Anda di halaman 1dari 39

Konsep Dasar Membangun

Karakter (Character Building)


Oleh :
Yonrizal Nurdin
Membangun Karakter (Character Building)
Membangun (to build) dan karakter (character)
Membangun  yang mempunyai sifat memperbaiki, membina,
mendirikan
Karakter  tabiat, watak, aklak atau budi pekerti yang membedakan
seseorang dari yang lain
Membangun Karekter (character building) adalah suatu proses atau usaha
yang dilakukan untuk membina, memperbaiki dan atau membentuk
tabiat, watak, sifat kejiwaan, akhlak (budi pekerti), insan manusia
(masyarakat) sehingga menunjukkan perangai dan tingkah laku yang baik
berlandaskan nilai-nilai pancasila (Modul Diklat LAN RI)
Membangun karakter (character building) adalah proses mengukir atau
memahat jiwa sedemikian rupa sehingga membentuk unik, menarik, dan
berbeda atau dapat dibedakan dengan orang lain
Orang-orang yang berkarakter dapat dibedakan satu dengan yang lainnya
(termasuk dengan yang tidak/belum berkarakter atau berkarakter tercela)
Tujuh Kunci Untuk Mendefinisikan Karakter
1 . Karakter adalah pada intinya gabungan kualitas karakter
seseorang .
2 . Sebuah kualitas karakter adalah kebiasaan , pola biasa
atau cara berpikir , berbicara atau bertindak . Kebiasaan
karakter yang positif termasuk menjadi antusias , tepat
waktu , dapat diandalkan , baik hati .
3 . Kualitas karakter yang baik dapat dikembangkan ( dan
kualitas karakter yang tidak diinginkan dieliminasi )
dengan berulang kali membuat keputusan dan mengambil
tindakan yang memperkuat pola kualitas karakter yang
baik .
4 . Setiap orang bertanggung jawab atas pikiran , kata-kata
dan perilaku .
5 . Sebuah kualitas karakter dapat dikembangkan dan dipertahankan.
contoh, sekelompok mahasiswa mungkin semua memiliki kualitas
kehormatan , bersumpah untuk tidak menipu pada tes . Tapi bagi
sebagian orang, kualitas ini dapat dibentuk dari rasa takut
konsekuensi jika tertangkap , beban rasa bersalah atau hilangnya
harga diri karena melanggar komitmen mereka. Meskipun motivasi
masing-masing mahasiswa mungkin berbeda dari mahasiswa lain ,
kepemilikan kualitas kehormatan akan dilihat oleh setiap
mahasiswa sebagai suatu yang penting untuk keberhasilan .
6 . Setiap orang adalah orang dengan karakter , seseorang yang
memiliki gabungan dari kualitas karakter .
7 . Setiap orang dapat menjadi orang yang berkarakter baik
Proses membangun karakter:
disiplin yang tinggi  tidak pernah mudah dan seketika
atau instant
Diperlukan refleksi mendalam untuk membuat rentetan
moral choice (keputusan moral) dan di tidaklanjuti dengan
aksi nyata sehingga menjadi praktis, reflektif, dan praktik
Diperlukan sejumlah waktu  membuat semua itu
menjadi kebiasaan dan membentuk watak atau tabiat
seseorang
karakter tidak bisa dibeli
Proses pembentukan karakter
Contoh: “Helen Keller” (1880-1968).
Wanita luar biasa ini menjadi buta dan tuli di usia 19 bulan, namun berkat
bantuan dan bimbingan seorang keluarganya Annie Sullivan (yang juga buta
dan setelah melewati serangkaian operasi akhirnya dapat melihat secara
terbatas) kemudian menjadi manusia buta-tuli pertama yang lulus cum laude
dari Radcliffe College di tahun 1904, pernah berkata :
”character cannot be develop in ease and quite. Only through experience of
trial and suffering can the soul be strengthened, vision cleared, ambition
inspired and success achieved” (karakter tidak bisa berkembang
dalam kemudahan dan cukup.Hanya melalui pengalaman ujian dan
penderitaan jiwa bisadiperkuat, visi dibersihkan, terinspirasi ambisi
dan keberhasilan yang dicapai)
Lewat perjuangan panjang dan ketekunan yang sulit dicari tandingannya, ia
kemudian menjadi salah seorang pahlawan besar dalam sejarah Amerika yang
mendapat penghargaan di tingkat Nasional dan Intenasional atas prestasi dan
pengabdiannya
Helen Keller adalah model manusia berkarakter (terpuji).
Dan sejarah hidupnya mendemonstrasikan bagaimana
proses membangun karakter itu memerlukan disiplin yang
tinggi karena tidak pernah mudah dan seketika atau instant.
Diperlukan refleksi mendalam untuk membuat rentetan
moral choice (keputusan moral) dan di tidaklanjuti dengan
aksi nyata sehingga menjadi praktis, reflektif, dan praktik.
Diperlukan sejumlah waktu untuk membuat semua itu
menjadi kebiasaan dan membentuk watak atau tabiat
seseorang
Kutipan pernyataan seorang hakim Agung di Amerika, Antonim
scalia,
 “bear in mind that brains and learning, like muscle and physical
skills, are article of commerce. They are bought and sold. You can
hire them by the year or by the hour. The only thing in the world not
for sale is character. And if that does not govern and direct your
brains and learning, they will do you and the world more harm than
good”. ( ingat bahwa otak dan belajar, seperti
otot dan keterampilan fisik,artikel perdagangan. Mereka yang
dibeli dan dijual. Anda dapat menyewa mereka per tahun atau per
jam. Satu-satunya di dunia tidak untuk dijual adalah karakter. Dan
jika itu tidak mengatur dan mengarahkan otak Anda dan belajar,
mereka akan merugikan Anda dan dunia lebih dari yang baik
scalia menunjukan dengan tepat bagaimana karakter harus
menjadi fondasi bagi kecerdasan dan pengaturan (brains and
learning). Kecerdasan dan pengetahuan (termasuk informasi) itu
sendiri memang dapat di perjualbelikan.
Masalahnya,
bila orang-orang yang dikenal cerdas dan
berpengetahuan tidak menunjukkan karakter
terpuji  tak diragukan lagi bahwa dunia akan
menjadi lebih dan semakin buruk.
Knowledge is power akan menjadi lebih sempurna
jika ditambahkan menjadi knowledge is power, but
character is more
upaya membangun karakter akan menggambarkan hal-hal
pokok sebagai berikut:
Faktor-Faktor yang Membangun Karakter
Dalam membangun karakter suatu bangsa diperlukan perilaku
yang baik dalam rangka melaksanakan kegiatan berorganisasi:
Organisasi pemerintahan
Organisasi swasta dalam bermasyarakat
Karakter manusia merupakan suatu hal yang sangat penting
untuk diperhatikan dalam rangka mewujudkan cita-cita dan
perjuangan berbangsa dan bernegara guna terwujudnya
masyarakat yang adil dan makmur berlandaskan pancasila dan
UUD 1945
Karakter adalah sesuatu yang sangat penting dalam
pengembangan kualitas manusia, maka karakter mempunyai
makna sebuah nilai yang mendasar untuk mempengaruhi
segenap pikiran, tindakan dan perbuatan setiap insan manusia
dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara
Faktor yang membangun karakter :
Ideologi
Politik
Ekonomi
Sosial Budaya
Agama
Normatif
Pendidikan
Lingkungan
Kepemimpinan
Nilai-nilai dalam pembangunan karakter :
Upaya Membangun Karakter
Membangun karakter tidak semudah membangun
rumah, jembatan, jalan, dan lainnya
Membangun karakter adalah membentuk hakekat jiwa
seseorang yang terus berkelanjutan agar menjadi lebih
baik dan mulia
komponen yang harus dilibatkan dalam membangun
karakter  instusi/ lembaga pendidikan, orang tua dan
masyarakat
disiplin diri merupakan hal yang terpenting dalam setiap
upaya membangun dan membentuk karakter seseorang
Karakter mengandung pengertian :
Suatu kualitas positif yang dimiliki seseorang,
sehingga membuatnya menarik dan atraktif
Reputasi seseorang
Seseorang yang luar biasa atau memiliki kepribadian
yang eksentrik
Enam langkah pembentukan karakter
1 . Tentukan Karakter
Harus memahami makna dari karakter .
Karakter menggambarkan kekuatan etika dan moral individu ,
serta atribut dan kemampuan yang pada akhirnya akan sesuai
dengan pilihan hidup mereka  orang dan tindakan -nya ,
kemungkinan menjadi positif tentang bagaimana menjadi lebih
baik .
Karakter berkaitan erat dengan integritas  kepatuhan yang
konsisten untuk kode moral atau etika yang ketat .
Orang-orang yang memiliki integritas (lengkap , utuh dan sehat)
 melakukan hal yang benar untuk alasan yang tepat , terlepas
dari kondisi dan keadaan .
2 . Nilai
Membangun karakter yang baik  harus memilih prinsip
dan aturan  akan mematuhi prinsip dan aturan 
mengarah pada kehidupan yang bahagia dan puas , yang
pada gilirannya , akan mencerminkan positif dan
dukungan terhadap menciptakan dunia dan lingkungan
yang lebih baik bagi semua orang .
Dapat secara efektif mengikuti etika dari kelompok atau
agama tertentu .
Dapat mengembangkan cita-cita sendiri , didasarkan
pada keyakinan, pengalaman dan pendapat pribadi .
3 . Pilihan
Dapat menentukan apakah prinsip efektif untuk pertumbuhan
pribadi dan karakter jika menemukan makna atau tingkat
tertentu keberhasilan dalam tindakan.
Harus dapat mengatakan bahwa hari ini , adalah tindakan dan
pilihan yang di buat di masa lalu .
Cobalah untuk menilai ke titik balik dalam hidup, di mana harus
membuat sebuah keputusan besar yang menyebabkan Anda
untuk mengembangkan kemampuan baru , moral dan kebajikan
tentang bagaimana menjadi lebih baik.
Pertimbangkan bagaimana pilihan yang dibuat di masa lalu
merubah Anda menjadi orang yang sama sekali baru .
4 . Catatan Pribadi
Hal ini sangat penting bahwa Anda mengembangkan atau
mencoba untuk membangun karakter berdasarkan keyakinan
pribadi sendiri.
Jangan biarkan kelompok-kelompok sosial atau orang lain
mencoba untuk mengubah atau membuat Anda percaya bahwa
Anda harus menjalani hidup Anda sama seperti mereka .
Karakter bisa subjektif di alam , dimana tindakan dan keputusan
akan membawa Anda akhirnya merasakan kepuasan dan
kebahagiaan.
Pilihan untuk tumbuh dan membangun karakter harus sangat
pribadi , dengan pengaruh eksternal tertentu , tetapi efek
internal yang pada akhirnya jadi pilihan .
5 . Cari Model Peran

Beberapa individu bertujuan untuk menjadi benar-benar dapat
dipercaya dan membangun karakter seperti orang-orang sukses besar
lain dengan mencoba untuk mengikuti contoh dan gaya hidup
tertentu .

Dapat mengandalkan pada mentor atau panutan yang Anda dapat
secara efektif berhubungan dengannya .

Panutan ini mungkin anggota keluarga , seorang penulis atau seorang
pemimpin di lingkungan Anda .

Perhatikan bahwa setiap orang memiliki kekuatan dan kelemahan .
Ketika mencari panutan , Anda juga harus ingat beberapa
kekurangan orang itu sendiri  dapat membentuk diri Anda untuk
mengikuti contoh yang baik dan memastikan bahwa Anda tidak
melakukan keterbatasan dan kesalahan yang sama .
6 . Dibutuhkan Waktu
Proses membangun karakter akan memakan waktu beberapa
tahun .
Harus bersabar ketika mencari perubahan pribadi , karena
beberapa juga dapat mengubah dari waktu ke waktu ,
tergantung pada keadaan lain yang terjadi dalam hidup Anda .
Ada banyak alasan mengapa orang akan menyesuaikan sifat-
sifat dan kepribadian mereka , sehingga Anda hanya harus
melihat kembali daftar panutan dan terus bertujuan untuk
tujuan akhir menjadi benar-benar orang yang berintegritas
UPAYA MEMBENTUK PRIBADI YANG BERKARAKTER DAN
BERINTEGRITAS
A. Ilustrasi untuk Refleksi
Singapura merdeka pada tahun 1965 melalui proses penyerahan
kekuasaan oleh Inggris.
Pada masa-masa awal kemerdekaannya Singapura melalui proses
pembentukan karakter kebangsaannya dipandu oleh pemimpinnya
bernama Lee Kwan Yew.
Bangsa Singapura dibimbing untuk bekerja keras dan menyikapi keadaan
dengan positif.
Lee Kwan Yew setiap hari membagikan kartu-kartu pos (Post Card)
bergambar pemandangan kota di negara Swiss yang bersih kepada
penduduk Singapura.
Ternyata Lee Kwan Yew mencoba untuk membentuk karakter penduduk
Singapura dengan memberi contoh visual yang mudah mereka pahami.
Dengan cara demikian, penduduk Singapura menjadi lebih mencintai
kebersihan dan menerapkan perilaku kehidupan yang bersih dan disiplin
Saat ini kita mengenal bangsa Singapura sebagai bangsa yang
tangguh, beretos kerja tinggi, disiplin, dan selalu menjaga
kebersihan.
Negara Singapura juga sudah tumbuh ekonominya menjadi
salah satu kekuatan ekonomi besar di lingkungan Asia
Pasifik.
Kondisi Singapura yang semakin maju dewasa ini
membuktikan bahwa kualitas SDM jauh lebih penting
daripada kekayaan Sumber Daya Alam (SDA), karena dari
aspek SDA justru Singapura tidak memiliki banyak potensi
yang dapat dieksplorasi.
Ilustrasi ini menjadi refleksi bagi bangsa Indonesia yang memperoleh
kemerdekaan dengan perjuangan bersenjata dan memiliki karunia
Tuhan berupa kekayaan SDA yang melimpah namun sampai saat ini
kita belum mampu bangkit menjadi kekuatan ekonomi yang maju
sebagaimana Singapura.
Pada tahun 1965 bangsa Singapura masih membentuk karakter
sedangkan Indonesia yang telah merdeka dua puluh tahun
sebelumnya telah menjadi bangsa yang berkarakter kuat.
Presiden Soekarno sangat dihormati oleh kalangan pemimpin dunia
termasuk Jhon F. Kennedy, Presiden Amerika Serikat.
Presiden Soekarno berani mengatakan kepada Amerika Serikat, ”Go
To Hell with your Aid” (masuk neraka dengan bantuan anda) yang
menunjukkan sikap yang sangat berani dan penuh percaya diri serta
kemandirian yang kuat.
Presiden Soekarno juga mampu menggalang dukungan dari banyak
negara untuk membentuk aliansi kerja sama negara-negara kekuatan
baru (New Emerging Forces) di luar Blok Barat dan Blok Timur
Presiden Soekarno sangat memprioritaskan pembangunan
karakter bangsa Indonesia.
Ia mendambakan agar bangsa Indonesia mempunyai kepribadian
yang tangguh untuk dapat berdiri sama tinggi dan duduk sama
rendah serta memiliki kesetaraan di antara bangsa-bangsa
terkemuka lain di dunia.
Rumus Presiden Soekarno dalam membangun bangsa ini adalah
Tiga Keutamaan yang lebih terkenal dengan singkatan Tri Sakti
yang terdiri dari:
1) Berkemandirian dalam Ekonomi;
2) Berkedaulatan dalam Politik;
3) Berkepribadian dalam Kebudayaan
Namun sekarang Indonesia telah menjadi bangsa yang mengalami
kemunduran karakter.
Mentalitas ingin cepat dapat hasil secara instan dan tidak mau
bekerja keras untuk berproses secara wajar telah membuat karakter
bangsa Indonesia menjadi semakin lemah.
Banyaknya kasus korupsi yang terkena pada generasi muda dan
tokoh terpandang merupakan contoh nyata dari dampak karakter
yang lemah tersebut.
Oleh karena itu diperlukan upaya konkret untuk membangun
karakter bangsa Indonesia menjadi lebih baik dan penuh integritas.
Bagaimana dengan dunia keperawatan?
Makna Karakter dan Integritas
Pribadi yang berkarakter adalah :
Seseorang yang memiliki nilai-nilai kehidupan terpuji (Superior
Values) dan memegang teguh nilai tersebut serta diamalkan dalam
menjalani kegiatannya.
Nilai-nilai utama kehidupan diperoleh seseorang dari berbagai sumber
antara lain adalah agama, bimbingan keluarga, dan masyarakat.
Agama apapun akan mengajarkan nilai-nilai perilaku kebaikan yang
membimbing penganutnya untuk bersikap dan bertindak yang positif.
Hal ini dapat dibuktikan bahwa bila seseorang jauh dari bimbingan
agama maka ia akan cenderung untuk berperilaku negatif.
Pribadi yang berintegritas adalah :
Seseorang yang mempunyai pendirian dan memegang prinsip
Makna integritas itu sendiri adalah satunya kata dengan perbuatan.
Ia tidak akan melakukan sesuatu yang tidak diucapkannya.
Perkataannya selalu memiliki nilai tambah.
Ia tidak akan mengenakan sesuatu barang atau apapun yang
berharga mahal dan mewah apabila ia mengucapkan bahwa ia
ingin hidup sederhana.
Ia tidak sembarangan dalam mengutarakan pendapatnya. Segala
sesuatunya selalu dipertimbangkan dengan pemikiran dan
kebijaksanaan yang matang.
Orang yang berintegritas adalah orang yang sudah
memiliki:
Kepribadian secara utuh,
Menyadari kebutuhan sesuai dengan proporsinya,
Selalu mampu mengendalikan diri dan berada dalam
kecukupan serta tidak pernah berkekurangan atau
berkelebihan,
Memiliki konsep citra diri yang jelas dan
mendapatkan kepribadian utuh melalui proses
pembelajaran dari pengalaman hidup yang dilaluinya.
Orang yang berintegritas adalah:
Pribadi matang yang berorientasi pada proses, bukan
pada hasil semata,
Meyakini bahwa bila ia melaksanakan sesuatu sesuai
dengan tahapan yang benar dengan cara sebaik-baiknya,
maka hasil yang akan diperoleh pasti akan baik pula.
Sebaliknya bila ia mengerjakan kegiatan dengan proses
yang buruk, maka hasilnya juga akan buruk pula.
Tidak akan tergiur untuk memperoleh hasil yang banyak
dengan cara yang cepat dan tergesa-gesa.
Sembilan Nilai Pendidikan Karakter
1. Jujur
Kejujuran merupakan nilai dasar yang menjadi landasan
utama bagi penegakan integritas diri seseorang.
Tanpa adanya kejujuran mustahil seseorang bisa menjadi
pribadi yang berintegritas.
Seseorang dituntut untuk bisa berkata jujur dan transparan
serta tidak berdusta baik terhadap diri sendiri maupun
orang lain.
Kejujuran juga akan terbawa dalam bekerja sehingga dapat
membentengi diri terhadap godaan untuk berbuat curang.
2. Peduli
Kepedulian sosial kepada sesama menjadikan seseorang
memiliki sifat kasih sayang.
 Individu yang memiliki jiwa sosial tinggi akan memperhatikan
lingkungan sekelilingnya di mana masih terdapat banyak orang
yang tidak mampu, menderita, dan membutuhkan uluran
tangan.
Pribadi dengan jiwa sosial tidak akan tergoda untuk
memperkaya diri sendiri dengan cara yang tidak benar tetapi ia
malah berupaya untuk menyisihkan sebagian penghasilannya
untuk membantu sesama.
3. Mandiri
Kemandirian membentuk karakter yang kuat pada diri seseorang
menjadi tidak bergantung terlalu banyak pada orang lain.
Mentalitas kemandirian yang dimiliki seseorang
memungkinkannya untuk mengoptimalkan daya pikirnya guna
bekerja secara efektif.
Jejaring sosial yang dimiliki pribadi yang mandiri dimanfaatkan
untuk menunjang pekerjaannya tetapi tidak untuk mengalihkan
tugasnya.
Pribadi yang mandiri tidak akan menjalin hubungan dengan
pihak-pihak yang tidak bertanggungjawab demi mencapai
keuntungan sesaat.
4. Disiplin
Disiplin adalah kunci keberhasilan semua orang.
Ketekunan dan konsistensi untuk terus mengembangkan
potensi diri membuat seseorang akan selalu mampu
memberdayakan dirinya dalam menjalani tugasnya.
Kepatuhan pada prinsip kebaikan dan kebenaran menjadi
pegangan utama dalam bekerja.
Seseorang yang mempunyai pegangan kuat terhadap nilai
kedisiplinan tidak akan terjerumus dalam kemalasan yang
mendambakan kekayaan dengan cara yang mudah.
5. Tanggungjawab
Pribadi yang utuh dan mengenal diri dengan baik akan
menyadari bahwa keberadaan dirinya di muka bumi
adalah untuk melakukan perbuatan baik demi
kemaslahatan sesama manusia.
Segala tindak tanduk dan kegiatan yang dilakukannya
akan dipertanggungjawabkan sepenuhnya kepada Tuhan
Yang Maha Esa, masyarakat, negara, dan bangsanya.
Dengan kesadaran seperti ini maka seseorang tidak akan
tergelincir dalam perbuatan tercela dan nista.
6. Kerja Keras
Perbedaan nyata akan jelas terlihat antara seseorang yang
mempunyai etos kerja dengan yang tidak memilikinya.
Individu beretos kerja akan selalu berupaya meningkatkan
kualitas hasil kerjanya demi terwujudnya kemanfaatan
publik yang sebesar-besarnya.
Ia mencurahkan daya pikir dan kemampuannya untuk
melaksanakan tugas dan berkarya dengan sebaik-baiknya.
Ia tidak akan mau memperoleh sesuatu tanpa
mengeluarkan keringat.
7. Sederhana
Pribadi yang berintegritas tinggi adalah seseorang yang
menyadari kebutuhannya dan berupaya memenuhi
kebutuhannya dengan semestinya tanpa berlebih-lebihan.
Ia tidak tergoda untuk hidup dalam gelimang kemewahan.
Kekayaan utama yang menjadi modal kehidupannya adalah
ilmu pengetahuan.
Ia sadar bahwa mengejar harta tidak akan pernah ada
habisnya karena hawa nafsu keserakahan akan selalu
memacu untuk mencari harta sebanyak-banyaknya.
8. Berani
Seseorang yang memiliki karakter kuat akan memiliki
keberanian untuk menyatakan kebenaran dan menolak
kebathilan.
Ia tidak akan mentolerir adanya penyimpangan dan berani
menyatakan penyangkalan secara tegas.
Ia juga berani berdiri sendirian dalam kebenaran walaupun
semua kolega dan teman-teman sejawatnya melakukan
perbuatan yang menyimpang dari hal yang semestinya.
Ia tidak takut dimusuhi dan tidak memiliki teman kalau ternyata
mereka mengajak kepada hal-hal yang menyimpang.
9. Adil
Pribadi dengan karakter yang baik akan menyadari bahwa
apa yang dia terima sesuai dengan jerih payahnya.
Ia tidak akan menuntut untuk mendapatkan lebih dari apa
yang ia sudah upayakan.
Bila ia seorang pimpinan maka ia akan memberi
kompensasi yang adil kepada bawahannya sesuai dengan
kinerjanya.
Ia juga ingin mewujudkan keadilan dan kemakmuran bagi
masyarakat dan bangsanya.

Anda mungkin juga menyukai