Dibimbing Oleh:
dr. H. Didi Askari Pasaribu, Sp.OG (K)
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Menurut laporan ASEAN Stastistical • Terjadi penuruan
Report on MDG 2017 tahun 2015 kematian ibu selama
Angka Kematian Ibu (AKI) di ASEAN periode 1991-2015
yaitu rata rata 197 per 100.000 • penurunan AKI di
kelahiran hidup. Indonesia dari 390 pada
tahun 1991 menjadi 305
tahun 2015
• (KEMENKES,2017)
• Angka Kematian
Jumlah Kematian Bayi di
Bayi 24 per 1.000
Provinsi Sumatera Selatan
kelahiran hidup, dan
sampai dengan bulan Desember
AKABA 32 per 1.000
2017 mencapai 637 kasus,
kelahiran hidup
menurun jika dibandingkan
(SDKI) tahun 2017
tahun 2016 sebanyak 643 kasus
(KEMENKES SUMSEL, 2018)
Latar Belakang
• Virus Hepatitis B
menginfeksi 2 milyar orang
di dunia, sekitar 240 juta • berdasarkan Infodatin Kemenkes RI
orang diantaranya (2018) Presentase Ibu hamil HBsAg
menderita Hepatitis B reaktif tertinggi yaitu Nusa Tenggara
kronik Barat (6,15%), Nusa Tenggara Timur
• hepatitis C di sebesar 170 (5,26%) dan Papua (3,92%).
juta orang
Latar Belakang
Diharapkan laporan kasus ini dapat dijadikan landasan untuk penulisan karya
ilmiah selanjutnya.
Vertikal • VHB yang masuk ke tubuh bayi secara per-oral baru dapat
menimbulkan infeksi VHB jika masuk bersama air susu
ibu dalam jumlah besar
• Penularan terjadi melalui air susu ibu yang terkontaminasi
darah ibu yang mengandung VHB krena luka lecet pada
putting susu.
2. Secara Penularan VHB dari seorang pengidap infeksi VHB kepada orang yang
Horizontal rentan disekitarnya
1. Pada Hepatitis Akut
infeksi VHB
Patogenesis plasenta
• tetapi HBeAg dapat masuk ke peredaran darah bayi,
-> mempengaruhi Thymus bayi-> sel Th yang
terbentuk toleran terhadap HBeAg dan HBcAg
• Karena HBeAg dan HBcAg dapat menimbulkan
reaksi silang pada sel T, maka sel T yang spesifik
terhadap HBeAGg dan HBcAg tidak berfungsi baik
dalam membentuk antibodi terhadap HBsAg.
• Demikian juga sel T tersebut akan berkurang
kemampaunnya dalam mengiliminasi VHB.
Gejala Klinis
• Anoreksia
• Mual muntah
• Febris
• Rasa bengkak dan nyeri pada perut kanan atas
• Mata dan buang air kecil kuning seperti teh pekat
• Amenorea
• Sklera ikterik
• Mammae hiperpigmentasi, kolostrum (+)
• Hepatomegali dan nyeri tekan
• Ballotement dan DJJ (+)
Gejala Klinis
1. Infeksi VHB Akut
• Fase Prodromal
• Fase ikterik: penderita tampak kuning, kencing seperti the pekat, kotoran putih seperti
dempul, temperature menurun, kadang-kadang ada bradikari, nafsu makan muncul
kembali
• Fase penyembuhan
Infeksi VHB akut, (SGPT = ALT) meningkat lebih tinggi daripada serum (SGOT – AST)
Imunisasi Hepatitis B
*Menurut ACG dan AASLD sangat merekomendasikan inisiasi antivirus pada pasien dengan
viremia yang tinggi pada 28-32 mingguke hamilan untuk mengurangi MTCT.
Tenofovir dan telbivudin tetap menjadi terapi lini pertama. Selain itu, dapat juga
diberikan lamivudin kepada ibu sebelum melahirkan (100 mg/hari dalam trisemester
ketiga).
Tatalaksana
TERMINASI KEHAMILAN
Persalinan pada ibu hamil dengan titer HBV tinggi (3,5 pg /mL) atau HBeAg
positif lebih baik SC pada persalinan yang lebih dari 14 jam.
Pan et al. menganalisis data dari 1.409 bayi yang lahir melalui persalinan
pervaginam, seksio sesaria elektif atau operasi caesar darurat untuk ibu dengan HBsAg
positif.
Infeksi HBV yang ditularkan pada bayi yang lahir dengan operasi caesar elektif
memiliki persentase yang lebih kecil (1,4%), dibandingkan dengan persalinan
pervaginam (3,4%) atau operasi caesar darurat (4,2%).
• Hepatitis yang terjadi pada kehamilan triwulan I dan II prognosis baik,
Prognosis sedangkan pada triwulan III dengan angka kematian maternal yang
tinggi
• Dilaporkan 10-20% ibu hamil dengan HBsAg positif yang tidak
mendapatkan imunoprofilaksis menularkan virus pada neonatusnya
• ± 90% wanita hamil dengan seropositif untuk HBsAg dan HBeAg
menularkan virus secara vertikel kepada janinnya dengan insiden ±
10% pada trimester I dan 80-90% pada trimester III
• Infeksi VHB tidak menunjukkan efek teratogenik tapi mengakibatkan
insiden Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) dan prematuritas yang lebih
tinggi diantara ibu hamil yang terkena infeksi akut selama kehamilan.
Cairan Ketuban
• Cairan amnion merupakan pelindung dan bantalan untuk proteksi
sekaligus menunjang pertumbuhan
• Osmolalitas, kadar natrium, ureum, kreatinin tidak berbeda dengan
kadar pada serum ibu, artinya kadar dicairan amnion merupakan hasil
difusi dari ibunya
• menghambat bakteri karena mengandung zat seperti fosfat dan seng
Fisiologi Cairan Ketuban
• Pada kehamilan sangat muda, air ketuban merupakan ultrafiltrasi dari plasma
maternal dan dibentuk oleh sel amnionya. ultrafiltrasi dari plasma maternal dan
dibentuk oleh sel amnionya
• Pada trimester II kehamilan -> air ketuban dibentuk oleh difusi ekstraseluler
melalui kulit janin sehingga komposisinya mirip dengan plasma janin.
• setelah trimester ke II,-> pembentukan zat tanduk kulit janin dan menghalangi
difusi plasma janin sehingga sebagian besar air ketubannya dibentuk oleh:
Selamnionnya, Air kencing janin
Oligohidramnion
Definisi
• air ketuban kurang dari 500 cc
kriteria :
1) Jumlah kurang dari 500 cc
2) Kental
3) Bercampur mekonium.
Epidemiologi
Oligohidramnion
35
Manifestasi Klinis
Komplikasi tindakan
Indikasi amnioskopi adalah:
amnioskopi adalah:
Hasil yang diharapkan • Terjadi persalinan
• Usia kehamilan sudah diatas 37 adalah:
prematur
minggu • Kekeruhan air ketuban
• Ketuban pecah-
• Terdapat preeklamsia-berat atau Pewarnaan dengan mekonium
menimbulkan persalinan
eklampsia
prematur
• Bad Obstetrics History
• Terjadi perdarahan-
• Terdapat kemungkinan IUGR
perlukaan kanalis
• Kelainan ginjal
servikalis
• Kehamilanpostdate
• Terjadi infeksi asendens
Diagnosis
• Berikan infus sebanyak 10-15 cc/ • Diberikan 10 cc/ menit selaama 1 jam
menit sampai tercapai jumlah 800 • Diikuti 3 cc/ menit sampai tercapai
cc kompresi menghilang
• Tetesan dikurangi sampai terdapat
tambahan 250 cc untuk mengurangi
kompresi terhadap tali pusat dan *Amniotic infusion ada kemungkinan
lainnya. berhasil, tetapi jika tetap terjadi fetal
• Teknik bolus amniotic infussion, distress, peningkatan bandle tidak terjadi
dapat menurunkan kejadian fetal penurunan, maka tindakan obstetrinya
distress dan meningkatkan adalah dilakukan seksio sesares
kemungkinan persalinan per
vaginam
KOMPLIKASI
Janin
Oligohidramnionnya menyebabkan tekanan langsung terhadapat janinnya:
i. Deformitas janin adalah:
(a) Leher terlalu menekuk-miring
(b) (b) Bentuk tulang kepala janin tidak bulat
(c) Deformitas ekstermitas
Dari sudut maternal d) Talipes kaki terpelintir keluar.
trias komplikasi persalinan ii. Kompresi tali pusat langsung sehingga dapat menimbulkan fetal distress
dengan tindakan perdarahan, iii. Fetal distress menyebabkan makin terangsangnya nervus vagus dengan
infeksi, dan perlukaan jalan dikeluarkannya mekonium semakin mengentalkan air ketuban
lahir (a) kesulitan bernapas karena paru-paru-> hipoplasia sampai
atelektase paru
(b) Sirkulus yang sulit diatasinya -> kematian janin intrauterin
Amniotic band
Dapat dijumpai ektermitas terputus oleh karena hubungan atau ikatan dengan
membrannya.
BAB II
LAPORAN KASUS
Nama : Ny. B
Usia : 19 tahun
Tanggal lahir : 27 Maret 1989
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Mengurus Rumah Tangga
Alamat : Muara Siban RT 3 RW 2, Pulau Pinang,
Kabupaten Lahat, Sumatera Selatan.
Agama : Islam
MRS : 27 Desember 2019
Jam MRS : 06: 30WIB
No. RM : 58.60.61
KELUHAN UTAMA DAN PERJALANAN PENYAKIT
R/ kehamilan dan
persalinan
-
Tanda Vital dan Keadaan Umum
Temperatur : 36˚C
Tinggi Badan : 156cm
Berat Badan : 60 kg
Pemeriksaan Fisik Khusus
Kepala : TAK
Leher : TAK
Mata : TAK
Dada : Puting Susu Normal
Punggung : TAK
Abdomen : TFU 3
jr ↓ px, memanjang, Genitalia : ɸ 1 cm,
DJJ 136 x/menit Ketuban (+),
bloodslym (+),
Kep HI
Ektremitas : TAK
Pemeriksaan Kebidanan
Hari : Sabtu
Tanggal : 28 Desember 2019
Pukul : 08.15 WIB – 09.00 WIB
dr. Operator : dr.H. Didi Askari Pasaribu Sp.OG(K)
dr. Anastesi : dr. Rizky Dani, Sp.An
Diagnosis Pra Bedah : G1P0A0 hamil aterm inpartu dengan Hepatitis B+
Oligohidramnion JTH Preskep
Diagnosis Pasca Bedah : P1A0 Pasca SSTP a.i Hepatitis B+ Oligohidramnion
Tindakan : SSTP
Komplikasi Operasi : (-)
Laporan Operasi
Cefriakson antibiotic
Indikasi SC dan
STTP riwayat HBV
tinggi
Cefriakson antibiotic
Penatalaksanaan post operasi diberikan antibiotik
ceftriaxone dan metronidazole, belum tepat.
Berdasarkan teori, Jenis antibiotik yang
direkomendasikan sefalosporin generasi ke I dan II.
Sementara itu, Pada kasus tertentu yang dicurigai
melibatkan bakteri anaerob dapat dikombinasikan
dengan metronidazol.
mberian terapi injeksi ketorolac, dimana ketorolak
adalah OAINS yang dipromosikan unutk digunakan
secara sistemik terutama sebagai analgesik.
Pemberian asama traneksamat adalah sebagai
antifibrinolitik, inibitor sintetik fibrinolisis. Bahan ini
menghambat secara kompetitif pengaktifan plasminogen.
Merupakan obat yang digunakan dalam perdarahan.
Sementara itu tatalaksana untuk oligohidramnion
berdasarkan teori, dapat dilakukan Amniotic infusion
ada kemungkinan berhasil, tetapi jika tetap terjadi fetal
distress, peningkatan bandle tidak terjadi penurunan,
maka tindakan obstetrinya adalah dilakukan seksio
sesarea.
BAB V
PENUTUP
Simpulan