

1. Mampu bernapas dengan mudah 1. Menunjukkan penurunan suhu tubuh

2. Frekuensi kedalaman bernapas (36°C – 37,5°C)

kembali normal 2. Mukosa bibir lembab

3. Mempertahankan jalan napas paten NIC


NIC 1. Observasi tanda – tanda vital
1. Observasi keadaan umum pasien serta
2. Anjurkan pasien / keluarga untuk
vital sign pasien
kompres pada kepala / aksila (ketiak)
2. Perhatikan gerakan dada,
3. Anjurkan pasien untuk banyak minum
kesimetrisan, otot paru, retraksi otot
4. Anjurkan pasien untuk banyak
supraclavicular dan interkosta
istirahat
3. Monitor suara napas tambahan
5. Anjurkan pasien untuk memakai
4. Auskultasi bunyi napas tambahan
pakaian tipis
(ronchi, wheezing)
6. Beri health education ke pasien dan
5. Memberikan posisi yang nyaman
keluarganya mengenai pengertian,
untuk memaksimalkan ventilasi
penanganan, dan terapi yang
6. anjurkan asupan cairan adekuat
diberikan tentang penyakitnya
7. Kolaborasi / delegatif dalam
pemberian obat sesuai indikasi

Ketidakseimbangan nutrisi : kurang Gangguan kesimbangan cairan dan


dari kebutuhan tubuh elektrolit

NOC NOC
Setelah dilakukan tindakan keperawatan Tujuan dan kriteria hasil
diharapakan nutrisi anak tersebut kembali Setelah dilakukan tindakan keperawatan

normal dengan kriteria hasil : selama 24 jam diharapkan pasien akan


menunjukkan keseimbangan cairan dan
1. Terjadi peningkatan berat badan sesuai elektrolit dengan kriteria hasil :
batasan waktu
2. Peningkatan status nutrisi 1. Turgor kulit baik
2. TTV dalam batas normal
NIC
1. Kaji status nutrisi pasien meliputi
ABCD, tanda – tanda vital, sensori, NIC
dan bising usus 1. Observasi Tanda-tanda vital ,

2. Sajikan makanan yang mudah dicerna, observasi tanda-tanda dehidrasi

dalam keadaan hangat, tertutup, dan (status membrane mukosa, turgor

berikan sedikit – sedikit tapi sering kulit)

3. Bantu pasien makan jika tidak mampu 2. Ukur input dan Output cairan

4. Ukur intake makanan dan timbang 3. Berikan dan anjurkan keluarga

berat badan untuk memberikan minum yang

5. Anjurkan pasien untuk makan sedikit banyak kurang lebih 2000-2500 cc

– sedikit tapi sering per hari

6. Anjurkan pasien untuk menghindari 4. Observasi kulit kering berlebihan

makanan yang banyak mengandung membrane mukosa, penurunan

gas turgor kulit, pengisian kapiler

7. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk lambat

menentukan diet yang tepat untuk 5. Kolaborasi dengan dokter dalam

pasien pemberian therapy cairan,

8. Monitor hasil lab, seperti glukosa, pemeriksaan laboratorium

elektrolit, albumin, hemoglobin, elektrolit

kolaborasi dengan dokter

Intoleransi aktivitas Gangguan Pertuaran gas


NOC NOC
Setelah diberikan asuhan keperawatan Setelah dilakukan tindakan keperawatan
selama 2x 24 jam diharapkan klien selama 24 jam diharapkan pertukarangas
meningkatkan aktivitas  dengan optimal

Kriteria Hasil : Dengan kriteria Hasil :

1. KU baik 1. RR klien normal 16-20 x/menit


2. akral hangat 2. Irama pernapasan teratur
3. sclera normal 3. Kedalaman inspirasi normal
4. conjungtiva normal 4. Oksigenasi pasien adekuat
5. turgor kulit elastis NIC
1. Posisikan pasien untuk
NIC memaksimalkan ventilasi udara
1. observasi kehilangan / gangguan
2. Lakukan terapi fisik dada, sesuai
keseimbangan gaya jalan dan
kebutuhan
kelemahan otot
3. Keluarkan secret dengan melakukan
2. observasi TTV sebelum dan sesudah
batuk efektif atau dengan melakukan
aktivitas
suctioning
3. berikan lingkungan tenang batasi
4. Catat dan monitor pelan, dalamnya
pengunjung dan kurangi suara bising,
pernapasan dan batuk
pertahankan tirah baring bila di
5. Berikan treatment aerosol, sesuai
indikasikan
kebutuhan
4. anjurkan klien istirahat bila terjadi
6. Berikan terapi oksigen, sesuai
kelelahan dan kelemahan,anjurkan
keebutuhan
pasien melakukan aktivitas
7. Regulasi intake cairan untuk
semampunya
mencapai keseimbangan cairan
5. kolaborasi dengan tim medis dalam
8. Monitor status respiratory dan
pemberian terapi infuse dan
oksigenasi
memberikan transfuse darah.

C. Pemeriksaan Penunjang
No Jenis Pemeriksaan Nilai Normal Manfaat
1 Pemeriksaan kultur/ hasil yang didapatkan
biakan kuman (swab) - adalah biakan kuman (+)
sesuai dengan jenis kuman
2 Pemeriksaan hitung - laju endap darah meningkat
darah (deferential disertai dengan adanya
count)
leukositosis dan bisa juga
disertai dengan adanya
thrombositopenia dan,
3 Pemeriksaan foto -
thoraks jika
diperlukan

D. Penatalaksanaan
Tujuan utama dilakukan terapi adalah menghilangkan adanya obstruksi dan
adanya kongesti hidung pergunakanlah selang dalam melakukan penghisaapan
lendir baik melalui hidung maupun melalui mulut. Terapi pilihan adalah
dekongestan dengan pseudoefedrin hidroklorida tetes pada lobang hidung,
serta obat yang lain seperti analgesik serta antipiretik. Antibiotik tidak
dianjurkan kecuali ada komplikasi purulenta padasekret.
Penatalaksanaan pada bayi dengan pilek sebaiknya dirawat pada posisi
telungkup, dengan demikian sekret dapat mengalir dengan lancar sehingga
drainase sekret akan lebih mudah keluar (Pincus Catzel & Ian Roberts;2012;
452).

Prinsip perawatan ISPA antara lain :


1. Menigkatkan istirahat minimal 8 jam perhari
2. Meningkatkan makanan bergizi
3. Bila demam beri kompres dan banyak minum
4. Bila hidung tersumbat karena pilek bersihkan lubang hidung dengan sapu
tangan yang bersih
5. Bila badan seseorang demam gunakan pakaian yang cukup tipis tidak
terlalu ketat.
6. Bila terserang pada anak tetap berikan makanan dan ASI bila anak
tersebut masih menetek
7. Mengatasi panas (demam) dengan memberikan kompres, memberikan
kompres, dengan menggunakan kain bersih, celupkan pada air (tidak perlu
air es).
8. Mengatasi Batuk
9. Dianjurkan memberi obat batuk yang aman yaitu ramuan tradisional yaitu
jeruk nipis ½ sendok teh dicampur dengan kecap atau madu ½ sendok teh ,
diberikan tiga kali sehari.

E. Daftar Pustaka
Afiaty Arsyad Soepardi & Nurbaiti Iskandar. Buku Ajar Ilmu Kesehatan :
Telinga Hidung Tenggorokan Kepala Leher. Jakarta : Balai Penerbit
FKUI.

DepKes RI. Direktorat Jenderal PPM & PLP. 2012. Pedoman


Pemberantasan Penyakit Infeksi Saluran Pernafasan Akut
(ISPA). Jakarta.

Herdman, T.H & Kamitsuru, S . (2015) .NANDA Internasional Diagnosis


Keperawatan Definisi & Klasifikasi 2015-2017 Edisi 10 . Jakarta :
EGC.

Manurung Santa, et all, 2014. Gangguan Siatem Pernafasan Akibat


Infeksi, cet.2. Jakarta : TIM

Suriadi,Yuliani R. 2013. Asuhan Keperawatan pada Anak. Jakarta : CV.


Agung Seto

Banjarmasin, Juli 2020

Ners Muda,

Henny Kusuma Wardani,


S.Kep

Preseptor Akademik, Preseptor Klinik,

(Esme Anggeriyani, NS.,M.Kep) (Ressa Fatmawati, S.Kep., NS)

Anda mungkin juga menyukai