Anda di halaman 1dari 8

- : : Akreditasi : 332/AU1/P2MBI/04/2011

Muhammad Basir

HUBUNGAN ANTAR SUKU BANGSA DI DAERAH RAWAN KONFLIK


(Kasus Desa Dandang dan Desa K a m p u n g Baru Kab. L u w u Utara)

Ethnic Relations in Areas Prone to Conflict


(A Case Dandang Village and Village of Kampung Baru, North Luwu Regency)
Oleh : Muhammad Basir*
*Staf pengajar pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Hasanuddin
Kantor: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Hasanuddin
Jl. Perintis Kemerdekaan Km. 10 Tamalanrea Makassar Sulawesi Selatan
Email: muhammad.basir.unhas@gmail.com

Abstrak
Keanekaragaman suku bangsa, ketimpangan dan masalah keadilan sosial di suatu Negara bangsa selalu
MKnjadi isu penting, paling tidak karena beberapa hal, yakni kesukubangsaan menciptakan pendukung
bagi terciptanya negara kesatuan sehingga diperlnkan suatu upaya untuk senantiasa mempertahankannya,
di sisi lain kesukubangsaan juga memiliki potensi konflik sebagai akibat perbedaan visi, aspirasi dan
anentasi politik, dan konflik pun dapat terjadi sebagai akibat dinamika perubahan sosial ekonomi di
matu daerah. Hal inilah yang melatarbelakangi penelitian tentang Hubungan Antar Suku Bangsa di
Daerah Rowan Konflik di Sulawesi Selatan : Kasus Desa Dandang dan Desa Kampung Baru Kab. Luwu
va Hasil penelitian menggambarkan tentang profil penduduk Desa Dandang dan Desa Kampung
Baru dan proses inter aksi pra-konflik, deskripsi konflik antara Desa Dandang dan Desa Kampung Baru,
dim proses peredaman konflik antara Desa Dandang dengan Desa Kampung Baru.

Kata Kunci: hubungan, suku Bangsa, konflik, penduduk.

Abstract
Diversity of ethnicity, inequality and social justice issues in a nation state has always been an important
&sme. not least because some things, namely ethnicity create support for the creation of unitary State that
- quired is an effort to constantly defend it, on the other hand ethnicity also has the potential for conflict
r
m a esult differences in vision, aspirations and political orientation, and conflict can occur as a result of
•: >mic dynamics of social change in an area. This is the background research on Ethnic Relations
ss the Nation in Areas Prone to Conflict in South Sidawesi: A Case Dandang Village and Village of
i~mpung Baru, North Luwu Regency. The results illustrate Profile Dandang villagers and the village of
1
- • v Baru and the process ofpre-conflict Interactions, description of the conflict between the Dandang
Sdiage and Village of Kampung Baru, and the process of reduction of conflict between the Dandang
::h the Village of Kampung Baru.
l£r»T»ords: Relationships, Ethnic Group, Conflict, Population.

Km\HlLLAN politik, (3) konflik pun dapat terjadi karena kesuku-


r
bangsaan sebagai akibat d i n a m i k a perubahan sosial
. • -r^gaman suku bangsa. ketimpangan dan
e k o n o m i di suatu daerah.
"V k e a d i l a n s o s i a l di s u a t u n e g a r a
nation state) s e l a l u m e n j a d i isu I s u k e s u k u b a n g s a a n b i s a m e n j a d i isu n a s i o n a l
_ dak karena beberapa hal, yakni : (1) berdimensi global, dan telah terjadi di beberapa belahan
in m e r u p a k a n p e n d u k u n g bagi dunia di Asia, Afrika Eropa dan Amerika, sebagaimana
-. .. kesatuan sehingga diperlukan suatu y a n g terjadi di Bosnia, K o s o v o , Afrika Selatan dan
. antiasa m e m p e r t a h a n k a n n y a , (2) di antara orang-orang Indian dengan imigran Eropa di
• e a f a i b a n g s a a n j u g a memiliki potensi konflik Amerika. Di Indonesia, isu kesukubangsaan masih j u g a
-• r e r b e d a a n visi, aspirasi dan orientasi terjadi dan b a h k a n m a k i n m e n j a d i - j a d i di d a e r a h

191
Muhammad Basir N o m o r Akreditasi : 332/AU1/P2MBI/04/2011

tertentu, seperti kasus Bugis, Buton dan M a k a s s a r S e b e n a r n y a h u b u n g a n antar sukubangsa, tidak


( B B M ) di A m b o n dan beberapa pulau di sekitarnya, selalu berkonotasi negatif, tetapi j u g a dapat menjadi
kasus orang M a d u r a di Sambas, Kalimantan Barat, positif bila hubungan tersebut mampu dikelola dengan
kasus Poso di Sulawesi Tengah dan kasus konflik di baik sehingga memungkinkan terciptanya suatu tatanan
1
M a t a r a m L o m b o k . Di S u l a w e s i S e l a t a n , konflik sosial {social order) y a n g h a r m o n i s dalam w a d a h
bernuansa S A R A berkepanjangan jugaterjadi di Luwu masyarakat baru. Sebaliknya konflik antar sukubangsa
Utara dan kekerasan sosial dalam bentuk perkelahian dapat terjadi m a n a k a l a tidak dikelola secara baik.
antara k e l o m p o k p e n d u d u k pun k e m u d i a n p e r n a h Dalam kaitan initah pentingnya peranan pemerintah
terjadi di Lamasi, Kabupaten L u w u . sebagai pihak ketiga y a n g diharapkan m a m p u untuk
m e n g a g e n d a k a n pengelolaan keserasian sosial dalam
Konflik t e r s e b u t terjadi tidak t e r l e p a s dari
hubungan antar sukubangsa sebagai bagian integratif
konsekuensi hubungan antar sukubangsa di daerah- 4
pada p e m b a n g u n a n d a e r a h .
daerah yang berpenduduk multietnik. Dinamika pem-
bangunan menciptakan pusat-pusat pertumbuhan sosial Koentjaraningrat m e n g e m u k a k a n adanya empat
ekonomi sehingga menjadi daya tarik bagi penduduk di hal y a n g perlu d i c e r m a t i d a l a m k a i t a n n y a d e n g a n
daerah sekitarnya maupun di daerah yang lebih jauh untuk hubungan antar sukubangsa, yaitu : (1) sumber konflik,
melakukan migrasi, baik sebagai migran permanen, (2) p o t e n s i u n t u k integrasi, ( 3 ) sikap s u k u b a n g s a
maupun sebagai migran sirkuler, menyebabkan daerah terhadap sukubangsa lain, dan (4) situasi sosial di mana
2
tersebut sebagai daerah multi etnik. hubungan sukubangsa ini terjadi. K e e m p a t faktor ini
dapat menjadi pemicu terjadinya konflik karena hal-
Beberapa daerah yang memiliki infrastmktur yang
hal berkenaan dengan persaingan dalam mendapatkan
amat m e m a d a i di s a m p i n g k e k a y a a n s u m b e r d a y a
lapangan kerja, karena benturan nilai budaya,
alam, menjadi salah satu daerah tujuan migrasi potensial
pemaksaan agama terhadap etnis lain, karena dominasi
di Sulawesi Selatan. Karenanya, di daerah ini memiliki 5
politik dan karena d e n d a m berkepanjangan.
prosentase migran masuk j a u h lebih besar dibanding
dengan migrasi ke luar. A k i b a t n y a daerah tersebut Kebijaksanaan pemerintah dalam menata
menjadi suatu daerah dengan p e n d u d u k yang multi k a w a s a n dan m e n g e l o l a k e s e r a s i a n s o s i a l , h a r u s
etnis, a g a m a , dan golongan masyarakat, seperti di dipertimbangkan secara tepat dengan memperhatikan
Kabupaten L u w u Utara. kepentingan penduduk lokal. D e n g a n demikian, perlu
sebuah p a r a d i g m a baru d a l a m penataan h u b u n g a n
Daerah-daerah dengan penduduk multi etnis,
kesukubangsaan yang memungkinkan terciptanya
agama, dan golongan masyarakat dengan profesi yang
hubungan harmonis dan keserasian sosial di antara
j u g a berbeda-beda akan tentu menjadi daerah d e n g a n
warga masyarakat. Masalahnya, gagasan untuk
potensi konflik yang tinggi. Dalam hal ini, pembangunan
melakukan pengelolaan keserasian sosial dalam
sebenarnya bertujuan untuk meningkatkan kesejah-
hubungan antar sukubangsa tidak diagendakan secara
teraan masyarakat, namun di sisi lain, j u g a m e m b e r i
memadai, hal ini m e n y e b a b k a n kasus-kasus konflik
peluang bagi terjadinya gesekan antar sukubangsa,
terjadi berkepanjangan, misalnya konflik yang pernah
kelompok masyarakat dan penganut agama yang
terjadi di K a b u p a t e n L u w u Utara dan L u w u y a n g
berbeda sehingga tidak mustahil dapat menjadi pemicu
m e l i b a t k a n p e n d u d u k a t a u w a r g a lokal d e n g a n
bagi terjadinya disintegrasi bangsa dan w a r g a daerah
penduduk migran.
tersebut.'

1
Syarif Ibrahim Alqadrie. 1999. Konflik Etnis di Ambon dan Sambas: Suatu Tinjauan Sosiologi, dalam Antropologi Indonesia, th XXIII,
No. 58, hal. 36-57. Lihat pula Usman Pelly 1999 Akar Kerusuhan Etnis di Indonesia: Suatu Kajian Awal Konflik dan Disintegrasi Nasional
d i Era Reformasi, d a l a m A n t r o p o l o g i I n d o n e s i a , th. XXIII, N o . 5 8 , h. 27-35.
1
Ida bagus Mantra. 1996. Dampak Pembangunan Terhadap Mobilitas Penduduk, dalam Penduduk dan Pembangunan. Agus Dwiyanto ed.,
Yogyakarta: Aditya Media.

' S. Boedhisantoso. 1999. Keterbatasan Lingkungan dan Keberingasan Sosial, dalam Antropologi I n d o n e s i a , th X X I I . No. 5 9 , h. 20-32. Liht
pula Mattulada. 1999. Kesukubangsaan dan Negara Kebangsaan di Indonesia: Prospek Budaya Politik Abad Ke-21. dalam Antropologi
I n d o n e s i a , t h X X I I I . N o . 5 8 , hal. 5 - 1 2 . J a n u a r i - A p r i l 1999. J u r u s a n A n t r o p o l o g i Fakultas iimu Sosial D a n limit Politik Universitas I n d o n e s i a .

' Jacob. Bercivithch. 1984. Social Conflicts and Third Parties. Strategies of Conflict Resolution Boulder. Colorado : Westriew Press. Lihat
pula Parsudi Suparlan. 1999 Kemajemukan, Hipotesis Kebudayaan Dominan dan Kesukubangsaan. dalam Antropologi Indonesia, th. XXIII,
No. 58, h. 13-20.
5
Koentjaraningrat. 1976. Manusia dan Kebudayaan. Jakarta : Djambatan.

192 .lurnal " V l - Q a l a m " Volume 17 N o m o r 2 Juli - D e s e m b e r 2 0 1 1


'• :cnor A k r e d i t a s i : 3 3 2 / A U 1 / P 2 M B I / 0 4 / 2 0 1 1 Muhammad Basir

ML PENELITIAN p e n d u d u k R o n g k o n g p a d a saat turun g u n u n g lebih


memilih tinggal di D e s a D a n d a n g . Di D e s a D a n d a n g
struksi D e m o g r a f i s D e s a D a n d a n g dan D e s a
itulah kemudian membentuk suatu perkampungan yang
•vjmpung B a r u
disebut d e n g a n n a m a K a m p u n g Baru.
Desa D a n d a n g dan Desa K a m p u n g Baru p a d a
:
Satu sama lain berinteraksi antara p e n d u d u k baru
;. berada dalam satu atap pemerintahan yakni
di K a m p u n g Baru dengan p e n d u d u k y a n g lebih dulu
t Dandang. K a r e n a luas lokasi dan p e r t a m b a h a n
tinggal di K a m p u n g Dandang. Kedua penduduk
.ik yang semakin meningkat, maka pemerintah
tersebut berbaur dan melakukan proses k a w i n - m a w i n
:en melalui pemerintah k e c a m a t a n m e l a k u k a n
antara p e n d u d u k D a n d a n g dan p e n d u d u k K a m p u n g
-• iran menjadi dua desa, m a s i n g - m a s i n g Desa
Baru. Dari situ kemudian m e m b e n t u k lagi per-
-. - _ dan D e s a K a m p u n g B a r u . S e b a g i a n
k a m p u n g a n baru hingga Desa Dandang semakin ramai
: . knya mengaku sebagai Suku Bugis, sementara
d e n g a n j u m l a h p e n d u d u k y a n g ada.
- ang digunakan ada d u a yakni B a h a s a L u w u
asa Bugis. Tidakjarang penduduk lokal selain Seiring dengan perkembangan zaman dan
-~im\ bahasa lokal yakni L u w u j u g a m a m p u t u n t u t a n e k o n o m i serta s e m a k i n s e m p i t n y a a r e a l
-_ akan Bahasa Bugis, tetapi logat dan beberapa p e m u k i m a n di setiap daerah, selai itu atas kebijakan
Iran kata yang menunjuk p a d a b e n d a k a d a n g kala pemerintah y a n g menggalakkan program transmigrasi,
ada dari segi penyabutan untuk B a h a s a Bugis maka daerah Luwu, khususnya Desa Dandang
menjadi sasaran transmigrasi.
. ara historis m e n u r u t kepala D e s a D a n d a n g
•r • - Z i>a Dandang masuk dalam Kerajaan Luwu. Program transmigrasi di Luwu pertama kali terjadi
- tidak terdapat bukti historis yang m a m p u pada tahun 1960 melalui program "Rappegading". N a m a
i secara memadai, tetapi pemanggilan opu program tersebut diambil dari nama Bupati L u w u pada
-ang-orang y a n g d i a n g g a p b a n g s a w a n p a d a saat itu. P r o g r a m tersebut bertujuan u n t u k
nasyarakat sangat m e n g e n a l dan sering m e n d a t a n g k a n p e n d u d u k d a r i K a b u p a t e n Tator.
Kemudian pada tahun 1971 atas kebijakan nasional dan
•can pada orang y a n g patut di panggil opu
pemerintah daerah yang melakukan transmigrasi lokal
nerupakan gelar k e b a n g s a w a n a n y a n g berlaku
dari Kabupaten Tator ke Kabupaten Luwu, tepatnya di
rakat kerajaan luwu sampai sekarang).
Desa D a n d a n g . Walaupun transmigran pada saat itu
da masa pemberontakan DI/TII y a n g dipimpin tidak d i k e t a h u i persisis b e r a p a j u m l a h n y a , n a m u n
thar Muzakkar, b e b e r a p a diantara p e n d u d u k menurut informasi sebagian besar transmigran berasal
(dalam wilayah tersebut ikut bergabung dalam dari Tator dan beragama Kristen. Selain itu pada proses
Kahar Muzakkar. Bahkan ada diantara transmigrasi lokal selanjutnyajuga banyak didatangkan
pang b e r a g a m a K r i s t e n k e m u d i a n m a s u k dari daerah Pinrang, Bone, Soppeng, Barru, Pangkep,
?".am sejak wilayah tersebut dikuasai oleh Takalar, Sinjai dan beberapa daerah lainnya. Kedatangan
Hazakkar. Seperti y a n g terjadi di K a m p u n g para t r a n s m i g r a n tersebut m e n a m b a h h e t e r o g e n i t a s
ts. sebuah tempat y a n g sebagian besar pada kesukubangsaan di wilayah tersebut.
d urn Kahar Muzakkar menguasai wilayahnya
Kedatangan etnis Tator dan penduduk lainnya dari
eama Kristen. P a d a tahun 1952 seluruh
wilayah Sulawesi Selatan dengan status transmigran
ang R o n g k o n g m e n g a n u t A g a m a Islam
tersebut, bertujuan untuk m e m b u k a lahan perkebunan.
• e n d a p a t pengaruh Kahar Muzakkar.
K a r e n a tanah di wilayah L u w u , k h u s u s n y a di D e s a
gkong y a n g b e r a d a d a l a m k a w a s a n
D a n d a n g masih luas y a n g b e l u m tergarap, s e m e n t a r a
dang terletak di p e g u n u n g a n sebelah barat
p e n d u d u k lokal yang m e n g g a r a p relatif sedikit dan
dang. U n t u k mencapai k a m p u n g tersebut
pengetahuan perkebunannya sangat minim. M a k a pada
- Kabupaten Tator.
saat itu, pemerintah K a b u p a t e n L u w u m e m b e r i k a n
xia! Kahar M u z a k k a r dan k e l o m p o k n y a secara c u m a - c u m a kepada penduduk Tator yang
oleh Tentara Nasional Indonesia, dan datang ke wilayah tersebut, dan kemudian d i a n g g a p
di Sulawesi Selatan u m u m n y a sudah sebagai p e n d u d u k dan berhak atas t a n a h t e r s e b u t .
.dan kondisi keamanan di Luwu sudah mulai Dengan keputusan itu, p e m b a u r a n p u n tercipta, rukun
k di a n t a r a p e n d u d u k K a m p u n g tetangga antara pendatang dan penduduk lokal
jrun dari g u n u n g dan b e r b a u r d e n g a n terbanguan. Selain itu proses k a w i n - m a w i n p u n antara
ang ada di dataran rendah. Sebagian besar etnis Tator sebagai pendatang dengan penduduk Lokal

Volume 1 7 N o m o r 2 .luli - D e s e m b e r 2 0 1 1
193
Muhammad Basir Nomor Akreditasi : 332/AU1/P2MBI/04/2011

terjadi. Pada saat itu, dalam satu rumah tangga tidak personal dan sangat cepat diselesaikan oleh orang-
j a r a n g terdapat ada dua agama dengan empat suku. o r a n g y a n g dituakan d i k a m p u n g t e r s e b u t . Status
konflik y a n g terjadi j u g a lebih kearah pertetangan,
Proses interaksi y a n g kondusif tersebut mulai
bukan konflik kelompok apatah lagi konflik antar desa.
terusik oleh kompetisi yang dipicu oleh persaingan
dan ini berlangsung cukup lama.
ekonomi. Konflik pertetanggaan mulai merambat ke
di beberapa rukun tangga. Untuk menghindari konflik Interaksi Sosial P r a - K o n f l i k
lebih meluas, maka tanggal 3 Januari 1988 diadakan
Desa Dandang pada mulanya adalah desa yang
p e r t e m u a n di Tarue, sebuah p e r t e m u a n adat Tator
sunyi dengan penduduk yang realitif sedikit. Kondisi
dengan L u w u . Pertemuan tersebut diprakarsai oleh
A. Sultamin (Bupati Kabupaten Luwu) dan F. Ratu tersebut hadir pada tahun 1950-60an, w a l a u p u n
(Bupati Kabupaten Tator). K e d u a n y a j u g a diangkat pemberontakan Kahar Muzakkar seringkali mengusik
sebagai pemimpin pertemuan dua adat pada saat itu. penduduk desa. Penduduk Desa Dandang pada mulanya
tidak terlalu apresiatif terhadap peningkatan ekonomi.
Hasil p e r t e m u a n t e r s e b u t m e n g h a s i l k a n kese- Penduduk Desa Dandang pada saat itu bekerja hanya
pakatan untuk tidak saling mengganggu diantara dua untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari.
suku tersebut dengan motto " d i m a n a langit dijunjung
disitu bumi dipijak". Kesepakatan tersebut k e m u d i a n Pola hidup subsisten yang berlaku pada penduduk
diapresiasikan oleh kedua suku dan mereka saling Desa D a n d a n g m e m b a w a impilikasi positif dalam
menghargai satu sama lain dalam proses interaksi di hubungan sosial kemasyarakatan diantara penduduk.
tengah-tengah masyarakat. Bagaimana tidak, ambisi dan kuasa belum begitu dominan
dalam kesadaran mereka pada kala itu. N a m u n perlu
Dengan adanya perjanjian adat tersebut, tentunya disadari bahwa penduduk Desa Dandang pada saat itu
membentengi kedua suku dan beberapa suku minoritas masih sangat homogen dari segi suku bangsa dan agama.
lainnya yang berada di wilayah Desa Dandang. Dengan Begitupun dengan pemikiran dan perilaku budaya masih
begitu p e n d u d u k desa semakin bertambah banyak,
sangat sederhana dan belum begitu kompleks.
terlebih penduduk yang berasal dari Kabupaten Tator.
P e r u b a h a n yang terjadi p a d a m a s y a r a k a t Desa
Penduduk Tator yang sudah terlebih dahulu berada
D a n d a n g begitu cepat, b a n y a k di antara p e n d u d u k
di Desa Dandang dan berhasil di desa tersebut, kemudian
mulai minum minuman keras, seperti tuak/ballo setiap
membeli tanah dan memanggil keluarganya dating ke desa
hari. Sejak dulu m e m a n g masyarakat mengenal
tersebut dan selanjutnya menggarap tanah yang sudah
m i n u m a n seperti itu, tetapi tidak m e m p e r l i h a t k a n
dibeli. Begitupun dengan penduduk yang baru datang
kepada masyarakat u m u m , h a n y a dilakukan secara
berusaha keras mencari nafkah dan menabung, mereka
s e m b u n y i - s e m b u n y i dan tidak setiap hari. K a r e n a
membeli lahan setelah u a n g y a n g ditabung telah cukup.
proses interaksi diantara penduduk dan adanya
Manajemen hidup seperti itu ternyata mempengaruhi
keinginan untuk saling m e n g h a r g a i serta s e m a k i n
kuantitas ekonomi orang Tator dan menambah jumlah
kentalnya sistem kekerabatan di antara mereka melalui
orang Tator di wilayah Desa Dandang, bahkan ada satu
proses kawin-mawin menuntun penduduk Desa
kampung yang kemudian menjadi cikal bakal Desa
Dandang tidak saling meniadakan satu sama lain secara
K a m p u n g Baru y a n g s e b a g i a n b e s a r d i h u n i oleh
sosial. K a l a u p u n terjadi konflik di antara p e n d u d u k
penduduk yang berasal dari Kabupaten Tator.
Desa Dandang, tidak terlalu besar dan biasanya hanya
Semakin bertambahnya jumlah penduduk di wilayah berlangsung dalam kurun waktu beberapa hari saja.
desa D a n d a n g , m e n d o r o n g pemerintah K e c a m a t a n
Di antara masyarakat Desa D a n d a n g ada yang
Sabbang membuat suatu kebijakan untuk membentuk
Kampung Baru menjadi desapersiapan. Padatahun 1999 k e c e w a dan tidak sepakat dengan perilaku anggota
desa persiapan Kampung Baru kemudian resmi menjadi masyarakat yang lain, seperti m i n u m tuak/ballo, tetapi
desa Kampung Baru yang berada di sebelah selatan Desa interaksi tetap jalan. P e n d u d u k y a n g tidak sepakat
Dandang. Kedua desa tersebut hanya dibatasi oleh sebuah d e n g a n p e r i l a k u s e p e r t i itu h a n y a m e m b e r i k a n
sungai yang lebamya hanya kurang lebih 7 meter dengan kesadaran yang sifatnya persuasif kepada penduduk
debit aimya tidak terlalu banyak. yang sering minum minuman tuak. Orang yang
melakukan peran ini biasanya adalah mereka yang
S e b e l u m p e m e k a r a n d u a desa tersebut b e l u m berstatus sebagai imam di Desa D a n d a n g , atau proses
pernah terjadi perkelahian yang melibatkan banyak penyadaran dilakukan pada tingkat keluarga masing-
orang.Konflik yang ada lebih mengarah padapertikaian masing y a n g tidak sepakat dengan perilaku m u n u m

194 Jurnal " A I - Q a l a m " V o l u m e 1 7 N o m o r 2 Juli - D e s e m b e r 2 0 1 1


bcditasi : 332/AU i /P2MBI/04/2011 Muhammad Basir

adaran dan pengarahan kepada anaknya atau tetangganya y a n g B e r g a m a Islam yang sedang
- a : dekatnya saja. merayakan idul fitri ataupun idul adha.

minuman tuak bagi masyarakat Dandang Begitu pula sebaliknya, anggota masyarakat yang
ya tidak ada, belakangan setelah datang beragama Islam, turut memberikan bantuan dan ucapan
iduk dari Tator yang memiliki budaya minum tuak selamat k e p a d a anggota masyarakat yang B e r g a m a
in mempengaruhi beberapa penduduk lokal yang Nasrani yang sedang merayakan hari Natal atau hari
3 e s a Dandang. Walaupun begitu proses interaksi wafatnya Isa Almasih. Pola Interaksi saling memberi
an. dan prinsipsipakatau dan saling menghormati dan saling mengunjungi pada saat perayaan hari-hari
3 anggota masyarakat Desa Dandang masih tetap besar agama masing-masing sangat dijunjung tinggi.
i itu diapresiasikan pada setiap kegiatan-kegiatan
Proses interaksi seperti ini sebenarnyatercipta tanpa
r-erxawinan, kematian, acara sunatan, dan hari-
ada kesepakatan sebelumnya. Tradisi memanggil orang
V; a bagi yang melaksanakan.
di luar dari kelompoknya pada saat acara, merupakan
' ap ada acara, seperti p e r k a w i n a n , p e n d u d u k tradisi yang lahir dengan sendirinya sebagai suatu bentuk
saling membei'ikan bantuan satu sama p e r h a r g a a n d a n p e n g h o r m a t a n atas p e r t e t a n g g a a n .
resiprositas y a n g b e r k e m b a n g adalah Interaksi seperti ini j u g a sekaligus sebagai w a h a n a
• • p r a a t a s positif, di mana satu anggota keluarga dari memelihara keteraturan sosial (social order) di tengah-
- - - ;• a memberikan bantuan berupa tenaga atau tengah masyarakat yang sebagian besar sudah heterogen
iBiaoa m a t e r i . T a n p a d i u n d a n g , b a n y a k t e t a n g g a dari aspek agama, suku, pola pikir dan perilaku.
sHoaongan kepada tetangga y a n g melakukan hajatan
Pecahnya Konflik Antarwarga
" - ?erikan bantuan. begitupun pada hajatan-
- ; ang dilakukan oleh tetangga lain, semua Setiap m a s y a r a k a t akan m e n g a l a m i p e r u b a h a n
ibantu. baik pada konteks kebudayaan fisik (artefak) ataupun
pada k e b u d a y a a n sebagai perilaku dan kognisi. Hal
Sescorang yang tidak memberikan bantuan
yang sama terjadi p a d a masyarakat di Desa D a n d a n g ,
-ang yang tidak berbudi atau kikir
p e r u b a h a n signifikan terjadi p a d a k o n t e k s j u m l a h
rang seperti ini dalam interaksi masyar
penduduk, b e n t u k interaksi sosial dan j u m l a h a g a m a
_ iikucilkan. Untuk melihat suatu anggota
menjadi bertambah, serta semakin majemuknya
S « r a k a l y a n g memiliki interaksi y a n g baik dengan
k e s u k u b a n g s a a n di desa tersebut.
.. -;• arakat yang lain dapat dilihat pada saat
taptaiyang dilakukan. Jumlah o r a n g y a n g datang Perubahan seperti tersebut di atas terjadi sejak
rakan cukup banyak dibandingkan orang dijalankannya program transmigrasi di Desa Dandang
memberikan bantuan k e p a d a o r a n g lain, khususnya dan Kabupaten Luwu pada umumnya.
u p o r a n g yang memiliki b a n y a k m u s u h . Perubahan seperti tersebut tentunya m e m p e n g a r u h i
h u b u n g a n - h u b u n g a n sosial di antara anggota m a s y a -
r.teraksi lain yangterciptadi antara anggota
rakat y a n g b e r a d a di Desa D a n d a n g .
Dandang terlihat pada saat perayaan
seperti idul fitri, idul adha dan bulan ramadhan Desa D a n d a n g yang dulunya tenang dan d a m a i ,
h n a g a m a Islam, natalan dan wafat Isa Almasih tiba-tiba berubah menjadi tempat amukan m a s s a y a n g
> arakat yang beragama Nasrani. mengakibatkan kerugian tidak hanya materi, tetapi
bahkan m e n e l a n korban j i w a y a n g tidak akan pernah
bulan ramadhan m i s a l n y a , anggota
ternilai harganya. Harkat dan martabat manusia menjadi
> ang beragama Nasrani cukup menghargai
t i d a k t e r n i l a i lagi, y a n g a d a a n g k a r a m u r k a dan
y arakat yang menjalankan ibadah puasa.
pelampiasan dendam kesumat dengan membunuh,
- arakat yang beragama Nasrani pada saat
m e m b a k a r dan m e r a m p o k hak milik lawannya.
~ emperlihatkan diri, bahkan mengajarkan
-anaknya untuk tidak makan di luarrumah. Pada m u l a n y a K a m p u n g D a n d a n g dan K a m p u n g
itu. pada saat makan sahur, tidak j a r a n g Baru adalah k a m p u n g y a n g bersaudara. P e n d u d u k
• g g o t a masyarakat yang beragama Nasrani, K a m p u n g D a n d a n g dan p e n d u d u k K a m p u n g Baru
kalangan p e m u d a t u r u t b e g a d a n g m e m - setiap hari berinteraksi satu sama lain, tidak h a n y a di
:k yang beragama Islam untuk makan k a m p u n g m e r e k a y a n g saling mendatangi, tetapi j u g a
•a saat hari lebaran anggota masyarakat di lokasi p e r k e b u n a n m e r e k a . P a d a saat di k e b u n
N a s r a n i m e n g u n j u n g i k e r a b a t dan misalnya mereka sudah terbiasa saling meneriaki saling

4 M B " Volume 1 7 N o m o r 2 Juli - Desember 2011


Muhammad Basir Nomor Akreditasi : 332/AU1/P2MBI/04/2011

memanggil antara pemilik kebun yang satu dengan beberapa tahun di Desa D a n d a n g dan Desa K a m p u n g
pemilik kebun y a n g lain untuk memecah kesunyian di Baru. Interaksi kembali berjalan antara p e n d u d u k
tengah kebun. kedua desa. Hanya saja dibalik interaksi yang ada,
tersebunyi suatu dendam yang m e m b a r a diantara para
Perdamaian dan keserasian sosial antara Kampung
penduduk khususnyayang mengalami kerugian materil
Dandang dengan Kampung Baru menjadi tercabik-cabik
dan korban j i w a dari pihak keluarganya.
pada saat terjadi konflik pada tahun 1977. Perkelahian
antara warga Dandang dengan warga K a m p u n g Baru Dengan kondisi yang saling mencurigai tersebut,
terjadi, w a l a u p u n p a d a saat itu k o r b a n j i w a d a n khususnya pada saat-saat bulan R a m a d h a n menjadi
k e r u s a k a n m a t e r i l tidak b e g i t u b a n y a k , d a n o l e h bulan y a n g penuh dengan trauma, dan acapkali setiap
m a s y a r a k a t tidak m e n g e t a h u i secara persis faktor anggota masyarakat dari dua k a m p u n g tersebut dilihat
penyebab pertikaian tersebut. Pertikaian tersebut oleh dari segi psikologi sosial m e n d e r i t a s e m a c a m rasa
masyarakat dianggap sebagai suatu bentuk kenakalan dikhianati. Di kedua desa seringkaji terjadi pemukulan
remaja, bukan suatu bentuk perkelahian antar kelompok, terhadap warganya, dan anehnya tidak diketahui faktor
antar suku atau antar agama. p e n y e b a b pemukulan tersebut.

Konflik berikutnya terjadi pada tahun 1983 di A k i b a t n y a p a d a tahun 1994 m e r e b a k kembali


bulan Januari, konflik tersebut kualitasnya hampir sama konflik periode ke empat. Konflik tersebut semakin
dengan konflik y a n g terjadi pada tahun 1977 tidak parah dan sudah sampai padatingkat penculikan antara
begitu besar. Konflik ketiga terjadi pada tahun 1988, w a r g a K a m p u n g Baru dan w a r g a D e s a D a n d a n g .
pada periode inilah yang sangat meresahkan Konflik terus memuncak dan berlanjut pada tahun 1998,
masyarakat. Diantara anggota masyarakat sudah mulai konflik ini sebagai konflik terbesar yang dialami oleh
memasang identitas diri dan identitas kelompok. Konflik dua kampung atau desa tersebut. Perilaku pembakaran,
di tahun 1988 menurut informasi bermula dari seorang penyerangan, p e m b u n u h a n antara dua desa tersebut
anak muda dari Desa K a m p u n g Baru yang d a t a n g ke tidak bisa terhindarkan. Bahkan y a n g dulunya hanya
Desa D a n d a n g dalam keadaan mabuk habis m i n u m m e n g g u n a k a n p a r n g s e b a g a i alat p e r a n g , kini
tuak. Pemuda tersebut melakukan pelemparan menggunakan senjata rakitan yang disebut papporo,
terhadap satu r u m a h dekat j e m b a t a n menjelang akan dan senjata lain seperti sumpit, panah, tombak, dan
bangun sahur di bulan Ramadhan. Karena warga senapan angin. Bahkan menurut informasi dari dua
k a m p u n g D a n d a n g merasa j e n g k e l dengan perilaku kampung yang bertikai pernah ditemukan sebuah senjata
warga k a m p u n g Baru yang melakukan p e l e m p a r a n yang pada prinsipnya hanya boleh digunakan atau hanya
tersebut, m a k a m e r e k a m e l a k u k a n pengejaran dan diperuntukkan bagi penegak keamanan saja, dalam hal
berhasil m e n a n g k a p n y a . Pada saat ditangkap itulah ini hanya untuk polisi dan tentara.
para warga yang menangkapnya beramai-ramai meng-
Konflik di antara dua desa yang berdekatan
hantam atau m e m u k u l n y a hingga babak belur.
tersebut yakni Desa D a n d a n g d e n g a n Desa K a m p u n g
Perlakuan dari warga Desa D a n d a n g yang B a r u terjadi lagi p a d a t a h u n 1 9 9 9 , n a m u n t i d a k
menangkap dan memukul warga desa K a m p u n g Baru berlangsung lama, karena aparat keamanan dengan
yang kebetulan beragama Kristen tersebut, nampaknya sungguh-sungguh m e l a k u k a n p e n a n g a n a n di wilayah
kurang diterima oleh w a r g a D e s a K a m p u n g Baru, tersebut, dengan m e m b u a t pos k e a m a n a n di antara
mereka merasa malu dengan perlakuan tersebut dan dua desa yang bertikai tersebut yakni dekat j e m b a t a n
menganggap bahwa persoalan yang dialami oleh teman y a n g merupakan p e m b a t a s dafTkedua desa.
kampungnya menjadi persoalan warga Kampung Baru.
Setelah konflik tahun 1999 mereda, tidak pernah
P a d a saat itulah k e m u d i a n w a r g a K a m p u n g B a r u
lagi terjadi konflik yang m e m a k a n korban yang sangat
melakukan penyerangan ke K a m p u n g Dandang di saat a u
besar d i kedua desa tersebut. W a l p u n rasa w a s -
w a r g a m e n j a l a n k a n s a l a t taraweh p a d a b u l a n
w a s dalam diri setiap w a r g a p e n d u d u k kedua desa
Ramadhan. Konflik pada tahun 1988 tersebut kemudian
tetap ada. Boleh jadi setiap saat jatjnan per-tetanggaan
diredakan oleh sebuah perjanjian pada tanggal 3 Januari
yang mulai dibangun k e r u k u n a n n y a akan terusik lagi.
di Tame, sebuah pertemuan adatyang melibatkan Bupati
Kini, Desa Dandang dan Desa K a m p u n g Baru
Luwu Andi Sultanin dan Bupati Tator F. Ratu.
meninggalkan torehan sejarah hitam yang sangat buruk,
Atas perjanjian tersebut kemudian konflik pada b e r u p a pertikaian, p e m b a k a r a n r u m a h ibadah dan
tahiin 1988 m e r e d a dan c u k u p lama b e r l a n g s u n g . korban j i w a . Banyak w a r g a dari kedua desa tersebut
pasca pertemuan Tarue m e m b a w a kembali kedamaian m e n i n g g a l k a n lokasi t e m p a t t i n g g a l n y a p a d a saat

Initial " A l - Q a l a m " Volume 17 N o m o r 2 Juli - D e s e m b e r 2011


196
-.kreditasi : 3 3 2 / A U 1 / P 2 M B I / 0 4 / 2 0 1 1 Muhammad Basir

-' r d a n t i d a k k e m b a l i lagi s e t e l a h t e r j a d i Kampung Baru dimana ucapan-ucapan Kepala


•..nan berdamai. Desanya tidak terlalu diperhatikan, ini terjadi karena
menurut informasi kepala desanya b e r a g a m a Islam
Tahun-tahun selanjutnya setelah pertikaian
sedangkan w a r g a n y a kebanyakan b e r a g a m a Kristen,
Jan tidak ada lagi konflik, banyak rumah-rumah
bahkan karena konflik y a n g terjadi lebih m e n g a r a h ke
- lerlanjur d i t i n g g a l k a n p e n g h u n i n y a menjadi
issu agama, maka identitas Islam yang melekat di setiap
bangunan bersejarah kelabn. dan termakan
sudut ruangan rumah Kepala Desa K a m p u n g Baru,
s » a c :anpa perawatan. B a n y a k korban materi dan
semuanya dia copot untuk menghindari konflik lebih
fcaribon j i w a . m e m b a w a masyarakat ke arah kesadaran
jauh. Mungkin karena identitas kepala desa inilah yang
..: Jak enaknya hidup dalam sebuah kondisi yang
membuat masyarakat lebih mendengar ucapan-ucapan
- - • am N a m u n perlu disadari dan diwaspadi oleh
orang-orang y a n g dituakan yang ada di d e s a tersebut
' :• i;ah Jan pengambil kebijakan b a h w a a k a n k a h
yang m u n g k i n pula sama identitas.
: i yang ada dalam m a s y a r a k a t m e r u p a k a n
• e s a d a r a n total u n t u k s e l a m a n y a , y a n g tidak lagi Kesimpulan
~ : - a masyarakat Desa D a n d a n g dengan Desa
Desa D a n d a n g p a d a m u l a n y a adalah d e s a y a n g
r Baru kembali bertikai. Ataukah ini hanya
sunyi d e n g a n p e n d u d u k y a n g relatif sedikit. Kondisi
• esadaran sesaat yang ditutupi oleh adanya
tersebut hadir pada tahun 1950-60an, walaupun
• yang mengantarai d e n d a m m e m b a r a di
pemberontakan K a h a r Muzakkar seringkali mengusik
• . J u a desa yang pernah bertikai tersebut.
penduduk desa. Penduduk desa Dandang pada mulanya
£-> P e n y e l e s a i a n K o n f l i k tidak terlalu apresiatif terhadap peningkatan e k o n o m i .
P e n d u d u k d e s a p a d a saat itu bekerja h a n y a u n t u k
\ di Desa Dandang dengan Desa K a m p u n g
memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari.
- bisa bcgitu saja dikatakan sudah berakhir
- • nflik yang ada setiap saat m a s i h m e m u n g - Proses produksi mulai bergeser ke arah prinsip
erebak kembali. Hal ini d e s e b a b k a n karena ekonomi, begitupun dengan sistem budaya dan prilaku
- J ada di antara penduduk atau warga masih mulai bergeser setelah m a s u k n y a p e n d a t a n g dari luar
: - rapi dalam diri m a s i n g - m a s i n g , w a l a u p u n melalui p r o s e s transmigrasi. Perubahan y a n g terjadi
: antara mereka sudah berjalan sebagaimana pada m a s y a r a k a t D e s a D a n d a n g begitu cepat, banyak
d i antara p e n d u d u k m u l a i m i n u m m i n u m a n k e r a s ,
seperti tuak/ballo setiap hari.
-. y a n g terjadi di k e d u a d e s a t e r s e b u t
merada, karena m a s y a r a k a t sudah mulai D e s a D a n d a n g dan D e s a K a m p u n g B a r u p a d s
i kejenuhan, dan menilai b a h w a konflik yang mulanya b e r a d a dalam satu atap pemerintahan yakni
a d a m a ini tidak m e m b a w a keuntungan apa-apa, Desa D a n d a n g . K a r e n a luas lokasi dan p e r t a m b a h a r
i penderitaan, walaupun untuk beberapa orang penduduk y a n g semakin meningkat, m a k a pemerintan
i masih menanamkan prinsip balas dendam. Kabupaten melalui pernerintah Kecamatan melakukan
p e m e k a r a n menjadi dija desa, m a s i n g - m a s i n g Desa
-. karena faktor kejenuhan tersebut, proses
D a n d a n g dan D e s i K a m p u n g Baru.
i konflik j u g a dipicu dan dipengaruhi oleh
refresif dari petugas keamanan. Seperti hal P e r t a m a kali program transmigrasi di L u w u pada
;ditempuh oleh pihak keamanan khususnya tahun 1960 melalui program " R a p p e g a d i n g " . N a m a
! npat adalah dengan m e m b a n g u n pos program tersebut dhambil dari nama Bupati Luwu pada
iperbatasan di antara dua desa yang bertikai saat itu. P r o g r a m t e r s e b u t b e r t u j u a n u n t u k
•akni Desa Dandang dengan Desa K a m p u n g m e n d a t a n g k a n p e n d u d u k dari K a b u p a t e n Tator.
in: Keamanan j u g a memberlakukan sebuah Kemudian pada tahun 1971 atas kebijakan nasional
• r a s i a p a y a n g p e r t a m a kali dan memulai lagi dan pemerintah daerah y a n g melakukan transmigrasi
ropm. maka pihak keamanan akan melakukan lokal dari K a b u p a t e n Tator k e K a b u p a t e n L u w u ,
terhadap masyarakat yang menyerang. tepatnya di Desa D a n d a n g .

. edaan ketegangan dengan jalan D e n g a n b e r j a l a n n y a w a k t u , setiap m a s y a r a k a t


"jnga dilakukan di antara K e p a l a D e s a dan akan mengalami/ perubahan baik pada konteks
l a e a m a . tetapi karena emosi yang berlebihan kebudayaan artepak ataupun pada kebudayaan sebagai
ecgkala p e m i m p i n a g a m a dan K e p a l a Desa perilaku dan kognisi. Hal y a n g sama terjadi p a d a
u diperhatikan. Seperti yangterjadi di Desa masyarakat di D e s a D a n d a n g , perubahan signifikan

_
ilume 17 N o m o r 2 Juli - D e s e m b e r 2 0 1 1 197
Muhammad Basir Nomor Akreditasi : 332/AU1/P2MBI/04/2011

terjadi pada konteks jumlah penduduk, bentuk interaksi saja semua ini tidak terlepas dari bantuan-bantuan dari
sosial dan j u m l a h a g a m a menjadi bertambah, serta berbagai pihak, oleh karena itu selayaknyalah saya
semakin majemuknyakesukubangsaan di desa tersebut. ucapkan terima kasih kepada B a p a k Desa D a n d a n g
dan Bapak Desa K a m p u n g Baru yang memfasiiitasi
Perubahan seperti tersebut di atas terjadi sejak
penulis selama di lokasi penelitian. Juga kepada reman
dijalankannya program transmigrasi di Desa Dandang
kerja s a y a I k h t i a r Hatta y a n g m e m b a n t u p e n u l i s
k h u s u n y a dan K a b u p a t e n L u w u p a d a u m u m n y a .
m e n g u m p u l k a n data selama di lapangan, dan terima
Perubahan seperti tersebut tentunya m e m p e n g a r u h i
kasih pula saya ucapkan k e p a d a Redaksi Jurnal Al
h u b u n g a n - h u b u n g a n soisal di antara anggota masya-
Qalam yang dapat memuat tulisan saya ini.
rakat yang berada di D e s a D a n d a n g .
K e p a d a L e m b a g a Penelitian U N H A S dan DIKTI
Perdamaian dan keserasian sosial antara K a m p u n g
y a n g m e m b a n t u p e n e l i t a n ini, j u g a t a k lupa saya
Dandang dengan kampung Baru menjadi tercabik-cabik
u c a p k a n terima kasih. D a n k e p a d a berbagai pihak
pada saat terjadi konflik pada tahun 1977.
y a n g saya tidak bisa sebut satu persatu tentu saja saya
Konflik berikutnya terjadi pada tahun 1983 di bulan j u g a ucapkan banyak terima kasih.
Januari, konflik tersebut kualitasnya hampir sama dengan
konflik yang terjadi pada tahun 1977 tidak begitu besar.
Konflik ketiga terjadi pada tahun 1988, pada periode
DAFTAR PUSTAKA
inilah yang sangat meresahkan masyarakat. N a m u n
konflik pada tahun 1988 tersebut kemudian diredakan Bercivithch. Jacob. 1984. Social Conflicts and Third Parties, Strat-
oleh sebuah perjanjian pada tanggal 3 Januari di Tarue, egies of Conflict Resolution Boulder, Colorado : Westriew
sebuah pertemuan adat yang melibatkan Bupati L u w u Press.
Andi Sultanin dan Bupati Tator F. Ratu. B o e d h i s a n t o s o , S. 1999. Keterbatasan Lingkungan dan
Keberingasan Sosial, dalam Antropologi Indonesia, th
Selanjutnya p a d a tahun 1994 merebak kembali XXII, No. 59, hal. 20-32, Mei-Agustus 1999, Jurusan
konflik periode ke empat. Konflik tersebut semakin Antropologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Univer-
sitas Indonesia.
parah dan sudah sampai pada tingkat penculikan antara
w a r g a K a m p u n g B a r u dan Warga D e s a D a n d a n g . Ibrahim Alqadrie, Syarif. 1999. Konflik Etnis di Ambon dan
Sambas: Suatu Tinjauan Sosiologi, dalam Antropologi In-
Konflik terus memuncak dan berlanjut pada tahun 1998.
donesia, th XXIII, No. 58, hal. 36-57, Januari-April 1999.
Konflik diantara dua desa yang berdekatan Jurusan antropologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Indonesia.
tersebut yakni D e s a D a n d a n g dengan Desa K a m p u n g
Koentjaraningrat. 1976. Manusia dan Kebudayaan, Jakarta :
b a r u t e r j a d i lagi p a d a t a h u n 1 9 9 9 , n a m u n t i d a k
Djambatan.
berlangsung lama, karena aparat k e a m a n a n d e n g a n
Mattulada. 1999. Kesukubangsaan dan Negara Kebangsaan di
sungguh-sungguh m e l a k u k a n p e n a n g a n a n di wilayah Indonesia: Prospek Budaya Politik Abad Ke-21, dalam
tersebut, d e n g a n m e m b u a t pos k e a m a n a n di antara Antropologi Indonesia, th XXIII, No. 58, hal. 5-12, Januari-
dua desa yang bertikai tersebut yakni dekat j e m b a t a n April 1999, Jurusan Antropologi Fakultas Ilmu Sosial Dan
yang m e r u p a k a n p e m b a t a s dari k e d u a desa. Ilmu Politik Universitas Indonesia.
Mantra. Ida bagus. 1996. Dampak Pembangunan Terhadap
Konflik yang terjadi di kedua desa tersebut Mobilitas Penduduk, dalam Penduduk dan Pembangunan.
kemudian merada, karena m a s y a r a k a t sudah mulai Agus Dwiyanto ed., Yogyakarta: Aditya Media.
merasakan kejenuhan, dan menilai b a h w a konflik yang Pelly, Usman. 1999. Akar Kerusuhan Etnis di Indonesia: Suatu
terjadi selama ini tidak m e m b a w a keuntungan apa- Kajian Awal Konflik dan Disintegrasi Nasional di Era
Reformasi, dalam Antropologi Indonesia, th. XXIII, No.
apa, kecuali penderitaan, w a l a u p u n untuk b e b e r a p a
58, hal. 27-35, Januari-April 1999. Jurusan Antropologi
orang kemungkinan masih m e n a n a m k a n prinsip balas Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indo-
d e n d a m . Selain k a r e n a faktor k e j e n u h a n tersebut, nesia.
proses peredahan konflik j u g a dipicu dan dipengaruhi
oleh tindakan refresif dari petugas keamanan.

U c a p a n Terima K a s i h

Syukur A l h a m d u l i l l a h saya ucapkan kehadirat


Allah SWT, atas b e r k e n a n - N y a sehingga tulisan ini
dapat selesai dan dimuat di Jurnal Al-Qalam. Tentu

198 Jurnal "Al-Qalam" Volume 17 Nomor 2 Juli - Desember 2011

Anda mungkin juga menyukai