Anda di halaman 1dari 5

F.

1 Upaya Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat

LAPORAN PENYULUHAN
BAHAYA MEROKOK
DI MA. Al IKHLAS PONDIDAHA

O
L
E
H

dr. Agung haryadi

Pembimbing:

dr. Suryani M.Kes

PROGRAM INTERNSHIP DOKTER INDONESIA


PUSKESMAS PONDIDAHA
SULAWESI TENGGARA
2019
LAPORAN PENYULUHAN
BAHAYA MEROKOK

DI MA. Al IKHLAS PONDIDAHA

I. LATAR BELAKANG

Merokok adalah salah satu zat adiktif yang bila digunakan mengakibatkan bahaya
bagi kesehatan. salah satu permasalahan kesehatan masyarakat di Indonesia dengan
mengingat bahwa merokok merupakan salah satu faktor risiko utama dari beberapa
penyakit kronis yang dapat mengakibatkan kematian. Merokok juga merupakan faktor
risiko dari 4 Penyakit Tidak Menular terkemuka disamping pola makan yang tidak
sehat, kurangnya aktifitas fisik, dan konsumsi alcohol. Hal ini menunjukkan rokok
merupakan masalah besar bagi kesehatan masyarakat. Kebiasaan merokok ini,
khususnya Indonesia seakan sudah membudaya, meskipun banyak perokok yang
sebenarnya menyadari dan mengakui adanya bahaya bahwa kebiasaan merokok akan
dapat memicu timbulnya penyakit dalam tubuh mereka. Tetapi mereka tetap tidak
mau berhenti merokok dengan alasan bahwa sudah terlambat bagi mereka untuk
berhenti.

Sebagian besar masyarakat Indonesia masih menganggap merokok adalah


perilaku yang wajar dalam kehidupan social. Generasi muda memiliki tingkat
penyebaran yang tinggi menjadi perokok pemula, bahkan diwilayah tertentu merokok
dimulai di usia balita. Meskipun telah terbukti dengan jelas tentang bahaya rokok,
hanya sedikit dari diperkirakan lebih dari 50% penduduk Indonesia usia dewasa
memiliki kebiasaan merokok. Perokok muda merupakan masalah kesehatan
masyarakat yang serius walaupun berbagai upaya pencegahan dan penurunan angka
merokok telah dilakukan di beberapa Negara, termasuk juga Indonesia. Setiap tahun
lebih dari 217.400 orang di Indonesia mati akibat penyakit terkait rokok dimana lebih
dari 2.677.000 anak-anak/remaja dan lebih dari 53.767.400 orang dewasa secara terus
menerus mengonsumsi rokok setiap hari.

Kebiasaan merokok ini tentunya bukan saja merugikan si perokok, tetapi juga
bagi orang disekitarnya. Asap rokok yang dihirup seorang perokok mengandung
berbagai komponen gas dan partikel. Rokok dibuat dengan bahan utama adalah daun
tembakau yang dikeringkan yang dapat mengandung 1%-3% senyawa nikotin. Bila
rokok dinyalakan dan asapnya dihisap maka nikotin dalam darah meningkat sekitar
40-50 mg/ml darah. Beberapa dokter spesialis paru mengatakan bahwa rokok
mengandung lebih dari 4000 zat kimia, sebanyak 60 diantaranya bersifat karsinogenik
atau penyebab kanker yaitu nikotin, gas karbon monoksida, nitrogen oksida, hydrogen
sianida, ammoniak, asetilen, benzaldehid, uretan, benzene, methanol, koumarin, 4-
etilkatekol, ortokresol, perlien dan lainnya yang berada dalam bentuk komponen gas
dan partikel. Hal yang juga penting untuk diketahui bahwa asap yang ditimbulkan dari
ujung rokok yang dibakar memiliki kadar senyawa kimia yang lebih tinggi
dibandingkan dengan asap yang dihisap oleh perokok.

Saat ini Indonesia menghadapi ancaman serius akibat meningkatnya jumlah


perokok, prevalensi perokok laki-laki di Indonesia merupakan yang tertinggi di dunia
dan diprediksi lebih dari 97 juta penduduk Indonesia terpapar asap rokok.
Kecenderungan peningkatan prevalensi merokok terlihat lebih besar pada kelompok
anak-anak dan remaja , dimana data Riskesdas tahun 2018 menunjukkan bahwa
terjadi peningkatan prevalensi merokok penduduk usia 18 tahun dari 7,2% menjadi
9,1%. Kajian Badan Litbangkes tahun 2015 menunjukkan Indonesia menyumbang
lebih dari 230.000 kematian akibat konsumsi produk tembakau setiap tahunnya.

II. PERMASALAHAN DIMASYARAKAT

Merokok bagi sebagian besar masyarakat Indonesia masih dianggap sebagai


perilaku yang wajar, bagian dari kehidupan social dan gaya hidup tanpa memahami
risiko dan bahaya kesehatan terhadap dirinya dan orang serta masyarakat di
sekitarnya. Para peokok tidak menyadari bahwa mereka terjerat dalam kondisi
ketergantungan yang sangat sulit dilepaskan. Berdasarkan besarnya bahaya kesehatan
yang ditimbulkan dengan merokok dan kurangnya informasi yang dapat menyadarkan
masyarakat luas, terutama di pedesaan, diperoleh bahwa jumlah perokok di pedesaan
lebih banyak dari perokok di daerah perkotaan. Kurangnya kesadaran masyarakat
akan kesehatan lingkungan udara yang bersih dan sehat, hal tersebut dapat dilihat
terutama di tempat-tempat umum di sekitarnya dengan adanya area bebas rokok
teteapi masyarakat tetap saja merokok sehingga menjadi alas an mengapa sulit untuk
menetapkan area bebas asap rokok..
III. PEMILIHAN INTERVENSI

Oleh karena permasalahan yang terjadi diatas, maka diadakan penyuluhan dengan
materi “Bahaya Merokok” agar siswa-siswi sebagai generasi muda dapat memahami
kandungan rokok yang dapat membahayakan kesehatan agar supaya kesehatan mereka
tetap terjaga dan nantinya menjadikan tubuh mereka sehat bugar dan terhindar dari penyakit yang
mengancam jiwa mereka

IV. PELAKSANAAN
Penyuluhan ‘Bahaya Merokok” diadakan di MA Al ikhlas Pondidaha pada
hari Senin, tanggal 18 februari 2019 dengan menggunakan metode ceramah dimana
sasaran yang akan diberikan adalah adik adik siswa.

V. EVALUASI
a. Evaluasi Struktur
Dokter dan petugas puskesmas lainnya datang tepat waktu dengan membawa
perlengkapan dan bahan yang diperlukan untuk menyampaikan penyuluhan tepat
dimana siswa-siswi yang akan mengikuti kegiatan penyuluhan sudah berkumpul.
b. Evaluasi Proses
1. Memberikan pertanyaan dan kuis untuk mengetahui seberapa besar pemahan dan
pengetahuan siswa siswi tentang bahaya merokok. Yang sebagian besar belum
memahami secara baik maksud dari bahaya merokok
2. Membawakan materi penyuluhan dengan metode interaktif, dengan pemberi
penyuluhan adalah dokter internship dan moderator yang merupakan tenaga kesehatan
puskesmas. Alat bantu penyuluhan yang digunakan berupa laptop disambungkan dengan
LCD dan menggunakan layar. Jumlah peserta yang hadir sebanyak 35 orang yang
merupakan siswa-siswi kelas VII dan VIII MA Al ikhlas Pondidaha. Pelaksanaan
penyuluhan berjalan sebagaimana yang diharapkan, dengan antusias peserta
memberi pertanyaan kepada pemateri, dan para peserta menjawab pertanyaan
yang diajukan pemateri.

c. Evaluasi Hasil
1. Pada evaluasi didapatkan terjadinya peningkatan pemahaman dan pengetahuan siswa
siswi dari pada sebelum dilakukan penyuluhan . Hal ini membuktikan bahwa peserta
memperhatikan materi yang disampaikan. Dengan peningkatan yang terjadi ini,
diharapkan adik siswa yang mendapat penyuluhan dapat lebih menjaga akan dirinya
sendiri dan orang disekitarnya dari bahaya rokok
2. Memberikan motivasi dan gambaran tentang arah dan tujuan dari siswa siswi
kedepan agar terbentuk paradigma pendidikan dan pemikiran yang baik

Pondidaha, Februari 2019


PESERTA PENDAMPING

dr. Agung Haryadi dr. Suryani M.Kes

Anda mungkin juga menyukai