112 215 1 SM PDF
112 215 1 SM PDF
Muhammad Basir
Abstrak
Keanekaragaman suku bangsa, ketimpangan dan masalah keadilan sosial di suatu Negara bangsa selalu
MKnjadi isu penting, paling tidak karena beberapa hal, yakni kesukubangsaan menciptakan pendukung
bagi terciptanya negara kesatuan sehingga diperlnkan suatu upaya untuk senantiasa mempertahankannya,
di sisi lain kesukubangsaan juga memiliki potensi konflik sebagai akibat perbedaan visi, aspirasi dan
anentasi politik, dan konflik pun dapat terjadi sebagai akibat dinamika perubahan sosial ekonomi di
matu daerah. Hal inilah yang melatarbelakangi penelitian tentang Hubungan Antar Suku Bangsa di
Daerah Rowan Konflik di Sulawesi Selatan : Kasus Desa Dandang dan Desa Kampung Baru Kab. Luwu
va Hasil penelitian menggambarkan tentang profil penduduk Desa Dandang dan Desa Kampung
Baru dan proses inter aksi pra-konflik, deskripsi konflik antara Desa Dandang dan Desa Kampung Baru,
dim proses peredaman konflik antara Desa Dandang dengan Desa Kampung Baru.
Abstract
Diversity of ethnicity, inequality and social justice issues in a nation state has always been an important
&sme. not least because some things, namely ethnicity create support for the creation of unitary State that
- quired is an effort to constantly defend it, on the other hand ethnicity also has the potential for conflict
r
m a esult differences in vision, aspirations and political orientation, and conflict can occur as a result of
•: >mic dynamics of social change in an area. This is the background research on Ethnic Relations
ss the Nation in Areas Prone to Conflict in South Sidawesi: A Case Dandang Village and Village of
i~mpung Baru, North Luwu Regency. The results illustrate Profile Dandang villagers and the village of
1
- • v Baru and the process ofpre-conflict Interactions, description of the conflict between the Dandang
Sdiage and Village of Kampung Baru, and the process of reduction of conflict between the Dandang
::h the Village of Kampung Baru.
l£r»T»ords: Relationships, Ethnic Group, Conflict, Population.
191
Muhammad Basir N o m o r Akreditasi : 332/AU1/P2MBI/04/2011
1
Syarif Ibrahim Alqadrie. 1999. Konflik Etnis di Ambon dan Sambas: Suatu Tinjauan Sosiologi, dalam Antropologi Indonesia, th XXIII,
No. 58, hal. 36-57. Lihat pula Usman Pelly 1999 Akar Kerusuhan Etnis di Indonesia: Suatu Kajian Awal Konflik dan Disintegrasi Nasional
d i Era Reformasi, d a l a m A n t r o p o l o g i I n d o n e s i a , th. XXIII, N o . 5 8 , h. 27-35.
1
Ida bagus Mantra. 1996. Dampak Pembangunan Terhadap Mobilitas Penduduk, dalam Penduduk dan Pembangunan. Agus Dwiyanto ed.,
Yogyakarta: Aditya Media.
' S. Boedhisantoso. 1999. Keterbatasan Lingkungan dan Keberingasan Sosial, dalam Antropologi I n d o n e s i a , th X X I I . No. 5 9 , h. 20-32. Liht
pula Mattulada. 1999. Kesukubangsaan dan Negara Kebangsaan di Indonesia: Prospek Budaya Politik Abad Ke-21. dalam Antropologi
I n d o n e s i a , t h X X I I I . N o . 5 8 , hal. 5 - 1 2 . J a n u a r i - A p r i l 1999. J u r u s a n A n t r o p o l o g i Fakultas iimu Sosial D a n limit Politik Universitas I n d o n e s i a .
' Jacob. Bercivithch. 1984. Social Conflicts and Third Parties. Strategies of Conflict Resolution Boulder. Colorado : Westriew Press. Lihat
pula Parsudi Suparlan. 1999 Kemajemukan, Hipotesis Kebudayaan Dominan dan Kesukubangsaan. dalam Antropologi Indonesia, th. XXIII,
No. 58, h. 13-20.
5
Koentjaraningrat. 1976. Manusia dan Kebudayaan. Jakarta : Djambatan.
Volume 1 7 N o m o r 2 .luli - D e s e m b e r 2 0 1 1
193
Muhammad Basir Nomor Akreditasi : 332/AU1/P2MBI/04/2011
terjadi. Pada saat itu, dalam satu rumah tangga tidak personal dan sangat cepat diselesaikan oleh orang-
j a r a n g terdapat ada dua agama dengan empat suku. o r a n g y a n g dituakan d i k a m p u n g t e r s e b u t . Status
konflik y a n g terjadi j u g a lebih kearah pertetangan,
Proses interaksi y a n g kondusif tersebut mulai
bukan konflik kelompok apatah lagi konflik antar desa.
terusik oleh kompetisi yang dipicu oleh persaingan
dan ini berlangsung cukup lama.
ekonomi. Konflik pertetanggaan mulai merambat ke
di beberapa rukun tangga. Untuk menghindari konflik Interaksi Sosial P r a - K o n f l i k
lebih meluas, maka tanggal 3 Januari 1988 diadakan
Desa Dandang pada mulanya adalah desa yang
p e r t e m u a n di Tarue, sebuah p e r t e m u a n adat Tator
sunyi dengan penduduk yang realitif sedikit. Kondisi
dengan L u w u . Pertemuan tersebut diprakarsai oleh
A. Sultamin (Bupati Kabupaten Luwu) dan F. Ratu tersebut hadir pada tahun 1950-60an, w a l a u p u n
(Bupati Kabupaten Tator). K e d u a n y a j u g a diangkat pemberontakan Kahar Muzakkar seringkali mengusik
sebagai pemimpin pertemuan dua adat pada saat itu. penduduk desa. Penduduk Desa Dandang pada mulanya
tidak terlalu apresiatif terhadap peningkatan ekonomi.
Hasil p e r t e m u a n t e r s e b u t m e n g h a s i l k a n kese- Penduduk Desa Dandang pada saat itu bekerja hanya
pakatan untuk tidak saling mengganggu diantara dua untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari.
suku tersebut dengan motto " d i m a n a langit dijunjung
disitu bumi dipijak". Kesepakatan tersebut k e m u d i a n Pola hidup subsisten yang berlaku pada penduduk
diapresiasikan oleh kedua suku dan mereka saling Desa D a n d a n g m e m b a w a impilikasi positif dalam
menghargai satu sama lain dalam proses interaksi di hubungan sosial kemasyarakatan diantara penduduk.
tengah-tengah masyarakat. Bagaimana tidak, ambisi dan kuasa belum begitu dominan
dalam kesadaran mereka pada kala itu. N a m u n perlu
Dengan adanya perjanjian adat tersebut, tentunya disadari bahwa penduduk Desa Dandang pada saat itu
membentengi kedua suku dan beberapa suku minoritas masih sangat homogen dari segi suku bangsa dan agama.
lainnya yang berada di wilayah Desa Dandang. Dengan Begitupun dengan pemikiran dan perilaku budaya masih
begitu p e n d u d u k desa semakin bertambah banyak,
sangat sederhana dan belum begitu kompleks.
terlebih penduduk yang berasal dari Kabupaten Tator.
P e r u b a h a n yang terjadi p a d a m a s y a r a k a t Desa
Penduduk Tator yang sudah terlebih dahulu berada
D a n d a n g begitu cepat, b a n y a k di antara p e n d u d u k
di Desa Dandang dan berhasil di desa tersebut, kemudian
mulai minum minuman keras, seperti tuak/ballo setiap
membeli tanah dan memanggil keluarganya dating ke desa
hari. Sejak dulu m e m a n g masyarakat mengenal
tersebut dan selanjutnya menggarap tanah yang sudah
m i n u m a n seperti itu, tetapi tidak m e m p e r l i h a t k a n
dibeli. Begitupun dengan penduduk yang baru datang
kepada masyarakat u m u m , h a n y a dilakukan secara
berusaha keras mencari nafkah dan menabung, mereka
s e m b u n y i - s e m b u n y i dan tidak setiap hari. K a r e n a
membeli lahan setelah u a n g y a n g ditabung telah cukup.
proses interaksi diantara penduduk dan adanya
Manajemen hidup seperti itu ternyata mempengaruhi
keinginan untuk saling m e n g h a r g a i serta s e m a k i n
kuantitas ekonomi orang Tator dan menambah jumlah
kentalnya sistem kekerabatan di antara mereka melalui
orang Tator di wilayah Desa Dandang, bahkan ada satu
proses kawin-mawin menuntun penduduk Desa
kampung yang kemudian menjadi cikal bakal Desa
Dandang tidak saling meniadakan satu sama lain secara
K a m p u n g Baru y a n g s e b a g i a n b e s a r d i h u n i oleh
sosial. K a l a u p u n terjadi konflik di antara p e n d u d u k
penduduk yang berasal dari Kabupaten Tator.
Desa Dandang, tidak terlalu besar dan biasanya hanya
Semakin bertambahnya jumlah penduduk di wilayah berlangsung dalam kurun waktu beberapa hari saja.
desa D a n d a n g , m e n d o r o n g pemerintah K e c a m a t a n
Di antara masyarakat Desa D a n d a n g ada yang
Sabbang membuat suatu kebijakan untuk membentuk
Kampung Baru menjadi desapersiapan. Padatahun 1999 k e c e w a dan tidak sepakat dengan perilaku anggota
desa persiapan Kampung Baru kemudian resmi menjadi masyarakat yang lain, seperti m i n u m tuak/ballo, tetapi
desa Kampung Baru yang berada di sebelah selatan Desa interaksi tetap jalan. P e n d u d u k y a n g tidak sepakat
Dandang. Kedua desa tersebut hanya dibatasi oleh sebuah d e n g a n p e r i l a k u s e p e r t i itu h a n y a m e m b e r i k a n
sungai yang lebamya hanya kurang lebih 7 meter dengan kesadaran yang sifatnya persuasif kepada penduduk
debit aimya tidak terlalu banyak. yang sering minum minuman tuak. Orang yang
melakukan peran ini biasanya adalah mereka yang
S e b e l u m p e m e k a r a n d u a desa tersebut b e l u m berstatus sebagai imam di Desa D a n d a n g , atau proses
pernah terjadi perkelahian yang melibatkan banyak penyadaran dilakukan pada tingkat keluarga masing-
orang.Konflik yang ada lebih mengarah padapertikaian masing y a n g tidak sepakat dengan perilaku m u n u m
adaran dan pengarahan kepada anaknya atau tetangganya y a n g B e r g a m a Islam yang sedang
- a : dekatnya saja. merayakan idul fitri ataupun idul adha.
minuman tuak bagi masyarakat Dandang Begitu pula sebaliknya, anggota masyarakat yang
ya tidak ada, belakangan setelah datang beragama Islam, turut memberikan bantuan dan ucapan
iduk dari Tator yang memiliki budaya minum tuak selamat k e p a d a anggota masyarakat yang B e r g a m a
in mempengaruhi beberapa penduduk lokal yang Nasrani yang sedang merayakan hari Natal atau hari
3 e s a Dandang. Walaupun begitu proses interaksi wafatnya Isa Almasih. Pola Interaksi saling memberi
an. dan prinsipsipakatau dan saling menghormati dan saling mengunjungi pada saat perayaan hari-hari
3 anggota masyarakat Desa Dandang masih tetap besar agama masing-masing sangat dijunjung tinggi.
i itu diapresiasikan pada setiap kegiatan-kegiatan
Proses interaksi seperti ini sebenarnyatercipta tanpa
r-erxawinan, kematian, acara sunatan, dan hari-
ada kesepakatan sebelumnya. Tradisi memanggil orang
V; a bagi yang melaksanakan.
di luar dari kelompoknya pada saat acara, merupakan
' ap ada acara, seperti p e r k a w i n a n , p e n d u d u k tradisi yang lahir dengan sendirinya sebagai suatu bentuk
saling membei'ikan bantuan satu sama p e r h a r g a a n d a n p e n g h o r m a t a n atas p e r t e t a n g g a a n .
resiprositas y a n g b e r k e m b a n g adalah Interaksi seperti ini j u g a sekaligus sebagai w a h a n a
• • p r a a t a s positif, di mana satu anggota keluarga dari memelihara keteraturan sosial (social order) di tengah-
- - - ;• a memberikan bantuan berupa tenaga atau tengah masyarakat yang sebagian besar sudah heterogen
iBiaoa m a t e r i . T a n p a d i u n d a n g , b a n y a k t e t a n g g a dari aspek agama, suku, pola pikir dan perilaku.
sHoaongan kepada tetangga y a n g melakukan hajatan
Pecahnya Konflik Antarwarga
" - ?erikan bantuan. begitupun pada hajatan-
- ; ang dilakukan oleh tetangga lain, semua Setiap m a s y a r a k a t akan m e n g a l a m i p e r u b a h a n
ibantu. baik pada konteks kebudayaan fisik (artefak) ataupun
pada k e b u d a y a a n sebagai perilaku dan kognisi. Hal
Sescorang yang tidak memberikan bantuan
yang sama terjadi p a d a masyarakat di Desa D a n d a n g ,
-ang yang tidak berbudi atau kikir
p e r u b a h a n signifikan terjadi p a d a k o n t e k s j u m l a h
rang seperti ini dalam interaksi masyar
penduduk, b e n t u k interaksi sosial dan j u m l a h a g a m a
_ iikucilkan. Untuk melihat suatu anggota
menjadi bertambah, serta semakin majemuknya
S « r a k a l y a n g memiliki interaksi y a n g baik dengan
k e s u k u b a n g s a a n di desa tersebut.
.. -;• arakat yang lain dapat dilihat pada saat
taptaiyang dilakukan. Jumlah o r a n g y a n g datang Perubahan seperti tersebut di atas terjadi sejak
rakan cukup banyak dibandingkan orang dijalankannya program transmigrasi di Desa Dandang
memberikan bantuan k e p a d a o r a n g lain, khususnya dan Kabupaten Luwu pada umumnya.
u p o r a n g yang memiliki b a n y a k m u s u h . Perubahan seperti tersebut tentunya m e m p e n g a r u h i
h u b u n g a n - h u b u n g a n sosial di antara anggota m a s y a -
r.teraksi lain yangterciptadi antara anggota
rakat y a n g b e r a d a di Desa D a n d a n g .
Dandang terlihat pada saat perayaan
seperti idul fitri, idul adha dan bulan ramadhan Desa D a n d a n g yang dulunya tenang dan d a m a i ,
h n a g a m a Islam, natalan dan wafat Isa Almasih tiba-tiba berubah menjadi tempat amukan m a s s a y a n g
> arakat yang beragama Nasrani. mengakibatkan kerugian tidak hanya materi, tetapi
bahkan m e n e l a n korban j i w a y a n g tidak akan pernah
bulan ramadhan m i s a l n y a , anggota
ternilai harganya. Harkat dan martabat manusia menjadi
> ang beragama Nasrani cukup menghargai
t i d a k t e r n i l a i lagi, y a n g a d a a n g k a r a m u r k a dan
y arakat yang menjalankan ibadah puasa.
pelampiasan dendam kesumat dengan membunuh,
- arakat yang beragama Nasrani pada saat
m e m b a k a r dan m e r a m p o k hak milik lawannya.
~ emperlihatkan diri, bahkan mengajarkan
-anaknya untuk tidak makan di luarrumah. Pada m u l a n y a K a m p u n g D a n d a n g dan K a m p u n g
itu. pada saat makan sahur, tidak j a r a n g Baru adalah k a m p u n g y a n g bersaudara. P e n d u d u k
• g g o t a masyarakat yang beragama Nasrani, K a m p u n g D a n d a n g dan p e n d u d u k K a m p u n g Baru
kalangan p e m u d a t u r u t b e g a d a n g m e m - setiap hari berinteraksi satu sama lain, tidak h a n y a di
:k yang beragama Islam untuk makan k a m p u n g m e r e k a y a n g saling mendatangi, tetapi j u g a
•a saat hari lebaran anggota masyarakat di lokasi p e r k e b u n a n m e r e k a . P a d a saat di k e b u n
N a s r a n i m e n g u n j u n g i k e r a b a t dan misalnya mereka sudah terbiasa saling meneriaki saling
memanggil antara pemilik kebun yang satu dengan beberapa tahun di Desa D a n d a n g dan Desa K a m p u n g
pemilik kebun y a n g lain untuk memecah kesunyian di Baru. Interaksi kembali berjalan antara p e n d u d u k
tengah kebun. kedua desa. Hanya saja dibalik interaksi yang ada,
tersebunyi suatu dendam yang m e m b a r a diantara para
Perdamaian dan keserasian sosial antara Kampung
penduduk khususnyayang mengalami kerugian materil
Dandang dengan Kampung Baru menjadi tercabik-cabik
dan korban j i w a dari pihak keluarganya.
pada saat terjadi konflik pada tahun 1977. Perkelahian
antara warga Dandang dengan warga K a m p u n g Baru Dengan kondisi yang saling mencurigai tersebut,
terjadi, w a l a u p u n p a d a saat itu k o r b a n j i w a d a n khususnya pada saat-saat bulan R a m a d h a n menjadi
k e r u s a k a n m a t e r i l tidak b e g i t u b a n y a k , d a n o l e h bulan y a n g penuh dengan trauma, dan acapkali setiap
m a s y a r a k a t tidak m e n g e t a h u i secara persis faktor anggota masyarakat dari dua k a m p u n g tersebut dilihat
penyebab pertikaian tersebut. Pertikaian tersebut oleh dari segi psikologi sosial m e n d e r i t a s e m a c a m rasa
masyarakat dianggap sebagai suatu bentuk kenakalan dikhianati. Di kedua desa seringkaji terjadi pemukulan
remaja, bukan suatu bentuk perkelahian antar kelompok, terhadap warganya, dan anehnya tidak diketahui faktor
antar suku atau antar agama. p e n y e b a b pemukulan tersebut.
_
ilume 17 N o m o r 2 Juli - D e s e m b e r 2 0 1 1 197
Muhammad Basir Nomor Akreditasi : 332/AU1/P2MBI/04/2011
terjadi pada konteks jumlah penduduk, bentuk interaksi saja semua ini tidak terlepas dari bantuan-bantuan dari
sosial dan j u m l a h a g a m a menjadi bertambah, serta berbagai pihak, oleh karena itu selayaknyalah saya
semakin majemuknyakesukubangsaan di desa tersebut. ucapkan terima kasih kepada B a p a k Desa D a n d a n g
dan Bapak Desa K a m p u n g Baru yang memfasiiitasi
Perubahan seperti tersebut di atas terjadi sejak
penulis selama di lokasi penelitian. Juga kepada reman
dijalankannya program transmigrasi di Desa Dandang
kerja s a y a I k h t i a r Hatta y a n g m e m b a n t u p e n u l i s
k h u s u n y a dan K a b u p a t e n L u w u p a d a u m u m n y a .
m e n g u m p u l k a n data selama di lapangan, dan terima
Perubahan seperti tersebut tentunya m e m p e n g a r u h i
kasih pula saya ucapkan k e p a d a Redaksi Jurnal Al
h u b u n g a n - h u b u n g a n soisal di antara anggota masya-
Qalam yang dapat memuat tulisan saya ini.
rakat yang berada di D e s a D a n d a n g .
K e p a d a L e m b a g a Penelitian U N H A S dan DIKTI
Perdamaian dan keserasian sosial antara K a m p u n g
y a n g m e m b a n t u p e n e l i t a n ini, j u g a t a k lupa saya
Dandang dengan kampung Baru menjadi tercabik-cabik
u c a p k a n terima kasih. D a n k e p a d a berbagai pihak
pada saat terjadi konflik pada tahun 1977.
y a n g saya tidak bisa sebut satu persatu tentu saja saya
Konflik berikutnya terjadi pada tahun 1983 di bulan j u g a ucapkan banyak terima kasih.
Januari, konflik tersebut kualitasnya hampir sama dengan
konflik yang terjadi pada tahun 1977 tidak begitu besar.
Konflik ketiga terjadi pada tahun 1988, pada periode
DAFTAR PUSTAKA
inilah yang sangat meresahkan masyarakat. N a m u n
konflik pada tahun 1988 tersebut kemudian diredakan Bercivithch. Jacob. 1984. Social Conflicts and Third Parties, Strat-
oleh sebuah perjanjian pada tanggal 3 Januari di Tarue, egies of Conflict Resolution Boulder, Colorado : Westriew
sebuah pertemuan adat yang melibatkan Bupati L u w u Press.
Andi Sultanin dan Bupati Tator F. Ratu. B o e d h i s a n t o s o , S. 1999. Keterbatasan Lingkungan dan
Keberingasan Sosial, dalam Antropologi Indonesia, th
Selanjutnya p a d a tahun 1994 merebak kembali XXII, No. 59, hal. 20-32, Mei-Agustus 1999, Jurusan
konflik periode ke empat. Konflik tersebut semakin Antropologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Univer-
sitas Indonesia.
parah dan sudah sampai pada tingkat penculikan antara
w a r g a K a m p u n g B a r u dan Warga D e s a D a n d a n g . Ibrahim Alqadrie, Syarif. 1999. Konflik Etnis di Ambon dan
Sambas: Suatu Tinjauan Sosiologi, dalam Antropologi In-
Konflik terus memuncak dan berlanjut pada tahun 1998.
donesia, th XXIII, No. 58, hal. 36-57, Januari-April 1999.
Konflik diantara dua desa yang berdekatan Jurusan antropologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Indonesia.
tersebut yakni D e s a D a n d a n g dengan Desa K a m p u n g
Koentjaraningrat. 1976. Manusia dan Kebudayaan, Jakarta :
b a r u t e r j a d i lagi p a d a t a h u n 1 9 9 9 , n a m u n t i d a k
Djambatan.
berlangsung lama, karena aparat k e a m a n a n d e n g a n
Mattulada. 1999. Kesukubangsaan dan Negara Kebangsaan di
sungguh-sungguh m e l a k u k a n p e n a n g a n a n di wilayah Indonesia: Prospek Budaya Politik Abad Ke-21, dalam
tersebut, d e n g a n m e m b u a t pos k e a m a n a n di antara Antropologi Indonesia, th XXIII, No. 58, hal. 5-12, Januari-
dua desa yang bertikai tersebut yakni dekat j e m b a t a n April 1999, Jurusan Antropologi Fakultas Ilmu Sosial Dan
yang m e r u p a k a n p e m b a t a s dari k e d u a desa. Ilmu Politik Universitas Indonesia.
Mantra. Ida bagus. 1996. Dampak Pembangunan Terhadap
Konflik yang terjadi di kedua desa tersebut Mobilitas Penduduk, dalam Penduduk dan Pembangunan.
kemudian merada, karena m a s y a r a k a t sudah mulai Agus Dwiyanto ed., Yogyakarta: Aditya Media.
merasakan kejenuhan, dan menilai b a h w a konflik yang Pelly, Usman. 1999. Akar Kerusuhan Etnis di Indonesia: Suatu
terjadi selama ini tidak m e m b a w a keuntungan apa- Kajian Awal Konflik dan Disintegrasi Nasional di Era
Reformasi, dalam Antropologi Indonesia, th. XXIII, No.
apa, kecuali penderitaan, w a l a u p u n untuk b e b e r a p a
58, hal. 27-35, Januari-April 1999. Jurusan Antropologi
orang kemungkinan masih m e n a n a m k a n prinsip balas Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indo-
d e n d a m . Selain k a r e n a faktor k e j e n u h a n tersebut, nesia.
proses peredahan konflik j u g a dipicu dan dipengaruhi
oleh tindakan refresif dari petugas keamanan.
U c a p a n Terima K a s i h