TINJAUAN KASUS
I. IDENTITAS KLIEN
Inisial : Tn. N
Tgl Pengkajian :05 Juli 2017
Umur: 46 tahun
RM No : 03.85.01
Agama : Kristen Protestan
Informan : Klien dan status klien
III.FAKTOR PREDISPOSISI
1. Pernah mengalami gangguan jiwa di masa lalu? Ya Tidak
2. Pengobatan sebelumnya Berhasil KurangBerhasil
Tidak Berhasil
3. Pengalaman Pelaku/Usia Korban/Usia
Saksi/Usia
Aniaya fisik
Aniaya seksual
Penolakan
Kekerasan dalam keluarga
Tindakan kriminal
Jelaskan No 1, 2, 3 : Klien belum pernah mengalami gangguan jiwa
sebelumnya. Pengalaman sebelumnya klien
dipukul oleh bapaknya sendiri, ini berawal
semenjak klientidak mau sekolah SD dulu, dia
14
15
IV. FISIK
1. Tanda vital : TD : 120/80 mmHg N : 80 x/menit
S : 36,80C P : 20 x/menit
2. Ukur : TB : 160 cm BB : 62 kg
3. Keluhan fisik Ya Tidak
Jelaskan :Klien tidak mengalami kelainan / keluhan pada bagian tubuhnya.
Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah
16
V. PSIKOSOSIAL
1. Genogram
Keterangan:
: Laki-laki
: Perempuan
: Meninggal
: Pasien
---------- : Tinggal serumah
Jelaskan :Klien merupakan anak ke 3 dari 7 bersaudara dan dari antara
saudaranya, tidak ada yang mengalami gangguan jiwa.
Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah
2. Konsep diri :
a. Gambaran diri : Klien menyukai seluruh bagian tubuhnya.
b. Identitas :Klien belum menikah, masih tinggal bersama
kedua orangtuanya.
c. Peran :Klien ingin bekerja
d. Ideal diri :Ingin cepat sembuh, pulang dan berkumpul dengan
keluarga.
e. Harga diri :Klienmerasa tidak berarti lagi dalam keluarga dan
lingkungannya karena pacarnya meninggalkan dia
dan menikah lagi dengan orang lain.
Masalah Keperawatan : Harga diri rendah
17
3. Hubungan Sosial
a. Orang yang berarti : Ibu dan kakak.
b. Peran serta dalam kegiatan kelompok/masyarakat :
Selama dirumah klien tidak pernah diikutsertakan dalam kegiatan
kelompok maupun dimasyarakat karena dia tidak dipercayai bisa
melakukan tugas itu.
c. Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain :
Klien mengatakan keadaannya yang diam membuat orang lain selalu
mengucilkannya sehingga klien tidak bisa berhubungan dengan orang
lain. Setelah dirawat di rumah sakit jiwa klien tampak sering melamun
dan menyendiri tidak mau berkomunikasi dengan teman-teman
sekamar.
Masalah Keperawatan : Isolasi sosial : menarik diri
4. Spiritual :
a. Nilai dan keyakinan :
Klien beragama Kristen Protestan dan percaya adanya Tuhan.
b. Kegiatan ibadah :
Sebelum dirawat klien rajin beribadah dan sekarang klien jarang
beribadah tetapi bila ingat berdoa sebelum tidur.
Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah
3. Aktivitas Motorik
Lesu Tegang Gelisah Agitasi
Tik Grimasing Tremor
Kompulsif
Jelaskan :Klien bisa melakukan aktivitas tanpa bantuan orang lain.
Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah.
4. Suasana Perasaan
Sedih Ketakutan Putus asa Khawatir Gembira
berlebihan
Jelaskan :Klien merasa sedih karena dirawat di RSJ dan menganggap
dirinya diasingkan dari antara masyarakat, kelompok dan
keluarga.
Masalah Keperawatan : Harga diri rendah
5. Afek
Datar Tumpul Labil Tidak sesuai
Jelaskan :Klien bisa berbicara sesuai dengan stimulus yang diberikan.
Masalah Keperawatan\ : Tidak ada masalah
6. Interaksi selama wawancara
Bermusuhan Tidak kooperatif
Mudahtersinggung
Kontak mata kurang Defensif Curiga
19
8. Proses Pikir
Sirkunstansial Tangensial Gangguan asosiasi
Flight of ideas Blocking Pengulangan pembicaraan
persevarasi
Jelaskan : Proses pikir sesuai dengan respon yang diberikan
Masalah Keperawatan :Tidak ada masalah
9. Isi Pikir :
Obsesi Fobia Hipokondria
Depersonalisasi Ide yang terkait Pikiran mistik
Waham :
Agama Somatik Kebesaran Curiga
Nihilistik Sisip pikir Siar pikir Kontrol pikir
Jelaskan : Klien berpikir bahwa kejadian yang dialaminya yakni ditinggal
nikah oleh pacarnya adalah kesalahannya karena tidak mampu
mempertahankan hubungan mereka dan mengijinkan pacarnya
menikah. Sehingga dia berpikir bahwa keluarganya
menyalahkan dia karena hal tersebut.
Klien tidak mengalami waham.
Masalah Keperawatan : Resiko tinggi halusinasi
20
11. Memori :
Gangguan daya ingat jangka panjang Gangguan daya
ingat jangka pendek
Gangguan daya ingat saat ini Konfabulasi
Jelaskan :Klien mampu mengingat kejadian pada masa lalu dan pada saat
sekarang.
Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah
4. Berpakaian/berhias
Bantuan minimal Bantuan total
X. ASPEK MEDIK
Diagnosis Medik : Skizoprenia paranoid
23
Therapy Medik :
1. HLD 5mg (2x1)
2. THP 2 mg (2x1)
ANALISA DATA
No Data Masalah
.
1. DS: Klien mengatakan tidak berarti lagi dalam Gangguan konsep diri :
keluarga dan lingkungannya karena harga diri rendah
pacarnya meninggalkan dia dan menikah
dengan orang lain.
DO: Klien sering berdiam diri, tertutup dan
tidak mau bercakap-cakap dengan
temannya.
2. DS: Klien pernah punya pacar yang dia Koping individu inefektif
sayangi, klien ditinggal pergi oleh
pacarnya dan menikah dengan orang
lain. Akibatnya dia merasa bahwa dirinya
sudah tidak berguna lagi dan merasa
dirinya tidak mampu membahagiakan
orang tuanya
DO:Klien tampak diam dan tertutup karena
ditinggal pacarnyanya.
3. DS: Klien mengatakan tidak mau bergaul Isolasi sosial : menarik
dengan masyarakat dan tidak pernah diri
mengikuti kegiatan di lingkungan
masyarakat.Keadaannya yang diam mem-
buat orang lain selalu mengucilkannya
sehingga klien tidak bisa berhubungan
dengan orang lain.
DO:Klien tampak berdiam diri, tertutup dan
tidak mau bercakap-cakap dengan
temannya.
4. DS: Klien berpikir bahwa kejadian yang Resiko tinggi halusinasi
dialaminya yakni ditinggal nikah oleh
pacarnya adalah kesalahannya karena
tidak mampu mempertahankan hubungan
mereka dan mengijinkan pacarnya
menikah. Sehingga dia berpikir bahwa
keluarganya menyalahkan dia karena hal
tersebut
24
Resiko tinggi
Halusinasi
Gangguan konsep
diri : harga diri rendah
Koping Individu
Inefektif
“Bapak tau apa akibatnya kalau tidak mempunyai teman?” A: SP1 belum tercapai tercapai
“Apakah bapak tahu tanda-tanda kalau seseorang itu tidak mau P : Mengadakan kontrak selanjutnya
berteman, tidak mau berbicara sama teman, dan selalu untuk menjelaskan keuntungan dan
menyendiri itu adalah tanda-tanda menarik diri?” kerugian mempunyai teman.
“Bagus kalau bapak sudah tahu tanda-tandanya.”
07 Juli 2017 SP 1 Salam terapeutik: S : Klien bisa mengungkapkan apa
Pukul 10.00 “Selamat pagi Pak. Bagaimana keadaan bapak N pagi ini?” keuntungan mempunyai banyak
“Saya ingin mengingatkan kontrak kita yang kemarin, apa teman dan kerugian tidak
bapak masih ingat tentang apa yang akan kita bicarakan mempunyai teman.
kemarin?” (klien hanya melihat aja) O : klien menjawab pertanyaan yang
“Ya, benar. Hari ini kita akan berdiskusi tentang keuntungan diberikan perawat, dengan lambat
dan kerugian mempunyai teman.” dan pelan, dan sesekali
melakukan kontak mata.
Mengkaji pengetahuan klien tentang keuntungan dan manfaat A : Masalah teratasi, klien
bergaul dengan orang lain. mengetahui keuntungan dan
“Menurut bapak, apa saja keuntungan jikalau mempunyai kerugian mempunyai teman.
banyak teman?” P : Selanjutnya mengadakan kontrak
Memberi kesempatan pada klien untuk mengungkapkan kembali untuk membicarakan
perasaannya tentang keuntungan berhubungan dengan orang lain. bagaimana cara berhubungan
Mendiskusikan bersama klien tentang manfaat berhubungan dengan orang lain.
35
Bapak masih ingat tentang apa yang akan kita bicarakan hari O : Klien malu berkenalan dengan
ini?” (Klien hanya mengangguk aja). orang lain.
“Hari ini kita akan berbicara bagaimana cara berkenalan A : Masalah belum teratasi.
dengan orang lain. Apakah bapak mau berkenalan dengan P : SP 2 diulang kembali:
orang lain?” 1. Mendorong dan membantu
klien untuk berkenalan
Mengkaji kemampuan klien membina hubungan dengan orang dengan orang lain.
lain.
Mendorong dan membantu klien untuk berkenalan dengan orang
lain
“Pada saat berkenalan dengan orang lain, bapak harus
menyebutkan nama lebih dahulu dan juga nama panggilan yang
bapak sukai. Juga bapak harus menjabat tangan teman yang
diajak kenalan.”
“Contoh: Selamat sore pak, kenalkan nama saya Suster P, saya
senang dipanggil Suster P (sambil berjabat tangan). Nama
bapak siapa?”
“Nah sekarang, giliran bapak yang mencoba memulai
berkenalan dengan saya.” (klien memulai berkenalan).
Memberi reinforcement terhadap keberhasilan yang telah dicapai.
37
lain.
Mendorong dan membantu klien untuk berkenalan dengan orang
lain.
“Seperti yang telah saya jelaskan sabtu kemarin, pada saat
berkenalan dengan orang lain, bapak harus menyebutkan nama
lebih dahulu dan juga nama panggilan yang bapak sukai. Juga
bapak harus menjabat tangan teman yang diajak kenalan.”
“Nah sekarang, saya mengajak bapak berkenalan dengan teman
yang ada di ruangan ini.”
Memberi reinforcement terhadap keberhasilan yang telah dicapai.
“Ya, bagus. Coba bapak ulang sekali lagi.”
“Bagus sekali. Apakah bapak mengingat siapa nama kenalan
baru bapak?”
“Sekarang bapak bisa berbincang-bincang dengan kenalan baru
bapak.”
Mendiskusikan jadwal harian yang dapat dilakukan bersama os
dalam mengisi waktu.
“Saya harap, apa yang telah kita lakukan hari ini dapat bapak
ingat dan kalau bisa tetap dilatih setiap saat supaya bapak bisa
mempunyai banyak teman.”
39
40
STRATEGI PERTEMUAN
1. Diagnosa Keperawatan
Isolasi sosial : menarik diri
2. Pertemuan
SP 1
Berdiskusi dengan klien tentang keuntungan dan kerugian berinteraksi dengan
orang lain.
1. Implementasi Keperawatan
Fase Orientasi
P : Selamat pagi pak. Perkenalkan kami perawat dari Universitas Sari Mutiara
Indonesia, nama saya suster Pero, senang dipanggil suster, teman saya Dila,
Rodiah, Yosia,dan Osman, , kami berlima akan merawat bapak selama tiga
minggu ke depan. Nama bapak siapa? Senang dipanggil apa?
K : Saya Norman, senang dipanggil Norman.
P : Bagaimana perasaan bapak hari ini?
K : Baik suster.
P : Kami datang untuk bercakap-cakap dengan bapak. Kami ingin membicarakan
mengapa bapak tidak mau bergaul dengan teman yang ada di ruangan ini dan
membicarakan keuntungan dan kerugian berteman.Apakah bapak setuju?
K : Ya, suster.
P : Berapa lama kita akan bercakap-cakap? Dimana?
K : Terserah saja.
P : Baiklah. Kita akan bercakap-cakap selama 15 menit dan tempatnya di ruangan
ini saja ya.
K : Iya, suster.
Fase Kerja
P : Apa yang menyebabkan bapak tidak mau bergaul dengan klien yang berada di
ruangan ini. Kalau bisa coba bapak sebutkan alasannya?
41
K : Saya tidak mau bergaul dengan mereka karena pingin sendiri aja.
P : Oh, begitu pak, kalau kita bergaul dengan mereka, hal yang baik yang kita
ikuti, kalau yang buruk seperti berantem jangan diikuti. Kan alangkah lebih
senangnya jikalau kita bergaul dengan orang lain.
K : Iya (mengangguk.)
P : Baiklah, saya akan menjelaskan keuntungan mempunyai teman.
Keuntungannya itu bapakakan mendapat teman untuk bercakap-cakap, teman
untuk bertukar pikiran kalau ada masalah, kalau suntuk di ruangan bisa
bersenda gurau dengan teman. Kalau kerugiannya bapak tidak punya teman
untuk menyelesaikan masalah, bapak tidak bisa bersenda gurau kalau lagi
suntuk. Bagaimana, apa bapak mengerti?
K : Ya, suster.
P : Jadi, kan banyak kerugian tidak punya teman.
K : Iya suster.
P : Bagaimana perasaan bapak setelah tau tentang untung dan ruginya punya
teman?
K : Saya senang.
P : Coba sekarang bapak ulangi keuntungan dan kerugian tidak bergaul dengan
orang lain.
K : Keuntungannya punya teman bercakap-cakap, bertukar pikiran kalau ada
masalah, bisa bersenda gurau dengan teman.
Kalau kerugiannya tidak punya teman untuk menyelesaikan masalah, tidak
bisa bersenda gurau kalau suntuk.
P : Ya, benar. Jadi itu harus diingat ya Pak.
K : Iya suster.
Fase Terminasi
P : Bagaimana perasaan bapak setelah tahu keuntungan dan kerugian punya
teman?
K : Senang suster.
42
2. Evaluasi
S : Klien mengatakan mau diajak untuk berbicara dan menceritakan tentang
masalah tidak mau bergaul dan keuntungan serta kerugian mempunyai teman.
O : Klien tampak tenang dan mau menjawab pertanyaan yang diajukan dengan
singkat.
A : Masalah teratasi.
P : Intervensi dilanjutkan, pantau terus perkembangan klien.
SP 2
Mengajarkan klien cara berkenalan dengan orang lain
1. Implementasi Keperawatan
Fase Orientasi
P : Selamat pagi Pak…
K : Selamat pagi suster.
P : Bagaimana perasaannya hari ini?
K : Baik suster.
P : Apakah bapak masih mengingat kami?
K : Masih suster.
43
P : Bagus. Nah, sesuai dengan kontrak kita kemarin, kita akan berbincang-
bincang sebentar untuk membahas cara berkenalan dengan satu orang. Apakah
bapak bersedia?
K : Ya, saya bersedia suster.
P : Berapa lama kita akan bercakap-cakap? Bagaimana kalau 20 menit?
K : Baik suster.
P : bapak maunya kita berbincang-bincang dimana? Bagaimana kalau di depan
saja?
K : Baik suster.
Fase Kerja
P : Bagaimana Pak N, apakah bapak masih mengingat yang saya ajarkan
kemarin?
K : Ingat suster.
P : Kalau ingat, coba sebutkan keuntungan dan kerugian kalau punya teman.
K : Keuntungannya saya akan punya teman untuk bercakap-cakap, teman untuk
bertukar pikiran kalau ada masalah, kalau suntuk di ruangan bisa bersenda
gurau dengan teman.
Kalau kerugiannya saya tidak punya teman untuk menyelesaikan masalah,
saya tidak bisa bersenda gurau kalau lagi suntuk
P : Bagus. Apakah sudah dimasukkan ke jadwal kegiatan harian bapak?
K : Sudah .
P : Kalau begitu apakah Bapak ingin bergaul dengan orang lain?
K : Mau suster.
P : Jadi kalau mau berkenalan dengan orang lain itu, bapak harus menyebutkan
nama lengkap dan nama panggilan bapak terlebih dahulu sambil menjabat
tangan orang yang ingin dikenal.
K : Oh, begitu ya.
P : Iya pak. Contohnya saya akan peragakan, kemudian bapak nanti mencobanya
ya.
44
K : Iya suster.
P : Contohnya begini “Selamat pagi pak, perkenalkan nama saya Sr Peronika
senang dipanggil Sr.Pero Nama bapak siapa?”
Sekarang coba bapal yang memulai berkenalan.
K : Selamat pagi suster. Nama saya Norman, senang dipanggil Norman.Nama
suster siapa? Senang dipanggil apa?
P : Bagus, Pak. Setelah bapak berkenalan dengan orang tersebut, bapak bisa
melanjutkan percakapannya tentang hal-hal yang menyenangkan. Misalnya
tentang hoby Bapak.
K : Iya Suster.
P : Baik. Coba bapak berkenalan dengan klien ini.
K : Iya Suster.
“Selamat pagi bang, nama saya Norman, senang dipanggil Norman.Nama
abang siapa? Senang dipanggil apa?”
P : Ya, bagus sekali.
Fase Terminasi
P : Bagaimana perasaan bapak setelah kita bercakap-cakap dan berkenalan
dengan orang lain?
K : Senang suster.
P : Jadi, sudah berapa banyak orang yang bapak ajak kenalan selama hari ini?
K : Baru dua orang .
P : Bagus. Nama mereka masih diingat kan?
K : Masih suster. Nama teman yang satu Parjo dan yang satu lagi Simson.
P : Bagus. Kalau begitu kita masukkan ke dalam jadwal kegiatan bapak
ya.Apakah bapak mau?
K : Mau suster.
P : Baiklah, demikian dulu perbincangan kita hari ini ya pak, besok saya akan
kemari lagi. Kita akan membicarakan tentang melatih bercakap-cakap sambil
melakukan kegiatan harian. Apa bapak setuju?
45
K : Setuju suster.
P : Kira-kira besok jam beapa kita bertemu pak Norman? Tempatnya dimana?
K : Pukul 10.00 saja suster. Di ruangan ini.
P : Baiklah, Pak. Trimakasih ya Pak. Permisi. Selamat siang.
K : Selamat siang suster.
2. Evaluasi
S : Klien mengatakan kalau dia sudah mempunyai teman sebanyak dua orang.
O : Klien tampak mulai mencoba untuk berkenalan walau dengan malu-malu.
A : Masalahbelum teratasi.
P : SP 2 dilanjutkan besok, pantau terus perkembangan klien.
SP 2
Melatih Klien berkenalan dengan orang lain
1. Implementasi Keperawatan
Fase Orientasi
P : Selamat pagi Pak.
K : Pagi suster.
P : Bagaimana keadaan Bapak hari ini?
K : Baik suster.
P : Baiklah Pak Norman. Sesuai dengan kontrak kita yang kemarin, hari ini saya
ingin melihat lagi bagaimana Bapak mengajak orang lain untuk berkenalan.
Apa bapak bersedia?
K : Ya, saya bersedia suster.
P : Baik. Berapa lama kita akan berlatih Pak?
K : Ya seperti biasanya saja suster.
P : Baiklah Pak. Kita akan berlatih selama 15 menit ke depan, dan di ruangan ini.
K : Iya suster.
Fase Kerja
46
P : Bagaimana Pak Norman, apakah sudah ada lagi orang lain yang diajak
berkenalan?
K : Sudah Suster. Saya sudah mengenal 1 orang lagi.
P : Bagus. Apakah sudah dimasukkan ke dalam jadwal kegiatan harian bapak?
K : Sudah Suster.
P : Baiklah Pak. Nah, sekarang saya ingin bapak mengajak Pak Mantri ini untuk
berkenalan. Bagaimana?
K : Iya Suster, saya akan mempraktekkannya.
P : Ya bagus Pak. Ternyata Bapak sudah bisa melakukannya. Sekarang kita
masukkan ke dalam jadwal kegiatan Bapak ya. Jangan lupa ya Pak jam berapa
dilakukan dan berapa kali sehari.
Fase Terminasi
P : Bagaimana perasaan Bapak setelah perbincangan kita hari ini?
K : Senang suster.
P : Nah, sekarang coba Bapak ulangi apa saja kegiatan yang telah kita lakukan
hari ini.
K : Iya suster. Tadi saya sudah berkenalan dengan Pak mantri .
P : Wah, bagus. Kegiatan hari ini harus diingat ya Pak, jangan dilupakan.
K : Iya suster.
P : Baiklah Pak. Sampai disini pertemuan kita hari ini. Bagaimana kalau besok
kita bercakap-cakap lagi.Apa bapak setuju?
K : Iya suster.
P : Besok kita bertemu jam berapa? Dimana tempatnya?
K : Jam 10 saja suster. Kalau bisa di sini saja.
P : Baiklah Pak. Permisi. Selamat siang.
K : Selamat siang suster.
2. Evaluasi
S : Klien mengatakan sudah mempunyai teman di dalam ruangannya.
O : Klien tampak senang
47
A : Masalah teratasi
P : Intervensi dilanjutkan, pantau terus perkembangan klien.
SP 3
Melatih bercakap-cakap sambil melakukan kegiatan hariam
1. Implementasi Keperawatan
Fase Orientasi
P : Selamat pagi Pak.
K : Selamat pagi suster.
P : Bagaimana keadaan bapak hari ini?
K : Baik suster.
P : Baiklah Pak Norman. Sesuai dengan kontrak kita yang kemarin, hari ini kita
akan melanjutkan bercakap-cakap sambil melakukan kegiatan harian pak
norman. . Apa bapak bersedia?
K : Ya, saya bersedia suster.
P : Baik. Berapa lama kita akan berlatih pak?
K : Ya seperti biasanya saja suster.
P : Baiklah Pak Norman. Kita akan berlatih selama 20 menit ke depan, dan di
ruangan ini.
K : Iya suster.
Fase Kerja
P : Bagaimana Pak Norman, apakah enak rasanya bekerja mencuci piring sambil
bercakap-cakap?
K : Iya suster.
P : Bagus. Apakah sudah dimasukkan ke dalam jadwal kegiatan harian bapak?
K : Sudah Suster.
P : Ya, bagus Pak. Ternyata bapak sudah bisa melakukannya. Sekarang kita
masukkan ke dalam jadwal kegiatan bapak ya. Jangan lupa ya Pak jam berapa
dilakukan dan berapa kali sehari.
48
Fase Terminasi
P : Bagaimana perasaan Bapak Norman setelah melakukan kegiatan hari ini?
K : Senang sekali suster. Ternyata bekerja sambil bercakap-cakap menyenangkan
P : Nah, sekarang coba bapak ulangi apa saja kegiatan yang telah kita lakukan
hari ini.
K : Iya suster. Tadi saya sudah mencuci piring sambil bercakap-cakap dengan
suster
P : Wah, bagus. Kegiatan hari ini harus diingat ya Pak, jangan dilupakan.
K : Iya suster.
P : Baiklah Pak. Karena waktu kita sudah habis, maka kita sudahi pembicaraan
kita tentang mempraktekkan bekerja sambil berbincang- bincang.
K : Sampai jumpa besok
3. Evaluasi
S : Klien mengatakan senang bercakap-cakap sambil melakukan kegiatan harian.
O : Klien tampak senang mencuci piring sambil bercakap-cakap.
A : Masalah teratasi
P : Intervensi dilanjutkan, pantau terus perkembangan os.