Anda di halaman 1dari 1

Getar ponsel yang terus mengganggu, ternyata whatsapp dari abi “pernahkah kamu memiliki

janji yang tidak kau tepati ?” jawabku singkat “pernah.” “Janji seperti apa itu” tegasnya. “aku
pernah berjanji pada diriku sendiri untuk melupakannya dan menyingkirkannya dari hidupku.
Tapi aku mengingkarinya.” Jawabnya cepat “Haha mengumbar janji hanya untuk melegakan
hati. Namun tak kunjung ditepati. Seolah memberikan harapan namun tak kunjung jadi
kenyataan. Seperti medung tapi tak hujan.” Seketika kakipun serasa ngilu haha, akupun
duduk menyandarkan punggungku pada suatu masa yang tlah berlalu. Sejenak aku menoleh
mengenang semuanya dalam-dalam mungkinkah semua yang hilang dan pergi akan datang
kembali atau tak mungkin kembali. Seketika aku merasa terbang kemasa lalu dengan sayap-
sayap ingatanku yang tlah lama patah dan makin menipis. Aku mencarimu rasanya ingin
bertanya dimanakah kau simpan janji kita yang dulu sering kau eluh-eluhkan? Malam tlah
turun dan sandaranku semakin meluruh tapi aku tetap duduk sambil merenung dalam-dalam
aakah maksa sebuah janji sebenarnya.

Anda mungkin juga menyukai