Anda di halaman 1dari 15

BAB I

PENDAHULUAN

I. Informasi Jurnal
a. Penulis
Arin M. Buresch, Anne Van Arsdale, Myriam Ferzli, Nicole
Sahasrabudhe, Mengyang Sun, Jeffrey Bernstein, Peter S.
Bernstein, Ivan M. Ngai, David J. Garry
b. Judul
Comparison of Subcuticular Suture Type for Skin Closure After
Cesarean Delivery
c. Institusi dan Tahun
The American College of Obstetricians and Gynecologist (2017)

II. Gambaran Umum


a. Latar belakang
Di Amerika Serikat, tingkat kelahiran sesar pada tahun 2014
sebanyak 32,2 %. Insidensi komplikasi luka setelah kelahiran sesar
telah dilaporkan dari 3% hingga 30%. Komplikasi luka dapat
meliputi infeksi luka bekas operasi, hematom, seroma, dan luka
yang tidak menyatu. Biaya pengobatan tambahan untuk mengobati
sebuah luka infeksi pasca bedah sendiri dapat menghabiskan
$3.529 per kasus.
Perbandingan tipe jahitan dan penutupan kulit telah banyak
diteliti terhadap insiden komplikasi luka setelah kelahiran sesar.
Walaupun beberapa penelitian membandingkan jahitan yang dapat
diserap dan tidak diserap, hanya satu pada penelitian tersebut yang
menunjukkan peningkatan komplikasi luka pada jahitan yang tidak
diserap. Penelitian-penelitian ini memiliki desain yang optimal
untuk mengevaluasi jahitan mana yang menghasilkan lebih sedikit
komplikasi luka pada kelahiran sesar.

1
2

Penyembuhan luka secara fisiologis melibatkan lima langkah


yaitu peradangan, granulasi, epitelisasi, kontraksi luka, dan
pematangan jaringan parut. Bahan jahitan berbeda dalam profil
struktural dan memiliki efek yang berbeda pada proses
penyembuhan biologis ini. Dua bahan jahitan yang paling banyak
digunakan untuk jahitan kulit sesar transversal rendah dan
penutupan sayatan di institusi peneliti adalah poliglecaprone 25
dan poliglaktin 910. Poliglecaprone 25 adalah jahitan monofilamen
dengan profil absorpsi 91–119 hari. Poliglaktin 910 adalah jahitan
yang dikepang dengan profil absorpsi 56-70 hari. Diberikan
perbedaan profil untuk setiap jahitan dan proses fisiologis
penyembuhan luka, peneliti berhipotesis bahwa bahan jahitan yang
dapat diserap dengan profil yang berbeda, jahitan benang
poliglecaprone 25 dan jahitan benang poliglaktin 910 mungkin
memiliki tingkat komplikasi luka yang berbeda.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk membandingkan jenis
jahitan dengan menggunakan benang poliglecaprone 25 dan jahitan
benang poliglaktin 910 terhadap insiden terjadinya komplikasi luka
setelah kelahiran sesar.

b. Metode Penelitian
 Desain Penelitian
Penelitian ini merupakan studi prospective
randomized clinical trial yang dilakukan pada dua
Montefiore Medical Center Labor and Delivery Units dari
28 Mei 2015 sampai dengan 5 Agustus 2016.
 Populasi
Kelompok kasus pada penelitian ini adalah semua
pasien yang memiliki usia gestasional 37 minggu atau lebih
berdasarkan perkiraan tanggal obstetri dan yang menjalani
sesar terjadwal atau tidak darurat.
3

 Kriteria ekslusi
Pasien diekslusikan jika mereka memiliki infeksi
saluran kemih selama 2 minggu sebelum dilakukan sectio
sesaria, pasien yang menggunakan kortikosteroid selama
kehamilannya lebih dari 2 minggu, kurang dari 18 tahun,
atau jika rencana pembedahan untuk insisi kulit secara
vertikal.
 Pengumpulan data
Data dikumpulkan dengan mengacak subjek
penelitian ke salah satu kelompok perlakuan penutupan
subkutikular pada insisi kulit Pfannenstiel masing-masing
subjek yaitu kelompok menggunakan benang 3-0
poliglecaprone 25 dan kelompok yang menggunakan
benang 4-0 polyglactin 910. Pengacakan dilakukan dengan
www.randomization.com. Alokasi pengacakan
disembunyikan dalam amplop tertutup, identik, bernomor,
berurutan. Amplop bernomor dibuka setelah persetujuan
tertulis diperoleh dan sebelum pasien masuk ruang operasi.
Semua pasien menerima antibiotik profilaksis preoperatif
secara intravena 1 jam sebelum insisi dilakukan. Semua
pasien yang menerima analgesik neuraxial: spinal, epidural
ataupun kombinasi keduanya. Teknik operasi sesar
disesuaikan dengan operator yang melakukan operasi
bersangkutan. Kemudian 30 hari pasca operasi dilakukan
follow up via telepon untuk mengetahui adanya komplikasi
luka pasca operasi sesar.
 Analisis statistik
Karakteristik demografi, komorbiditas medis, dan
informasi perioperatif dijelaskan oleh kelompok studi
sebagai mean (SD), median (kisaran), atau frekuensi (%)
untuk kontinu, parametrik, nonparametrik, dan variabel
kategori yang sesuai. Perbedaan dengan kelompok jahitan

3
4

dinilai dengan analisis ragam untuk variabel kontinu,


Wilcoxon signed-rank sum untuk variabel nonparametrik
dan Pearson X2 atau Fisher tepat uji untuk variabel kategori
yang sesuai. Risiko relatif (dengan 95% CI) digunakan
untuk menilai komplikasi luka. Kelompok jahitan dianalisis
dengan tujuan untuk diobati dan dengan jahitan yang
sebenarnya diterima.
Dalam analisis subkelompok yang direncanakan,
kelompok jahitan dikelompokkan berdasarkan sesar
terjadwal dibandingkan dengan sesar setelah persalinan
aktif, untuk massa tubuh indeks sebagai variabel kategori,
dan dengan jahitan aktual jenis yang diterima. Rasio odds
kasar dihitung menggunakan uji Mantel-Haenszel dan uji
homogenitas dilakukan untuk menilai bukti modifikasi
efek. Semua nilai P dua sisi dan nilai P < 0,05 dianggap
signifikan secara statistik. Analisis statistik dilakukan
menggunakan STATA 13.0.

c. Hasil
Dari 28 Mei 2015 hingga 5 Agustus 2016, 275 wanita
diacak untuk poliglecaprone 25 dan 275 untuk poliglaktin 910, di
antaranya 520 (95%) termasuk dalam analisis akhir: 263 dalam
kelompok poliglecaprone 25 [di antaranya 231 (88%) benar-benar
menjalani penutupan dengan poliglecaprone 25] dan 257 di
polyglactin 910 grup [di antaranya 209 (81%) benar-benar
menjalani penutupan dengan polyglactin 910]. Tujuh belas pasien
(3%) termasuk dalam pelanggaran protocol, delapan pasien kurang
dari 37 minggu kehamilan, lima pasien menerima kulit vertikal
sayatan, dua pasien memiliki infeksi saluran kemih aktif, satu
pasien melakukan persalinan pervaginam, dan satu pasien
membutuhkan operasi ulang di mana jahitan subkutikular diganti
dengan staples (Gbr. 1). Tak satu pun dari para wanita ini punya
5

komplikasi luka. Pengacakan menghasilkan kelompok yang secara


umum serupa dalam demografis karakteristik, komorbiditas medis,
dan karakteristik perioperatif (Tabel 1).

Gambar 1. Algoritma Randomisasi

5
6

Tabel 1. Demografi pasien, informasi perioperatif dan komorbiditas medis

Dalam analisis intention-to-treat, ada perbedaan yang


signifikan secara statistik dalam hasil komposit primer: 8,8%
(23/263) untuk poliglecaprone 25 jahitan dibandingkan dengan
14,4% (37/257) dengan jahitan poliglaktin 910 (risiko relatif 0,61,
95% CI 0,37-0,99; P5.04) (Tabel 2). Jumlah yang perlu dirawat
untuk mencegah satu komplikasi luka sesar dengan jahitan
poliglecaprone 25 adalah 18 (95% CI 9–553) wanita. Tidak ada
yang signifikan secara statistik perbedaan antara kelompok ketika
membandingkan komplikasi luka individu yang membentuk hasil
gabungan.
7

Tabel 2. Hasil Penelitian (Intent-toTreat Analysis)

Ketika tiap kelompok dianalisis dengan jahitan aktual yang


diterima, 265 dari 520 (51%) wanita menerima jahitan dengan
poliglecaprone 25 dan 217 dari 520 (41,7%) wanita menerima
jahitan dengan polyglactin 910. Komplikasi luka gabungan lebih
banyak terjadi pada wanita yang menerima jahitan poliglaktin 910
[8,3% (22/265)] dibandingkan dengan poliglecaprone 25 [13,8%
(30/217)], walaupun perbedaan ini tidak signifikan secara statistik
(P5.05) (Tabel 3). Dalam analisis subkelompok, tidak ada
perbedaan yang signifikan dalam komplikasi luka ketika
membandingkan kelahiran sesar yang dijadwalkan (tidak ada
persalinan) dengan sesar setelah persalinan atau ketika
dibandingkan dengan obesitas tipe III.

Tabel 3. Hasil Penelitian berdasarkan Jahitan Penutupan Kulit

7
8

d. Diskusi
Penutupan luka operasi cesar dengan jahitan poliglecaprone
25 memiliki tingkat penurunan yang signifikan terhadap
komplikasi luka bila dibandingkan dengan jahitan poliglaktin 910.
Kami berspekulasi bahwa ini memiliki perbedaan yang signifikan
merupakan hasil dari kurangnya menjalin pada jahitan
poliglecaprone 25 yang meningkat resistensi terhadap infeksi.
Perbandingan yang memadai dari berbagai jahitan yang
dapat diserap untuk penutupan sayatan kulit subkutikuler setelah
sesar masih kurang. Vats dan Pandit Suchitra membandingkan dua
jenis bahan jahitan yang dapat diserap pada komplikasi luka post
sesar dan menemukan poliglecaprone 25 memiliki tingkat
pembengkakan yang lebih rendah secara statistik dan indurasi,
cairan luka, dan luka dehiscence serta peningkatan penyembuhan
luka jika dibandingkan dengan polyglactin 910. Komplikasi luka
yang mereka kutip setinggi 33%. Meskipun populasi penelitian
mereka terbatas pada kelahiran sesar yang muncul, namun ukuran
sampel kecil, dan metode pengacakan tidak dijelaskan. Tuuli et al
menemukan kulit subkutikular penutupan dengan poliglaktin 910
dikaitkan dengan tingkat infeksi luka bekas operasi dan komplikasi
luka lainnya sebagaimana poliglecaprone 25 yang terdapat dalam
analisis sekunder percobaan acak pada penelitian mereka.
Mengingat hal tersebut merupakan analisis sekunder studi kohort
prospektif, sehingga terdapat potensi bias seleksi dan residu
perancu. Selain itu, penelitian ini kurang kuat untuk mendeteksi
perbedaan kecil pada hasil.
Jahitan monofilamen terbukti lebih rendah tingkat
infektivitasnya apabila dibandingkan dengan jahitan multifilamen
dalam model tikus, meskipun jahitan poliglecaprone 25 tidak
termasuk dalam 16 jenis jahitan yang dipelajari. Penelitian kami
secara khusus acak untuk jenis jahitan yang dapat diserap untuk
penutupan sayatan Pfannenstiel. Insiden komplikasi luka kami
9

sebanding dengan penelitian lain dan tingkat lost-to-follow up pada


penelitian ini rendah.
Singkatnya, kami menemukan bahwa untuk penutupan kulit
setelah kelahiran, jahitan dengan poliglecaprone 25 memiliki
tingkat penurunan 40% dalam tingkat komplikasi luka apabila
dibandingkan dengan jahitan dengan polyglactin 910. Penelitian
lebih lanjut dibutuhkan dalam kondisi klinis yang lebih spesifik,
seperti pada kelahiran sesar darurat dan kelahiran sesar yang
dilakukan pada ibu hamil dengan obesitas.

e. Keterbatasan Penelitian
Salah satu batasan penelitian ini adalah eksklusi pada sesar
yang darurat. Keputusan ini dibuat karena informed consent tidak
diperoleh dengan baik. Studi kami juga tidak dapat dengan jelas
mengidentifikasi persiapan jenis kulit yang digunakan untuk setiap
pasien sebagai akibat dari perubahan dokumentasi dalam rekam
medis selama masa studi. Metode persiapan kulit telah ditunjukkan
dalam penelitian terbaru memiliki efek pada tingkat infeksi lokal
pembedahan untuk pasien obesitas di institusi kami. Keterbatasan
tambahan adalah tingkat ketidakpatuhan protokol yang cukup
tinggi (20% dari pasien yang terdaftar tidak menerima jenis jahitan
yang dialokasikan) dan potensi efek diferensial dari ukuran lubang
jahitan, 3-0 untuk poliglecaprone 25 jahitan dan 4-0 untuk jahitan
poliglaktin 910.

9
10

BAB II

TELAAH JURNAL

Telaah jurnal merupakan bagian dari kedokteran berbasis bukti (Evidence


based medicine) yang diartikan sebagai suatu proses evaluasi secara cermat dan
sistematis suatu artikel penelitian untuk menentukan reabilitas, validitas, dan
kegunaannya dalam praktik klinis. Komponen utama yang dinilai dalam critical
appraisal adalah validity, importancy, applicability. Tingkat kepercayaan hasil
suatu penelitian sangat bergantung dari desain penelitian dimana uji klinis
menempati urutan tertinggi.
Telaah kritis meliputi semua komponen dari suatu penelitian dimulai dari
komponen pendahuluan, metodologi, hasil, dan diskusi. Masing-masing
komponen memiliki kepentingan yang sama besarnya dalam menentukan apakah
hasil penelitian tersebut layak atau tidak digunakan sebagai referensi.

I. Telaah Kelengkapan Jurnal


Judul jurnal : Ada
Pengarang dan institusi : Ada
Abstrak : Ada
Pendahuluan : Ada
Metode : Ada
Hasil : Ada
Pembahasan : Ada
Kesimpulan : Tidak ada
Saran : Ada
Daftar pustaka : Vancouver
Lampiran : Tidak ada
11

II. Penilaian PICO VIA (Population, Intervention, Comparison, Outcome,


Validity, Importancy, Applicability)
1. Population
Populasi pada penetelian ini adalah semua pasien yang memiliki usia
gestasional 37 minggu atau lebih berdasarkan perkiraan tanggal obstetri
dan yang menjalani sesar terjadwal atau tidak darurat yang dirawat di dua
unit kelahiran dan persalinan Montefiore Medical Center antara 28 Mei
2015 hingga 5 Agustus 2016.

2. Intervention
Pada penelitian ini dilakukan intervensi pada subjek penelitian.

3. Comparison
Penelitian ini dilakukan prospektif randomized control trial dengan
membandingkan jahitan pasca operasi sesar dengan poliglecaprone 25 dan
polyglactin 910.

4. Outcome
Dalam penelitian ini didapatkan penutupan kulit setelah operasi sesar
dengan poliglecaprone 25 menurunkan tingkat luka komplikasi
dibandingkan dengan jahitan polyglactin 910.

5. Validity
A. Research question
a. Is the data collected in accordance with the purpose of the
research?
Iya, data yang diambil sesuai dengan tujuan penelitian.

b. Are the inclusion and exclusion criteria in this research clearly


defined?
Ya, kriteria eklusi pada penelitian ini adalah perempuan memiliki
infeksi saluran kemih selama 2 minggu sebelum dilakukan sectio

11
12

sesaria, pasien yang menggunakan kortikosteroid selama


kehamilannya lebih dari 2 minggu, kurang dari 18 tahun, atau jika
rencana pembedahan untuk insisi kulit secara vertikal.

c. Are the research subjects explained in detail?


Ya, subjek penelitian ini adalah semua pasien yang memiliki usia
gestasional 37 minggu atau lebih berdasarkan perkiraan tanggal
obstetri dan yang menjalani sesar terjadwal atau tidak darurat yang
dirawat di dua unit kelahiran dan persalinan Montefiore Medical
Center antara 28 Mei 2015 hingga 5 Agustus 2016.

B. Randomization
Was the randomization list concealed from patients, clinicians, and
researchers?
Tidak. Pada penelitian ini baik pasien dan peneliti mengetahui
kelompok kontrol yang telah ditentukan.

C. Interventions and co-interventions


Were the perfomed interventions described in sufficent detail to be
followed by other?
Iya, intervensi pada penelitian ini telah dijelaskan secara rinci yaitu
subjek penelitian dibagi menjadi dua kelompok dengan jahitan
poliglecaprone 25 dan polyglactin 910 pada penutupan luka kelahiran
sesar yang terjadwal.

6. Importancy
Is this study is important?
Ya, penelitian ini penting karena hasil penelitian ini dapat menjadi acuan
tentang pemilihan penggunaan benang jahitan untuk penutupan kulit pada
operasi sesar.
13

7. Aplicability
Is your environment so different from the one in study that the methods
could not be use there?
Telaah Applicability
1. Apakah PICO jurnal diperoleh sesuai pertanyaan klinis? Ya
2. Apakah pasien Anda cukup mirip dengan pasien penelitian? Ya
3. Apakah intervensi dalam penelitian dapat diterapkan untuk Ya
manajemen pasien di lingkungan Anda?
4. Apakah outcome penelitian ini penting bagi pasien Anda? Ya
5. Apakah manfaat lebih besar dibanding potensi merugikan pasien Ya
Anda?
6. Apakah hasil penelitian ini dapat diintegrasikan dengan nilai- Ya
nilai serta harapan pasien Anda?

13
BAB III
KESIMPULAN

Berdasarkan telaah jurnal yang telah dilakukan didapatkan kesimpulan


bahwa jurnal ini valid, penting, dan dapat diterapkan sehingga jurnal ini dapat
digunakan sebagai referensi.

14
DAFTAR PUSTAKA

Buresch A.M., Arsdale A.V., Ferzli M., Sahasrabudhe N., Sun M., Bernstein J.,
Bernstein P.S., Ngai I.M., and Garry D.J. 2017. Comparison of
Subcuticular Type for Skin Closure After Cesarean Delivery: A
Randomized Controlled Trial. The American College of Obstetricians and
Gynecologists. Vol. 130, No.3, pp. 521-526.

15

Anda mungkin juga menyukai