Anda di halaman 1dari 11

Kista Gangglion

Kista ganglion
merupakan tumor jaringan
lunak yang paling sering
D
ditemukan pada tangan dan
pergelangan tangan.
Perempuan tiga kali lebih
banyak menderita
dibandingkan laki-laki. 
(Price, A Sylvia, 2001)
Oleh
Tigor Abdurrahman Thomi
1421313019

PROGRAM MAGISTER KEPERAWATAN


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS ANDALAS
PADANG
o 2015
1. Pertama, membiarkan
ganglion tersebut jika tidak
menimbulkan keluhan
apapun.
2. Jika ganglion menimbulkan
3. Jika kista rusak,
gejala dan ketidaknyamanan menimbulkan nyeri, masalah
ataupun masalah mekanis, mekanis dan komplikasi
saraf (hilangnya fungsi
terdapat dua pilihan motorik dan sensorik akibat
penatalaksanaan: aspirasi tekanan ganglion pada saraf)
atau timbul kembali setelah
(mengeluarkan isi kista aspirasi, maka eksisi bedah
dengan menggunakan jarum) dianjurkan. Hal ini
melibatkan insisi di atas
dan pengangkatan kista kista, identifikasi kista, dan
secara bedah. mengangkatnya bersama
dengan sebagian selubung
tendo atau kapsul sendi dari
mana kista tersebut berasal.
LAPORAN PENDAHULUAN
ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN
DENGAN KISTA GANGLION

Oleh
TIGOR ABDURRAHMAN HOMI
1421312019

PROGRAM MAGISTER KEPERAWATAN


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS ANDALAS
PADANG
20015
ASUHAN KEPERAWATAN
KISTA GANGGLION

A. DEFINISI
Ganglion merupakan kista yang terbentuk dari kapsul suatu sendi atau sarung suatu
tendo. Kista ini berisi cairan kental jernih yang mirip dengan jelly yang kaya protein. Kista
merupakan tumor jaringan lunak yang paling sering didapatkan pada tangan. Ganglion biasanya
melekat pada sarung tendon pada tangan atau pergelangan tangan atau melekat pada suatu
sendi; namun ada pula yang tidak memiliki hubungan dengan struktur apapun. Kista ini juga
dapat ditemukan di kaki. Ukuran kista bervariasi, dapat bertambah besar atau mengecil seiring
berjalannya waktu dan bahkan menghilang. Selain itu kadang dapat mengalami inflamasi jika
teriritasi. Konsistensi dapat lunak hingga keras seperti batu akibat tekanan tinggi cairan yang
mengisi kista sehingga kadang didiagnosis sebagai tonjolan tulang (Price, A Sylvia, 2001).
Kista ganglion merupakan tumor jaringan lunak yang paling sering ditemukan pada
tangan dan pergelangan tangan. Kista ini dapat terjadi pada berbagai usia termasuk anak-anak;
kurang lebih 15% terjadi pada usia di bawah 21 tahun. Tujuh puluh persen terjadi pada dekade
kedua dan keempat kehidupan. Perempuan tiga kali lebih banyak menderita dibandingkan laki-
laki. Tidak ditemukan predileksi antara tangan kanan dan kiri, dan tampaknya pekerjaan tidak
meningkatkan resiko timbulnya ganglion, namun referensi lain menyebutkan bahwa ganglion
banyak ditemukan pada pesenam dimana terjadi tekanan yang besar pada pergelangan tangan.

B. Anatomi
Ganglion terjadi pada sendi, oleh karena itu perlu diketahui mengenai anatomi sendi.
Ganglion ditemukan pada sendi diartrodial yang merupakan jenis sendi yang dapat digerakkan
dengan bebas dan ditemukan paling sering pada wrist joint. Hal ini mungkin diakibatkan
banyaknya gerakan yang dilakukan oleh wrist joint sehingga banyak gesekan yang terjadi antar
struktur di daerah tersebut sehingga memungkinkan terjadinya reaksi inflamasi dan pada
akhirnya mengakibatkan timbulnya ganglion. Selain itu wrist joint merupakan sendi yang
kompleks karena terdiri dari beberapa tulang sehingga kemungkinan timbulnya iritasi atau
trauma jaringan lebih besar.

C. KLASIFIKASI
Tidak ada klasifikasi ganglion secara khusus, namun berdasarkan posisi ganglion timbul
pada tempat-tempat berikut ini:
a. Pergelangan tangan – punggung tangan ("dorsal wrist ganglion"), pada telapak tangan
("volar wrist ganglion"), atau kadang pada daerah ibu jari. Kista ini berasal dari salah
satu sendi pergelangan tangan, dan kadang diperberat oleh cedera pada pergelangan
tangan.

b. Telapak tangan pada dasar jari-jari ("flexor tendon sheath cyst"). Kista ini berasal dari
saluran yang menjaga tendon jari pada tempatnya, dan kadang terjadi akibat iritasi pada
tendon - tendinitis.

c. Bagian belakang tepi sendi jari ("mucous cyst"), terletak disebelah dasar kuku. Kista ini
dapat menyebabkan lekukan pada kuku, dan dapat menjadi terinfeksi dan menyebabkan
infeksi sendi walaupun jarang. Hal ini biasanya disebabkan arthritis atau taji tulang pada
sendi.

D. ETIOLOGI
Penyebab ganglion tidak sepenuhnya diketahui, namun ganglion dapat terjadi akibat
robekan kecil pada ligamentum yang melewati selubung tendon atau kapsul sendi baik akibat
cedera, proses degeneratif atau abnormalitas kecil yang tidak diketahui sebelumnya.

E. MANIFESTASI KLINIK
Meskipun kista ganglion umumnya asimtomatik, gejala yang muncul dapat berupa
keterbatasan gerak, parestesia dan kelemahan. Kista ganglion umumnya soliter, dan jarang
berdiameter diatas 2 cm. Dapat melibatkan hampir semua sendi pada tangan dan pergelangan
tangan. Dorsal wrist, volar wrist, volar retinakular dan distal interfalangeal merupakan kista
ganglion yang paling sering ditemukan pada tangan dan pergelangan tangan. Ganglion terbesar
terletak di belakang lutut dan biasa disebut Kista Baker. 
Ganglion umumnya tidak nyeri; namun dapat menyebabkan nyeri ketika digerakkan atau
menyebabkan masalah mekanis (terbatasnya ruang gerak) tergantung dari lokasi ganglion
tersebut. Kista ganglion memiliki kecenderungan untuk membesar dan mengecil, kemungkinan
karena cairan yang terdapat dalam kista terserap kembali ke dalam sendi atau tendon untuk
kemudian diproduksi kembali.
Masalah terbesar dengan ganglion adalah ketakutan pasien bahwa benjolan tersebut
merupakan sesuatu yang gawat. Diagnosis didasarkan atas riwayat penyakit, pemeriksaan fisis,
dan kemungkinan foto sinar x polos atau USG. Kista dapat dibedakan dari tumor padat melalui
transiluminasi (berkas sinar akan melewati cairan yang memenuhi ganglion, tapi tidak jika
merupakan massa tumor yang padat). Pencitraan USG juga telah digunakan untuk membedakan
massa padat dan kistik di tangan.

F. PATOFISIOLOGI
Normalnya, sendi dan tendon dilumasi oleh cairan khusus yang terkunci di dalam sebuah
kompartemen kecil. Kadang, akibat arthritis, cedera atau tanpa sebab yang jelas, terjadi
kebocoran dari kompartemen tersebut. Cairan tersebut kental seperti madu, dan jika kebocoran
tersebut kecil maka akan seperti lubang jarum pada pasta gigi. Jika pasta gigi ditekan, walaupun
lubangnya kecil dan pasta di dalamnya kental, maka akan mengalir keluar- dan begitu keluar,
tidak dapat masuk kembali. Hal ini bekerja hampir seperti katup satu arah, dan akan mengisi
ruang di luar area lubang. Ketika kita menggunakan tangan kita untuk bekerja, sendi akan
meremas dan menyebabkan tekanan yang besar pada kompartemen yang berisi cairan
tersebut ini dapat menyebabkan benjolan dengan tekanan yang besar sehingga sekeras tulang.
Cairan pelumas mengandung protein khusus yang menyebabkannya kental dan pekat
dan menyulitkan tubuh untuk mereabsorbsi jika terjadi kebocoran. Tubuh akan mencoba untuk
menyerap kembali cairan tersebut, tapi hanya sanggup menyerap air yang terkandung
didalamnya sehingga membuatnya lebih kental lagi. Biasanya, pada saat benjolan cukup besar
untuk dilihat, cairan tersebut telah menjadi sekental jelly.
G. P E N A T A L A K S A N A A N  
Terdapat tiga pilihan utama penatalaksanaan ganglion. Pertama, membiarkan ganglion
tersebut jika tidak menimbulkan keluhan apapun. Setelah diagnosis ditegakkan dan pasien
diyakinkan bahwa massa tersebut bukanlah kanker atau hal lain yang memerlukan pengobatan
segera, pasien diminta untuk membiarkan dan menunggu saja. Jika ganglion menimbulkan
gejala dan ketidaknyamanan ataupun masalah mekanis, terdapat dua pilihan penatalaksanaan:
aspirasi (mengeluarkan isi kista dengan menggunakan jarum) dan pengangkatan kista secara
bedah.Aspirasi melibatkan pemasukan jarum ke dalam kista dan mengeluarkan isinya setelah
mematirasakan daerah sekitar kista dengan anestesi lokal. Karena diperkirakan bahwa inflamasi
berperan dalam produksi dan akumulasi cairan di dalam kista, obat anti inflamasi (steroid)
kadang diinjeksikan ke dalam kista sebagai usaha untuk mengurangi inflamasi serta mencegah
kista tersebut terisi kembali oleh cairan kista. Penelitian terbaru menunjukkan bahwa
menggunakan substansi lain sepertihialuronidase bersama dengan steroid setelah  aspirasi
meningkatkan angka kesembuhan dari 57% (aspirasi dan steroid) menjadi 89% dengan
substansi tambahan.
Jika kista rusak, menimbulkan nyeri, masalah mekanis dan komplikasi saraf (hilangnya
fungsi motorik dan sensorik akibat tekanan ganglion pada saraf) atau timbul kembali setelah
aspirasi, maka eksisi bedah dianjurkan. Hal ini melibatkan insisi di atas kista, identifikasi kista,
dan mengangkatnya bersama dengan sebagian selubung tendo atau kapsul sendi dari mana kista
tersebut berasal. Lengan kemudian dibalut selama 7-10 hari. Eksisi kista ini biasanya
merupakan prosedur minor, tapi dapat menjadi rumit tergantung pada lokasi kista dan apakah
kista tersebut melekat pada struktur lain seperti pembuluh darah, saraf atau tendon.

H. K O M P L I K A S I  
Komplikasi yang mungkin terjadi tergantung pada lokasi dan ukuran ganglion.
Komplikasi utama adalah keterbatasan gerak pada sendi dimana terdapat ganglion. Tidak
seperti tumor lain, ganglion tidak pernah berubah menjadi ganas.Komplikasi yang dapat terjadi
akibat prosedur bedah yang dilakukan berupa rekurensi walaupun kemungkinannya tidak besar.
Selain itu juga terdapat resiko infeksi, keterbatasan gerak, kerusakan serabut saraf atau
pembuluh darah.

I. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan penunjang yang biasa dilakukan adalah pemeriksaan radiologi
untukmenentukan sejauh mana/ sebesar apa ganglion tersebut, namun tanpa dilakukan
radiologipun ganglion dapat di tentukan besarnya. Temuan radiografik biasanya normal, dan
MRI berguna dalam mengkonfirmasi diagnosis.

J. ASUHAN KEPERAWATAN
a. Wawancara
a) Identitas penderita meliputi nama, umur, jenis kelamin, agama, pendidikan, pekerjaan,
alamat, status perkawinan, suku bangsa, nomor register, tanggal masuk rumah sakit dan
diagnosa medis.

b) Keluhan Utama: Adanya rasa nyeri ketika digerakan, namun terkadang asimtomatis.
Ada terlihat suatu benjolan yang letaknya di dekat sendi.

c) Riwayat kesehatan sekarang: Berisi tentang kapan terjadinya benjolan, penyebab lain
yang menyertai terjadinya ganglion serta upaya yang telah dilakukan oleh penderita
untuk mengatasinya.

d) Riwayat kesehatan dahulu, Adanya riwayat ganglion sebelumnya. Riwayat aktifitas dan
pekerjaan klien yang mungkin berhubungan dengan terjadinya ganglion.
e) Riwayat kesehatan keluarga, adakah riwayat penyakit yang sama pada keluarga dan
penyakit keturunan ataupun penyakit menular.

f) Riwayat psikososial, Meliputi informasi mengenai prilaku, perasaan dan emosi yang
dialami penderita sehubungan dengan penyakitnya serta tanggapan keluarga terhadap
penyakit penderita.

b. Pemeriksaan Fisik

a) Status kesehatan umum: Meliputi keadaan penderita secara umum, kesadaran, tinggi
badan, berat badan dan tanda – tanda vital.

b) Kepala dan leher: Kaji bentuk kepala, keadaan rambut, adakah pembesaran pada leher,
adakah gangguan pendengaran, keadaan lidah, gigi, gusi, dan indra penglihatan.

c) Sistem integumen, Turgor kulit, adanya benjolan pada area sendi yang dapat dipegang
dan digerakan, kelembaban dan suhu kulit, tekstur rambut dan kuku.

d) Sistem pernafasan: Adakah sesak nafas, batuk, sputum, nyeri dada.

e) Sistem kardiovaskuler: Perfusi jaringan, nadi perifer, adakah takikardi/bradikardi,


hipertensi/hipotensi, aritmia, kardiomegalis.

f) Sistem gastrointestinal: apakah ada rasa mual, muntah, diare, konstipasi, dehidrase,
perubahan berat badan, peningkatan lingkar abdomen, obesitas.

g) Sistem urinary: keadaan umum sistem urinaria klien, adakah keluhan pada sistem
urinaria.

h) Sistem muskuloskeletal: Penyebaran lemak, penyebaran masa otot, perubahn tinggi


badan.

i) Sistem neurologis: apakah ada terjadi penurunan sensoris, parasthesia, letargi,


mengantuk, reflek lambat, kacau mental, disorientasi.
DAFTAR PUSTAKA

Phipps, Wilma. et al, (2007), Medical Surgical Nursing : Concepts and Clinical Practice, 4th
edition, Mosby Year Book, Toronto
Doengoes, Marilynn, dkk, (2000), Rencana Asuhan Keperawatan ; Pedoman untuk
Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien, edisi 3, alih bahasa : I Made Kariasa dan
Ni Made S, EGC, Jakarta
Engram, Barbara, (2006), Rencana Asuhan Keperawatan Medikal Bedah, alih bahasa
Suharyati S, volume 1, EGC, Jakarta
Tucker, Martin dkk, (2006), Standar Perawatan Pasient,alih bahasa Yasmin Aih dkk,
volume 4, edisi V, EGC, Jakarta

Smeltzer & Brenda. 2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta: EGC

Anda mungkin juga menyukai