Anda di halaman 1dari 6

Jurnal Pendidikan Ilmu-Ilmu Sosial

Eksistensi Taman Penitipan Anak dan Manfaatnya bagi Ibu


Rumah Tangga yang Bekerja
(Studi Kasus di TPA Dharma Asih Kota Medan)
Supsiloani*, Puspitawati**, Noviy Hasanah***

*Program Studi Pendidikan Antropologi, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Medan, Indonesia

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui eksistensi dan manfaat Taman Penitipan Anak bagi ibu rumah tangga bekerja, serta
untuk mengetahui factor-faktor yang mendorong ibu rumah tangga bekerja menitipkan anak balitanya di Taman Penitipan Anak.
Metode kualitatif dengan pendekatan deskriptif digunakan dalam penelitian ini. Penarikan informan dilakukan secara purposive
sampling yang berjumlah lima orang. Teknik pengumpulan data dengan mempergunakan observasi, wawancara dan studi
dokumentasi. Teknik analisa data mempergunakan langkah-langkah reduksi data, penyajian data, serta penarikan kesimpulan.
Kesimpulan dari penelitian ini adalah mulai sejak berdiri sampai dengan sekarang, keberadaannya masih sangat dibutuhkan, hal
ini terlihat dari semakin banyaknya minat ibu rumah tangga yang berprofesi sebagai pekerja menitipkan anaknya di TPA Dharma
Asih. Ketika awal berdirinya pada tahun 1980, hanya mampu menampung 40 anak balita, sejak tahun 2009 sudah menambah
daya tampungnya menjadi 120 anak balita. Manfaat yang didapat adalah adanya perasaan tenang dalam melaksanakan
pekerjaannya karena anak balitanya tidak hanya sekedar diasuh, akan tetapi juga dirawat dan dididik. Faktor – faktor
pendorongnya adalah agar supaya anak dapat berinteraksi dengan teman sebayanya, mampu untuk bersosialisasi, lebih mandiri
dan mengajarkan rutinitas.

Kata Kunci : Eksistensi; Taman Penitipan Anak, Manfaat; Ibu Rumah Tangga

Abstract
This research aims to understand the existence and benefit of Daycare for working wives, and factors for encouraging the housewives
to board out their children. The research uses the qualitative method with the descriptive approach. Selecting informants is done by
purposive sampling which is amount five persons. Data are collected by the techniques of observation, in depth interview and study of
document. Analysing data is done sequentially by the steps of data reduction, displaying data, and conclusion. The conclusion of the
research is that Play Group since founded until today is needed, which is indicated by many of working wives board out their children
in the Dharma Asih Daycare. In the beginning of founding in 1980, it only can accomodate 40 toddler, and since 2009 it increases
capacity to 120 toddlers. The working wives get adventage such as feel relax in conducting their works because of not only caring of
their toddlers but also be nursed and educated. The motivating factors are possibility for interacting of their children with peers,
ability to socialize, independent and learning for doing routin activity.

Keyword: Existence; Daycare; Adventage; Housewife.

*Corresponding author:
E-mail: * supsiloanisupsi@gmail.com,
** puspitawatipuspi@gmail.com
*** noviy_hasanah@yahoo.co.id

119
PENDAHULUAN yang merasa terbeban, dan ada yang merasa
Wanita sebagai ibu rumah tangga dalam dimanfaatkan. Beberapa anak menderita karena
keluarga mempunyai pengaruh yang sangat selalu berpindah tangan dan tempat sewaktu
besar terhadap kelestarian suasana rumah orang tua mereka bekerja. Perawatan anak
tangga, keharmonisan keluarga serta secara tidak memadai dapat menggoreskan
kesejahteraan keluarga. Sesuai dengan luka yang dalam pada kehidupan anak yang
kedudukannya, wanita berkewajiban masih amat peka dan akan membutuhkan
memainkan beberapa fungsi dan peranan waktu yang bertahun-tahun untuk
secara bersama-sama, seperti sebagai isteri, memulihkannya.
sebagai partner sexual, sebagai pengatur rumah Agar dampak negative tidak timbul dari
tangga, sebagai ibu dari anak-anak dan keluarga yang ditinggalkan, lebih-lebih bagi
pendidik, dan sebagai makhluk sosial yang ingin anak yang kedua orang tuanya bekerja di luar
berpartisipasi aktif dalam lingkungan sosial. rumah, maka perlu difikirkan bagaimana cara
Semakin mantap wanita itu memainkan mengatasi kesulitan-kesulitan tersebut dengan
berbagai peranannya sebagaimana diatas, akan penuh tanggungjawab, tanpa menelantarkan
semakin positif dan produktiflah dirinya. putra putrinya yang masih berusia balita atau
Peranan pokok seorang ibu adalah mengurus usia pra sekolah.
rumah tangga, tetapi seiring dengan makin Taman Penitipan Anak (TPA) pada masa
terbukanya kesempatan menuntut pendidikan, sekarang ini menjadi salah satu alternative
maka semakin terbukalah kesempatan untuk ke tempat bagi kedua orang tua yang sibuk bekerja
lapangan pekerjaan. untuk menitipkan anaknya yang masih berusia
Tetapi, bagi ibu rumah tangga yang balita. Di TPA anak-anak ditanamkan pada
memiliki profesi bekerja di luar rumah, nilai-nilai hidup sehat, pemberian makanan
terutama yang memiliki anak usia balita, tentu bergizi, kebiasaan nilai-nilai kesetiakawanan
konsekuensinya adalah ia mau tidak mau harus social atau berbagai bentuk -bentuk permainan
meninggalkan sebahagian perannya sebagai pada anak-anak yang dititipkan. Kegiatan-
pendidik dan pengasuh utama dari anak - kegiatan tersebut bertujuan agar anak-anak
anaknya, terutama anaknya yang masih berusia tetap terjaga dan terjamin pertumbuhan dan
balita. Sementara masa balita adalah merupkan perkembangan sesuai dengan jiwa dan
masa yang sangat penting bagi perkembangan kepribadiannya.
anak. Selain itu, kebutuhan jasmani, rohani dan
Di samping itu, sumber ekonomi social tetap terjaga sebagaimana apabila anak
keluarga secara langsung mempengaruhi berada di lingkungan keluarga atau ayah ibunya
alternative untuk perawatan anak karena ayah sendiri. Lembaga seperti TPA ini merupakan
dan ibu kedua- duanya bekerja. Sebahagian ibu suatu tempat yang dilengkapi dengan kebun-
rumah tangga yang bekerja tersebut kebun, halaman, dan ruang-ruang. Anak-anak
menyerahkan perawatan anak-anaknya yang bisa bermain dengan merdeka, diberikan
masih berusia balita kepada pembantu rumah makanan yang baik dan kesehatan mereka
tangga. Kita mengetahui bahwa tingkat diawasi. Anak-anak juga dapat bergaul dengan
pendidikan pembantu rumah tangga relative teman-temannya secara bebas, bernyanyi,
rendah, jadi dalam hal ini ia hanya bersifat menari dan sebagainya.
mengawasi si anak, tidak mendidik. Taman Penitipan Anak Dharma Asih Kota
Atau alternative lain bagi mereka yang Medan, merupakan salah satu TPA yang sejak
dekat dengan sanak keluarga, biasanya secara awal berdirinya pada tahun 1981 bertujuan
rutin membawa si anak ke rumah nenek, kakek untuk membantu ibu rumah tangga yang
atau bibi. Persetujuan semacam ini hasilnya berprofesi sebagai ibu bekerja dan merasa
sangat bervariasi, ada sanak keluarga yang kesulitan dalam hal mencari perawatan dan
menyediakan waktunya untuk sementara, ada

120
pengasuhan anak balitanya selama di tinggal mempergunakan langkah-langkah reduksi data,
oleh ibu untuk bekerja. penyajian data dan penarikan kesimpulan.

METODE PENELITIAN HASIL DAN PEMBAHASAN


Penelitian ini mempergunakan jenis Lembaga Taman Penitipan Anak (TPA)
penelitian kualitatif dengan pendekatan seperti Dharma Asih ini dari mulai berdirinya
deskriptif. Penelitian kualitatif menurut Kirk pada tahun 1981 sampai dengan sekarang
dan Miller dalam Moeloeng (2010:4) adalah kehadirannya sangat dibutuhkan sekali oleh ibu
tradisi tertentu dalam ilmu pengetahuan sosial rumah tangga yang memiliki anak usia balita
yang secara fundamental bergantung dari dan berprofesi bekerja di luar rumah. Hal ini
pengamatan pada manusia baik dalam bisa terlihat menurut Kepala TPA Dharma Asih
kawasannya maupun dalam peristilahannya. bahwa masih banyaknya masyarakat yang ingin
Peneliti dalam hal ini memilih jenis menitipkan anak balitanya di TPA Dharma Asih
penelitian kualitatif dengan pendekatan belum dapat diterima dikarenakan daya
deskriptif, agar lebih mudah untuk dapat tampung yang tidak mencukupi.
memahami dan mendeskripsikan Eksistensi Dari sisi pendidikan, penitipan anak
Taman Penitipan Anak dan Manfaatnya Bagi Ibu menjadi tanggungjawab Menteri Pendidikan
Rumah Tangga Bekerja. Nasional, sedangkan dari sisi kesejahteraan
Penelitian ini dilaksanakan di Taman anak menjadi tanggung jawab Menteri Sosial.
Penitipan Anak (TPA) Dharma Asih Kota Dalam hubungan itu, Depsos (2002)
Medan. Lokasi ini dipilih dengan pertimbangan menegaskan bahwa yang dimaksud Taman
bahwa Taman Penitipan Anak Dharma Asih ini Penitipan Anak (TPA) adalah lembaga
merupakan Taman Penitipan Anak pertama pelayanan pengganti sementara yang
yang ada di Kota Medan sekaligus merupakan mengambil tanggung jawab secara luas ketika
Taman Penitipan Anak percontohan. orangtua bekerja, yang meliputi pelayanan
Pada penelitian ini peneliti memilih sosialisasi anak, pengembangan perilaku anak,
informan yang dianggap oleh peneliti mengerti pendidikan anak, kesehatan anak, kegiatan
dan faham mengenai permasalahan yang akan bermain, kegiatan pengisian waktu luang dan
diteliti. Subjek utama dalam penelitian ini pelayanan sosial kepada orangtua/keluarga
adalah Ibu rumah tangga bekerja yang seperti pelayanan konsultasi anak dan keluarga
menitipkan anaknya di TPA Dharma Asih. ketika anak membutuhkan pelayanan
Dalam hal ini peneliti memilih 5 orang ibu tambahan.
bekerja yang menitipkan anaknya di TPA ᔀ elanjutnya, Depdiknas (2003)
Dharma Asih dan informan tersebut telah mengartikan Taman Penitipan Anak (TPA)
menitipkan anaknya di TPA selama ± 2 tahun. sebagai salah satu bentuk pendidikan anak dini
Kriteria ini diambil dengan pertimbangan ibu usia pada jalur pendidikan non formal yang
bekerja tersebut sudah dapat melihat menyelenggarakan program pendidikan bagi
perkembangan sekaligus kemajuan yang anak dini usia sejak usia 3 bulan sampai dengan
dimiliki oleh anak mereka setelah dititipkan di 6 tahun dan anak yang memerlukan
TPA Dharma Asih. pengasuhan dan perlindungan ketika
Dalam penentuan informan, peneliti orangtuanya berhalangan.
mempergunakan teknik purposive sampling, Berdasarkan uraian di atas, dapat
yaitu sampel diambil dengan maksud atau dikatakan bahwa Taman Penitipan Anak (TPA)
tujuan tertentu sesuai dengan tujuan penelitian adalah wahana pelayanan pendidikan dan
tersebut. Teknik pengumpulan data pembinaan kesejahteraan anak atau lembaga
mempergunakan observasi, wawancara dan yang melengkapi peranan keluarga dalam
studi dokumentasi. Serta teknik analisa data merawat dan mengasuh anak selama orangtua
tidak di tempat atau berhalangan.

121
Tujuan Taman Penitipan Anak (TPA) digunakan sebagai penerima rujukan dari
seperti ditegaskan Depsos (2002) adalah untuk: lembaga lain (pihak lain) dalam perolehan
1) Terjaminnya tumbuh kembang anak berupa pelayanan bagi anak usia prasekolah dan
pengasuhan, rawatan, dan pembinaan melalui sekaligus melaksanakan rujukan ke lembaga
proses sosialisasi dan pendidikan anak sebaik lain; 4) Pendidikan dan penelitian, yaitu TPA
mungkin; 2) Tersedianya kesempatan bagi anak dapat digunakan sebagai tempat pendidikan
untuk memperoleh kelengkapan asuhan, dan penelitian serta sarana untuk magang bagi
rawatan, pembinaan dan pendidikan yang baik mereka yang berminat tentang anak balita.
sehingga dapat terjamin kelangsungan hidup, Berdasarkan uraian di atas, dapat
tumbuh kembang, perlindungan dan partisipasi dikatakan bahwa fungsi Taman Penitipan Anak
bagi anak; 3) Terhindarnya anak dari (TPA) adalah terutama sebagai pengganti
kemungkinan memperoleh tindakan kekerasan keluarga untuk jangka waktu tertentu selama
atau tindakan lain yang akan mengganggu atau orangtuanya berhalangan atau tidak memiliki
mempengaruhi kelangsungan hidup dan waktu yang cukup dalam mengasuh anaknya
tumbuh kembang anak serta pembentukan karena bekerja atau sebab lain.
kepribadian anak; 4) Terbantunya Taman Penitipan Anak (TPA) merupakan
orangtua/keluarga dalam memantapkan fungsi salah satu alternatif tempat layanan pendidikan
keluarga, khususnya dalam melaksanakan usia dini bagi ibu rumah tangga yang bekerja
pembinaan kesejahteraan anak di dalam dan di dan mempunyai anak usia pra sekolah. Di TPA
luar keluarga. anak tidak saja dirawat dan di asuh tetapi juga
Dengan demikian, lembaga pelayanan ini ditanamkan nilai-nilai hidup sehat, pemberian
merupakan upaya preventif dalam menghadapi makanan bergizi, kebiasaan nilai-nilai
kekhawatiran keterlantaran melalui asuhan, kesetiakawanan sosial maupun berbagai
perawatan, pendidikan, dan bimbingan bagi macam bentuk permainan dan pendidikan.
anak balita. Taman Penitipan Anak juga sebagai salah
Mengacu pada penegasan di atas, dapat satu bentuk pendidikan anak usia dini pada
dikatakan bahwa Taman Penitipan Anak (TPA) jalur pendidikan non formal yang
bertujuan untuk memberikan pelayanan menyelenggarakan program pendidikan bagi
pendidikan dan pembinaan kesejahteraan bagi anak usia dini sejak usia 3 bulan sampai dengan
anak dini usia untuk mencapai pertumbuhan 6 tahun dan anak yang memerlukan
dan perkembangan yang optimal. pengasuhan dan perlindungan ketika
Fungsi Taman Penitipan Anak seperti orangtuanya berhalangan.
ditegaskan Depsos (2002) adalah sebagai: 1) Berdasarkan uraian di atas, dapat
Pengganti fungsi orangtua sementara waktu. dikatakan bahwa Taman Penitipan Anak adalah
Kehadiran TPA adalah untuk menjawab wahana pelayanan pendidikan dan pembinaan
ketidakmampuan keluarga (karena kesejahteraan anak atau lembaga yang
kesibukannya) dalam menjalankan beberapa melengkapi peranan keluarga dalam merawat
fungsi yang seharusnya dilakukan. Fungsi dan mengasuh anak selama orangtua tidak ada
tersebut antara lain sosialisasi, pendidikan di tempat atau sedang melakukan aktivitasnya.
prasekolah (pembelajaran prasekolah), asuhan, (Depdiknas 2003).
perawatan, dan pemeliharaan sosial anak; Kehadiran TPA Dharma Asih sebagai
2) Informasi, komunikasi, dan konsultasi di tempat untuk menitipkan anak mereka yang
bidang kesejahteraan anak usia prasekolah. masih berusia balita sangat bermanfaat sekali.
Dalam hal demikian, kehadiran TPA adalah Mereka beranggapan bahwasanya dengan
sebagai sumber informasi, komunikasi, dan adanya TPA itu memberikan solusi kepada
konsultasi tentang anak usia prasekolah beserta mereka dalam hal pengasuhan anaknya selama
keluarganya kepada mereka yang ditinggal untuk bekerja.
membutuhkan; 3) Rujukan, yaitu TPA dapat

122
Hal ini sesuai juga dengan apa yang Asah berarti memberi dukungan kepada
diungkapkan oleh Ielma dalam anak untuk dapat belajar melalui bermain agar
http://ielmaqiie.blogspot.com/2014/06/makal memiliki pengalaman yang berguna dalam
ah-tpa.html yaitu Orang tua di abad milenium mengembangkan seluruh potensinya. Kegiatan
ini banyak yang menitipkan anak mereka pada bermain yang bermakna, menarik dan
lembaga penitipan anak atau yang biasa dikenal merangsang imajinasi, kreativitas anak untuk
dengan TPA. Hal ini karena kesibukan bekerja melakukan, mengekplorasi, memanipulasi, dan
orang tua. Mulai dari pagi sampai malam orang menemukan inovasi sesuai dengan minat dan
tua bekerja demi kebutuhan keluarga, terutama gaya belajar anak.
sang buah hati. Motif tak ingin diasuh oleh Asih merupakan pemenuhan kebutuhan
pembantu rumah tangga semakin menguatkan anak untuk mendapatkan perlindungan dari
niat orang tua untuk menitipkan anak-anak pengaruh yang dapat merugikan pertumbuhan
mereka pada TPA. dan perkembangan anak, misalnya dari
Selain karena tingkat pendidikan perlakuan kasar, penganiayaan fisik dan mental
pembantu rumah tangga yang relatif rendah, dan eksploitasi.
kekhawatiran akan perkembangan dan Asuh merupakan proses pembiasaan
pertumbuhan anak juga menjadi penyebabnya. yang dilakukan secara konsisten untuk
Di TPA anak diajarkan hal-hal yang bisa membentuk perilaku dan kualitas kepribadian
merangsang perkembangan potensi mereka. dan jatidiri anak dalam hal: Integritas, iman dan
Baik dari segi kognitif, afektif maupun taqwa, Patriotisme, nasionalisme dan
psikomotor. Biasanya proses stimulus diawali kepeloporan, Rasa tanggung jawab, jiwa ksatria,
dari aspek motorik baik motorik halus maupun dan sportivitas, Jiwa kebersamaan, demokratis,
kasar. Selain itu tenaga pengajar di TPA dan tahan uji, Jiwa tanggap, daya kritis dan
mayoritas mempunyai latarbelakang idealisme, Optimis dan keberanian mengambil
pendidikan yang mumpuni, yaitu minimal SMA resiko, Jiwa kewirausahaan, kreatif dan
dan S1. Sehingga diharapkan perkembangan profesional.
dan pertumbuhan anak bisa lebih optimal Faktor-faktor yang menyebabkan ibu
melalui TPA. bekerja menitipkan anak balitanya di TPA,
Selanjutnya juga masih menurut Ielma bahwa di tempat penitipan, anak lebih mudah
TPA merupakan salah satu bentuk layanan bersosialisasi dengan anak sebanyanya,
PAUD yang berusaha mengabungkan dua mengenal teman- teman baru dan anak
tujuan, yaitu tujuan pengasuhan karena orang diajarkan mandiri. National Institute of Child
tua anak bekerja serta tujuan pendidikan Health and Human Development (NICHD) di
melalui program-program pendidikan anak usia Amerika, meneliti masalah ibu bekerja yang
dini. Dalam hal ini TPA merupakan solusi menitipkan anaknya pada pengasuhan orang
terbaik bagi orang tua yang keduanya bekerja lain. Penelitian tersebut dilakukan pada 1.000
yang diharapkan anak-anak mereka aman dan keluarga untuk mendapatkan gambaran
memperoleh pendidikan yang baik. mengenai dampak penitipan terhadap
Oleh karena itu, dasar filsafat pendidikan perkembangan anak. Penelitian itu mewakili
di TPA dapat dirumuskan menjadi: Tempa, kesepakatan 29 orang peneliti ternama.
Asah, Asih dan Asuh. Tempa adalah upaya Penelitian itu menemukan, memberikan
mewujudkan kualitas fisik anak usia dini pengasuhan anak kepada pengasuh anak selain
melalui upaya pemeliharaan kesehatan, ibu, seperti kakek-nenek, pembantu, maupun
peningkatan mutu gizi, olahraga secara teratur baby sister, lebih banyak memberikan dampak
dan terukur, serta aktivitas jasmani sehingga negatif, walaupun ditemukan pula dampak
anak memiliki fisik yang kuat, lincah, daya positif. “Pengasuhan anak berdampak pada
tahan dan disiplin tinggi. perilaku. Semakin sering anak dititipkan pada
pengasuhan orang lain sebelum usianya 4,5

123
tahun, ternyata akan semakin meningkatkan Azizah, N, Pengalaman Ibu Pedagang Dalam Merawat
agresivitas dan ketidakpatuhan anak.“ Anak, Jurnal Nursing Studies, Volume 1,
Positifnya, anak-anak di TPA cenderung Nomor 1 Tahun 2012, Halaman 1 – 8
Crissandy, D, 2013, Petunjuk Teknis
memiliki kemampuan berbahasa yang lebih
Penyelenggaraan Penitipan anak. Available at:
baik. Kemampuan mengingat dan kemampuan
http://www.academia.edu/8035610/MILIK_
memecahkan masalah cenderung lebih baik, NEGARA_TIDAK_DIPERDAGANGKAN_PETUNJ
bila dibandingkan dengan anak yang diasuh di UK_TEKNIS_PENYELENGGARAAN_TAMAN_P
rumah oleh ibunya. ENITIPAN_ANAK. Akses: 12 Maret 2015
Di samping itu juga, anak setelah Damsar, 2011, Sosiologi Pendidikan, Kencana
dititipkan di TPA selain kebutuhan gizi Prenada Media Grup, Jakarta
terpenuhi, juga pengembangan karakternya Depdiknas. 2003. Pedoman Rintisan Program Taman
juga berkembang yang menyangkut antara lain Penitipan Anak. Jakarta: Ditjen PLSP
Depdiknas RI.
tentang pandai bersosialisasi, kualitas kognitif
Depsos. 2002. Pedoman Penyelenggaraan Pelayanan
lebih baik, status kesehatan lebih baik, lebih
Sosial Anak di Taman Penitipan Anak (TPA).
mandiri dan juga terbiasa melakukan rutinitas. Jakarta: Ditjen Bina Kesejahteraan Sosial
Depsos RI.
KESIMPULAN Direktorat Pembinaan Anak Usia Dini, 2011,
Eksistensi Taman Penitipan Anak dari Petunjuk Teknis Penyelenggaraan Taman
mulai sejak berdirinya sampai dengan sekarang Penitipan Anak. Available at:
masih sangat dibutuhkan keberadaannya, hal https://tuadasiussitanggangantede.files.word
ini dapat terlihat dari semakin banyaknya minat press.com/2012/12/juknis-
penyelenggaraan-tempat-penitipan-anak.pdf.
ibu rumah tangga yang berprofesi sebagai
Akses: 12 Maret 2015
pekerja menitipkan anaknya di TPA Dharma
Goode, W, 1985, Sosiologi Keluarga, PT. Bina Aksara,
Asih yang menyebabkan TPA ini dari mulai Jakarta
sejak berdirinya pada tahun 1980 yang hanya Gunarsa, S. B., 1980, Dasar dan Teori Perkembangan
mampu menampung 40 anak balita namun di Anak, PT. BPK Gunung Mulia, Jakarta
tahun 2009 sudah menambah daya Hidayah, N. (2009). Layanan pada Anak Usia Dini :
tampungnya menjadi 120 anak balita. Studi Kasus di TPA Beringharjo Yogyakarta.
Manfaat Taman Penitipan Anak Bagi ibu Available at: http://staff.uny.ac.id/. Akses: 12
rumah tangga bekerja adalah ibu rumah tangga Maret 2015
Ielma (2014) Taman Penitipan Anak,http://ielma-
yang berprofesi sebagai pekerja merasa tenang
qiie.blogspot.com/2014/06/makalah-
dalam melaksanakan pekerjaannya karena anak
tpa.html.Akses: 12 Maret 2015-03-12
balitanya yang dititipkan di TPA tidak hanya Malinton, S (2013) Studi Tentang Pelayanan Anak di
sekedar diasuh, akan tetapi juga dirawat dan Taman Penitipan Anak Puspawijaya I
dididik. Tenggarong, eJournal Sosiatri-Sosiologi,
Faktor-faktor yang menyebabkan ibu 2013, 1 (1): 45-73
rumah tangga bekerja menitipkan anaknya di Soekanto, S, 2009, Sosiologi Keluarga, Rineka Cipta,
Taman Penitipan Anak antara lain adalah agar Jakarta
supaya anak dapat berinteraksi dengan teman Wijaya, AM. (2011). Kebutuhan Dasar Anak untuk
Tumbuh Kembang yang Optimal. Available at:
sebayanya, mampu untuk bersosialisasi, lebih
http://www.gizikia.depkes.go.id/archives/74
mandiri dan mengajarkan rutinitas
1 Akses: 12 Maret 2015-03-12
Winata, D. C., 2012) Strategi Pendidikan Anak Usia
DAFTAR PUSTAKA Dini di Taman Penitipan Anak Yayasan
Anonym, 6 manfaat daycare untuk anak. Available at:
Mutiara Bunda
http://www.motherandbaby.co.id/article/20
Yusuf, S. 2002, Psikologi Perkembangan Anak dan
14/3/35/1743/6-Manfaat-Daycare-untuk-
Remaja, PT. Remaja Rosdakarya, Bandung.
Anak. Akses: 12 Maret 2015-03-12

124

Anda mungkin juga menyukai