Anda di halaman 1dari 4

NAMA : SYARTIKA MARTHA

BP : 1321312058

TUGAS

KARAKTER DAN MOTIVASI UNTUK KESEIMBANGAN DALAM


KEHIDUPAN DAN PEKERJAAN DALAM HUBUNGANNYA DENGAN
KEPEMIMPINAN

Karakter digambarkan sebagai sifat manusia pada umumnya dimana manusia mempunyai
banyak sifat yang tergantung dari faktor kehidupannya sendiri.Karakter seperti: Pemarah,
Sabar, Ceria, Pemaaf, Tidak percaya diri,Bijaksana, Pendiam,Penyabar.Dan banyak lainnya
karena setiap manusia pasti mempunyai karakter yang berbeda.Manusia sebagai makhluk
individu-sosialis mempunyai karakter sosial yang kuat berbeda dengan makhluk-makhluk
hidup lainnya.Karakter Bisa disebut juga (Karakteristik), ataupun dalam bahasa inggris
(charateristic).Untuk menunjukan ekstitensi dirinya manusia pasti mempunyai ciri khas
karakter sendiri-sendiri.

Motivasi adalah suatu proses untuk menggiatkan motif-motif menjadi perbuatan / tingkah
laku untuk memenuhi kebutuhan dan mencapai tujuan / keadaan dan kesiapan dalam diri
individu yang mendorong tingkah lakunya untuk berbuat sesuatu dalam mencapai tujuan.
(Drs. Moh. Uzer Usman : 2000). Robbins dan Judge (2007) mendefinisikan motivasi sebagai
proses yang menjelaskan intensitas, arah dan ketekunan usaha untuk mencapai suatu tujuan.
Samsudin (2005) memberikan pengertian bahwa yang dimaksud dengan motivasi sebagai
proses mempengaruhi atau mendorong dari luar terhadap seseorang atau kelompok kerja
agar mereka mau melaksanakan sesuatu yang telah ditetapkan. 
Motivasi juga dapat diartikan sebagai dorongan (driving force) dimaksudkan sebagai
desakan yang alami untuk memuaskan dan memperahankan kehidupan. Mangkunegara
(2005,61) menyatakan : “motivasi terbentuk dari sikap (attitude) karyawan dalam
menghadapi situasi kerja di perusahaan (situation). Motivasi merupakan kondisi atau energi
yang menggerakkan diri karyawan yang terarah atau tertuju untuk mencapai tujuan
organisasi perusahaan. Sikap mental karyawan yang pro dan positif terhadap situasi kerja
itulah yang memperkuat motivasi kerjanya untuk mencapai kinerja maksimal”.
Dari beberapa definisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa motivasi adalah suatu dorongan
atau penggerak untuk melakukan sesuatu yang dapat berasal dari dalam diri individu
(intrinsik) maupun yang berasal dari luar individu (ekstrinsik), yaitu dipengaruhi oleh faktor
lingkungan, baik lingkungan keluarga, atau sahabat yang ditandai dengan sikap (afektif) dan
reaksi untuk mencapai tujuan tertentu. Dengan demikian motivsi berpengaruh terhadap
adanya kegiatan.
Fungsi Motivasi

Menurut Sardiman (2007:85), fungsi motivasi ada tiga, yaitu:


1. Mendorong manusia untuk berbuat, motivasi dalam hal ini merupakan motor penggerak
dari setiap kegiatan yang akan dikerjakan.
2. Menentukan arah perbuatan, yaitu ke arah tujuan yang hendak dicapai, sehingga
motivasi dapat memberikan arah dan kegiatan yang harus dikerjakan sesuai dengan
rumusan tujuannya.
3. Menyeleksi perbuatan, yaitu menentukan perbuatan-perbuatan apa yang harus
dikerjakanyang serasi guna mencapai tujuan, dengan menyisihkan perbuatan-perbuatan
yang tidak bermanfaat bagi tujuan tersebut.
Menurut Hamalik (2000:175) ada tiga fungsi motivasi, yaitu:
a. Mendorong timbulnya kelakuan atau suatu perbuatan, tanpa motivasi tidak akan timbul
perbuatan seperti belajar.
b. Sebagai pengarah, artinya mengarahlkan perbuatan kepada pencapaian tujuan yang
diinginkan.
c. Sebagai penggerak, berfungsi sebagai mesin bagi mobil. Besar kecilnya motivasi akan
menentukan cepat atau lambatnya suatu pekerjan.
Keseimbangan kehidupan dan pekerjaan

Pengertian Keseimbangan Pekerjaan-Kehidupan


Menurut Sturges dan Guest (2004) Keseimbangan pekerjaan dan kehidupan (Work-
Life Balance) didefinisikan di sini sebagai kemampuan individu untuk memenuhi pekerjaan
mereka , memenuhi komitmen keluarga, serta tanggung jawab kerja dan kegiatan lainnya
(seperti kegiatan sosial).

Allen, Herst, Bruck & Sutton (2000) dalam jurnal Louise P Parkes dan Peter H
Langford (2008) berpendapat bahwa pekerjaan dan kehidupan (Work-Life Balance)
berhubungan dengan berkurangnya stres, dan kepuasan hidup yang lebih besar, dengan
beberapa indikasi bahwa hubungan ini memperkuat dari waktu ke waktu (Allen, Herst,
Bruck & Sutton 2000).

Grawitch, Gottschalk & Munz (2006) berpendapat bahwa keseimbangan pekerjaan


dan kehidupan (Work-Life Balance) memberikan kontribusi untuk keterikatan karyawan
(keterlibatan karyawan dan komitmen organisasi), yang pada gilirannya memberikan
kontribusi untuk produktivitas yang lebih tinggi dan turn over yang lebih rendah.

De Cieri et al (2005: 92) berpendapat bahwa setiap organisasi bertujuan untuk


meningkatkan keunggulan kompetitif harus mengembangkan kemampuan untuk menarik,
memotivasi dan mempertahankan tenaga kerja, harus terampil, fleksibel, dan adaptif,
dengan pendekatan HR dan strategi keseimbangan pekerjaan dan kehidupan (Work-Life
Balance) yang diperuntukkan bagi beragam kebutuhan karyawan.

Konsisten dengan strategi untuk menarik dan mempertahankan tenaga kerja yang
beragam, keseimbangan pekerjaan dan kehidupan (Work-Life Balance) sering dianggap
lebih penting bagi perempuan dan karyawan yang lebih tua ( De Cieri et al 2005; Pocock
2005; Schmidt 2006).

Keseimbangan pekerjaan dan kehidupan (Work-Life Balance) terletak dalam


kaitannya dengan aspek lain dari lingkungan kerja untuk membantu manajer
mengintegrasikan pekerjaan dan kehidupan strategi keseimbangan dalam konteks organisasi
yang lebih luas. Dengan demikian, tujuan ketiga kami adalah untuk menguji variabel
individu dan pekerjaan yang sedang atau memediasi hubungan antara keseimbangan kerja
dan kehidupan (Work-Life Balance) dan hasil kerja (Allen et al, 2000) dalam jurnal Louise P
Parkes dan Peter H Langford (2008).
Keseimbangan pekerjaan dan kehidupan (Work-Life Balance) telah lama menjadi
fokus perbincangan dalam dunia akademik dan pengurusan organisasi (Guest, 2002:255).
Sverko, Arambasic dan Galesic (2002:282) mendefinisikan (Work-Life Balance) sebagai:
…an elusive term used to describe a state of harmonious or satisfying arrangement
between an individual’s work obligations and his or her personal life. We define it
as appropriate arrangement of role-time commitments that allows for good
functioning at work and at home, with minimum role conflict and maximum
satisfaction.
Greenhaus, Collins dan Shaw (2003) mendefinisikan keseimbangan pekerjaan dan
kehidupan (work life balance) sebagai tahap di mana seseorang terikat dengan seimbang di
antara tangungjawab pekerjaan dan tanggungjawabnya dalam keluarga.
Pengalaman pribadi di saat menjalani pendidikan profesi dimana pada saat
menjalani praktek lapangan saya diamanatkan sebagai pemimpin didalam kelompok.
Dimana pada posisi ini peranan dan tanggung jawabpun bertambah.selsain itu saya pun
memiliki karakter yang tidak percaya diri. Disini saya pun berusaha untuk berkomitmen
agar tidak ada terjadi kelalaian disalah satu peran. Pada saat terjadi permasalahan dimana
tuntutan sebagai pemimpin kelompok tidak berjalan, saya berusaha untuk bersabar dan tetap
tegas memimpin anggota kelompok agar selalu mengingat tanggung jawabnya. Hal ini
sesuai dengan motivasi saya agar siklus profesi yang saya pimpim berjalan lancar dan tidak
ada anggota kelompok yang mengalami kegagalan. Disisi lain untuk keseimbangan peran
dalam kehidupan sehari-hari saya berusaha untuk selalu ingat dengan tugas dan tanggung
jawab sebagai anak dirumah, walaupun ada complain dari orang tua mengenai kelalaian saya
dalam mengerjakan tugas rumah disini saya tetap sabar dan optimis menjadi yang terbaik.

Anda mungkin juga menyukai